Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN

BRONKOPNEUMONIA PADA ANAK


MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK
Dosen Pengampu : Bernadeth R,SST.,M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. MOH. FADLI (PO7120119012)


2. NURAFIFA (PO7120119004)
3. WIDYA ARDA T. PAGISI (PO7120119033)
4. SITTI PUTRI ROSYIDA (PO7120119011)
5. FILDAWATI (PO7120119010)
6. PUTRI NIA ASTUTI (PO7120119041)
7. FIDYA DG MATIRO (PO7120119040)
8. NURHASANAH (PO7120119026)
9. MARYAM S. PALILI (PO7120119002)
10. AZIZAH DAHLAN (PO71201190145)

POLTEKKES KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN PALU
2020/2021
BRONKOPNEUMONIA
1. Definisi
Pneumonia merupakan peradangan akut parenkim paru-paru yang biasanya
berasal dari suatu infeksi. (Price, 1995)
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas
setempat. (Zul, 2001)
Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang
mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi
didalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada
bronkopneumonia terjadi konsolidasi area berbercak. (Smeltzer,2001).

2. Klasifikasi Pneumonia
Klasifikasi menurut Zul Dahlan (2001) :
a. Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :
 Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan opasitas
lobus atau lobularis.
 Pneumonia atipikal, ditandai gangguan respirasi yang meningkat lambat dengan
gambaran infiltrat paru bilateral yang difus.
b. Berdasarkan faktor lingkungan
 Pneumonia komunitas
 Pneumonia nosokomial
 Pneumonia rekurens
 Pneumonia aspirasi
 Pneumonia pada gangguan imun
 Pneumonia hipostatik

c. Berdasarkan sindrom klinis


 Pneumonia bakterial berupa : pneumonia bakterial tipe tipikal yang terutama
mengenai parenkim paru dalam bentuk bronkopneumonia dan pneumonia lobar
serta pneumonia bakterial tipe campuran atipikal yaitu perjalanan penyakit ringan
dan jarang disertai konsolidasi paru.
 Pneumonia non bakterial, dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan
Mycoplasma, Chlamydia pneumoniae atau Legionella.

Klasifikasi berdasarkan Reeves (2001) :


a. Community Acquired Pneunomia dimulai sebagai penyakit pernafasan
umum dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Pneumonia Streptococal
merupakan organisme penyebab umum. Tipe pneumonia ini biasanya menimpa
kalangan anak-anak atau kalangan orang tua.
b. Hospital Acquired Pneumonia dikenal sebagai pneumonia nosokomial.
Organisme seperti ini aeruginisa pseudomonas. Klibseilla atau aureus stapilococcus,
merupakan bakteri umum penyebab hospital acquired pneumonia.
c. Lobar dan Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi
infeksi. Sekarang ini pneumonia diklasifikasikan menurut organisme, bukan hanya
menurut lokasi anatominya saja.
d. Pneumonia viral, bakterial dan fungi dikategorikan berdasarkan pada agen
penyebabnya, kultur sensifitas dilakukan untuk mengidentifikasikan organisme
perusak.

3. Etiologi
a. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif
seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri
gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
b. Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan
udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah
serta kompos.
d. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya
menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)
4. Patofisiologi
Kuman penyebab bronchopneumonia masuk ke dalam jaringan paru-paru melaui
saluran pernafasan atas ke bronchiolus, kemudian kuman masuk ke dalam alveolus ke
alveolus lainnya melalui poros kohn, sehingga terjadi peradangan pada dinding bronchus atau
bronchiolus dan alveolus sekitarnya. Kemudian proses radang ini selalu dimulai pada hilus
paru yang menyebar secara progresif ke perifer sampai seluruh lobus. Dimana proses
peradangan ini dapat dibagi dalam empat (4) tahap, antara lain :
a. Stadium Kongesti (4 – 12 jam)
Dimana lobus yang meradang tampak warna kemerahan, membengkak, pada
perabaan banyak mengandung cairan, pada irisan keluar cairan kemerahan (eksudat masuk ke
dalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi)
b. Stadium Hepatisasi (48 jam berikutnya)
Dimana lobus paru tampak lebih padat dan bergranuler karena sel darah merah
fibrinosa, lecocit polimorfomuklear mengisi alveoli (pleura yang berdekatan mengandung
eksudat fibrinosa kekuningan).
c. Stadium Hepatisasi Kelabu (3 – 8 hari)
Dimana paru-paru menjadi kelabu karena lecocit dan fibrinosa terjadi konsolidasi di
dalam alveolus yang terserang dan eksudat yang ada pada pleura masih ada bahkan dapat
berubah menjadi pus.
d. Stadium Resolusi (7 – 11 hari)
Dimana eksudat lisis dan reabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada
struktur semua (Sylvia Anderson Pearce, 1995 : 231- 232).
Bakteri dan virus penyebab terisap ke paru perifer melalui saluran napas
menyebabkan reaksi jaringan berupa edema, sehingga akan mempermudah proliferasi dan
penyebaran kuman. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi yaitu terjadinya sel
PMN (polimofonuklear) fibrin eritrosit, cairan edema dan kuman alveoli. Kelanjutan proses
infeksi berupa deposisi fibril dan leukosit PMN di alveoli dan proses fagositosis yang cepat
dilanjutkan stadium resolusi dengan meningkatnya jumlah sel makrofag di alveoli, degenerasi
sel dan menipisnya febrio serta menghilangkan kuman dan debris (Mansjoer, 2000: 966).

