Oleh:
Kelompok 6
Anggota Kelompok :
Adit Bachtiar (200810201084)
Ike Wulandari ( 200810201035)
Puput Yuniar (200810201149 )
Dosen Pembimbing :
Dr.Handriyono., M.Si
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hak Kekayaan Intelektual
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
bapak Dr.Handriyono., M.Si pada mata kuliah Hukum Bisnis. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hak Kekayaan Intelektual bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr.Handriyono., M.Si selaku dosen
mata kuliah Hukum Bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
kelompok Enam
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
BAB 1............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
1.3. Tujuan dan Manfaat........................................................................................................4
1.3.1. Tujuan......................................................................................................................4
1.3.2. Manfaat....................................................................................................................5
BAB 2............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................................6
2.1. Pengertian Hak Kekayaan Inteklektual...........................................................................6
2.2. Hak Kekayaan Intelektual Dan Pembangunan Ekonomi................................................6
2.3. Cabang-Cabang Hak Kekayaan Intelektual....................................................................7
1. HAK CIPTA...................................................................................................................7
2. PATEN (PATENT)........................................................................................................14
3. MEREK (TRADEMARK)............................................................................................21
4. DESAIN INDUSTRI (INDUSTRIAL DESIGN).........................................................29
5. DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU (INTEGRATED CIRCUIT LAYOUT
DESIGN)..............................................................................................................................33
6. RAHASIA DAGANG (TRADE SECRET)...................................................................38
7. PERLINDUNGAN VARITAS TANAMAN (PLANT VARIETIES PROTECTION)42
BAB 3..........................................................................................................................................49
PENUTUP...................................................................................................................................49
3.1. Penutup..........................................................................................................................49
3.2. Saran..............................................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................50
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
4
1.3.2. Manfaat
Sebagai sumber referensi bagi pembaca atau masyarakat umum dalam
mengetahui dan memahami tentang hak kekayaan intelektual dan untuk
memenuhi tugas Matakuliah Hukum Bisnis.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
kerja Amerika Serikat (Eric H. Smith, 1996:561).
Sebagai ilustrasi Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan hasil survey orang terkaya di
Amerika Serikat yang dilakukan oleh majalah Forbes tahun 2009 (http://www.vibiznews.com,
posting data 1 Oktober 2009). Mark Zuckerberg merupakan milyarder termuda yang ada di
deretan survey Forbes tersebut. Remaja berumur 25 tahun yang sukses setelah menciptakan
situs pertemanan Facebook ini tercatat memiliki kekayaan sebesar 2 miliar dollar atau senilai
dengan Rp 19 triliun. Kekayannya pada tahun ini pun tercatat mengalami peningkatan sebesar
500 juta dollar akibat naiknya royalti dari kesuksesan Facebook.
Masih mengenai hasil survey yang sarna adalah Bill Gates pemegang HK atas
Microsoft, Nama tersebut mungkin sudah tidak asing lagi, karene dalam 15 tahun terakhir Bill
Gates telah berturut mengemban status sebagri orang terkaya di AS berdasarkan hasil survey
yang dilakukan oleh Forbes. Pria berumur 53 tahun ini tercatat mengalami penurunan
pendapatan akibat hantaman krisis ekonomi global hingga mencapai 7 miliar dollar atau senilai
Rp 66,5 triliun. Namun total kekayaan yang dimiliki oleh Gates pada tahun ini tercatat
mencapai 50 miliar dollar atau senilai denyan Rp 475 triliun.
1. HAK CIPTA
Dasar Hukum dan Pengertian Hak Cipta
Dalam HKI di Indonesia, Pengaturan Hak Cipta sebagai cabang dar HKI di
Indonesia diatur dalam Undang-Undang No.19 tahun 2002 tentang Hak Cipta (Undang-
UndangHC). Adapun yang dimaksud Hak Cipta adalah hak ekslusif bagi Pencipta atau
penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Cipataannya atau memberikan
izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut Peraiuran-
peraturan yang berlaku.
Yang dimaksud dengan Hak ekslusif adalah hak yang semata-mata diperuntukkan
7
bagi pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut
tanpa izin pemegangnya. Dalam pengertian “ mengumumkan atau memperbanyak"
termasuk di kegiatan menerjemahkan, mengadaptasi, mengaransemen, mengalihwujudkan,
menjual, menyewakan, meminjamkan, mengimport, memamerkan, mempertunjukkan
kepada prblic, menyiarkan, merekam, dan mengkomunikasikan ci taan ke sada publik
melalui sarana apapun.
Sifat Kebendaan Hak Cipta
Dalam kaitan dengan hukum kebendaan maka Hak Cipta mempunyai sifat sebagai
benda bergerak. Sebagaimana dalam hukum bahwa benda bergerak digolongkan menjadi
dua golongan yaitu benda bergerak berwujud dan benda bergerak tak berwujud. Hak Cipta
terrmasuk dalam golongan benda bergerak tak berwujud. Hak Cipta dapat beralih atau
dialihkan kepada orang lain baik seluruhnya maupun sebagian. Namun berbeda dengan
benda bergerak lainnya yang dapat dialihkan secara lisan, beralih atau dialihkannya Hak
Cipta tidak dapat dilakukan secara lisan, tetapi harus dilakukan secara tertulis bnik dengan
maupun tanpa akta notaris.
Ciptaan Yang dilindungi
Dalam Pasal 12 ayat (I) Undang-Undang HC secara rinci disebutkan berbagai
ciptaan yang dilindungi yaitu ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra, yang
mencakup:
a. Buku, program computer, pamflet, perwajahan (layout) karya tulis yang diterbitkan, dan
semua hasil karya tulis lain
b. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu
c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan
d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks
e. Drama atau drama musical, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomin
f. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis gambar seni ukir, seni kaligrafi, seni
pahat, seni parung, kolase (adaluh komposisi artistic yang dibuat dari berbagai bahan
misalnya kain, kertas, atau kayu yang ditempatkan pada permukaan gambar) dan seni
terapan
g. arsitektur
h. peta
i. seni butik: fotografi
j. sinematografi
8
k. terjemahan, tafsir saduron, bunyu rumpal, database dan karya lain dari hasil
pengalihwujudan
Perlindungan sebagaimana disebutkan di atas termasuk juga semua ciptaan yang
tidak atau belum diumumkan, tetapi mudah merupakan suutu bentuk kesatuan yang nyata,
yang memungkinkan perbanyakan hasil karya tersebut.
Suatu ciptaan untuk untuk bisa mendapatkan perlindungan hukum dari Negara
harus memenuhi 2 syarat yaitu:
1. Material form, artinya suatu ide atau pemikiran telah dituangkan dalam bentuk nyata.
Jadi yang dilindungi bukan suatu ide atau pemikiran.
