Oleh:
Lu’lu’ Berlya Nabilah W.Q
P17110181032
Menyetujui Menyetujui
Ka. Instalasi Gizi Instruktur Klinik
Jombang,
i
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
1. Tujuan Umum..................................................................................2
2. Tujuan Khusus..................................................................................3
1. Bagi Institusi....................................................................................3
2. Bagi Mahasiswa...............................................................................3
1. Definisi Penyakit..............................................................................4
2. Klasifikasi.........................................................................................5
3. Etiologi.............................................................................................7
4. Patofisiologi.....................................................................................8
5. Gejala.............................................................................................11
6. Faktor Resiko.................................................................................14
B. Pengukuran Antropometri..................................................................18
C. Pemeriksaan Laboratorium................................................................18
ii
D. Pemeriksaan Fisik/klinis....................................................................19
E. Riwayat Gizi......................................................................................19
F. Riwayat Personal...................................................................................19
G. Diagnosis gizi.....................................................................................20
1. Domain Intake................................................................................20
2. Domain Behaviour.........................................................................20
3. Domain Clinic................................................................................20
1. Intervensi Gizi................................................................................20
2. Edukasi/Konseeling Gizi................................................................21
3. Implementasi..................................................................................22
BAB IV.............................................................................................................36
iii
D. Monitoring dan Evauasi Tingkat Konsumsi Energi dan Zat gizi.......38
A. Kesimpulan........................................................................................42
B. Saran..................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................44
LAMPIRAN.....................................................................................................46
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Klasifikasi diabetes mellitus...........................................................................5
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Konsep Patogenesis PPOK............................................................11
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Leaflet Diet DM B1 1700 Kkal...................................................46
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization) rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga
merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Menurut WHO (World Health Organization) rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga
merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang dikarakteristikkan
dengan hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun
keduanya. Hiperglikemia kronis pada diabetes melitus akan disertai dengan
kerusakan, gangguan fungsi beberapa organ tubuh khususnya mata, ginjal,
saraf, jantung, dan pembuluh darah. Walaupun pada diabetes melitus
ditemukan gangguan metabolisme semua sumber makanan tubuh kita,
kelainan metabolisme yang paling utama ialah kelainan metabolisme
karbohidarat. Oleh karena itu diagnosis diabetes melitus selalu berdasarkan
tingginya kadar glukosa dalam plasma darah.
DM dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi yang serius pada organ
tubuh seperti mata, ginjal, jantung, dan pembuluh darah. Untuk mencegah
komplikasi yang lebih serius adalah dengan diagnosis dini DM agar dapat
diberikan intervensi lebih awal. Oleh karena itu, penulis tertarik menggali
lebih dalam lagi bagaimana cara preanalitik dan interpretasi glukosa darah
untuk diagnosis Diabetes Melitus ini.
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah suatu penyakit pernafasan
umum yang mendunia dan dapat dicegah serta diobati dengan karakteristik
1
berupa adanya hambatan aliran udara dan gejala pernafasan yang persisten
berhubungan dengan ketidaknormalan aliran udara dan/atau alveolar yang
disebabkan oleh paparan gas atau partikel berbahaya (Gold, 2017, Kakarla
et.al., 2016, Soeroto dan Suryadinata, 2014). Hambatan aliran udara tersebut
bersifat progresif dan disebabkan oleh ketidaknormalan respon inflamasi paru
dalam menghirup gas atau partikel berbahaya, terutama disebabkan oleh asap
rokok.
Gejala klinis pada PPOK antara lain batuk, produksi sputum, sesak nafas dan
keterbatasan aktivitas. Faktor patofisiologi yang berkontribusi dalam kualitas
dan intensitas sesak nafas saat melakukan aktivitas pada pasien PPOK antara
lain kemampuan mekanis dari otot-otot inspirasi, meningkatnya volume
restriksi selama beraktivitas, lemahnya fungsi otototot inspirasi, meningkatnya
kebutuhan ventilasi relatif, gangguan pertukaran gas, kompresi jalan nafas
dinamis dan faktor kardiovaskuler. Oleh karena itu pasien PPOK cenderung
menghindari aktivitas fisik sehingga pasien mengurangi aktivitas sehari-hari
yang akhirnya akan menyebabkan immobilisasi, hubungan pasien dengan
lingkungan dan sosial menurun sehingga kualitas hidup menurun (Khotimah,
2013).
RSUD kabupaten Jombang melakukan kegiatan Manajemen Asuhan Gizi
Klinik bagi seluruh pasien, salah satunya untuk pasien dengan diagnosis DM
B1 serta, intervensi yang diberikan ialah melalui terapi diet dengan pemberian
makanan berupa Diet DM B1 dan terapi edukasi melalui konseling gizi kepada
pasien dan keluarganya mengenai prinsip diet DM B1
B. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan manajemen asuhan gizi
klinik pada pasien Diabetes Mellitus disertai Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK) di bagian Ilmu Penyakit Dalam Ruang Gatutkaca RSUD Kabupaten
Jombang
2
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan kegiatan skrining gizi awal pada pasien Diabetes Mellitus
disertai Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
1. Bagi Institusi
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit
khususnya untuk diet pasien
2. Bagi Mahasiswa
Melatih diri dalam melakukan skrining gizi pasien, melakukan
perencanaan dan mengimplementasikan rencana asuhan gizi,
menentukan diagnosa gizi serta memperluas wawasan tentang ilmu gizi
klinik
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Penyakit
1. Definisi Penyakit
Definisi penyakit Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Menurut PERKENI, 2011
seseorang dapat didiagnosa diabetes melitus apabila mempunyai gejala klasik
seperti poliuria, polidipsi dan polifagia disertai dengan kadar gula darah
sewaktu 200 mg/dl dan gula darah puasa 126 mg/dl (Soelistijo, 2015).
Terdapat 4 klasifikasi diabetes mellitus berdasarkan patofisiologi yang
mendasari, yaitu diabetes tipe 1, tipe 2, tipe lain dan diabetes melitus
gestasional.
4
disebabkan oleh penyakit lainnya. Emfisema adalah kelainan anatomis paru
yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal pada bronkiolus terminal,
disertai dengan kerusakan dinding alveolus. Tidak jarang penderita bronkitis
kronik juga memperlihatkan tanda-tanda emfisema, termasuk penderita asma
persisten berat dengan obstruksi jalan napas yang tidak reversibel penuh, dan
memenuhi kriteria PPOK.
2. Klasifikasi
Tabel 1. Klasifikasi diabetes mellitus
Klasifikasi Diabetes Melitus
Tipe 1 Diabetes tipe 1 (Destruksi sel, umumnya
mengarah kepada defisiensi insulin absolut)
a. Autoimun
b. Idiopathik
Tipe 2 Diabetes tipe 2 (predominan resistensi insulin
dengan defisiensi insulin relative hingga
predominan defek sekresi dengan resistensi
insulin)
Tipe Lain a) Defek genetik dari fungsi sel beta
b) Defek genetik kerja insulin
c) Penyakit eksokrine pankreas
d) Endokrinopati
e) Imbas obat atau zat kimia
f) Infeksi
g) Jenis tidak umum dari diabetes yang
diperantarai imun
h) Sindrom genetik lainnya yang kadang
berhubungan dengan DM
Diabetes Mellitus Ditandai dengan intoleransi glukosa yang
Gestasional muncul selama kehamilan (trimester kedua
atau ketiga), resiko diabetes gestasional
disebabkan obesitas, iwayat pernah
mengalami diabetes gestional, glikosuria atau
riwayat keluarga.
5
Tabel 2. Klasifikasi penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK )
Klasifikasi penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK )
Derajat Klinis Faal Paru
Derajat I : PPOK Gejala batuk kronik VEP1 VEP /KVP <
Ringan dan produksi sputum 70% 1 Derajat II :
ada tetapi tidak ≥80% prediksi
sering. Pada derajat
ini pasien sering tidak
menyadari bahwa faal
paru mulai menurun
Derajat II : PPOK Gejala sesak mulai VEP1 50% < VEP
Sedang dirasakan saat /KVP < 70% 1 < 80%
aktivitas dan kadang prediksi
ditemukan gejala
batuk dan produksi
sputum. Pada derajat
ini biasanya pasien
mulai memeriksakan
kesehatannya
Derajat IV : PPOK Gejala di atas VEP1 VEP /KVP <
Sangat Berat ditambah tanda-tanda 70% 1 < 30% prediksi
gagal napas atau atau VEP1 < 50%
gagal jantung kanan prediksi disertai gagal
dan ketergantungan napas kronik
oksigen. Pada derajat
ini kualitas hidup
pasien memburuk dan
jika eksaserbasi dapat
mengancam jiwa
Sumber: PDPI. Klasifikasi. Dalam : PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik)
Diagnosis dan Penatalaksanaan. Edisi Juli 2011; h.30
6
3. Etiologi
a. Etiologi Diabetes Mellitus
Pada penderita diabetes mellitus pangaturan sistem kadar gula darah terganggu
insulin tidak cukup mengatasi dan akibatnya kadar gula dalam darah
bertambah tinggi. peningkatan kadar glukosa darah akan menyumbat seluruh
sistem energi dan tubuh berusaha kuat mengeluarkannya melalui ginjal.