5. Manifestasi Klinis
 Pneumonia bakteri
Gejala awal :
- Rinitis ringan
- Anoreksia
- Gelisah
Berlanjut sampai :
- Demam
- Malaise
- Nafas cepat dan dangkal ( 50 – 80 )
- Ekspirasi bebunyi
- Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan kedinginan
- Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan
- Leukositosis
- Foto thorak pneumonia lobar
 Pneumonia virus
Gejala awal :
- Batuk
- Rinitis
Berkembang sampai
- Demam ringan, batuk ringan, dan malaise sampai demam tinggi, batuk hebat dan
lesu
- Emfisema obstruktif
- Ronkhi basah
- Penurunan leukosit
 Pneumonia mikoplasma
Gejala awal :
- Demam
- Mengigil
- Sakit kepala
- Anoreksia
- Mialgia
Berkembang menjadi :
- Rinitis
- Sakit tenggorokan
- Batuk kering berdarah
- Area konsolidasi pada pemeriksaan thorak
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses
luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi
(bakterial); atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasma
sinar x dada mungkin bersih.
2. GDA : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit paru yang ada.
3. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum, aspirasi
transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi
organisme penyebab.
4. JDL : leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksi
virus, kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial.
5. Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin.
6. LED : meningkat
7. Pemeriksaan fungsi paru : volume ungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar);
tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia.
8. Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendah
9. Bilirubin : mungkin meningkat
10. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka : menyatakan intranuklear tipikal dan
keterlibatan sitoplasmik(CMV) (Doenges, 1999)

7. Penatalaksanaan
a. Terapi oksigen jika pasien mengalami pertukaran gas yang tidak adekuat. Ventilasi
mekanik mungkin diperlukan jika nilai normal GDA tidak dapat dipertahankan
b. Blok saraf interkostal untuk mengurangi nyeri
c. Pada pneumonia aspirasi bersihkan jalan nafas yang tersumbat
d. Perbaiki hipotensi pada pneumonia aspirasi dengan penggantian volume cairan
e. Terapi antimikrobial berdasarkan kultur dan sensitivitas
f. Supresan batuk jika batuk bersifat nonproduktif
g. Analgesik untuk mengurangi nyeri pleuritik
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA AN.H USIA 3 BULAN DENGAN BRONCHOPNEMONIA
DIRUANG ALAMANDA

Tanggal Masuk Rs : 24-10-2017


Jam masuk : 19.30 WITA
Tanggal Pengkajian : 25-10- 2017
Diagnosa Medis : Bronchopneumonia

I. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : An. H
TTL : Mesuji, 29-07-2017
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Belum Sekolah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cempedak

