Penentuan Kadar Anion dan Kation pada Air Injeksi di WTIP (Water Treatment
Injection Plant) PT. Pertamina EP Asset 1 Rantau Field
Nurul Asmah1, Yulida Amri1*, dan Rahmatul Fajri1
1
Program Studi Kimia Fakultas Teknik Universitas Samudra
Jl. Meurandeh, Langsa Aceh 24416, Indonesia
ABSTRAK
Analisis kadar kation dan anion pada air injeksi telah dilakukan. Metode yang digunakan adalah metode
titrasi. Hasil pengujian diperoleh kadar Ca2+ 92,18 mg/L, kadar Mg2+ 34,03 mg/L, kadar HCO3- 1627,20 mg/L,
kadar SO42- 96,07 mg/L, dan kadar Cl - 6402,27 mg/L. Selain itu air injeksi mengandung CO 2 bebas sebesar
49 mg/L. Berdasarkan hasil pengujian air injeksi mengandung kation yaitu Ca 2+, Mg2+ dan anion Cl-, SO42-,
3-
dan HCO .
Pada penelitian ini dilakukan pengujian kadar maksimum yang diperoleh adalah 100 mg/l.
anion dan kation pada air injeksi di WTIP (Water Sedangkan dari tabel hasil analisis diperoleh
Treatment Injection Plant) PT. Pertamina EP hasil ion klorida adalah 6402,27 mg/l. Pada ion
Asset 1 Rantau Field. Dari hasil analisa disolved klorida ini juga melebihi baku mutu standar yang
solid pada air injeksi didapatkan anion yaitu Cl-, telah ditetapkan. Salah satu cara untuk
SO42-, HCO3- dan kation yaitu Ca2+, Mg2+ serta meminimalkan efek degradasi material yang
CO2 bebas. sering digunakan adalah dengan penggunaan
Pada penentuan kadar sulfat dilakukan inhibitor. Inhibitor berfungsi untuk memperlambat
dengan cara titrasi argentometri dengan reaksi korosi yang bekerja dengan cara
menambahkan indikator sulfanazol fungsi membentuk lapisan pelindung pada permukaan
penambahan indikator adalah untuk menentukan pipa [9].
titik ekiuvalen ketika dua larutan telah mencapai Menurut Bantacut (2014) pada pengujian
netralisasi dan dititrasi dengan BaCl 2 0,05 N kadar kalsium menggunakan titrasi
agar sulfat dapat diikat oleh ion Ba, hingga kompleksometri, Ion kasium dapat bereaksi
membentuk endapan putih yaitu BaSO4 dan dengan ion karbonat dan ion sulfat yang
terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru membentuk endapan tersuspensi (CaCO 3 atau
[5]. CaSO4) yang disebut dengan scale. Air injeksi
Persamaan Reaksi : ditambahkan indikator calconcarbonsare akan
SO42-(aq)+ BaCl2(aq) → BaSO4(s) + 2Cl-(aq) menjadi berwarna ungu kemudian dititrasi
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dengan larutan standar EDTA 0,02 N yang
RI Nomor 01 Tahun 2010 pada Air Limbah berwarna ungu berubah menjadi biru sebagai
Domestik yang belum diolah dengan kadar titik akhir titrasi [9].
maksimum yang diperoleh adalah 50 mg/l. Pada pengujian kadar Magnesium
Sedangkan dari tabel hasil analisis diperoleh menggunakan titrasi kompleksometri yaitu tirasi
hasil ion sulfat yaitu 96,07 mg/l, hal ini berdasarkan pembentukan senyawa kompleks
menunjukkan bahwa ion sulfat yang terdapat antara kation dengan zat pembentuk kompleks.
pada air injeksi telah melebihi baku mutu standar Salah satu zat pembentuk kompleks dalam titrasi
yang telah ditetapkan. Sehingga akan kompleksometri adalah garam EDTA
menyebabkan terjadinya scale pada aliran pipa (Ethylenediaminetetraacetate) dan ditambahkan
sumur injeksi. Adanya endapan atau scale yang larutan buffer yang bertujuan untuk
menempel pada pipa alir akan menyebabkan mempertajam titik akhir titrasi. Kemudian pada
kerusakan pada pipa. Scale barium sulfat sulit saat penambahan indikator EBT (Eriochrome
untuk dilarutkan, tetapi dapat di treatment Black T) memberikan pengaruh warna yang
dengan bahan kimia sehingga scale yang sama dan dititrasi dengan EDTA 0,02 N maka
terdapat pada pipa dapat terlepas. kalsium akan menjadi suatu kompleks, hingga
Penentuan kadar klorida menggunakan titrasi terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru.
argentometri metode Mohr [1]. Metode ini Keunggulan dari EDTA ialah mudah larut dalam
digunakan untuk menentukan kadar klorida air dan dapat diperoleh dalam keadaan murni,
dalam rentang pH 7-10 dengan larutan standar sehingga EDTA banyak dipakai dalam titrasi
AgNO3 dan K2Cr2O4 5% digunakan sebagai kompleksometri. Dari hasil pengujian Mg2+
indikator pada saat titik akhir titrasi [7]. Titrasi diperoleh hasil 34,03 mg/L.
dilakukan dalam suasana netral, apabila ion Pada pengujian HCO3- ini menggunakan
klorida telah habis diendapkan oleh ion perak metode titrasi asidimetri yaitu titrasi dengan
maka ion kromat akan berwarna merah bata menggunakan larutan baku yang bersifat dalam
yang ditandai sebagai titik akhir titrasi. penetapan kadar suatu zat yang bersifat asam
Saat sebelum titik ekuivalen : kemudian ditambah 3 tetes indikator metil
AgNO3 + Cl- → AgCl(s) + NO3- orange yang bertujuan untuk menandai titik
Setelah titik ekuivalen : ekivalen titrasi yang ditandai dengan perubahan
AgNO3 + K2Cr2O4 → Ag2CrO4(s) + NO3- warna larutan yang awalnya berwarna orange
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup muda menjadi warna orange tua. Warna ini
RI Nomor 01 Tahun 2010 pada Air Limbah dikarenakan adanya pengaruh ion H+ dari HCl
Domestik yang belum diolah dengan kadar yang bereaksi dengan indikator metil orange.
KESIMPULAN
Dari data pengujian dan pembahasan yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kadar Ca2+ yaitu 92,18 mg/l, kadar Mg2+
yaitu 34,03 mg/l, kadar HCO3- yaitu 1627,20
mg/l, kadar SO42- yaitu 96,07 mg/l, kadar Cl-
yaitu 6402,27 mg/l dan kadar CO2 yaitu 49
mg/l.
2. Kation yang terdapat pada air injeksi yaitu
Ca2+ , Mg2+ dan mengandung CO2 bebas.
3. Anion yang terdapat pada air injeksi yaitu
SO42- , Cl- dan HCO3-.