Kelebihan gula dikeluarkan didalam air kemih ketika makan makanan yang
banyak kadar gulanya. Peningkatan kadar gula dalam darah sangat cepat pula
karena insulin tidak mencukupi jika ini terjadi maka terjadilah diabetes
mellitus. (Tjokroprawiro, 2006 ). Insulin berfungsi untuk mengatur kadar gula
dalam darah guna menjamin kecukupan gula yang disediakan setiap saat bagi
seluruh jaringan dan organ, sehingga proses-proses kehidupan utama bisa
berkesinambungan. Pelepasan insulin dihambat oleh adanya hormon – hormon
tertentu lainnya, terutama adrenalin dan nonadrenalin, yang dihasilkan oleh
kelenjar-kelenjar adrenal, yang juga dikenal sebagai katekolamin, dan
somatostatin.(Bogdan Mc Wright, MD. 2008).
Faktor risiko PPOK di seluruh dunia yang paling banyak ditemui adalah
merokok tembakau. Selain jenis tembakau, (misalnya pipa, cerutu, dan ganja)
juga merupakan faktor risiko PPOK. PPOK tidak hanya berisiko bagi perokok
aktif saja namun juga bisa berisiko bagi perokok pasif yang terkenan pajanan
asap rokok.
Selain itu faktor - faktor yang berpengaruh pada perjalanan dan perburukan
PPOK antara lain:
1. Faktor genetik
7
5. Faktor sosial ekonomi
7. Bronkitis kronis
4. Patofisiologi
a. Patofisiologi Diabetes Mellitus
8
dipergunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon
yang dikeluarkan oleh sel beta di pankreas.
Pada DM type II jumlah insulin normal, malah mungkin lebih banyak tetapi
jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang.
Reseptor insulin ini dapat di ibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk ke
dalam sel. Pada keadaan tadi lubang kuncinya yang kurang, hingga meskipun
anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor)
kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga sel akan
kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa di dalam pembuluh darah
meningkat (Suyono, 2004).
Efek samping insulin adalah penambahan berat badan yang mungkin diduga
karena tiga penyebab :
2). Ketika kontrol terdapat glisemia yang baik mulai dicapai karena adanya
terapi insulin, sedikit gula yang hilang didalam urin.
Saluran napas dan paru berfungsi untuk proses respirasi yaitu pengambilan
oksigen untuk keperluan metabolisme dan pengeluaran karbondioksida dan air
sebagai hasil metabolisme. Proses ini terdiri dari tiga tahap, yaitu ventilasi,
difusi dan perfusi. Ventilasi adalah proses masuk dan keluarnya udara dari
dalam paru. Difusi adalah peristiwa pertukaran gas antara alveolus dan
pembuluh darah, sedangkan perfusi adalah distribusi darah yang sudah
teroksigenasi. Gangguan ventilasi terdiri dari gangguan restriksi yaitu
gangguan pengembangan paru serta gangguan obstruksi berupa perlambatan
aliran udara di saluran napas. Parameter yang sering dipakai untuk melihat
gangguan restriksi adalah kapasitas vital (KV), sedangkan untuk gangguan
obstruksi digunakan parameter volume ekspirasi paksa detik pertama (FEV1),
9
dan rasio volume ekspirasi paksa detik pertama terhadap kapasitas vital paksa
(FEV1/FVC).
10
Konsep patogenesis PPOK
Sumber: PDPI. Klasifikasi. Dalam : PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) Diagnosis dan Penatalaksanaan. Edisi Juli
2011
5. Gejala
a. Gejala Diabetes Mellitus
Gejala penyakit diabetes mellitus dapat digolongkan menjadi dua yaitu gejala
akut dan gejala kronik.
2). Ketoasidosis diabetik yang diartikan sebagai keadaan tubuh yang sangat
kekurangan insulin dan bersifat mendadak akibat infeksi, luka suntik insulin,
pola makan yang terlalu besar atau setres.
3). Koma hiposmoler non kronik yang diakibatkan adanya dehidrasi berat,
hiotensi, dan shock. Gejala penyakit diabetes melitus dari satu penderita ke
penderita yang lain tidaklah selalu sama tetapi terhadap keluhan yang
umumnya timbul seperti banyak makan (polifagia), banyak minum
(polidipsia), dan banyak kencing (poliuria). Apabila keadaan tersebut tidak
segera diobati maka lama kelamaan mulai timbul gejala yangdisebabkan oleh
11
kurangnya insulin. Kurangnya insulin menyebabkan gejala yang timbul hanya
polidipsia, poliuria, penurunan berat badan dengan cepat, mudah lelah, dan
nafsumakan berkurang. (Tjokroprawito,2006)
Gejala PPOK terutama berkaitan dengan respirasi. Keluhan respirasi ini harus
diperiksa dengan teliti karena seringkali dianggap sebagai gejala yang biasa
terjadi pada proses penuaan. Berikut ini adalah gejala-gejala klinis yang
berkitan dengan PPOK :
Batuk kronik
Batuk kronik adalah batuk hilang timbul selama lebih dari 3 bulan yang
berlangsung selama lebih dari 2 tahun yang tidak hilang dengan pengobatan
yang diberikan. Kadang-kadang pasien menyatakan hanya berdahak terus
menerus tanpa disertai batuk
12
Sesak napas
Sesak napas merupakan gejala yang sering dikeluhkan pasien terutama pada
saat melakukan aktivitas. Seringkali pasien sudah mengalami adaptasi dengan
sesak napas yang bersifat progresif lambat sehingga sesak ini tidak dikeluhkan.
Mengi
Ronkhi
Penurunan aktivitas
13
ditemukan kelemahan otot perifer disebabkan oleh hipoksia, hiperkapnia,
inflamasi dan malnutrisi kronis.
6. Faktor Resiko
a. Faktor Resiko Diabetes Mellitus
a.Usia
Menurut Hugeng dan Santos (2017), riwayat keluarga atau faktor keturunan
merupakan unit informasi pembawa sifat yang berada di dalam kromosom
sehingga mempengaruhi perilaku. Adanya kemiripan tentang penyakit DM
yang di derita keluarga dan kecenderungan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan adalah contoh pengaruh genetik. Responden yang memiliki
keluarga dengan DM harus waspada. Resiko menderita DM bila salah satu
orang tuanya menderita DM adalah sebesar 15%. Jika kedua orang-tuanya
memiliki DM adalah 75% (Diabetes UK, 2010).
c. Riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir bayi > 4000 gram atau
pernah menderita DM saat hamil (DM Gestasional)
14
pengobatan dan pemeriksaan sehingga sulit dalam mengontrol kadarbula
darahnya dapat memengaruhi emosi penderita (Nabyl, 2012).
Salah satu cara untuk mengetahui kriteria berat badan adalah dengan
menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT). Berdasarkan dari BMI atau kita
kenal dengan Body Mass Index diatas, maka jika berada diantara 25-30, maka
sudah kelebihan berat badan dan jika berada diatas 30 sudah termasuk
obesitas.
Menurut Nabyl (2012), ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mengurangi berat badan yaitu : 1) Makan dengan porsi yang lebih kecil 2)
Ketika makan diluar rumah, berikan sebagian porsi untuk anda untuk teman
atau anggota keluarga yang lain. 3) Awali dengan makan buah atau sayuran
setiap kali anda makan. 4) Ganti snack tinggi kalori dan tinggi lemak dengan
snack yang lebih sehat
Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur sangat bermanfaat bagi
setiap orang karena dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat
badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses
penuaan. Olahraga harus dilakkan secara teratur. Macam dan takaran olahraga
berbeda menurut usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan kondisi kesehatan.
Jika pekerjaan sehari-hari seseorang kurang memungkinkan gerak fisik,
upayakan berolahraga secara teratur atau melakukan kegiatan lain yang setara.
Kurang gerakatau hidup santai merupakan faktor pencetus diabetes (Nabyl,
2012).
c) Merokok
Penyakit dan tingginya angka kematian Hasil uji statistik menunjukkan ada
hubungan antara merokok dengan kejadian DM tipe (p = 0,000). Hal ini
15
sejalan dengan penelitian oleh Houston yang juga mendapatkan bahwa
perokok aktif memiliki risiko 76% lebih tinggi terserang DM Tipe 2 dibanding
dengan yang tidak (Irawan, 2010). Dalam asap rokok terdapat 4.000 zat kimia
berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat
adiktif dan yang bersifat karsinogenik.
Jika tekanan darah tinggi, maka jantung akan bekerja lebih keras dan resiko
untuk penyakit jantung dan diabetes pun lebih tinggi. Seseorang dikatakan
memiliki tekanan darah tinggi apabila berada dalam kisaran > 140/90 mmHg.