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. R
Usia : 38 Tahun
Pekerjaan : Wiraswata
Alamat : Jl. Cempedak
Agama : Islam
Suku bangsa : Palembang
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan pasien : Ayah
II. Keluhan Utama
 Sesak
III. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Masuk Rs
Ibu klien mengatakan sebelum masuk di ruang alamanda anaknya dirawat di
RS mesuji selama 4 hari dengan keluhan sesak, kejang, dan batuk. Klien
mempunyai riwayat ISPA pada tanggal 24 Oktober 2017 pukul 00.10 wib
dibawa ke IGD RSUD Dr.H. Abdul Moeloek oleh keluarganya dikarenakan
sesak semakin bertambah dan tidak ada perubahan. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan RR: 26 x/menit, suhu: 37 oc, nadi120 x/menit.
2. Riwayat Kesehatan Saat Pengkajian
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 25 oktober 2017 klien sesak
dikarenakan terdapat sekret yang sulit dikeluarkan, sesak terjadi dibagian
lapang dada terdapat retraksi dinding dada. Klien sesak setiap saat dan
berkurang setelah diberikan ventolin, klien sesak sejak satu minggu yang lalu.
Pada pemeriksaan didapatkan RR : 50 x/menit, suhu: 38,3 oc , nadi : 160
x
/menit, bibir sianosis, akral teraba panas, CRT< 3 detik, mukosa bibir kering,
terdengar suara ronchi basah.
3. Riwayat Saat Kehamilan Dan Kelahiran
a. Prenatal
Ibu klien mengatakan selama hamil an. H tidak ada keluhan kehamilan
dan gizi terpenuhi ibu klien mengatakan selalu rutin memeriksakan
kehamilannya ke bidan.
b. Intranatal
Ibu klien mengatakan an. H lahir dalam usia kandungan 9 bulan,
dibidan dekat rumah nya secraa normal dengan bb 2800 kg dan
panjang 50 cm. klien langsung menangis spontan. Klien merupakan
anak dari 2 bersaudra.
c. Postnatal
Ibu klien mengatakan an. H lahir dalam keadaan sehat, tidak ada
kelainan. Klien lahir langsung menangis dan klien berikan ASI oleh
ibunya. Klien dapat miring ke kanan dan ke kiri.
4. Riwayat Masa Lalu
a. Penyakit waktu kecil
Ibu klien mengatakan klien memiliki riwayat ispa sejak usia 1 bulan
serta batuk pilek.
b. Pernah dirawat di rs
Ibu klien mengatakan klien pernah dirawat di rumah sakit dengan
keluhan asma dan batuk pilek sejak 1 minggu yang lalu.
c. Obat-obatan yang digunakan
Ibu klien mengatakan tidak mengetahui obat-obatann yang diberikan
untuk anaknya.
d. Tindakan operasi
Ibu klien mengatakan bahhwa klien belum pernah dilakukan tindkan
pembedahan atau operasi.
e. Alergi
Ibu klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki riwayat alergi
makanan, oabat-obatan.
f. Kecelakaan
Ibu klien mengatakan bahwa klien tidak pernah mengalami
kecelakaan.
g. Imunisasi
I II III
BCG 1 bulan 2 bulan
DPT 1 bulan 2 bulan
Campak 1 bulan
Hepatitis B 0 bulan 2 bulan

IV. Riwayat Keluarga


a. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit menular ( TBC, hepatitis).

b. Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Menikah
: Anak

V. Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh : keluarga (ibu, bapak, dan neneknya)
2. Hubungan dengan anggota keluarga : An. H merupakan An. R dan Ny. T, An.
H merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
3. Hubungan denagan teman sebaya :
4. Pembawaan secara umum : klien terlihat rewel dan gelisah
5. Lingkungan rumah : luas rumah 9 x 10 meter, ventilasi
ruangan cukup baik, penerangan baik, jarak rumah dengan rumah tetangganya
tidak terlalu jauh kira-kira 10 m.

VI. Kebutuhan Dasar


1. Makanan yang disukai / tidak disukai : klien saat ini hanya minum susu untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi via NGT.
Selera : klien tidak muntah
Alat makanan yang dipakai : spuit + selang NGT
Pola makan : 10 cc/ 3 jam ASI
2. Pola tidur
Kebiasaan sebelum tidur : ibu klien mengatakan tidak ada
kebiasaan khusus saat tidur
3. Mandi : ibu klien mengatakan An. H dimandikan 2x sehari
dengan menggunakan waslap.
4. Aktualisasai bermain : ibu klien mengatakan An. H sangat aktif saat dirumah.
5. Eliminasi
 Bak saat sakit : ibu klien mengatakan klien BAK 8 kali/hari
 Bak sebelum sakit : ibu klien mengatakan klien BAK 8 kali/hari
 Bab saat sakit : ibu klien mengatakan klien BAB 3x/hari
 Bab sebelum sakit : ibu klien mengatakan klien BAB 2 x/hari