2. Originality, artinya suatu ciptaan itu benar-benar berasal dari orang yang mengaku
sebagai penciptanya, bukan berasal dari peniruan atau perbanyakan dari suatu ciptaan
lain yang telah ada.
Beberapa perbuatan yang tidak dapat dituntut sebagai perbuatan melanggar Hak Cipta
adalah:
a. mengumumkan dan/atau memperbanyak Lambang Negara dan lagu kebangsaan
menurut sifatnya yang asli:
b. mengumumkan dan/atau memperbanyak segala sesuatu yang diumumkan dan/atau
diperbanyak oleh pemerintah, kecuai apabila Hak Cipta itu dinyatakan dilindungi,
baik dengan pernyataan pada ciptaan itu sendiri atau ketika ciptaan itu diumumkan
dan/atau diperbanyak: atau
c. pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor berita,
Lembaga Penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis lain, dengan ketentuan
sumbernya harus disebutkan secara lengkap.
9
3. Tidak dianggap pelanggaran Hak Cipta dengan syarat bahwa sumbernya harus
disebutkan atau diumumkan adalah:
Pencipta
Yang dianggap pencipta atas suatu ciptaan adalah:
1. orang yang namanya terdaftar dalam Daftar Umur Ciptaan pada Direktorat
Jenderal HKI,
2. atau orang yang namanya disebut dalam ciptaan atau diumumkan sebagai
pencipta pada suatu ciptaan,
Ketentuan tersebut di atas tidak berlaku jika terbukti sebaliknya. Jika suatu ciptaan
yang dirancang seseorang diwujudkan dan dikerjakan oleh orang lain di bawah pimpinan
dan pengawasan orang yang merancang, penciptanya adalah orang yang merancang ciptaan
itu. Jika suatu ciptaan dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain dalam lingkungan
pekerjaaannya, Pemegang Hak Cipta adalah pihak yang untuk dan dalam dinasnya ciptaan
10
itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak
Pencipta apabila penggunaan ciptaan itu diperluas sampai ke luar hubungan dinas.
Jika suatu ciptaan dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan hubungan
pesanan, pihak yang membuat karya cipta dianggap sebagai Pencipta dan pemegang hak
Cipta, kecuali apabila diperjanjikan lain antara kedua pihak. Jika suatu badan hukum
mengumumkan bahwa ciptaan berasal dari padanya dengan tidak menyebut seseorang
sebagai Penciptanya, badan hukum tersebut dianggap sebagai penciptanya, kecuali jika
terbuktisebaliknya.
Dalarn hal adanya ciptaan yang tidak dikenal Penciptanya, maka berlaku ketentuan
sebagai berikut:
1. Negara memegang Hnk Cipta atas karya peninggalan prasejarah, sejarah dan benda
budaya nasional lainnya:
2. Negara menegang Hak Cipta atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi
milik bersama, seperti cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan
tangan, koreografi, tarian, kaligrafi, dan karya seni lainnya.
Dalam rangka melindungi floklor dan hasil budaya rakyat lain, Pemerintah dapat
mencegah adanya monopoli atau komersialisasi serta tindakan yang merusak atau
pemanfaatan komersial tanpa seizin Negara Republik Indonesia sebagai Pemegang Hak
Cipta. Ketentuan ini dimaksudkan untuk menghindari tindakan pihak asing yang dapat
merusak misi kebudayaan tersebut.
Hak Pencipta
Di dalam Hak Cipta terkandung dua macam hak khusus bagi pencipta yaitu Hak
Ekonomi (economic right) dan Hak Moral (moral right).
Economic right adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi bagi penciptanya
atau pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat atas ciptaan serta produk hak
terkait.
Moral right adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku yang tidak
dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apapun, walaupun Hak ekonomi pada Hak
Cipta atau Hak Terkait telah dialihkan, kecuali dengan persetujuan Pencipta atau dengan
persetujuan ahli warisnya dalam hal pencipta talah meninggal dunia, Moral right
mengandung dua macam hak The right to protect the Integrity of yaitu yaitu Hak Pencipta
bahwa setiap ciptaannya diumumkan atau diperbanyak harus ditampilkan secara utuh.
11
Attributation atau authorship right yaitu Hak Pencipta bahwa setiap ciptaannya digunakan
secara umum, harus dicantumkan nama atau nama samarannya,
Masa Berlaku Hak Cipta
1. Hak Cipta atas Ciptaan yang berupa:
1. buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lain
2. drama atau drama musikal, tari, koreografi
3. segala bentuk seni rupa, seperti seni lukis, seni pahat, dan seni patung
4. seni batik
5. lagu atau musik dengan atau tanpa teks:
6. arsitektur
7. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lain
8. alat peraga
9. peta
10. terjemahan, tafsir, saduran, dan bunga rampai,
Berlaku selama hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 tahun setelah
pencipta meninggal dunia. Untuk Ciptaan tersebut di atas yang dimiliki oleh 2 orang atau
lebih, hak Cipta berlaku selama hidup pencipta yang meninggal dunia paling akhir dan
berlangsung hingga 50 tahun sesudahnya.
2. Hak Cipta atas Ciptaan:
1. program computer
2. sinematografi
3. fotografi
4. database
5. karya hasolpengalihwujudan
6. perwajahan karya tulis yang diterbitkan berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali
diumumkan.
1. Barang siapa memperbanyak atau mengumumkan suatu Ciptaan tanpa izin Pencipta
atau Pemegang hak Ciptanya dipidanq dengan pidana penjara masing-masing paling
singkat 1 bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00, atau pidana penjara
paling lama 7 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5000.000.000,00.
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak
Terkait dipidana dengan pidana penjara paling laman 5 tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 500.000.000,00.
3. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk
kepentingan komersial suatu Program Komputer dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00.
Ada pemisahan antara kepemilikan fisik dengan hak yang terkandung dalam suatu benda
Prinsip ini sangat penting terutama berkaitan dengan penggunaan hak ekonomi dari ciptaan
yang dilindungi Oleh Undang-Undang Hak Cipta dalam bentuk kegiatan perbanyakan atau
pengumuman
13
3. sebuah ciptaan.
4. Jangka waktu perlindungan Hak Cipta bersifat terbatas. Prinsip ini sesuai dengan sifat
HKI yang memberikan monopoli terbatas kepada para pemegang hak. Setelah jangka waktu
perlindungan hukum terhadap ciptaan berakhir, ciptaan tersebut akan menjadi milik
masyarakat (public domain)
5. Pasal-Pasal pidana dalam di dalam Undang-UndangnHC bersifat delik biasa. Melalui
prinsip ini polisi dengan dibantu oleh PPNS bertindak secara aktif di dalam melindungi Ciptaan
dan Pencipta atau Pemegang Hak Ciptanya atas suatu pelanggaran yang dilakukan oleh pihak
lain.
6. Perlindungan Hak Cipta berlaku terhadap warga Negara asing yang terlibat dalarn
perjanjian yang sama.