Karena tekanan darah tinggi sering kali tidak disadari, sebaiknya selalu
memeriksakan tekanan darah setiap kali melakukan pemeriksaan rutin (Nabyl,
2012).
1. Polusi Udara
16
Infeksi saluran respirasi telah diteliti sebagai faktor risiko potensial dalam
perkembangan dan progresivitas PPOK pada orang dewasa, terutama infeksi
saluran nafas bawah berulang. Infeksi saluran respirasi pada masa anak-anak
juga telah dinyatakan sebagai faktor predisposisi potensial pada perkembangan
akhir PPOK
BAB III
GAMBARAN UMUM PASIEN
17
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 82 tahun
B. Pengukuran Antropometri
BBA : 56 kg
TB : 170 cm
C. Pemeriksaan Laboratorium
Kalium : 3,34 (3,50-4,50 g/dL) (↓)
Hb : 10,9 (11,7-15,5)(↓)
D. Pemeriksaan Fisik/klinis
1. Fisik :
- Compos mentis
18
2. Klinis :
- Nadi : 80x/mnt
- TD : 140/90
- Suhu : 36 ºC
E. Riwayat Gizi
19
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Sebelum masuk rumah sakit tanggal 28 februari 2021, Ny. S mengeluh Batuk
hingga sesak nafas. Gejala batuk dan sesak nafas ini merupakan indikasi gejala
utama yang dialami oleh pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK)
G. Diagnosis gizi
1. Domain Intake
NI. 1.4. kekurangan intake energi berkaitan dengan penurunan nafsu makan
pasien ditandai dengan asupan 76%.
2. Domain Behaviour
NB. 1.1 Pengetahuan tentang makanan dan zat gizi kurang berkaitan dengan
kurangnya informasi dan belum memahami tentang diet (DM,B1)ditandai
dengan kebiasaan px yang sering mengkonsumsi jeroan (hati ayam), makanan
yang digoreng
3. Domain Clinic
NC. 2.2 Perubahan nilai laboraturium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan
gangguan pernafasan ditandai dengan nilai Natrium, klorida, Kreatinin,
glukosa dalam darah tinggi dan hematokrit,Hb dalam darah rendah
1. Intervensi Gizi
a. Tujuan Intervensi
- Menurunkan kadar gula darah menjadi normal
- Menurunkan gula dalam urine
- Mepertahankan berat badan normal
- Mencegah/memperlambat timbulnya komplikasi
b. Prinsip Diet
- cukup energi
- tinggi protein
- cukup lemak
- karbohidrat rendah
- cukup serat
20
c. Syarat Diet
- Energi diberikan sebesar 1700 kkal
- Lemak diberikan 38,8 gram
- Protein tinggi yaitu 87,5 gram
- Karbohidrat sedang yaitu 196,8 gram
- Serat dianjuran 20-25 g per hari berasal dari berbagai sumber
bahan makanan
- Natrium dianjurkan <2300 mg per hari.
d. Perhitungan kebutuhan
- BB = 56 kg
- TB = 170 cm
- Umur = 82 tahun
- Wanita = BBA x 25 kalori/kg
= 56 x 225 = 1400 kalori
- Koreksi penyesuaian
- Umur > 40 th : -5% x 1400 = -70 kalori
- Aktivitas ringan : +10% x 1400 = +140 kalori
- Stres metabolik : +20% x 1400 = +280 kalori
= 1750 kalori
- Protein = (20% x 1750) :4
= 87,5 gr
- Lemak = (20% x 1750) : 9
= 38,8 gr
- Karbo = (45% x 1750) : 4
= 196,8 gr
2. Edukasi/Konseeling Gizi
- konseling gizi mengenai diet yang diberikan
e. judul : Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Diet
Diabetes Mellitus tipe B1
f. Pokok Bahasan : Pemilihan bahan makanan yang tepat untuk
pasien diabetes mellitus tipe B1
g. Sub Pokok : Gambaran Umum penyakit diabetes
21
Mellitus
Tujuan Diet DM B1 untuk pasien
Bahan makanan yang dianjurkan dan
tidak
dianjurkan (dibatasi)
h. Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di Ruang Gatutkaca
i. Hari, Tanggal : 04-03-2021
j. Waktu : 15 menit
k. Tempat : Ruang Gatutkaca RSUD Kabupaten Jombang
l. Metode : tanya jawab dan diskusi
m. Alat dan Bahan : leaflet
3. Implementasi
a. Ny. S diberikan diet DM B1 dengan energi sebesar 1700 kkal, protein
diberikan sebesar 87,5 gram, lemak diberikan sebesar 38,8 gram, dan
karbohidrat diberikan sebesar 196,8 gram. Makanan diberikan dalam
bentuk nasi tim dengan rute secara oral dan dengan frekuensi
pemberian 3 kali makan utama dan 3 kali makan snack atau selingan.
Oerencanaan dan pengmatan dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 2
Maret 2021 hingga tanggal 4 Maret 2021.
22
38,8 gram, Kh : RS
196,8 gram)
Antropometri Estimasi Awal Hasil IMT dalam
dengan pengamatan kategori normal,
menggunaan tidak menunjukkan
perhitungan penurunan berat
IMT badan
Fisik Klinis Observasi Tiga hari Mengurangi
secara langsung intervernsi keluhan utama
dan melihat pasien, memantau
data rekam TTV dalam
medis pasien keadaan normal
(stabil)
Biokimia Pemantauan Awal Nilai Laboratorium
(kreatinin, hasil pengamatan Normal
glukosa, laboratorium sampai
hematokrit, Hb) (dalam rekam dengan hari
medis) ke 3
pengamatan
23
J. Tabel Pelayanan Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
Nama:Ny. S Jenis Kelamin:Perempuan
Usia:82 No. Register:50 89 89
Tanggal MRS:25-02-2021 Diagnosis Medis:ppok exaserbasi akut
Assesment Rencana
Diagnosa Gizi Rencana Intervensi Monitoring
Data Dasar Identifikasi Masalah
Evaluasi
1. Diagnosis medis :
Ppok exaserbasi akut
2. Keluhan utama :
- batuk
- lemah
- sesak
3. Riwayat penyakit :
a. Sekarang :
Ppok exaserbasi akut
b. Dahulu :
- diabetes mellitus
4. Skrining gizi :
a. Riwayat makan
24
Sekarang :
- .Diet DM B1 1700 kkal FH. 1.2.1.2 JumlahNI. 1.4. kekurangan intake FH. 1.2.1.2
Recall : asupan makan kurang energi berkaitan dengan jumlah asupan
Asupan kalori 1249 kkal, penurunan nafsu makan pasienND. 1.2 modifikasimakan
asupan recall 76% ditandai dengan asupan recalldistribusi, jenis atau jumlah
Dahulu : 76% makanan dan zat gizi pada
- Menyukai jeroan (hati ayam) waktu makan atau pada
- Menyukai Tahu, tempe goreng waktu khusus dengan
- Makan 2 kali sehari FH. 1.2.1.2 diberikan diet DM B1 1700
Kebiasaan makan kkal FH. 1.2.1.2
kurang tepat. NB. 1.1 Pengetahuan tentang Kebiasaan
makanan dan zat gizi kurang makan, ketepatan
berkaitan dengan kurangnya diet
informasi dan belum memahamiE. 1.4 kaitan gizi dengan(jadwal,jumlah,
tentang diet (DM,B1)ditandaikesehatan/penyakit jenis),Cara
dengan kebiasaan px yang(kaitan gizi dengan penyakitpengolahan.
sering mengkonsumsi jeroanyang diderita pasien)
(hati ayam), makanan yang
digoreng .