VII. Keadaan Kesehatan Saat Ini


1. Diagnosa medis : bronkopneumonia
2. Tindakan operasi :-
3. Status nutrisi : ibu klien mengatakan klien tidak muntah, klien minum
susu ASI 10 cc/ 3 jam.
4. Status cairan : ibu klien mengatakan klien minum ASI
IWL = (30-0)x 3,9 kg = 117 cc
Jml cairan = 20 x 60 x 20 = 400 cc
60
Intake = minum + cairan infus + air metabolisme
=80 + 400 + 31,2
= 511,2 cc
Output = urine + feses + iwl
=200 + 150 + 117
= 467
Balance cairan = input – output
= 511,2 – 467
= 144,2 cc/ 24 jam
5. Obat- obatan :
 Ceftazidine 200 mg/ 12 jam
 Gentamisin 16 mg/ hari
 Ranitidin 2,5 mg/ 12 jam
 Paracetamol injeksi 4 mg/ 6 jam
 Furosemid 1,5 mg/ 12 jam
 Inhalasi ventolin 1 respul/ 8 jam

6. Aktivitas : ibu mengatakan anak hanya terbaring ditempat tidur lemah dan
sesak nafas.
7. Tindakan keperawatan
 Pantau ttv
 Kaji tanda-tanda sianosis
 Berikan posisi tidur kepala lebih tinggi dari posisi badan dan kaki
 Berikan O2 sesuai terapi = 4 liter sungkup
 Berikan kompres hangat dibagian axilla
 Ajarkan keluarga melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
pemberian ASI
 Lakukan fisioterapi dada
 Suction jika perlu
 Ceftadine : 200 mg/12 jam
 Gentamicin : 16 mg/ hari
 Furosemid : 1,5 mg/ hari
 Nebulizer ventolin : 1 ampul/ 6 jam
8. Hasil laboratorium
Tanggal 26-10-2017
Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
Hemoglobin 9,3 L= 14,0- 18,0 g/dl
Leukosit 14.500 4800- 10.800 ut
Eritrosit 3,3 L= 4,7 – 6,1 dula/ul
Hematrokrit 28 L= 42- 52
Trombosit 72.000 150.000- 450.000 ut
Mcv 86 79-99 fl
Mch 28 27- 31 pg
Mchc 33 30- 35 g/dl
Segmen 72 17- 60
Limfosit 20 20- 70
Monosit 8 1- 11
9. Hasil rontogen :
 Pulmo : tampak bercak-bercak infiltrat parahilus kanan dan kiri
 Kesan : bronkopneumonia

10. Data tambahan :-

VIII. Pemeriksaan Fisik


No Sistem Hasil

1. Tanda-tanda vital
 Suhu 38o C
 Nadi 160 x/menit

 RR 50 x/ menit

 BB 3900 gr
50 cm
 TB
2.
Kepala- leher
Bentuk kepala mesochepal tidak terdapat lesi
 Bentuk kepala
ataupun nyeri tekan,kulit kepala baersih.
Belum menutup.
 Uub

Sudah menutup
 Uuk

Bentuk dan letak mata simetris, tidak ada gangguan


 Mata
penglihatan.
Terdapat sklera anikterik.
Terdapat konjungtiva anemi.
 Sklera
Jika cahaya didekatkan ke mata pupil mengecil,
 Konjungtiva
jika cahaya dijauhkan pupil membesar.
 Reflek pupil Bentuk hidung simetris, reflek bersin baik.
terhadap cahaya Terdapat penyumbatan jalan nafas karena produksi

sekret yang berlebih, tidak ada polip, terpasang


 Hidung NGT dan terpasang oksigen 4 liter sungkup.
Kebersihan mulut kurang, warna bibir sianosis.

3. Tidak ada pembesaran vena jugularis.


 Mulut–
tenggorokan Simetris antara kanan dan kiri, pengembangan paru
 Vena jugularis maksimal, hiperventilasi, terdapat retraksi dinding
Thoraks / paru-paru dada saat bernafas.
 Inspeksi Torak kanan kiri simetris .
Terdapat suara tambahan ronchi paru kanan dan
4. paru kiri.