2. PATEN (PATENT)
Sejarah Hukum Paten Indonesia
Menurut Tommy Suryo Utomo (2009;99), perkembangan hukum Paten di
Indonesia dapat dibagi ke dalam 3 periode, yaitu:
1. Periode Kepentingan Umum vs Tekanan Internasional (1989-1996),
Pada fase ini pemerintah Indonesia menganggap bahwa HKI, terutama hukum Paten
bukanlah sebuah kebutuhan yang mendesak untuk pembangunan ekonomi Indonesia. Pada
saat itu, pemerintah memerlukan alih teknologi yang berasal dari Negara-negara maju
untuk mengembangkan pembangunan ekonomi. Perlindungan HKI (termasuk hukum
Paten) yang sangat ketat akan menghambat alih teknologi yang sedang dijalankan oleh
pemerintah.
Meskipun tidak ada Undang-Undang Paten di Indonesia sampai dengan tahun
1989, permohonan Paten tetap dilakukan oleh pemerintah sejak 1 November 1953. Namun
fungsi pendaftaran tersebut lebih bersifat administratif dan bukan untuk memberikan hak
Paten. Sampai dengan tahun 1989 jumlah pendaftaran Paten adalah 96 % permohonan
Paten diajukan oleh pemohon asing. Dikarenakan dominasi pihak asing tersebut,
pemerintah beranggapan bahwa Undang-Undang Paten akan merugikan pembangunan
ekonomi Indonesia.
Sementara itu pada tahun 1980-an ekonomi Indonesia sangat tergantung kepada
negara-negara maju akibat turunnya harga minyak. Sebagai akibatnya, ketika negara-
negara maju meminta Indonesia untuk mengundangkan peraturan HKI, termasuk Paten
pemerintah terpaksa mengikuti permintaan.
2. Periode Tunduk Kepada perjanjian TRIPS (1997-2000)
14
Periode ini pemerintah telah memutuskan untuk merevisi Undang-Undang
Paten Tahun 1989 sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk tunduk kepada perjanjian
TRIPS. Revisi Undang-Undang Paten Itu sendiri telah dimulai pada akhir tahun 1995
sobagai salah satu konsekuensi keikutsertaan Indonesia dalam organisasi Perdagangan
Dunia atau (World Trade Organization (WTO).
3. Periode Peningkatan Penegakan Hukum (2001-2005)
Pada periode ini pemerintah sudah menyadari sepenuhnya bahwa penegakan
hukum terhadap pelanggaran perjanjian TRIPS merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan sepenuhnya oleh semua anggota WTO. Hal ini disebabkan karena periode
ini nama Indonesia dimasukkan dalam watch country list oleh Amerika Serikat, Artinya
Indonesia termasuk dalam negara-negara yang oleh Amerika Serikat diawasi pelaksanaan
penegakan hukum terhadap pelanggaran HKI (sebagian besar pemegang HKI adalah
pihak asing) di negara-negara berkembang, Konsekwensinya negara yang masuk dalam
waich country list sulit untuk mendapatkan bantuan ekonomi dari Amerikat Serikat.
Dasar Hukum
1. Novalty (kebaruan).
Paten Sederhana
Paten sederhana hanya diberikan untuk Invensi yang berupa alat atau produk
yang bukan sckadar berbeda ciri teknis- nya, tetupi harus memiliki Ningsi/kegunaan
16
yang lebih praktis daripada Invensi sebelumnya dan bersifat kasat mata atau berwujud
(tangible).
Adapun Invensi yang sifatnya tidak kasat mata intangible). seperti metode atau
proses, tidak dapat diberikan perlindungan sebagai Paten Sederhana.
Paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak
Tanggal Penerimaan d'un jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang. Paten Sederhana
diberikan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak Tanggal Penerimaan dan
jangka waktu itu tidak dapat diperpanjang. Secara umum produk atau alat yang
dilindungi, diperoleh dalam waktu yang relatif singkat, dengan cara yang sederhana,
dengan biaya yang relatif murah, dan secara teknologi juga bersifat sederhana sehingga
jangka waktu perlindungan selama 10 (sepuluh) tahun dinilai cukup untuk memperoleh
manfaat ekonomi yang wajar.
Subjek Paten
Yang berhak memperoleh Paten adalah Inventor atau yang menerima lebih
lanjut hak Inventor yang bersangkutan. Jika suatu Invensi dihasilkan oleh beberapa orang
secara bersama-sama, hak atas Invensi tersebut dimiliki secara bersama oleh para
inventor yang bersangkutan. Kecuali terbukti lain, yang dianggap sebagai Inventor adalah
seorang atau beberapa orang yang untuk pertama kali dinyatakan sebagai Inventor dalam
permohonan. Dalam hal adanya invensi karena hubungan kerja meka pihak yang berhak
memperoleh Paten atas suatu Invensi yang dihasilkan adalah pihak yang memberikan
pekerjaan tersebut, kecuali perjanjian lain.
Hak Pemegang Paten
17
1. Pemegang Paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten yang dimilikinya
dan melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya: dalam hal Paten-produk:
membuat, menggunakan, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan, atau
menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi
Paten;dalam hal Paten-proses: menggunakan proses produksi yang diberi Paten untuk
membuat barangdan tindakan lainnya sebagaimana dimaksud dalam huruf a.
2. Dalam hal proses-proses, larangan terhadap pihak lain yang tanpa persetejuannya
melakukan impor hany aberlaku terhadap produk yang semata-mata dihasilkan daari
penggunaan paten proses yang dimilikinya.
3. Dikecualikan dari hak sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan 2 di atas adalah
apabila pemakaian paten tersebut untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
percobaaan, atau analisis selama tidak merugikan kepentingan yang wajar dari
pemegang paten.
4. Ketentuan ini ditujukan untuk memberikan kesempatan bagi pihak yang betul-betul
memerlukan penggunaan invensi semata-mata untuk penelitian dan pendidikan.
Disamping itu yang dimaksud dengan untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
percobaan, atau analisi, mencakup juga kegiatan untuk keperluan uji bioekivalensi
attau bentuk pengujian lainnya.serta penggunaan invensi tersebut tidak digunakan
untuk kepentingan yang mengarahpada eksploitasi untuk kepentingan komersial
sehingga dapat merugikan bahkan dapat menjadi kompetitor bagi pemegang paten.
19
Sanksi Pidana
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak Pemegang Paten dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp
500.000.000,00
2. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak Pemegang Paten
Sederhana dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 280.011.000,00
Secara garis besar ada 8 prinsip yang terdapat di dalam UndangUndang Paten
Indonesia, yaitu:
1. Paten hanya terkait dengan invensi di bidang teknologi yang berisikan pemecahan
masalah.
