2. Klasifikasi Pneumonia
Klasifikasi menurut Zul Dahlan (2001) :
a. Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas :
Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan opasitas
lobus atau lobularis.
Pneumonia atipikal, ditandai gangguan respirasi yang meningkat lambat dengan
gambaran infiltrat paru bilateral yang difus.
b. Berdasarkan faktor lingkungan
Pneumonia komunitas
Pneumonia nosokomial
Pneumonia rekurens
Pneumonia aspirasi
Pneumonia pada gangguan imun
Pneumonia hipostatik
3. Etiologi
a. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif
seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri
gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
b. Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus.
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan
udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah
serta kompos.
d. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya
menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)
4. Patofisiologi
Kuman penyebab bronchopneumonia masuk ke dalam jaringan paru-paru melaui
saluran pernafasan atas ke bronchiolus, kemudian kuman masuk ke dalam alveolus ke
alveolus lainnya melalui poros kohn, sehingga terjadi peradangan pada dinding bronchus atau
bronchiolus dan alveolus sekitarnya. Kemudian proses radang ini selalu dimulai pada hilus
paru yang menyebar secara progresif ke perifer sampai seluruh lobus. Dimana proses
peradangan ini dapat dibagi dalam empat (4) tahap, antara lain :
a. Stadium Kongesti (4 – 12 jam)
Dimana lobus yang meradang tampak warna kemerahan, membengkak, pada
perabaan banyak mengandung cairan, pada irisan keluar cairan kemerahan (eksudat masuk ke
dalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi)
b. Stadium Hepatisasi (48 jam berikutnya)
Dimana lobus paru tampak lebih padat dan bergranuler karena sel darah merah
fibrinosa, lecocit polimorfomuklear mengisi alveoli (pleura yang berdekatan mengandung
eksudat fibrinosa kekuningan).
c. Stadium Hepatisasi Kelabu (3 – 8 hari)
Dimana paru-paru menjadi kelabu karena lecocit dan fibrinosa terjadi konsolidasi di
dalam alveolus yang terserang dan eksudat yang ada pada pleura masih ada bahkan dapat
berubah menjadi pus.
d. Stadium Resolusi (7 – 11 hari)
Dimana eksudat lisis dan reabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada
struktur semua (Sylvia Anderson Pearce, 1995 : 231- 232).
Bakteri dan virus penyebab terisap ke paru perifer melalui saluran napas
menyebabkan reaksi jaringan berupa edema, sehingga akan mempermudah proliferasi dan
penyebaran kuman. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi yaitu terjadinya sel
PMN (polimofonuklear) fibrin eritrosit, cairan edema dan kuman alveoli. Kelanjutan proses
infeksi berupa deposisi fibril dan leukosit PMN di alveoli dan proses fagositosis yang cepat
dilanjutkan stadium resolusi dengan meningkatnya jumlah sel makrofag di alveoli, degenerasi
sel dan menipisnya febrio serta menghilangkan kuman dan debris (Mansjoer, 2000: 966).
5. Manifestasi Klinis
Pneumonia bakteri
Gejala awal :
- Rinitis ringan
- Anoreksia
- Gelisah
Berlanjut sampai :
- Demam
- Malaise
- Nafas cepat dan dangkal ( 50 – 80 )
- Ekspirasi bebunyi
- Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan kedinginan
- Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan
- Leukositosis
- Foto thorak pneumonia lobar
Pneumonia virus
Gejala awal :
- Batuk
- Rinitis
Berkembang sampai
- Demam ringan, batuk ringan, dan malaise sampai demam tinggi, batuk hebat dan
lesu
- Emfisema obstruktif
- Ronkhi basah
- Penurunan leukosit
Pneumonia mikoplasma
Gejala awal :
- Demam
- Mengigil
- Sakit kepala
- Anoreksia
- Mialgia
Berkembang menjadi :
- Rinitis
- Sakit tenggorokan
- Batuk kering berdarah
- Area konsolidasi pada pemeriksaan thorak
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses
luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi
(bakterial); atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasma
sinar x dada mungkin bersih.
2. GDA : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit paru yang ada.
3. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum, aspirasi
transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi
organisme penyebab.
4. JDL : leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksi
virus, kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial.
5. Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin.
6. LED : meningkat
7. Pemeriksaan fungsi paru : volume ungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar);
tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia.
8. Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendah
9. Bilirubin : mungkin meningkat
10. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka : menyatakan intranuklear tipikal dan
keterlibatan sitoplasmik(CMV) (Doenges, 1999)
7. Penatalaksanaan
a. Terapi oksigen jika pasien mengalami pertukaran gas yang tidak adekuat. Ventilasi
mekanik mungkin diperlukan jika nilai normal GDA tidak dapat dipertahankan
b. Blok saraf interkostal untuk mengurangi nyeri
c. Pada pneumonia aspirasi bersihkan jalan nafas yang tersumbat
d. Perbaiki hipotensi pada pneumonia aspirasi dengan penggantian volume cairan
e. Terapi antimikrobial berdasarkan kultur dan sensitivitas
f. Supresan batuk jika batuk bersifat nonproduktif
g. Analgesik untuk mengurangi nyeri pleuritik
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA AN.H USIA 3 BULAN DENGAN BRONCHOPNEMONIA
DIRUANG ALAMANDA
I. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : An. H
TTL : Mesuji, 29-07-2017
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Belum Sekolah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cempedak
b. Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Klien
: Menikah
: Anak
V. Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh : keluarga (ibu, bapak, dan neneknya)
2. Hubungan dengan anggota keluarga : An. H merupakan An. R dan Ny. T, An.
H merupakan anak kedua dari dua bersaudara.
3. Hubungan denagan teman sebaya :
4. Pembawaan secara umum : klien terlihat rewel dan gelisah
5. Lingkungan rumah : luas rumah 9 x 10 meter, ventilasi
ruangan cukup baik, penerangan baik, jarak rumah dengan rumah tetangganya
tidak terlalu jauh kira-kira 10 m.
6. Aktivitas : ibu mengatakan anak hanya terbaring ditempat tidur lemah dan
sesak nafas.
7. Tindakan keperawatan
Pantau ttv
Kaji tanda-tanda sianosis
Berikan posisi tidur kepala lebih tinggi dari posisi badan dan kaki
Berikan O2 sesuai terapi = 4 liter sungkup
Berikan kompres hangat dibagian axilla
Ajarkan keluarga melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
pemberian ASI
Lakukan fisioterapi dada
Suction jika perlu
Ceftadine : 200 mg/12 jam
Gentamicin : 16 mg/ hari
Furosemid : 1,5 mg/ hari
Nebulizer ventolin : 1 ampul/ 6 jam
8. Hasil laboratorium
Tanggal 26-10-2017
Parameter Hasil Nilai rujukan Satuan
Hemoglobin 9,3 L= 14,0- 18,0 g/dl
Leukosit 14.500 4800- 10.800 ut
Eritrosit 3,3 L= 4,7 – 6,1 dula/ul
Hematrokrit 28 L= 42- 52
Trombosit 72.000 150.000- 450.000 ut
Mcv 86 79-99 fl
Mch 28 27- 31 pg
Mchc 33 30- 35 g/dl
Segmen 72 17- 60
Limfosit 20 20- 70
Monosit 8 1- 11
9. Hasil rontogen :
Pulmo : tampak bercak-bercak infiltrat parahilus kanan dan kiri
Kesan : bronkopneumonia
1. Tanda-tanda vital
Suhu 38o C
Nadi 160 x/menit
RR 50 x/ menit
BB 3900 gr
50 cm
TB
2.
Kepala- leher
Bentuk kepala mesochepal tidak terdapat lesi
Bentuk kepala
ataupun nyeri tekan,kulit kepala baersih.
Belum menutup.
Uub
Sudah menutup
Uuk
Palpasi
Auskultasi Simetris antara kanan dan kiri.
Tidak ada nyeri tekan.
Bunyi jantung reguler terdengar lupdup, tidak ada
Jantung
bunyi mu-mur.
Inspeksi
5. Tidak terdapat pembesaran diperut.
Palpasi
Perut tidak kembung, tidak teraba pembesaran hati
Auskultasi
atau limfa, tidak ada nyeri tekan.
Abdomen
Suara abdomen timpani.
Inspeksi
Palpasi
Bising usus 13 x/menit.
Perkusi
6. Tampak bersih.
Fungsi sensorik
Reflek tendon
X. Informasi Lain :-
XI. Analisa Data
No Data Klien Masalah Keperawatan Etiologi
1. Ds : - Bersihan jalan nafas tidak Hipersekresi jalan
efektif . nafas.
Do :
Klien tampak gelisah
RR 50x/ menit
Suara nafas ronchi
basah +/+
Batuk produktif,
reflek batuk kurang
Terpasang O2 Simple
Mask 4 liter
Terdapat retraksi
dinding dada
radiologi : photo
thorax hasil
bronchopneumonia
Ds :-
2. Peningkatan Suhu Tubuh Proses Penyakit
Do :
(Infeksi)
klien tampak lemah
suhu 38oC
Klien teraba panas
mukosa bibir kering
leukosit 14.500/ul
terpasang IVFD
terpasang selang
NGT
2. 1. Untuk
mengetahui
keadaan
Peningkatan suhu tubuh b.d klien.
proses penyakit ( infeksi)
Ds :- 2. Mengetahui
Do : suhu klien.