 Palpasi
 Auskultasi Simetris antara kanan dan kiri.
Tidak ada nyeri tekan.
Bunyi jantung reguler terdengar lupdup, tidak ada
Jantung
bunyi mu-mur.
 Inspeksi
5. Tidak terdapat pembesaran diperut.
 Palpasi
Perut tidak kembung, tidak teraba pembesaran hati
 Auskultasi
atau limfa, tidak ada nyeri tekan.
Abdomen
Suara abdomen timpani.
 Inspeksi
 Palpasi
Bising usus 13 x/menit.

 Perkusi
6. Tampak bersih.

 Auskultasi Tidak tampak kemerahan pada anus dan tidak ada


hemoroid.
Genetalia

7. Anus Kekuatan otot 5 5 klien tampak lemah.


5 5

8. Orientasi terhadap orang asing baik, bayi mulai


Ekstremitas memberikan senyuman dan tertawa.
Klien belum mampu memegang mainan.
Pengkajian neurologis Peka terhadap rangsangan tajam tumpul.
 Status mental Tidak terkaji.
5.
 Fungsi motorik

 Fungsi sensorik

 Reflek tendon

IX. Pemeriksaan Perkembangan


1. Kemandirian dan bergaul : Tidak Terkaji
2. Motorik halus :
Klien belum mampu memegang mainan, belum mampu memegang erat tangan
yang menggandengnya, reflek menghisap baik. Klien sering memasukan
tangganya ke dalam mulut, klien sering menekuk jari tangganya.
Reflek babinski (+), reflek moro(+).
3. Kognitif dan bahasa :
Klien belum mampu berbicara dengan jelas.klien hanya bisa menangis.
4. Motorik kasar :
Klien belum mampu merangkak ataupun berdiri. Klien hanya mampu miring ke
kiri dan kekanan. Menggerakkan kai dan tangan saat berbaring, mengangkat
kepala Saat telungkup.

X. Informasi Lain :-
XI. Analisa Data
No Data Klien Masalah Keperawatan Etiologi
1. Ds : - Bersihan jalan nafas tidak Hipersekresi jalan
efektif . nafas.
Do :
 Klien tampak gelisah
 RR 50x/ menit
 Suara nafas ronchi
basah +/+
 Batuk produktif,
reflek batuk kurang
 Terpasang O2 Simple
Mask 4 liter
 Terdapat retraksi
dinding dada
 radiologi : photo
thorax hasil
bronchopneumonia

Ds :-
2. Peningkatan Suhu Tubuh Proses Penyakit
Do :
(Infeksi)
 klien tampak lemah
 suhu 38oC
 Klien teraba panas
 mukosa bibir kering
 leukosit 14.500/ul
 terpasang IVFD
 terpasang selang
NGT

3. Ds : Ansietas Kurang Terpapar


 ibu klien Informasi
mengatakan tidak
mengetahui penyakit
yang diderita
anaknya dan merasa
khawatir dengan
keadaan anaknya
saat ini.
Do:
 keluarga terlihat
gelisah
 ibu sering bertanya
 klien dirawat selama
2 hari

XII. Diagnosa Prioritas

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d hipersekresi jalan nafas


2. Peningkatan suhu tubuh b/d proses penyakit (infeksi)
3. Ansietas b/d kurang terpapar informasi

XIII. Rencana Asuhan Keperawatan


Nama Pasien : An. H
Ruang : Alamanda
No RM :
No Dx. Kep Disertai Data Tujuan Intervensi Rasional
Penunjang
1. Bersihan jalan nafas tidak Setelah 1. kaji bersihan 1. untuk
efektif b.d hipersekresi jalan dilakukan tind. jalan nafas, mengetahui
nafas. Kep selama 1x kedalaman pola nafas.
Ds : - 24 jam frekuensi
Do : diharapkan nafas.
 Klien tampak gelisah jalan nafas 2. Pantau tanda- 2. Untuk
 RR 50 x/ menit efektif dengan tanda sianosis mengetahu

 Suara nafas ronchi kriteria hasil : i

basah +/+  Klien tampak kekuranga

 Batuk produktif, tenang n oksigen.

reflek batuk kering  RR dalam 3. Pantau reflek 3. Untuk

 Terpasang O2 batas normal batuk. mengetahui

Simple Mask 4 liter (30-45 pengeluaran


x
/menit ) sekret.
 Terdapat retraksi
 Suara nafas 4. Auskultasi 4. Untuk
dinding dada
vesikuler bunyi nafas. mengetahui
 Batuk suara nafas.
berkurang 5. Ukur TTV. 5. Mengetahui
 Reflek batuk intervensi
+ selanjutnya.
 Tidak 6. Kolaborasi 6. Membantu
terpasang O2 dalam untuk
 Tidak ada pemberian mengeluark
retraksi oksigen. an sekret.
dinding dada 7. Mengurangi
7. Kolaborasi distres
pemberianfisi pernafasan.
oterapi dada. 8. Membantu
mengeluark
8. Kolaborasi an sekret.
dalam
pemberian
inhalasinebuli
zer.