2. Perlindungan hukum terhadap invensi dibidang teknologi didasarkan atas permohonan.
Hal ini berarti bahwa pendaftaran merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para
inventor agar invensi di bidang teknologi yang mereka temukan dapat dilindungi oleh
Undang-Undang Paten Indonesia.
3. Pendaftaran Paten bersifat teritorial. Pendaftaran di satu Negara tidaklah secara
20
Melalui delik ini, pihak yang dirugikan diminta untuk lebih aktif melapor. Tanpa
pelaporan terlebih dahulu, pelanggaran Paten tidak akan diproses oleh penyidik.
3. MEREK (TRADEMARK)
Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek merupakan dasar hukum yang
terbaru tentang perlindungan Merek di Indonesia. Sampai dengan saat ini, tercatat
pemerintah telah tiga kali merevisi Undang-Undang Merek, yaitu terhadap Undang-
Undang No.19 Tahun 1992 sebagai revisi terhadap Undang-Undang No.14 Tahun 1997
dan yang terbaru adalah Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 yang masih berlaku saat ini.
Revisi Undang-Undang Merek tersebut dilakukan untuk memenuhi kewajiban
Indonesia sebagai anggota the World Trade Organization (WTO) melalui kebijakan
menyesuaikan substansi Undang-Undang nasional dengan standar internasional perjanjian
Trade-Related Aspect of Intellectual Property Rights (TRIPS).
Pengertian
Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Merek dirumuskan bahwa Merek adalah tanda
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari Ungur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa. Dari dcfinisi tersebut di atas beberapa tanda yang
dapat dikalsifikasikan sebagai Merek adalah:
1. Kata
2. Huruf
3. Angka
4. Gambar
5. Warna
6. Gabungan unsur-unsur tersebut
21
b. Kemasan (packaging)
Jenis Merek
Merek sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang meliputi Merek Dagang dan Merek
Jasa.
1. Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
2. Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya,
3. Selain kedua jenis Merek di atas, dalam Undang-Undang Merek juga dikenal adanya
Merek Kolektif (collective Marks) yaitu Merek yang digunakan pada barang dan/atau
Jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau
badan hukurn secara bersama-sama untuk membedakan dengan dan/atau jasa sejenis
lainnya.
Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik
Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya.
Pendaftaran Merek
Pemilik suatu Merek akan mendapatkan perlindungan hukum sebagai Pemilik Hak atas
merek apabila Merek tersebut telah di daftarkan di Direktorat Jenderal HKI Departemen
Hukum dan HAM Republik Indonesia.
1. Suatu Merok dapat di didaftarkan upabila memenuhi syara sebagai berikut:
1. Adanya Substantiaal Distinctivenesa (Daya Pembeda), Merek yang akan didaftarkan
tersebut harus dapat dibedakan sedemikian rupa dengan Merek barang atau Merek
jasa lain yang sudah dimiliki pihak lain.
22
2. Originality, Merek yang akan di daftarkan merupakan merek yang baru asli dari
pihak yang akan mendaftarkan, dalam arti belum menjadi milik umum (public
domain).
3. Suatu Merek tidak dapat di daftarkan apabila : Pormohonan diajukan oleh Pemohon
yang beriktikad tidak baik.
Pemohon yang beriktikad baik adalah Pemohon yang mendaftarkan Mereknya secara
Iayak dan jujur tanpa ada niat apa pun untuk membonceng, meniru, atau menjiplak ketenaran
Merek pihak lain demi kepentingan usahanya yang berakibat kerugian pada pihak lain itu atau
menimbulkan kondisi persaingan curang, mengecoh, atau menyesatkan konsumen. Contohnya,
Merek Dagang A yang sudah dikenal masyarakat secara umum sejak bertahun-tahun, ditiru
demikian rupa sehingga memiliki persamaan pada pokoknya atuu keseluruhannya dengan
Merek Dagang A tersebut. Dalam contoh itu sudah terjadi iktikad tidak baik dari peniru karena
setidak-tidaknya patut diketahui unsur kesengajaannya dalam meniru Merek Dagang yang
sudah dikenal tersebut.
A. Merek tersebut mengandung salah satu unsur di bawah ini: (D
1. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas
agama, kesusilaan, atau ketertiban umum.Termasuk dalern pengertian bertentangan
dengan moralitas agarna, kesusilan, atau ketertiban umum adalah apabila
penggunaan tanda tersebut dapat menyinggung perasaan, kesopanan, ketenteraman,
atau keragaman dari khalayak umum atau dari golongan masyarakat tertentu
2. Tidak memiliki daya pembeda, Tanda dianggap tidak memiliki daya pembeda
apabila tanda tersebut terlalu sederhana seperti satu tenda garis atau satu tanda titik,
ataupun terlalu rumit sehingga tidak jelas.
3. Telah menjadi milik umum, atau Salah satu contoh Merak seperti ini adalah tanda
tengkorak di atas dua tulang yang bersilang, yang secara umum telah diketahui
sebagai tanda bahaya. Tanda seperti itu adalah tanda yang bersifat umum dan telah
menjadi milik umum. Oleh karena itu, tanda itu tidak dapat digunakan sebagai
Merek.
4. Merupakan keterangan atau berkaitan denganbarang atau jasa
yang dimohonkan pendaftarannya Merek tersebut berkaitan atau hanya
menyebutkan barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya, contohnya Merek
Kopi atau gambar kopi untuk jenis barang kopi atau untuk produk kopi.
23
1. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan Merek milik
pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis.
Yang dimaksud dengan persamaan pada pokoknya adalah kemiripan yang
disebabkan oleh adanya unsur-unsur yang menonjol antara Merek yang satu dan
Merek yang lain, yang dapat menimbulkan kesan adanya persamaan baik mengenai
bentuk, cara penempatan, cara penulisan atau kombinasi antara unsur-untur maupun
persamaan bunyi ucapan yang terdapat dalam merek-merek tersebut.
4. Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum
yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak. Yang
dimaksud dengan nama badan hukum adalah nama badan hukum yang digunakan
sebagai Merek dan terdaftar dalam Daftar Umum Merek. Merupakan tiruan atau
menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau simbol atau emblem
negara atau lembaga nasional maupun Internasional, kecuali atas persetujuan tertulis
dari pihak yang berwenang.
5. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang
digunakan oleh negara atau lembaga Pernerintah, kecuali atas persutujuan tartulis
dari pihak yang berwenang.
Indikasi Geografis
Indikasi -geografis dilindungi sebagai suatu tanda yang menunjukkan daerah asal
suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia,
atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang
yang dihasilkan.
24
Indikasi-geografis adalah suatu indikasi atau identitas dari suatu barang yang berasal
dari suatu tempat, daerah atau wilayah tertentu yang menunjukkan adanya kualitas, reputasi
dan karakteristik termasuk fektor alam dan faktor manusia yang dijadikan atribut dari barang
tersebut. Tanda yang digunakan sebagai indikasi-geografis dapat berupa etiket atau label
yang dilekatkan pada barang yang dihasilkan. Tands tersebut dapat berupa nama tempat,
daerah, atau wilayah, kata, gambar, huruf, atuu kombinasi dari unsur-unsur tersebut.