25
Assesment Rencana
Diagnosa Gizi Rencana Intervensi Monitoring
Data Dasar Identifikasi Masalah
Evaluasi
b. Antropometri : AD. 1.1.5
- BB : 56 IMT dalam kategori
- TB : 170 Normal
IMT : 19,37 (Normal)
c. Biokimia : BD.1.2.5
- Kalium : 3,34 (3,50-4,50 Kadar natrium dalam
g/dL) (↓) darah tinggi NC. 2.2 BD. 1.2.5
- Hematokrit : 34,2 (35 – 47) BD. 1.2.2 Perubahan nilai laboraturium Kadar Natrium
RC 1.1 Pertemuan tim
(↓) Kadar kreatininterkait zat gizi khusus berkaitan BD. 1.2.2
- Natrium : 149,4 (135-145 pg) dalam darah tinggi dengan gangguan fungsi Kadar kreatinin
(↑) BD. 1.5.1 jantung ditandai dengan nilai BD. 1.5.1
- Kreatinin : 1,62 ( 0,66-1,10 Kadar glukosa dalamnatrium, klorida, Kreatinin, Kadar glukosa
mg/dL)(↑) darah tinggi glukosa tinggi dan hematoktrit, BD.1.10.1
- Glukosa dalam sewaktu: 214 BD.1.10.1 Hb dalam darah rendah Kadar Hb
(<200 mg/dL) (↑) Kadar Hb dalam
- Hb : 10,9 (11,7-15,5)(↓) darah rendah
- Urea 49,4 (13,0 – 43,0) (↑)
d. Fisik klinis :
26
Fisik :
- Compos mentis
Klinis :
- Nadi : 80 x/mnt
- TD : 140/90
- Suhu : 36
e. Riwayat personal/keluarga pasien
Riwayat sosial :
-
27
K. Tabel Monitoring dan Evaluasi
CATATAN ASUHAN GIZI
RESUME PAGT
(Monitoring Dan Evaluasi)
Nama : Ny. S Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 82 tahun Nomor Registrasi : 50 89 89
Tgl Antropometr Biokimia Fisik/klinis Riwayat makan Edukasi Identifikasi Rencana tindak lanjut
i Pemeriksaan N masalah baru
28/ BB : 56 kg Hb : 10,9 11,7 – 15,5 Sesak nafas Asupan kalori 1. Makanan 1. Kadar Hb, Pemberian diet Diet DM B1
02/ TB : 170 cm g/dl g/dl 1249 kkal, dengan indeks Hct, K
21 (rendah) TD : 140/90 asupan recall glikemik rendah rendah dan Bentuk makanan: lunak
IMT : 19,37 35-47% mmHg 76% 2. Prinsip 3J (tepat kadar GDS,
(Normal) Hematokrit: (tinggi) jumlah, jadwal, Kreatinin, Cara pemberian: Oral
34,2% jenis) Urea tinggi
(rendah) N : 86 3. Pedoman gizi 2. Pasien Frekuensi pemberian: 3x makan
<200 mg/dl x/menit seimbang mengalami utama, 3x selingan
Glukosa (normal) 4. Makanan yang sesak napas
darah dianjurkan dan dan TD dan
sewaktu: 214 S : 36C dihindari RR tinggi
mg/dl 0,66 – 1,10 (normal) 5. Diet yang 3. Asupan
28
(tinggi) mg/dl dijalankan makan
RR : 28 pasien pasien
Kreatinin: 13,0 – 43,0 x/menit 6. Penyakit yang kurang
1,62 mg/dl mg/dl (tinggi) diderita pasien
(tinggi)
3,50 – 4,50
Urea: 49,4 mmol/l
mg/dl
(tinggi)
13,0-148,0
Kalium: 3,34 mmol/l
mmol/l
(rendah)
Natrium:
149,4 mol/l
(tinggi)
02/ Tidak Glukosa <200 mg/dl Sesak nafas + Asupan kalori 1. Makanan 1. Kadar GDS Pemberian diet Diet DM B1
03/ dilakukan darah batuk 1215 kkal, dengan indeks tinggi
29
21 pengukuran sewaktu: 219 asupan recall glikemik rendah 2. Pasien Bentuk makanan: lunak
mg/dl TD : 120/80 <80% 2. Prinsip 3J (tepat mengalami
(tinggi) mmHg jumlah, jadwal, sesak napas Cara pemberian: Oral
(normal) jenis) dan RR
3. Pedoman gizi tinggi Frekuensi pemberian: 3x makan
N : 84 seimbang utama, 3x selingan
x/menit 4. Makanan yang
(normal) dianjurkan dan
dihindari
S : 36C 5. Diet yang
(normal) dijalankan
pasien
RR : 24 6. Penyakit yang
x/menit diderita pasien
(tinggi)
03/ Tidak Bilirubin <0,4 mg/dl Sesak nafas + Asupan kalori 1. Makanan 1. Pasien Pemberian diet Diet DM B1
03/ dilakukan direk: 0,22 batuk 1230 kkal, dengan indeks mengalami
21 pengukuran mg/dl berkurang asupan recall glikemik rendah sesak napas Bentuk makanan: lunak
(normal) <80% 2. Prinsip 3J (tepat Dan RR
30
TD : 120/80 jumlah, jadwal, tinggi Cara pemberian: Oral
Glukosa <200 mg/dl mmHg jenis)
darah (normal) 3. Pedoman gizi Frekuensi pemberian: 3x makan
sewaktu: 172 seimbang utama, 3x selingan
mg/dl N : 88 4. Makanan yang
(normal) x/menit dianjurkan dan
(normal) dihindari
5. Diet yang
S : 36C dijalankan
(normal) pasien
6. Penyakit yang
RR : 24 diderita pasien
x/menit
(tinggi)
04/ Tidak Tidak batuk Asupan kalori 1. Makanan - Pemberian diet Diet DM B1
03/ dilakukan dilakukan berkurang 1.330 kkal, dengan indeks
21 pengukuran pengukuran asupan recall glikemik rendah Bentuk makanan: lunak
TD : 120/80 <80% 2. Prinsip 3J (tepat
mmHg jumlah, jadwal, Cara pemberian: Oral
(normal) jenis)
31
3. Pedoman gizi Frekuensi pemberian: 3x makan
N : 84 seimbang utama, 3x selingan
x/menit 4. Makanan yang
(normal) dianjurkan dan
dihindari
S : 36C 5. Diet yang
(normal) dijalankan
pasien
RR : 20 6. Penyakit yang
x/menit diderita pasien
(normal)
32
L. Perencanaan Menu Sehari
Diet : Diet DM B1 bentuk nasi tim
Energi : 1700 kkal
Protein : 87,5 gr
Lemak : 38,88 gr
Karbohidrat : 196,8 gr
a. Pembagian Menu Sehari
Tabel 4. Pembagian Menu Sehari Pengamatan Hari 1 Tanggal 2 Maret 2021
Diet DM B1 1.700 kkal
Menu Pagi Snack Menu Snack Makan Sore Snack
pagi Siang Siang Sore
20% dari TE= 10% dari 30% 10% 20% dari 10%
350 kkal TE= dari dari TE=350kkal dari
175kkal TE= 525 TE= TE=
kkal 175 175
kkal kkal
Nasi tim Susu skim Nasi tim Susu Nasi tim Susu
Kare wortel Lele Ayam saos
Pepaya skim skim
bioemkol fillet kecap
pepaya Pisang
goreng
tepung
Empal bacem Asem Sup
labu makaroni
siam kacang
terung panjang +
wortel
Tempe goreng Gadon Tim tahu
tahu
Perkedel Rempah
kentang daging
33
Tabel 5. Pembagian Menu Sehari Pengamatan Hari 2 Tanggal 3 Maret 2021
Diet DM B1 1.700 kkal
Menu Snack Menu Snack Makan Snack
Pagi pagi Siang Siang Sore Sore
20% 10% 30% dari 10% dari 20% dari 10% dari
dari dari TE= 525 TE= 175 TE=350kk TE= 175
TE= TE= kkal kkal al kkal
350 175 kkal
kkal
Nasi tim Susu Nasi tim Susu skim Nasi tim Susu skim
Telur Relade Patin
skim pepaya Pisang
tumis daging kuning
pisang
tomat bungkus kemangi
hijau kembang
tahu
Tumis sup oyong SG manisa
kacang jagung daun kucai
panjang bakso 1 + telur
wortel puyuh 2
tempe Ca tempe Tempe
daun prei mendoan
34
kkal TE= TE= TE= 175 al kkal
175 kkal 525 kkal
kkal
Nasi tim Susu Nasi Susu Nasi tim Susu skim
skim tim skim Pisang
Tumis Dori Ayam
pisang melon
ayam goreng kecap
bawang tepug bawang pre
bombay bumbu
sarden
Tumis Bening Sup timlo
buncis bayam bakso
baby corm manisa
jagung
Ca tempe Tahu Tempe
saos tiram pepes asam manis
kemang
i
daging
35
BAB IV
Tanggal
Hari ke Antropometri Hasil Kategori
pengamatan
BB : 56
1. 28/02/2021 IMT : 19,37 Normal
TB : 150
BB : 56
2. 01/03/2021 IMT : 19,37 Normal
TB : 150
BB : 56
3. 02/03/2021 IMT : 19,37 Normal
TB : 150
BB : 56
4. 03/03/2021 IMT : 19,37 Normal
TB : 150
36
tidak dapat dilakukan setiap hari, pemeriksaan laboratorium disesuaikan
dengan kondisi tingkat keparahan diagnosis penyakit yang dialami oleh Ny. S.
berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, hasil pemeriksaan
laboratorium dilakukan pada awal Ny S masuk Rumah sakit, dan pada hari ke
2 dan ke 3. Berikut hasil monitoring dan evaluasi pemmerikaan laboratorium
biokimia
37
Lemah -
2. 03-03-2021 Batuk +
Sesak -
Lemah -
3. 04-03-2021 Batuk +
Sesak -
Lemah -
Keterangan : (+) = ada
(-) = tidak ada
O. Monitoring dan Evauasi Tingkat Konsumsi Energi dan Zat gizi
Tabel 10. Hasil monitoring data riwayat makan hari ke-1
Monitoring Hari ke-1
Energi Protein Lemak Karbohidrat (g)
(kkal) (g) (g)
Asupan 1215 74 36 140
Kebutuhan 1700 87,5 39 197
Tk. Konsumsi(%) 71,47 % 84,57 % 97 % 71,06 %
kategori Defisit Defisit normal Defisit tingkat
tingkat tingkat sedang
sedang ringan
(depkes RI 1996)
Monitoring ini dilakukan untuk mengetahui respon dari Ny. S
terhadap interversi yang diberikan dengan melakukan pemantauan
terhadap tingkat konsumsi energi dan zat gizi. Pada pengamatan hari ke 1
total asupan energi Ny. S sebesar 1215 kkal dengan tingkat konsumsi
71,47% dari total kebutuhan Ny. S yaitu 1700 kkal dan termasuk kedalam
kategori defisit tingkat sedang. Total asupan zat gizi protein sebesar 74 gr
dengan tingkat konsumsi 84,57% dari total kebutuhn yaitu 87,5 gr dan
termasuk dalam kategori defisit tingkat ringn. Total asupan zat gizi lemak
sebesar 36 gr dengan tingkat konsumsi 97% dari total kebutuhan yaitu
sebesar 39 gr dan termasuk dalam kategori normal. Total asupan zat gizi
karbohidrat sebesar 140 gr dengan tingkat konsumsi 71,06% dari total
kebutuhan yaitu 197 gr dan dalam kategori defisit tigkat sedang. Evaluasi
dilakukan dengan membandingkan data energi dan zat gizi pengamatan
hari ke 1. Monitoring dan evaluasi dilakukan selama 3 hari. Berikut hasil
monitoring dan evaluasi tingkat kkonsumsi energi dan zat gizi
Tabel 11. Hasil monitoring data riwayat makan hari ke-2
38
Monitoring Hari ke-2
Energi Protein Lemak Karbohidrat (g)
(kkal) (g) (g)
Asupan 1230 76 36 166
Kebutuhan 1700 87,5 39 197
Tk. Konsumsi(%) 72,35 % 86,85% 92,30% 84,26%
kategori Defisit Defisit normal Defisit tingkat
tingkat tingkat ringan
sedang ringan
(depkes RI 1996)
Pada pengamatan hari ke 2 total asupan energi Ny. S sebesar 1230
kkal dengan tingkat konsumsi 72,35% dari total kebutuhan Ny. S yaitu
1700 kkal dan termasuk kedalam kategori defisit tingkat sedang. Total
asupan zat gizi protein sebesar 76 gr dengan tingkat konsumsi 86,85% dari
total kebutuhan yaitu 87,5 gr dan termasuk dalam kategori defisit tingkat
ringn. Total asupan zat gizi lemak sebesar 36 gr dengan tingkat konsumsi
97% dari total kebutuhan yaitu sebesar 39 gr dan termasuk dalam kategori
normal. Total asupan zat gizi karbohidrat sebesar 166 gr dengan tingkat
konsumsi 84,26% dari total kebutuhan yaitu 197 gr dan dalam kategori
defisit tigkat riingan. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan data
energi dan zat gizi pengamatan hari ke 1 dan ke 2. Monitoring dan
evaluasi dilakukan selama 3 hari. Berikut hasil monitoring dan evaluasi
tingkat kkonsumsi energi dan zat gizi
39
Pada pengamatan hari ke 3 total asupan energi Ny. S sebesar 1329
kkal dengan tingkat konsumsi 78,17% dari total kebutuhan Ny. S yaitu
1700 kkal dan termasuk kedalam kategori defisit tingkat sedang. Total
asupan zat gizi protein sebesar 80 gr dengan tingkat konsumsi 91,42% dari
total kebutuhan yaitu 87,5 gr dan termasuk dalam kategori normal. Total
asupan zat gizi lemak sebesar 31 gr dengan tingkat konsumsi 79,42% dari
total kebutuhan yaitu sebesar 39 gr dan termasuk dalam kategori defisit
tingkat sedang. Total asupan zat gizi karbohidrat sebesar 183 gr dengan
tingkat konsumsi 92,84% dari total kebutuhan yaitu 197 gr dan dalam
kategori normal. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan data energi
dan zat gizi pengamatan hari ke 1, ke 2 dan ke 3.
Tabel 13. Rata-rata asupan energi dan zat gizi
Pengamatan hari ke- Energi Protein Lemak Karbohidrat
1 1215 74 36 140
2 1230 76 36 166
3 1329 80 31 183
Total 3774 230 103 489
Rata-rata 1258 76,6 34,3 163
Kebutuhan 1700 87,5 39 197
%Kebutuhan 74% 87,5% 87,9% 82,7%
Kategori Defisit Defisit Defisit Defisit tingkat
tingkat tingkat tingkat ringan
sedang ringan ringan
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Diagnosa Medis pasien : PPOK Exaserbasi Akut
2. Masalah Gizi Pasien :
NI. 1.4. kekurangan intake energi berkaitan dengan penurunan nafsu
makan pasien ditandai dengan asupan recall 76%.
NB. 1.1 Pengetahuan tentang makanan dan zat gizi kurang berkaitan
dengan kurangnya informasi dan belum memahami tentang diet
(DM,B1)ditandai dengan kebiasaan px yang sering mengkonsumsi
jeroan (hati ayam), makanan yang digoreng
NC. 2.2 Perubahan nilai laboraturium terkait zat gizi khusus berkaitan
dengan gangguan pernafasan ditandai dengan nilai Natrium, klorida,
Kreatinin, glukosa dalam darah tinggi dan hematokrit,Hb dalam darah
rendah
3. Intervensi Gizi yang diberikan kepada pasien
a. Terapi diet yang diberikan : Diet DM B1 1700 kkal
41
b. Hasil Edukasi/konseling yang diberikan :
Dari konseling yang diberikan, keluarga pasien memahami dan
antusias terhadap materi yaang diberikan
4. Hasil Monitoring dan Evaluasi
a. Perkembangan antropometri
Antropometri pasien dalam pengamatan selma 3 hari dalam
kategori normal dengan IMT 19,37 Kg/m2
b. Perkembangan Fisik/Klinis
Dari pengamatan fisik/klinis selama 3 hari didapatkan hasil pasien
masih dengan kondisi batuk
c. Perkembangan hasil pemeriksaan laboratorium
Dari pengamatan perkembangan hasil laboratorium didapatkan
hasil Hemoglobin dan hematokrit rendah, glukosa darah dan
kreatinin tinggi.
d. Perkembangan tingkat konsumsi energi dan zat gizi
Dari hasil pengamatan tingkat konsumsi energi dan zat gizi selama
3 hari didapatkan hasil rata-rata asupan energi sebesar 1258 kkal
(74%) dalam kategori defisit tingkat sedang, Protein sebesar 76,6
gr (87,5%) dalam kategori defisit tingkat ringan, Lemak sebesar
34,3 gr (87,9%) dalam kategori defisit tingkat ringan, Karbohidrat
sebesar 163 gr (82,7%) dalam kategori defisit tingkat ringan.
P. Saran
- Perlu dilakukan pemantuan asupan makanan untuk mengontrol kadar
gula darah sewaktu
- Perlu dilakukan peningkatan asupan makan untuk mencapai target
>80%
42
DAFTAR PUSTAKA
Askandar Tjokroprawiro. 2006. Hidup Sehat Dan Bahagia Bersama
Diabetes Mellitus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. H. 1-2.
Diabetes Uk ( 2010). Diabetes In The Uk: Key Statistics On Diabetes.
Global Initiative For Chronic Obstructive Lung Disease (Gold), 2017.
Global Strategy For The Diagnosis, Management, And
Prevention Of Chronic Obstructive Pulmonary Disease.
Hugeng Maya & Yus Santos. 2017. Merdeka Diabetes. Jakarta :
Bhuana Ilmu Populer
Irawan, B., 2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam Dengan Ekstraksi
Dan Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut, Tesis,
Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia.
Khotimah , Siti. (2013). Latihan Endurance Meningkatkan Kualitas
Hidup Lebih Baik Daripada Latihan Pernafasan Pada Pasien
Ppok Di Bp4 Volume I, No. 1: 20-32.
Mc.Wright, Bogdan. 2008. Panduan Bagi Penderita Diabetes. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher
Nabyl, R. A. (2012). Panduan hidup sehat : mencegah dan mengobati
diabetes mellitus. Yogyakarta: Aulia Publising.
43
Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Pt Rineka Cipta.
Oemiati, R. (2013). (2013a). Kajian Epidemiologis Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (Ppok). Media Of Health Research And
Development, 23(2 Jun), 82–88.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (Pdpi). Ppok (Penyakit Paru
Obstruktif Kronik), Pedoman Praktis Diagnosis Dan
Penatalaksanaan Di Indonesia; 2011.
Perkeni. Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 Di Indonesia. Jakarta: Perkeni; 2011.
Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Ri Tahun
2013.Diakses: 19 Oktober 2014.