2. 1. Untuk
mengetahui
keadaan
Peningkatan suhu tubuh b.d klien.
proses penyakit ( infeksi)
Ds :- 2. Mengetahui
Do : suhu klien.
 Klien tampak lemah
 Suhu 38,3 oC 3. Agar

 Klien teraba panas terhindar

 Mukosa bibir kering dari infeksi.


Setelah
 Leukosit 14.500 ul
dilakukan tind.
 Terpasang IVFD
Kep selama 1x
 Terpasang selang
24 jam
NGT
diharapkan
suhu tubuh
dalam batas 4. Agar
normal (36,5 terhindar
o
C- 37 OC) dari
dengan kriteria flebitis.
hasil :
 Klien 5. Menurunkan
tampak panas.
bugar
 Suhu 36,5-
37oC 6. Mengurangi
 Mukosa penguapan
bibir cairan
lembab tubuh.
 Leukosit
dalam batas
normal 7. Menurunkan
4.800- suhu tubuh
10.800 u/ secara
 Infus tidak radiasi.
flebitis
8. Membantu
menurunkan
demam.

3.
4.
1. Untuk
mengetahui
intervensi
selanjutnya.
2. Agar
keluarga
Ansietas b.d kurang terpapar memahami
informasi penyakit
Ds : klien.
 Ibu klien
mengatakan tidak
mengetahui 3. Untuk
penyakit yang mengurangi
diderita anaknya kecemasan.
9.
dan merasa
khawatir dengan
keadaan anaknya 4. Agar
saat ini. 1. Pantau tanda- terhindar
Do : tanda infeksi. dari
 Keluarga terlihat penyakit.
gelisah
 Ibu sering bertanya
 Klien dirawat Setelah 2. Ukur suhu
selama 2 hari dilakukan tubuh.
tind.kep selama
1x 24 jam 3. Anjurkan ibu
diharapkan cuci tangan 6
cemas langkah
berkurang sebelum dan
dengan kriteria sesudah
hasil : memberikan
 Keluarga ASI.
tampak
tenang
 Ibu 4. Lakukan
mengerti perawatan iv
tentang line.
penyakit
anaknya

5. Berikan
kompres
hangat.

6. Anjurkan ibu
untuk
memakaikan
pakain yang
tipis.

7. Pertahankan
suhu
lingkungan
tetap sejuk.

8. Kolaborasi
dalam
pemberian
antipiretik.

1. Kaji tingkat
kecemasan.

2. Berikan
pendidikan
kesehatan
tentang
penyakit
bronkopnemo
nia.
3. Memberikan
support dan
dukungan
kepada
keluarga.
4. Anjurkan
keluarga
untuk berobat
atau kontrol
kesehatan
secara rutin di
pelayanan
kesehatan
terdekat.

XIV. Catatan Perkembangan


Nama pasien : An. H
Ruang : Alamanda
No RM :
No Tgl No. Dx Kep Jam Implementasi Evaluasi Paraf
1. 25-10- 1. Bersihan 09.00 1. Mengakaji S=
2017 jalan bersihan O=
nafas b.d jalan nafas,  Klien tampak
hipersek kedalaman, gelisah
resi jalan dan frekuensi  RR 50x/mnt
nafas. nafas.  Suara nafas
09.15 2. Memantau ronchi basah +/+
tanda-tanda  Batuk produktif
sianosis.  Reflek batuk
09.30 3. Memantau berkurang
reflek batuk  Terpasang o2
09.45 4. Mengauskult simple mask 4
asi bunyi lt/mnt
nafas  Terdapat retraksi
10.10 5. Mengukur dinding dada
TTV  CRT < 3dtk
10.25 6. Berikan  Bibir tampak
oksigen kering
Simple mask A: bersihan jalan
4 liter/menit nafas belum
7. Kolaborasi teratasi.
10.40 dalam P: lnjutkan
pemberian intervensi
fisioterapi 1. Kaji bersihan
dada jalan nafas pola
8. Kolaborasi nafas, dan
dalam frekuensi nafas.
10.55 pemberian 2. Pantau tanda-
inhalasi tanda infeksi.
ventolin1 3. Pantau reflek
ampul/8jam batuk.
4. Ukur tanda-
tanda vital
5. Auskultasi
bunyi nafas
6. Berikan oksigen
simple mask 4
lt/menit
7. Kolaborasi
pemberian
fisioterapi dada
8. Kolaborasi
pemberian
inhalasi ventolin
I ampul/8 jm