Pengertian nama tempat dapat berasal dari nama yang tertera dalam peta geografia atau nama
yang karena pemakaian secara terus-menerus sehingga dikenal sebagai narna tempat asal
barang yang bersangkutan. Perlindungan indikasi-geografis meliputi barang-barang yang
dihasilkan oleh alam, barang hasil pertanian, hesil kerajinan tangan, atau hasil industri
tertentu lainnya.
Indikasi-geografis mendapat perlindungan setelah terdaftar atas dasar permohonan
yang diajukan oleh:
a. Lembnga yany mewakili masyarakat di daerah yang memproduksi barang yang
bersangkutan, yang terdiri atas:
1. pihak yang mengusahakan barang yang merupakan hasil alam atau kekayaan
alam,
2. produsen barang hasil pertanian
1. Pewarisan
2. Wasiat
3. Hibah
4. Perjanjiun, atau
Yang dimaksud dengan sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-
undargan sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini, misalnya kepemilikan
Merek karena pembubaran badan hukum yang semula pemilik Merek.
Pengalihan hak atas Merek karena hal-hal tersebut di atas wajib dimohonkan
pencatatannya kepada Direktorat Jenderai HKI untuk dicatat dalam Daftar Umum Merek.
Pengalihan hak atas Merek terdaftar yang tidak dicatatkan dalam Daftar Umum Merek tidak
berakibat hukum pada pihak ketiga.
Pengalihan hak atas Merek terdaftar dapat disertai dengan Pengalihan nama baik,
reputasi, atau lain-lainnya yang terkait dengan Merek tersebut. Hak atas Merek Jasa terdaftar
yang tidak dapat dipisahkan dari kemampuan, kualitas, atau keterampilan pribadi pemberi
jasa yang bersangkutan dapat dialihkan dengan ketentuan harus ada jaminan terhadap kualitas
pemberian jasa. Pengalihan hak atas Merek terdaftar hanya dicatat oleh Direktorat Jenderal
apabila disertai pernyataan tertulis dari penerima pengalihan bahwa Merek tersebut akan
digunakan bagi perdagangan barang dan/atau jasa.
Lisensi
Pemilik Merek terdaftar berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain dengan
perjanjian bahwa penerima Lisensi akan menggunakan Merek tersebut untuk sebagian atau
seluruh jenis barang atau jasa. Perjanjian Lisensi berlaku di seluruh wilayah Negara Republik
Indonesia, kecuali bila diperjanjikan lain, untuk jangka waktu yang tidak lebih lama dari
jangka waktu perlindungan Merek terdaftar yang bersangkutan. Perjanjian Lisensi wajib
dimohonkan pencatatannya pada Direktorat Jenderal dengan dikenai biaya dan akibat hukum
dari pencatatan perjanjian Lisensi berlaku terhadap pihak-pihak yang bersangkutan dan
26
terhadap pihak ketiga.
Pemilik Merek terdaftar yang telah memberikan Lisensi kepada pihak lain sebagaimana
disebutkan di atas tetap dapat menggunakan sendiri atau memberikan Lisensi kepada pihak
ketiga lainnya untuk menggunakan Merek tersebut, kecuati bila diperjanjikan lain. Dalam
perjanjian Lisensi dapat ditentukan bahwa penerima Lisensi bisa memberi Lisensi lebih lanjut
kepada pihak ketiga. Dalam perjanjian Lisensi dapat ditentukan bahwa penerima Lisensi bisa
rnemberi Lisensi lebih lanjut kepada pihak ketiga.
Perjanjian Lisensi dilarang memuat ketentuan baik yang langsung maupun tidak
langsung dapat menimbulkan akibat yang merugikan perekonomian Indonesia atau memuat
pembatasan yang menghambat kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai dan
mengembangkan teknologi pada umumnya.
Sanksi Pidana
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Merek yang sama pada
keseluruhannya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa
sejenis yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00
2. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak nenggunakan Merek yang sama pada
pokoknya dengan Merek terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis
yang diproduksi dan/atau diperdagangkan, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 800.000.000,00
28
diproses lebih lanjut oleh penyidik.
Pengertian
Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis
atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi
atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga
dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang,
komoditas indusri, atau kerajinan tangan.
Dari definisi tersebut maka Desain Industri mengandung 3 unsur pokok, yaitu;
a. bentuk
b. konfigurasi
2. Dua dimensi
a. garis
29
b. warna
30
Yang berhak memperoleh Hak Desain Industri adalah Pendesain atau yang menerima
hak tersebut dari Pendesain. Dalam hal Pendesain terdiri atas beberapa orang secara bersama,
Hak Desain Industri diberikan kepada mereka secara bersama, kecuali jika diperjanjikan lain.
Jika suatu Desain Industri dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain dalam lingkungan
pekerjaannya, pemegang Hak Desain Industri adalah pihak yang untuk dan/atau dalam
dinasnya Desain Industri itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain antara kedua pihak dengan
tidak mengurangi hak Pendesain apabila penggunaan. Yang dirnaksud dengan "hubungan
dinas" ialah hubungan kepegawaian antara pegawai negeri dan instensinya.
Desain Industri itu diperluas sampai ke luar hubungan dinas. Ketentuan tersebut
berlaku pula bagi Desain Industri yang dibuat orang lain berdasarkan pesanan yang dilakukan
dalam hubungan dinas.
Jika suatu Desain Industri dibuat dalam “hubungan kerja” atau berdasarkan pesanan,
orang yang membuat Desain Industri ku dianggap sebagai Pendesain dan Pemegang.
Hak Desain Industri, kecuali jika diperjanjikan lain antara kedua pihak. Yang dimaksud
dengan "hubungan kerja" adalah hubungan kerja di lingkungan swasta, atau hubungan akibat
pemesanan Desain Industri oleh lembaga swaata, ataupun hubungan individu dengan
Pendesain.
Ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak menghapus hak Pendesain untuk tetap
dicantumkan namanya dalam Sertifikat Desain Industri, Daftar Umum Desain Industri, dan
Berita Resmi Desain Industri.
Lingkup Hak
Pemegang Hak Desain Industri memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Hak
Desain Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya
membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, darn/atau mengedarkan barang yang
diberi Hak Desain Industri.
Hak eksklusif adalah hak yang hanya diberikan kepada pemegang Hak Desain
Industri untuk dalam jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan izin
kepada pihak lain. Dengan demikian, pihak lain dilarang melaksanakan Hak Desain Industri
tersebut tanpa persetujuan pemegangnya. Pemberian hak kepada pihak lain dapat dilakukan
melalui pewarisan, hibah, Wasiat, perjanjian, atau sebab sebab lain.