Soegondo. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Soelistijo,Sa. 2015.”Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia Tahun2015”
Suyono, S., 2005, Patofisiologi Diabetes Melitus, Dalam : Soegondo S,
Soewondo P, Subekti L, Penatalaksanaan Dibetes Melitus
Terpadu, Editors. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Sebagai
Panduan Penatalaksanaan Diabetes Melitus Bagi Dokter
Maupun Edukator, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Balai Penerbit Fkui, Jakarta, 8
44
LAMPIRAN
Lampiran 1. Leaflet Diet DM B1 1700 Kkal
45
Lampiran 2. Perhitungan nilai gizi menu pasien hari ke 1
Waktu Menu Bahan Berat ENERGI Protein(gr) LMK HA Ca F Fe Vit.A Vit.B1 Vit.C Na K Chols Serat
(gr) Kal Hwn Nbt (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (gr)
Pagi Nasi putih Beras putih 30 107 2,52 0,51 23,1 44,1 24,3 0,54 0 0,06 0 8,1 21,3 0 0,1
Empal
07.00 Daging sapi 40
bacem 109 6,2 8,8 0 4 60 1,04 4,8 0,03 0 37,2 107 0 0
Kare wortel
Wortel 25
bioemkol 9 0,25 0,15 1,98 11,3 18,5 0,25 0 0,01 4,5 17,5 61,3 0 0,3
kembang
25
kol 6 0,6 0,05 1,23 5,5 18 0,275 0 0,03 17 11,75 46,8 0 0,4
Tempe
Tempe 25
goreng 50 5,2 2,2 3,38 38,8 81,5 1 0 0,05 0 2,25 58,5 0 0,4
Perkedel
kentang kentang 25 15 0,525 0,05 3,38 99 14,5 0,175 0,02 0,03 5,25 1,75 99 0 0,1
Sub Total 297 6,2 9,095 11,8 33,1 203 217 3,28 4,82 0,2 26,8 78,55 394 0 1,2
Snack pepaya 50 23 0,25 6 6,1 11,5 6 0,85 0 0,02 39 2 111 0 0,8
10.00 susu skim 25 90 8,9 0,25 13 325 258 0,15 0 0,09 1,75 117,5 436 0 0
Sub Total 113 0 0,25 6,25 19,1 337 264 1 0 0,11 40,8 119,5 547 0 0,8
Siang Nasi putih Beras putih 35 125 2,94 0,6 27 51,5 28,4 0,63 0 0,07 0 9,45 24,9 0 0,1
Lele fillet gr
12.00 lele 50
tepung 46 8,1 0 1,41 0 0 0 0 0 0 0 21 0 0 0
Asem lb
siam terung labbu siam 25
blt dag 8 0,15 0,03 1,68 3,5 6,25 0,125 0 0,01 4,5 0,75 41,8 0 1,6
Wortel 25 9 0,25 0,15 1,98 11,3 18,5 0,25 0 0,01 4,5 17,5 61,3 0 0,3
terong 25 7 0,275 0,05 1,38 3,75 9,25 0,1 0 0,01 1,25 2,25 46,8 0 0,5
46
Rempah
Daging sapi 40
daging 109 6,2 8,8 0 4 60 1,04 4,8 0,03 0 37,2 107 0 0
Gadon tahu tahu 25 20 2,725 1,18 0,2 55,8 45,8 0,85 0 0 0 0,5 12,7 0 0
kelapa 5 9 0,2 0,75 0,5 0,4 2,75 0,065 0 0,01 0,2 0,2 15,9 0 0,1
telur ayam 45 134 8,19 0 6,3 90 0,68 110,3 0,04 0 49,1 173,7 0 0 0
Sub Total 467 22,49 6,54 13 39 220 172 113,3 4,84 0,13 59,5 262,5 310 0 2,5
Snack pepaya 50 23 0,25 6 6,1 11,5 6 0,85 0 0,02 39 2 111 0 0,8
15.00 susu skim 25 90 8,9 0,25 13 325 258 0,15 0 0,09 1,75 117,5 436 0 0
Sub Total 113 0,25 6,25 19,1 337 264 1 0 0,11 40,8 119,5 547 0,8
Mlm Nasi putih Beras putih 35 125 2,94 0,6 27 51,5 28,4 0,63 0 0,07 0 9,45 24,9 0 0,1
Ayam saos daging
17.00 60
kecap ayam ras 53 11,22 0,6 0 125 57,6 125,4 0,9 3,6 0,02 30,6 159 0 0
Sup
makaroni kc makaroni 15
pj+wortel 53 1,305 0,06 11,8 3 12 0,159 0 0 0 0,59 0 0 0
kacang
25
polong 25 0,825 0,03 5,3 12,5 24,5 0 0 0 0 1,875 139 0 0
Wortel 50 18 0,5 0,3 3,95 22,5 37 0,5 0 0,02 9 35 123 0 0,5
Tim tahu tahu 50 40 5,45 2,35 0,4 112 91,5 1,7 0 0,01 0 1 25,3 0 0,1
Bakwan
misoa 25
misoa 86 2,125 0,55 3,5 13 30 2,175 0 0 0 766 11 0 0,1
tepung
15
terigu 50 1,35 0,15 11,6 3,3 22,5 0,195 0 0,02 0 0,3 0 0 0
Sub Total 450 25,72 4,63 63,5 343 303 130,8 0,9 3,71 9,02 844,8 482 0,8
Pisang
Snack 50
kepok 55 0,4 0,25 13,2 5 15 0,25 0 0,05 4,5 5 150 0 2,9
22.00 susu skim 25 90 8,9 0,25 13 325 258 0,15 0 0,09 1,75 117,5 436 0 0
47
Sub Total 144 17,8 0,4 0,5 26,2 330 273 0,4 0 0,14 6,25 122,5 586 0 2,9
Total 1.584 46 42 42 200 #### #### 119 10 1 174 703 2.383 0 8
Kebutuhan 1.700 87,5 39 197
% Pemenuhan
Standar
Energi Protein Lmk KH
Kebutuhan
Lampiran 3. Perhitungan nilai gizi menu pasien hari ke 2
Waktu Menu Bahan Berat ENERGI Protein(gr) LMK HA Ca Fe Vit.A Vit.B1 Vit.C Na K Chols Serat
F (mg)
(gr) Kal Hwn Nbt (gr) (gr) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (gr)
Nasi
Pagi Beras putih 35
putih 125 2,94 0,595 27 51,45 28,35 0,63 0 0,07 0 9,45 24,85 0,07
Telur
07.00 tumis telur ayam 30
tomat hj 89 5,46 0 4,2 60 0,45 73,5 0,024 0 32,7 116 0 0
tomat hijau 40 10 0,52 0,2 1,88 3,2 30,8 0 0,024 0,03 0,02 13,6 4 0,24
Tumis
kacang
kc pj 40
panjang
wortel 12 0,92 0,04 2,12 24 25,6 0,24 0 0,28 18,4 12 85,2 1,08
Wortel 20 7 0,2 0,12 1,58 9 14,8 0,2 0 0,01 3,6 14 49 0,2
Kare
Tempe 30
Tempe 50 6,24 2,64 4,05 46,5 97,8 1,2 0 0,06 0 2,7 70,2 0,42
santan 5 16 0,21 1,715 0,28 0,7 2,25 0,095 0 0 0,1 0,9 25,705 0
P. minyak 2 17 0 1,96 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 327 6,2 11 7,27 41,1 194,9 200,05 75,865 0,048 0,44 54,8 168 258,96 0 2,01
Pisang
Snack 75
kepok 82 0,6 0,375 19,7 7,5 22,5 0,375 0 0,08 6,75 7,5 225 0 4,28
10.00 susu skim 25 90 8,9 0,25 13 325 257,5 0,15 0 0,09 1,75 118 436,25 0 0
48
Sub Total 172 8,9 0,6 0,625 32,7 332,5 280 0,525 0 0,16 8,5 125 661,25 0 4,28
Nasi
Siang Beras putih 40
putih 143 3,36 0,68 30,8 58,8 32,4 0,72 0 0,08 0 10,8 28,4 0,08
Rolade
daging Daging
12.00 40
bks kbg sapi
tahu 109 7 8,8 0 4 60 1,04 4,8 0,03 0 37,2 106,8 0
kembang
10
tahu 38 4,89 1,38 2,33 0 0 0 0 0 0 5,5 45,53 0
tepung
5
maizena 18 0,46 0,195 3,69 0,5 12,8 0,12 0 0,02 0 0,55 1,22 0 0,36
tepung
5
terigu 17 0,45 0,05 3,86 1,1 7,5 0,065 0 0,01 0 0,1 0 0,02
telur ayam 30 89 5,46 0 4,2 60 0,45 73,5 0,024 0 32,7 116 0 0
Sup
oyong jg oyong 25