1. Memantau S:-
2. 25 Peningk tanda-tanda O:
oktober atan inpeksi  Klien tampak
2017 suhu b.d 2. Mengukur lemah
proses suhu tubuh  Suhu 38,3 oC
penyakit setiap 4 jam  Badan klien
11.10 3. Mengajarka teraba hangat
n ibu cuci  Mukosa bibir
tangan 6  Terpasang
11.25 langkah selang NGT dan
sebelum dan IVFD 6
sesudah Melakukan
11.40 memberikan perawatan iv
ASI line
4. Melakukan  Memberikan
perawatan iv kompres hangat
12.05 line
5. Memberikan  Leukosit
kompres 14.500u/
12.20 hangat A :Masalah
6. Menganjurk hipertermi belum
an ibu untuk teratasi
12.35 memakaikan P : lanjutkan
pakaian yg intervensi
tipis 1. Anjurkan ibu
7. Mempertaha cuci tangan
nkan suhu sebelum dan
12.50 lingkungan sesudah
tetap sejuk menyusui
8. Memberikan 2. Ukur suhu
pct injeksi tubuh setiap 4
13.00 4mg/6jam jam
3. Lalukan
perawatan iv
line
4. Berikan
kompres hangat
5. Kolaborasi
dalam
pemberian pct
injeksi/6j
3. 25 Ansietas b.d 13.10 1. Mengkaji S: ibu klien mngt
oktober kurang tingkat sudah mengetahui
2017 terpapar kecemasan penyakit yg di
informasi 13.20 2. Memberikan derita anaknya
pendidikan O:
kesehatan  Keluarga
tentang terlihat tenang
bronkopneu  Ibu klien
monia mengerti
13.35 3. Memberikan tentang
support dan penyakit
dukungan anaknya
kepada A:Masalah ansietas
keluarga teratasi
13.50 4. Menganjurk P:hentikan
an untuk intervensi
berobat atau
kontrol
kesehatan
secara rutin
di pelayanan
kesehatan
terdekat

No Tgl No Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi Paraf


1. 26- 1. Bersihan 09.00 1. mengkaji S: -
10-17 jln nafas kersihan jalan O:
tdk efektif nafas, kedalaman  Nafas masih
b.d dan frekuensi. terlihat sesak
hipersekresi 09.15 2. Memantau  RR 44x/mnt
jalan nafas. tanda-tanda  Suara nafas
sianosis. ronchi basah
09.30 3. Memantau +/+
reflek batuk  Batuk
09.45 produktif
4. Mengauskultasi  Reflek batuk
09.55 bunyi nafas berkurang
5. Mengukur TTV  Terpasang o2
10.10 nasal kanul
6. Berikan oksigen lt/mnt
simple mask  Terdapat
10.25 4liter/menit retraksi
7. Kolaborasi dinding dada
dalam  CRT < 3dtk
pemberian  Bibir tampak
10.45 fisioterapi dada pucat
8. Kolaborasi A: Masalah
dalam bersihan jalan
pemberian nafas belum
inhalasi teratasi
ventolin1 P:Lnjutkan
ampul/8jam intervensi
1. Kaji
bersihan
jalan
nafas
pola
nafas,
dan
frekuensi
nafas.
2. Pantau tanda-
tanda infeksi.
3. Pantau reflek
batuk.
4. Ukur tanda-
tanda vital
5. Auskultasi
bunyi nafas
6. Berikan
oksigen
simple mask
4lt/menit
7. Kolaborasi
dalam
pemberian
fisioterapi
2. 26- dada
10-17 8. Kolaborasi
dalam
pemberian
inhalasi
11.10 ventolin I
Peningkatan ampul/8jam
suhu tubuh
b.d proses 11.25
penyakit 1. Mengukur suhu S:
(infeksi) tubuh setiap 4 O:
jam 1. Klien tampak
2. Mengajarkan lemas
ibu cuci tangan 2. Suhu tubuh
6 langkah 37oc
sebelum dan 3. Badan klien
11.40 sesudah teraba hangat
memberikan 4. Mukosa bibir
ASI kering
12.10 3. Melakukan 5. Terpasang
perawatan iv selang NGT
line 6. IVFD D5 6
4. Memberikan tts/mnt
12.25 kompres (micro)
hangat A:Masalah
hipertermi
5. Kolaborasi belum teratasi
dalam P: lanjutkan
pmberian pct intervensi
inj 4mg/6jm 1. Ukur suhu
tubuh
2. Lakukan
perawatan iv
line
3. Berikan
kompres
hangat
4. Kolaborasi
pemberian
pct inj 4
mg/6jm