Terhadap ketentuan di atas diadakan pengecualian bahwa pemakaian Desain Industri
untuk kepentingan penelitian dan pendidikan sepanjang tidak merugikan kepentingan yang
wajar dari pemegang hak Desain Industri. ‘Pemakaian' yang dimaksud di sini adalah
31
pemakaian hanya untuk kepentingan penelitian dan pendidikan, termasuk di dalamnya uji
penelitian dan pengembangan. Namun, pemakaian itu tidak boleh merugikan kepentingan
yang wajar dari Pendesain, sedangkan yang dimaksud dengan "kepentingan yang wajar"
adalah penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan penelitian itu secara umum tidak
termasuk dalam penggunaan hak Desain Industri. Dalam bidang pendidikan, misalnya,
kepentingan yang wajar dari Pendesain akan dirugikan apabila Desain Industri tersebut
digunakan untuk seluruh lembaga pendidikan yang ada di kota tersebut. Kriteria kepentingan
tidak semata-mata diukur dari ada tidaknya unsur komersial, tetapi juga dari kuantitas
penggunaan.
1. pewarisan:
2. hibah:
3. wasiat:
4. perjanjian tertulis:
Lisensi
Pemegang Hak Desain Industri berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain
berdasarkan perjanjian Lisensi untuk melaksanakan semua hak Perncgang Hak Desain Industri
kecuali jika diperjanjikan lain. Dengan tidak mengurangi hak penerima Lisensi Hak Desain
Industri tetap dapat melaksanakan sendiri atau memberikan Lisensi kepada pihak ketiga untuk
melaksanakan Hak nya kecuali jika diperjanjikan lain.
Perjanjian Lisensi wajib dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Industri pada
Direktorat Jenderal HKI, Yang dimaksud “wajib dicatatkan" adalah perjanjian Lisensi itu
32
sendiri dalam bentuk yang disepakati oleh para pihak, termasuk isi perjanjian Lisensi tersebut.
Perjanjian Lisensi yang tidak dicatatkan dalam Daftar Umum Desain Industri tidak
berlaku terhadap pihak ketiga. Perjanjian Lisensi diumumkan dalam Berita Resmi Desain
Industri. Perjanjian Lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat menimbulkan akibat yang
merugikan perekonomian Indonesia atau memuat ketentuan yang mengakibatkan persaingan
usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan negara dari kemungkinan akibat
akibat tertentu dari perjanjian Lisensi tersebut.
Ketentuan Pidana
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan yang melanggar hak
ekslusif Pemegang Hak Desain Industri dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 300.000.000,00.
Dasar Hukum
Undang-Undang No.32 tahun 2000 merupakan dasar hukum yang pertama di Indonesia
terhadap perlindungan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (selanjutnya disebut Undang-
Undang DTLST). Ada dua alasan yang mendasari lahirnya Undang-Undang DTLST. Pertama,
Pemerintah Indonesia berkeinginan untuk memajukan industri yang mampu bersaing dalam
lingkup perdagangan nasional dan internasional sehingga perlu diciptakan iklim yang
mendorong kreasi dan inovasi masyarakat di bidang pesain Tata Letak Sirkuit Terpadu sebagai
bagian dari sistem Hak Kekayaan Intelektual. Kedua, untuk melaksanakan kewajiban
indonesia yang telah meratifikasi Agreement Establishing the World Trade Organizarion
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang mencakup Agreement on
Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu pengatur ketentuan mengenai Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu dalam suatu undang-undang.
Pengertian
Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang DTLST dirumuskan secara formal definisi
Sirkuit Terpadu yaitu suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dilamnya
terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen
33
aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam
sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.
Sedangkan yang dimaksud Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga
dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen
aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga
dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkult Terpadu.
Untuk memberikan pengertian yang lebih lengkap maka Pasal 1 angka 5 Undang-
Undang DTLST menerikan definisi Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil
kreasinya, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.
Sedangkan yang dimaksud Pendesain adalah seorang atau beberapa orang yang
menghasilkan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Sirkuit Terpadu atau integrated circuit merupakan salah satu komponen inti di dalam
industri teknologi informasi. Sirkuit terpadu sering juga disebut chip (Tommy Suryo utomo,
2009:178). Di dalam praktek, sirkuit adalah bagian penting di dalam membuat peralatan digital
mulai alat-alat permesinan sampai semua jenis peralatan rumah tangga. Sirkuit Terpadu
berisikan sirkuit elektonik yang dibuat berdasarkan desain tiga dimensi yang diletakkan pada
lapisan terbuat dari bahan semikonduktor, seperti silicon atau germanium serta gallium
arsenide.
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu bisa mendapat perlindungan hukum apabila memenuhi
dua syarat, yaitu:
1. Orisinil (originality).
Hak Desain Tata Letak Sirkut Terpadu diberikan untuk Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu yang orisinil. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dinyatakan orisinil apabila
dessin tersebut merupakan hasil karya mandiri Pendesain itu sendiri bukan merupakan
tiruan dari hasil karya Pendesain lain.
2. Baru (novelty)
Pada saat Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tersebut dibuat tidak merupakan sesuatu
yang umum bagi para Pendesain. Kedua syarat tersebut di atas maknanya hamper sama
namun secara esensi berbeda.
34
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Yang Tidak Mendapat Perlindungan
Meskipun suatu Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu memenuhi syarat baru dan
orisinil, bukan berarti desain tersebut secara otomatis dilindungi oleh Undang-Undang
DSTLT.
Hak Dosain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak dapat diberikan jika Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
ketertiban umum, agama, atau kesusilaan.
35
memuat hal-hal yang diwajibkan oleh Undang-undang ini.
37
6. Pembatalan DTLST yang telah terdaftar dapat dilakukan atas dasar permintaan
Pemegang Hak maupun pembatalan pendaftaran berdasarkan gugatan. Pembatalan
yang dilakukan oleh Pemegang hak dapat diajukan langsung kepada Dirjen
HKIdengan mengajukan permohonan tertulis sebelumnya. Sedangkan pembatalan
pendaftaran karena gugatan dapat diajukan ke Pengadilan Niaga.
7. Pengadilan yang berwenang untuk menangani perkara perdata di bidang DTLST
adalah Pengadilan Niaga, Terhadap keputusan Pengadilan Niaga hanya dapat
dimintakan Kasasi. Tujuannya adalah untuk mempercepat pemeriksaan perkara
dibidang HKI. Sedangkan delik pidana akan diselesaikan oleh Pengadilan Negeri.
8. Disamping itu, pembentuk undang-undang juga memberikan kesempatan kepada para
38
TRIP) sehingga wajib menyediakan perlindungan terhadap Rahasia Dagang perlu
diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang. Pengertian
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang
teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha,
dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
Hak Rahasia Dagang adalah hak atas rahasia dagang yang timbul berdasarkan
Undang-undang ini.