Klien tampak lemah
Suhu 38,3 oC 3. Agar
3.
4.
1. Untuk
mengetahui
intervensi
selanjutnya.
2. Agar
keluarga
Ansietas b.d kurang terpapar memahami
informasi penyakit
Ds : klien.
Ibu klien
mengatakan tidak
mengetahui 3. Untuk
penyakit yang mengurangi
diderita anaknya kecemasan.
9.
dan merasa
khawatir dengan
keadaan anaknya 4. Agar
saat ini. 1. Pantau tanda- terhindar
Do : tanda infeksi. dari
Keluarga terlihat penyakit.
gelisah
Ibu sering bertanya
Klien dirawat Setelah 2. Ukur suhu
selama 2 hari dilakukan tubuh.
tind.kep selama
1x 24 jam 3. Anjurkan ibu
diharapkan cuci tangan 6
cemas langkah
berkurang sebelum dan
dengan kriteria sesudah
hasil : memberikan
Keluarga ASI.
tampak
tenang
Ibu 4. Lakukan
mengerti perawatan iv
tentang line.
penyakit
anaknya
5. Berikan
kompres
hangat.
6. Anjurkan ibu
untuk
memakaikan
pakain yang
tipis.
7. Pertahankan
suhu
lingkungan
tetap sejuk.
8. Kolaborasi
dalam
pemberian
antipiretik.
1. Kaji tingkat
kecemasan.
2. Berikan
pendidikan
kesehatan
tentang
penyakit
bronkopnemo
nia.
3. Memberikan
support dan
dukungan
kepada
keluarga.
4. Anjurkan
keluarga
untuk berobat
atau kontrol
kesehatan
secara rutin di
pelayanan
kesehatan
terdekat.
1. Memantau S:-
2. 25 Peningk tanda-tanda O:
oktober atan inpeksi Klien tampak
2017 suhu b.d 2. Mengukur lemah
proses suhu tubuh Suhu 38,3 oC
penyakit setiap 4 jam Badan klien
11.10 3. Mengajarka teraba hangat
n ibu cuci Mukosa bibir
tangan 6 Terpasang
11.25 langkah selang NGT dan
sebelum dan IVFD 6
sesudah Melakukan
11.40 memberikan perawatan iv
ASI line
4. Melakukan Memberikan
perawatan iv kompres hangat
12.05 line
5. Memberikan Leukosit
kompres 14.500u/
12.20 hangat A :Masalah
6. Menganjurk hipertermi belum
an ibu untuk teratasi
12.35 memakaikan P : lanjutkan
pakaian yg intervensi
tipis 1. Anjurkan ibu
7. Mempertaha cuci tangan
nkan suhu sebelum dan
12.50 lingkungan sesudah
tetap sejuk menyusui
8. Memberikan 2. Ukur suhu
pct injeksi tubuh setiap 4
13.00 4mg/6jam jam
3. Lalukan
perawatan iv
line
4. Berikan
kompres hangat
5. Kolaborasi
dalam
pemberian pct
injeksi/6j
3. 25 Ansietas b.d 13.10 1. Mengkaji S: ibu klien mngt
oktober kurang tingkat sudah mengetahui
2017 terpapar kecemasan penyakit yg di
informasi 13.20 2. Memberikan derita anaknya
pendidikan O:
kesehatan Keluarga
tentang terlihat tenang
bronkopneu Ibu klien
monia mengerti
13.35 3. Memberikan tentang
support dan penyakit
dukungan anaknya
kepada A:Masalah ansietas
keluarga teratasi
13.50 4. Menganjurk P:hentikan
an untuk intervensi
berobat atau
kontrol
kesehatan
secara rutin
di pelayanan
kesehatan
terdekat
EVALUASI SUMATIF :
Setelah dilakukanpengkajian keperawatan pada an. H dengan diagnosa medis
bronkopnemonia ditemukan masalah keperawtan.
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Hipersekresi Jalan Nafas
Data Do :
- Klien tampak gelisah
- Pernafasan klien cepat dan dangkal
- Rr 50 x/mnt
- Suara nafas ronchi basah +/+
- Batuk produktif, reflek batuk berkurang
- Terdapat retraksi dinding dada
- Radiologi : photo thorax hasil: bronkopneumonia