No Tgl No. Jam Implementasi Evaluasi Paraf


Diagnosa
1. 27- Bersihan 09.00 1. mengkaji S:
10-17 jalan nafas kebersihan O:
tidak efektif jalan nafas,  nafas klien
b.d pola nafas, maih terlihat
hipersekresi kedalaman sesak
jalan nafas nafas, dan  RR:40x/mnt
frekuensi  suara nafas
nafas ronchi basah
09.15 2. memantau +/-
reflek batuk  batuk
09.30 3. mengukur produktif
TTV berkurang
09.45 4. mengauskult  reflek batuk
asi bunyi (+)
nafas  tidak terdapat
09.55 5. memberikan retraksi
oksigen nasal dinding dada
kanul 2  CRT >3dtk
lt/mnt  bibir terlihat
10.10 6. kolaborasi kemerahan
pemberian A:Masalah sudah
inhalasi 1 teratasi sebagian
ampul/8 jm P:Lanjutkan
intervensi
1. Kaji kebersihan
jalan nafas,pola
nafas, frekuensi
nafas
2. Ukur TTV
3. Auskultasi
bunyi nafas
4. Berikan oksigen
kanul 2 lt/mnt

2. 27- Peningkatan 10.25 1. ukur suhu


10-17 suhu tubuh tubuh
b.d 10.40 2. melakukan
prosespenya perawatan iv
kit (infeksi) line
10.55 3. memberikan 5. Berikan
kompres inhalasi
hangat ventolin 1
11.10 4. memberikan respul/12jm
pct inj 4
mg/6 jm S:
O:
 klien tampak
lemas
 suhu 370C
 badan klien
teraba hangat
 mukosa bibir
terlihat lembab
 terpasang
selang ngt
 IVFD D5 6
tts/mnt(micro)
A:Masalah
hipetermia sudah
teratasi sebagian
P:Lanjutkan
intervensi
1. Ukur susu
tubuh
2. Berikan pct inj
4mg/8jm

EVALUASI SUMATIF :
Setelah dilakukanpengkajian keperawatan pada an. H dengan diagnosa medis
bronkopnemonia ditemukan masalah keperawtan.
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Hipersekresi Jalan Nafas
Data Do :
- Klien tampak gelisah
- Pernafasan klien cepat dan dangkal
- Rr 50 x/mnt
- Suara nafas ronchi basah +/+
- Batuk produktif, reflek batuk berkurang
- Terdapat retraksi dinding dada
- Radiologi : photo thorax hasil: bronkopneumonia

2. Peningkatan Suhu Tubuh b.d Proses Penyakit (Infeksi)


Data Do:
- Klien tampak lemas
- Suhu 38oc
- Klien teraba panas
- Mukosa biir kering
- Leukosit 14.500/ul
- Terpasang IVFD
- Terpasang NGT

3. Ansietas b.d Kurang Terpapar Informasi


Data Ds: - ibu klien mengatakan tidak mengetahui penyakit yang diderita
anaknya dan merasakwatir engan keaadaan anaknya saat ini.
Do :
- Keluarga terlihat gelisah
- Ibu sering bertanya
- Klien dirawat selama 2 hari
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam, diagnosa yang teah
teratasi yaitu diagnosa keperawtan peningkatan suhu tubuh dan ansietas. Diagnosa
yang belumteratasi yaitu bersihan jalan nafas.
Rencana tindak lanjut:
- Berikan oksigen nasal kanul 2 liter/menit
- Berikan inhalasi ventolin 1 respul/ 12 jam

Anda mungkin juga menyukai