Sehubungan dengan pengertian formasi mengenai Rahasia Dagang tersebut di atas
maka Undang-Undang Rahasia Dagang mengatur lingkup perlindungan Rahasia Dagang
meliputi metoda produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di
bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomni dan tidak diketahui oleh
masyarakat umum.
39
kepentingan yang bersifat komersial.
Lisensi
Pemegang Hak Rahasia Dagang berhak memberikan Lisensi kepada pihak lain
berdasarkan perjanjian Lisensi untuk melaksanakan Rahasia Dagang, kecuali jika
diperjanjikan lain.
Berbeda dangan perjanjian yang menjadi dasar pengalihan Rahasia Dagang, Lisensi
hanya memberikan hak secara terbatas dan dengan waktu yang terbatas pula. Dengan
demikian, Lisensi hanya diberikan untuk pemakaian atau penggunaan Rahasia Dagang dalam
jangka waktu tertentu. Berdasarkan pertimbangan bahwa sifat Rahasia Dagang yang tertutup
40
bagi pihak lain, pelaksanaan Lisensi dilakukan dengan mengirimkan atau memperbantukan
secara langsung tenaga ahli yang dapat menjaga Rahasia Dagang itu.
Hal itu berbeda, misalnya, dari pemberian bantuan teknis yang biasanya dilakukan
dalam rangka pelaksanaan proyek, pengoperasian mesin baru stsu kegiatan lain yang khusus
dirancang dalam rangka bantuan teknik.
Dengan tidak mengurangi hak untuk memberikan Lisensi kepada pihak lain,
pemegang Hak Rahasia Dagang tetap dapat melaksanakan sendiri atau memberikan Lisensi
kepada pihak ketiga untuk melaksanakan Rahasia Dagang. Ketentuan ini dimaksudkan untuk
menegaskan prinsip bahwa Lisensi bersifat non-eksklusif. Artinya, Lisensi tetap memberikan
kemungkinan kepada pemilik Rahasia Dagang untuk memberikan Lisensi kepada pihak
ketiga lainnya. Apabila akan dibuat sebaliknya, hal ini harus dinyatakan secara tegas dalam
perjanjian Lisensi tersebut.
Perjanjian Lisensi wajib dicatatkan pada Direktorat Jenderal dengan dikenai biaya.
Perjanjian Lisensi Rahasia Dagang yang tdak dicatatkan pada Direktorat Jenderal tidak
mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga.
41
Ketentuan Pidana
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia Dagang pihak lain
atau dengan sengaja mengunykup Rahasia Dagang, atau memperoleh atau menguasai Rahasia
Dagang dengan cara yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp
300.000.000,00.
Prinsip Utama Dalam Undang-Undang Rahasia Dagang Menurut Tommy Suryo
Utomo (2009:164) ada 7 Prinsip utama yang diatur oleh Undang-Undang Rahasia Dagang
Indonesia, yaitu:
1. Informasi yang dilindungi oleh Rahasia Dagang haruslah dibidang teknologi dan
bisnis, tidak diketahui oleh umum, memiliki nilai ekonorni dan dijaga kerahasisannya.
2. Perlindungan hukum di bawah rezim Rahasia Dagang tidak mensyaratkan pendaftaran
3. Tidak seperti cabang HKI yang lain, Rahasia Dagang tidak ada batas waktu
perlindungannya, perlindungan tersebut tetap berlangsung
4. Hak-hak ekslusif yang diperoleh melalui Rahasia Dagang dapat dialihkan kepada ahli
waris melalui pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tulis dan sebab-sebab lain yang
dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan. Selain itu Rahasis Dagang juga dapat
dialihkan kepada pihak lain dengan cars lisensi
5. Pelanggaran Rahasia Dagang terjadi jika seseorang dengan sengaja mengungkapkan
Rahasia Dagang dan mengingkari kesepakatan tertulis maupun tidak tertulis untuk
menjaga Rahasia Dagang tersebut. Namun, Undang-Undang Rahasia Dagang
menyediakan beberapa pengecualian terhadap pelanggaran Rahasia Dagang,
diantaranya adalah pengungkapan rahasia untuk kepentingan hankam, kesehatan dan
keselamatan masyarakat, Disamping itu, tindakan rekayasa ulang untuk kepentingan
pengembangan sebuah produk juga dikecualikan dari pelanggaran.
6. Pengadilan yang berwenang di dalam Undang-Undang Rahasia Dagang adalah
Pengadilan Negeri. Namun, penyelesaian perkara diluar pengadilan juga disediakan
oleh Undang-Undang Rahasia dagang melalui Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa.
7. Ketentuan Pidana yang diatur di dalam Undang-Undang Rahasia Dagang adalah
termasuk di dalam kategori delik aduan. Sifat delik seperti ini, mewajibkan pemilik
Rahasia Dagang atau pihak-pihak yang terkait untuk mengadukan terlebih dahulu
pelanggaran yang telah terjadi terkait dengan Rahasia Dagang tersebut.
42
7. PERLINDUNGAN VARITAS TANAMAN (PLANT VARIETIES
PROTECTION) Dasar Hukum dan Pengertian
Perlindungan atas Varitas Tanaman di Indonesia bersumber pada Undang-Undang
No. 29 tentang Perlindungan Varitas Tanaman (Undang-Undang PVT). Undang-Undang
PVT Ini merupakan Undang-Undang Indonesia yang portama kali memberikan perlindungan
bagi Varitas Tanaman. Perlindungan Varietas Tanaman yang selanjutnya disingkat PVT,
adalah perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh
Pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kantor Perlindungan Varietas Tanaman,
terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan
tanaman. Hak Perlindungan Varietas Tanaman adalah hak khusus yang diberikan negara
kepada pemulia dan/atau pemegang hak Perlindungan Varietus Tanaman untuk menggunakan
sendiri varjetas hasil pemulisannya atau memberi persetujuan kepada orang atau badan
hukum lain untuk menyyunakannya selama waktu tertentu. Varietas Tanaman yang Dapat
Diberi Perlindungan Varietas Tanaman. Varietas yang dapat diberi PVT adalah varietas dari
jenis spesies tanaman yang baru, unik, seragam, stabil, dan diberi nama,
Pengertian varietas secara umum adalah suatu populasi tanaman dalam satu spesies
yang menunjukkan ciri berbeda yang mempunyai sifat genotype atau kombinasi genotype
sebagai salah gatu unsur karakter dasar yang membedakan varietas tanman yang satu dengan
varietas lainnya.Yang dimaksud jangan genotype adalah susunan gen yang menghasilkan
karakter tertentu. Penilaian dilakukan baik terhadap salah satu atau beberapa sifat atau
karakter tanaman yang bersangkutan.
Varietas yang apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan adalah varietas
tersebut tetap stabil di dalam proses perbanyakan benih atau propagasi dengan metode
tertentu, misalnya produksi benih hibrida, kultur jaringan, dan stek.