bakso 1 5 0,2 0,05 1,03 4,75 8,25 0,225 0 0,01 2 5,75 27,275 0,33
bakso 30 17 1,04 1,107 0,64 0 0 0 0 0 0 0 18 0
jagung 25 9 0,55 0,025 1,85 1,75 25 0,125 0 0,02 2 88,3 57,55 0,48
Ca
Tempe 25
tempe 50 5,2 2,2 3,38 38,75 81,5 1 0 0,05 0 2,25 58,5 0,35
pepaya 50 23 0,25 6 6,1 11,5 6 0,85 0 0,02 39 2 110,5 0 0
Sub Total 518 12,5 16,4 20,49 57,9 181,2 233,9 77,645 4,824 0,23 75,7 268 453,78 0 1,61
Snack susu skim 25 90 8,9 0,25 13 325 257,5 0,15 0 0,09 1,75 118 436,25 0 0
15.00 pepaya 50 23 0,25 6 6,1 11,5 6 0,85 0 0,02 39 2 110,5 0 0,8
Sub Total 113 8,9 0,25 6,25 19,1 336,5 263,5 1 0 0,11 40,8 120 546,75 0,8
Nasi
Mlm Beras putih 35
putih 125 2,94 0,595 27 51,45 28,35 0,63 0 0,07 0 9,45 24,85 0,07
49
Patin
17.00 kuning patin 50
kemangi 66 8,5 3,3 0,55 15,5 86,5 0,8 0 0,1 0 0 173 0 0
Sg
manisa
daun
manisa 25
kucai +
tlr puyuh
2 8 0,15 0,025 1,68 3,5 6,25 0,125 0 0,01 4,5 0,75 41,775 0 1,55
daun kucai 25 10 0,075 1,95 15 10 0,575 0 0,03 2,75 7,5 22,5 0 0,53
telur puyuh 30 35 3,21 2,1 0,48 19,5 57,3 1,05 28,5 0,04 0 33,3 3,3 0 0
Tempe
Tempe 25
mendoan 50 5,2 2,2 3,38 38,75 81,5 1 0 0,05 0 2,25 58,5 0,35
tepung
5
terigu 17 0,45 0,05 3,86 1,1 7,5 0,065 0 0,01 0 0,1 0 0,02
Sub Total 310 12 9 8 39 145 277 4 29 0 7 53 324 0 3
Snack susu skim 25 90 8,9 0,25 13 325 257,5 0,15 0 0,09 1,75 118 436,25 0 0
Pisang
22.00 50
kepok 55 0,4 0,25 13,2 5 15 0,25 0 0,05 4,5 5 150 0 2,85
Sub Total 144 8,9 0,4 0,5 26,2 619,6 827,3 8,89 57 0,72 20,8 123 586,25 0 7,87
Total 1.584 57 29 43 216 1.809 2.082 168 90 2 208 857 2.831 0 19
Kebutuhan 1.700 87,5 39 197
% Pemenuhan
Standar
Energi Protein Lmk KH
Kebutuhan
50
Lampiran 4. Perhitungan nilai gizi menu pasien hari ke 3
Waktu Menu Bahan Berat ENERGI Protein(gr) LMK HA Ca Fe Vit.A Vit.B1 Vit.C Na K Chols
F (mg) Serat (gr
(gr) Kal Hwn Nbt (gr) (gr) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg)
Nasi Beras
Pagi 40
putih putih 143 3,36 0,68 30,84 58,8 32,4 0,72 0 0,08 0 10,8 28,4 0,0
daging
07.00 40
ayam ras 36 7,48 0,4 0 83,6 38,4 83,6 0,6 2,4 0,01 20,4 106
buncis 50 17 1,2 0,15 3,6 50,5 7,14 0,35 0 8E-05 0,4 4,04 17,9 0 0,9
baby
50
corn 18 1,1 0,05 3,7 3,5 17,5 0,25 0 4E-05 0,3 117,4 40,3 0 0
Tempe 40 80 8,32 3,52 5,4 62 130,4 1,6 0 0,076 0 3,6 93,6 0,5
Sub Total 293 6,2 21,46 4,8 43,54 258,4 225,84 86,52 0,6 2,556 0,7 156,2 286 0 1,9
Pisang
Snack 50
ambon 54 0,5 4 12,15 10 15 0,1 0 0,025 4,5 5 0 0,9
susu
10.00 25
skim 90 8,9 0,25 13 325 257,5 0,15 0 0,088 1,75 117,5 436 0
Sub Total 144 0 0,5 4,25 25,15 335 272,5 0,25 0 0,113 6,25 122,5 436 0 0,9
Nasi Beras
Siang 40
putih putih 143 3,36 0,68 30,84 58,8 32,4 0,72 0 0,08 0 10,8 28,4 0,0
12.00 dori 40 49 8 1,92 0 8 60 0,02 18 0,02 0 26,8 108 0
tepung 10 36 0,11 0,05 8,82 8,4 12,5 0,1 0 0,004 0 0,1 0,71 0 0,0
51
kanji
tepung
10
terigu 33 0,9 0,1 7,72 2,2 15 0,13 0 0,01 0 0,2 0 0,0
bayam 30 5 0,27 0,12 0,87 49,8 22,8 1,05 0 0,012 12,3 4,8 137 0 0,2
manisa 30 9 0,18 0,03 2,01 4,2 7,5 0,15 0 0,006 5,4 0,9 50,1 0 1,8
jagung 40 14 0,88 0,04 2,96 2,8 40 0,2 0 0,032 3,2 1341 92,1 0 0,3
tahu 50 40 5,45 2,35 0,4 111,5 91,5 1,7 0 0,005 0 1 25,3 0,0
Daging
40
sapi 109 7 8,8 0 4 60 1,04 4,8 0,032 0 37,2 107
melon 75 28 0,45 0,3 5,85 3,33 0 0,002 0 0,015 0 20,25 125 0 0,7
Sub Total 466 15 11,6 14,39 59,47 253,03 341,7 5,112 22,8 0,216 20,9 1443 674 0 3,3
kacang
Snack 20
hijau 65 4,58 0,3 11,36 44,6 63,8 1,5 0 0,03 2 8,4 163 0 1
15.00
Sub Total 65 4,58 0,3 11,36 44,6 63,8 1,5 0 0,03 2 8,4 163 1
Nasi Beras
Mlm 40
putih putih 143 3,36 0,68 30,84 58,8 32,4 0,72 0 0,08 0 10,8 28,4 0,0
daging
17.00 35
ayam ras 31 6,545 0,35 0 73,15 33,6 73,15 0,53 2,1 0,01 17,85 93
kembang
10
tahu 38 4,89 1,38 2,33 38,7 78,1 0,21 0 0,015 0 5,5 45,5 0
bakso 30 82 6,2 6,6 0 3 45 0,78 3,6 0,024 0 27,9 80,1 0
Tempe 50 101 10,4 4,4 6,75 77,5 163 2 0 0,095 0 4,5 117 0
Sub Total 394 25,195 13,41 39,92 251,15 352,1 76,86 4,13 2,314 0,01 66,55 364 0 0,7
susu
Snack 25
skim 90 8,9 0,25 13 325 257,5 0,15 0 0,088 1,75 117,5 436 0
Pisang
22.00 75
ambon 81 0,75 6 18,225 15 22,5 0,15 0 0,038 6,75 7,5 0 1,42
52
Sub Total 171 8,9 0,75 6,25 31,225 340 280 0,3 0 0,125 8,5 125 436 0 1,42
Total 1533 30 64 43 211 1.231 1.184 94 23 3 38 1.855 1.996 0
Kebutuhan 1700 87,5 39 197
% Pemenuhan
Standar
Energi Protein Lmk KH
Kebutuhan
53
12.00 lele 36 33 5,832 0 1,015 0 0 0 0 0 0 0 15,12 0 0
labbu
25
siam 8 0,15 0,025 1,675 3,5 6,25 0,125 0 0,005 4,5 0,75 41,78 0
Wortel 25 9 0,25 0,15 1,975 11,25 18,5 0,25 0 0,01 4,5 17,5 61,25 0
terong 25 7 0,275 0,05 1,375 3,75 9,25 0,1 0 0,01 1,25 2,25 46,75 0
Daging
33
sapi 90 6,2 7,26 0 3,3 49,5 0,858 3,96 0,0264 0 30,69 88,11 0
tahu 25 20 2,725 1,175 0,2 55,75 45,8 0,85 0 0,0025 0 0,5 12,65 0
kelapa 5 9 0,2 0,75 0,5 0,4 2,75 0,065 0 0,005 0,2 0,2 15,89 0
telur
45
ayam 134 8,19 0 6,3 90 0,68 110,3 0,04 0 49,05 173,655 0 0
P. minyak 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 385 20,22 5,364 10,78 28,216 198,8 150 112,9 4 0,1009 59,5 246,335 281,3 0
Snack pepaya 50
23 0,25 6 6,1 11,5 6 0,85 0 0,02 39 2 110,5 0
15.00 susu skim 25 90 8,9 0,25 13 325 258 0,15 0 0,0875 1,75 117,5 436,3 0
Sub Total 113 0,25 6,25 19,1 336,5 264 1 0 0,1075 40,75 119,5 546,8
Beras
Mlm Nasi putih 21
putih 75 1,764 0,357 16,191 30,87 17 0,378 0 0,042 0 5,67 14,91 0
daging
17.00 54
ayam ras 48 10,1 0,54 0 112,9 51,8 112,9 0,81 3,24 0,016 27,54 143,5 0
makaroni 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
kacang
25
polong 25 0,825 0,025 5,3 12,5 24,5 0 0 3E-05 0 1,875 138,9 0
54
Wortel 25 9 0,25 0,15 1,975 11,25 18,5 0,25 0 0,01 4,5 17,5 61,25 0
tahu 36 29 3,924 1,692 0,288 80,28 65,9 1,224 0 0,0036 0 0,72 18,22 0
misoa 20 69 1,7 0,44 2,8 10,4 24 1,74 0 0 0 612,8 8,8 0
tepung
5
terigu 17 0,45 0,05 3,86 1,1 7,5 0,065 0 0,005 0 0,1 0 0
Sub Total 271 19,01 3,254 30,414 259,3 209 116,5 0,81 3,3006 4,516 666,205 385,6
Pisang
Snack 50
kepok 55 0,4 0,25 13,15 5 15 0,25 0 0,05 4,5 5 150 0
22.00 susu skim 25 90 8,9 0,25 13 325 258 0,15 0 0,0875 1,75 117,5 436,3 0
Sub Total 144 17,8 0,4 0,5 26,15 330 273 0,4 0 0,1375 6,25 122,5 586,3 0
Total 1.215 44 30 36 140 1.349 1.074 117 8 1 153 646 2.194 0
Kebutuhan 1.700 87,5 39 196,8
% Pemenuhan
Standar Kebutuhan Energi Protein Lmk KH
55
Lampiran 6. Perhitungan nilai gizi menu pasien recall hari ke 2
Waktu Menu Bahan Berat ENERGI Protein(gr) LMK HA Ca Fe Vit.A Vit.B1 Vit.C Na Chols Sera
F (mg) K (mg)
(gr) Kal Hwn Nbt (gr) (gr) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg) (mg) (mg) (gr)
Nasi
Pagi Beras putih 15
putih 54 1,26 0,255 11,565 22,05 12,15 0,27 0 0,03 0 4,05 10,65 0,03
07.00 telur ayam 30 89 5,46 0 4,2 60 0,45 73,5 0,024 0 32,7 115,77 0 0
tomat hijau 15 4 0,2 0,075 0,705 1,2 11,55 0 0,009 0,011 0,009 5,1 1,5 0,09
kacang
25
panjang 8 0,58 0,025 1,325 15 16 0,15 0 0,175 11,5 7,5 53,25 0,675
Wortel 25 9 0,25 0,15 1,975 11,25 18,5 0,25 0 0,01 4,5 17,5 61,25 0,25
Tempe 30 60 6,24 2,64 4,05 46,5 97,8 1,2 0 0,057 0 2,7 70,2 0,42
santan 5 16 0,21 1,715 0,28 0,7 2,25 0,095 0 0 0,1 0,9 25,705 0
P. minyak 2 17 0 1,96 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 257 5 8,73 6,82 24,1 156,7 158,7 75,465 0,033 0,283 48,809 153,52 222,555 0 1,465
Snack Pisang kepok 50 55 0,4 0,25 13,15 5 15 0,25 0 0,05 4,5 5 150 0 2,85
10.00 susu skim 25 90 8,9 0,25 13 325 257,5 0,15 0 0,088 1,75 117,5 436,25 0 0
Sub Total 144 8,9 0,4 0,5 26,15 330 272,5 0,4 0 0,138 6,25 122,5 586,25 0 2,85
Nasi
Siang Beras putih 21
putih 75 1,76 0,357 16,191 30,87 17,01 0,378 0 0,042 0 5,67 14,91 0,042
12.00 Daging sapi 15 0 6,2 3,3 0 1,5 22,5 0,39 1,8 0,012 0 13,95 40,05 0
kembang
10
tahu 38 4,89 1,38 2,33 0 0 0 0 0 0 5,5 45,53 0
tepung
5
maizena 18 0,46 0,195 3,685 0,5 12,8 0,12 0 0,019 0 0,55 1,22 0 0,36
tepung terigu 5 17 0,45 0,05 3,86 1,1 7,5 0,065 0 0,005 0 0,1 0 0,015
telur ayam 30 89 5,46 0 4,2 60 0,45 73,5 0,024 0 32,7 115,77 0 0
oyong 25 5 0,2 0,05 1,025 4,75 8,25 0,225 0 0,008 2 5,75 27,275 0,325
56
bakso 30 17 1,04 1,107 0,636 0 0 0 0 0 0 0 18 0
jagung 15 5 0,33 0,015 1,11 1,05 15 0,075 0 0,012 1,2 52,95 34,53 0,285
Tempe 25 50 5,2 2,2 3,375 38,75 81,5 1 0 0,048 0 2,25 58,5 0,35
pepaya 50 23 0,25 6 6,1 11,5 6 0,85 0 0,02 39 2 110,5 0 0
Sub Total 337 11,66 14,6 14,654 42,512 150,02 171,01 76,603 1,824 0,165 74,9 204,49 350,515 0 1,377
Snack susu skim 25 90 8,9 0,25 13 325 257,5 0,15 0 0,088 1,75 117,5 436,25 0 0
15.00 pepaya 50 23 0,25 6 6,1 11,5 6 0,85 0 0,02 39 2 110,5 0 0,8
Sub Total 113 8,9 0,25 6,25 19,1 336,5 263,5 1 0 0,108 40,75 119,5 546,75 0,8
Nasi
Mlm Beras putih 21
putih 75 1,76 0,357 16,191 30,87 17,01 0,378 0 0,042 0 5,67 14,91 0,042
17.00 patin 30 40 5,1 1,98 0,33 9,3 51,9 0,48 0 0,06 0 0 103,8 0 0
manisa 25 8 0,15 0,025 1,675 3,5 6,25 0,125 0 0,005 4,5 0,75 41,775 0 1,55
daun kucai 25 10 0,075 1,95 15 10 0,575 0 0,025 2,75 7,5 22,5 0 0,525
telur puyuh 30 35 3,21 2,1 0,48 19,5 57,3 1,05 28,5 0,039 0 33,3 3,3 0 0
Tempe 25 50 5,2 2,2 3,375 38,75 81,5 1 0 0,048 0 2,25 58,5 0,35
tepung terigu 5 17 0,45 0,05 3,86 1,1 7,5 0,065 0 0,005 0 0,1 0 0,015
Sub Total 234 8 8 7 28 118 231 4 29 0 7 50 245 0 2
Snack susu skim 25 90 8,9 0,25 13 325 257,5 0,15 0 0,088 1,75 117,5 436,25 0 0
22.00 Pisang kepok 50 55 0,4 0,25 13,15 5 15 0,25 0 0,05 4,5 5 150 0 2,85
Sub Total 144 8,9 0,4 0,5 26,15 566,04 735,42 7,746 57 0,585 20,75 221,64 1075,82 0 7,814
Total 1.230 52 24 36 166 1.657 1.833 165 87 2 199 871 3.027 0 17
Kebutuhan 1.700 87,5 39 196,8
% Pemenuhan
Standar Energi Protein Lmk KH
57
Kebutuhan
58
Sub Total 371 13 9,8495 13,603 40,393 224,82 284,92 4,643 18,3 0,165 20,1 1097,49 619,67 0 3,21
Snack kacang hijau 20 65 4,58 0,3 11,36 44,6 63,8 1,5 0 0,03 2 8,4 163,14 0 1,5
15.00
Sub Total 65 4,58 0,3 11,36 44,6 63,8 1,5 0 0,03 2 8,4 163,14 1,5
Nasi
Mlm Beras putih 30
putih 107 2,52 0,51 23,13 44,1 24,3 0,54 0 0,06 0 8,1 21,3 0,06
daging ayam
17.00 30
ras 27 5,61 0,3 0 62,7 28,8 62,7 0,45 1,8 0,009 15,3 79,74 0
kembang tahu 10 38 4,89 1,38 2,33 0 0 0 0 0 0 5,5 45,53 0
bakso 25 68 6,2 5,5 0 2,5 37,5 0,65 3 0,02 0 23,25 66,75 0 0
Tempe 50 101 10,4 4,4 6,75 77,5 163 2 0 0,095 0 4,5 117 0,7
Sub Total 341 23,42 12,09 32,21 186,8 253,6 65,89 3,45 1,975 0,009 56,65 330,32 0 0,76
Snack susu skim 25 90 8,9 0,25 13 325 257,5 0,15 0 0,088 1,75 117,5 436,25 0 0
22.00 Pisang kepok 75 82 0,6 0,375 19,725 7,5 22,5 0,375 0 0,075 6,75 7,5 225 0 4,28
Sub Total 172 8,9 0,6 0,625 32,725 332,5 280 0,525 0 0,163 8,5 125 661,25 0 4,28
Total 1.329 28 52 31 183 1.090 1.084 10 18 1 40 1.476 2.272 0 15
Kebutuhan 1.700 87,5 39 196,8
% Pemenuhan
Standar
Energi Protein Lmk KH
Kebutuhan
59
Lampiran 9. dokumentasi menu makanan pasien
60