Vanetas dari spesies tanaman yang dapat diberi hak PVT adalah semua Jenis tanaman,
baik yang berbiak secara genarariv maupun secara vegetative kecuali bakteri, bakteroid,
mikroplasma, virus, viroid, dan bakteriolog.
Perbanyakan generatif adalah perbanyakan tanaman melalui perkawinan sel-sel
reproduksi, sedangkan perbanyakan Vegetativ tanaman tidak melalui perkawinan sel-sel
reproduktif.
Suatu varietas dianggap baru apabila pada saat penerimaan permohonan hak PVT,
bahan perbanyakan atau hasil panen dari varietas tersebut belum pernah diperdagangkan di
Indonesia atau mudah diperdagangkan tetapi tidak lebih dari setahun, atau telah
diperdagangkan di luar negeri tidak jebih dari empat tahun untuk ttaman semusim dan enam
43
tahun untuk tanaman tahunan.
Suatu varietas dianggap unik apabila varietas tersebut dapat dibedakan secara jelas
dengan varietas lain yang keberadaannya sudah diketahui secara umum pada saat penerimaan
permohonan hak PVT.
Suatu varietas dianggap seragam apabila sifat-sifat utama atau penting pada varietas
tersebut terbukti seragam meskipun bervariasi sebagai akibat dari cara tanam dan lingkungan
yang berbeda-beda. Suatu varietas dianggap stabil apabila sifat-sifatnya tidak mengalami
perubahan setelah ditanam berulang-ulang, atau untuk yang diperbanyak melalui siklus
perbanyakan khusus, tidak mengalami perubahan pada setiap akhir siklus tersebut, Siklus
perbanyakan khusus adalah siklus perbanyakan untuk Varietas tanaman hibrida atau pola
perbanyakan melalui kultur Jaringan dan stek dari daun/batang.
Varietas yang dapat diberi PVT harus diberi penamaan yang selanjutnya menjadi
nama varietas yang bersangkutan, dengan ketentuan bahwa:
1. nama varietas tersebut terus dapat digunakan meskipun masa perlindungannya telah
habis
2. memberikan nama tidak boleh menimbulkan kerancuan terhadap sifht-sifat varietas
3. penamaan varietas dilakukan oleh pemohon hak PVT dan didaftarkan pada kantor
PVT
4. apabila penamaan tidak sesuai dengan ketentuan butir b, maka kantor PVT berhak
menolak penamaan tersebut dengan meminta penamaan baru
5. apabila nama varictas tersebut telah dipergunakan untuk varietas lain, maka pemohon
wajib mengganti nama varietas tersebut
6. nama varietas yang diajukan dapat juga diajukan sebagai merek dagang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
Pada prinsipnya pemberian nama varietas bertujuan untuk memberikan identitas dari
karakteristik yang ada pada varietas tersebut dan akan melekat selama varietas itu ada.
1. pewarisan,
2. hibah:
3. wasiat:
46
5. sebab lain yang dibenarkan oleh undang-undang,
Pengalihan hak PVT sebagaimana dimaksud pada butir a, b, dan c harus disertai dengan
dokumen PVT berikut hak lain yang berkaitan dengan Itu. Setiap pengalihan hak PVT wajib
dicatatkan pada Kantor PVT dan dicatat dalam Daftar Umum PVT.
Pemegang hak PVT berhak memberi lisensi kepada orang atau badan hukum lain
berdasarkan surat perjanjian lisensi. Kecuali jika diperjanjikan lain, maka pemegang hak PVT
tetap boleh melaksanakan sendiri atau memberi lisensi kepada pihak ketiga lainnya.
Sanksi Pidana
Barangsiapa dengan sengaja melakukan salah satu kegiatan yang merupakan hak
pemegang PVT tanpa persetujuan pemegang hak PVT, dipidana dengan pidana penjara
paling tama tujuh tahun dan denda paling banyak Rp 2.500.000.000,00.
47
dilakukan karena ada perbedaan yang mendasar antara kedua jenis tanaman tersebut.
6. Undang-Undang PVT Juga masih memberikan kesempatan kepada pemulia tanaman
untuk mendaftarkan varietas tanaman mereka yang telah di komersilkan asalkan tidak
melebihi batas waktu tertentu. Kebijakan ini diambil karena, komersialisasi
merupakan salah satu faktor penting untuk memetik manfaat ekonomi dari syatem
perlindungan varietas tanaman tersebut.
7. Agar dapat dilindungi oleh Undang-Undang PVT, para pemulia tanaman harus
mengajukan permohonan terlebih dahulu ke kantor PVT yang telah ditunjuk oleh
pemerintah. Dengan kata lain, pendaftaran di dalam Undang-Undang PVT merupakan
sebuah syarat penting bagi perlindungan hukum terhadap varietas tanaman baru yang
dihasilkan oleh para pemulia tanaman.
8. Berbeda dengan cabang-cabang HKI yang lain yang administrasinya berada di bawah
Departemen Hukum dan HAM, Undang-Undang PVT berada di bawah naungan
Departemen Pertanian. Alasan utama pemisahan ini adalah karena proses pemeriksaan
varietas tanaman bersifat sangat tehnis dan memerlukan keahlian tersendiri.
48
BAB 3
PENUTUP
3.1. Penutup
Setiap karya-karya yang lahir dari buah pikir yang cemerlang yang berguna bagi
manusia perlu di akui dan dilindungi. Untuk itu sistem HKI diperlukan sebagai bentuk
penghargaan atas hasil karya. Disamping itu sistem HKI menunjang diadakannya sistem
dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan
dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah. Dengan
dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya
dengan maksimal untuk keperluan hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk
memberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi.
Kekayaan intelektual adalah kekeyaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia
yang dapat berupa karya di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni, dan sastra.
Kata“Intelektual” tecermin bahwa obyek kekeyaan intelektual tesebut adalah kecerdasan daya
pikir, atau produk pemikiran manusia. Secara substantive pengertian HKI dapat dideskripsikan
sebagai hak atas kekeyaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
Tumbuhnya konsepsi kekeyaan atau karya-karya intelektual pada akhirnya juga digunakan
untuk melindungi atau mempertahankan kekeyaan intelektual. Haki dikelompokkan sebagai hak
milik perorangan yang sifatnya tidak terwujud. Banyak jenis-jenis Haki diantaranya, yaitu hak
cipta (copyright), paten (patent), merk dagang (tredmark), dan rahasia dagang (tred secret).
3.2. Saran
Ditinjau dari sudut perangkat perundang-undangan, Indonesia sudah mempunyai
perangkat yang cukup di bidang HKI. Namun pengetahuan tentang HKI dan perangkat
perundang-undangan dimasyarakat dirasakan masih kurang dan perlu ditingkatkan, sehingga
perlindungan HKI betul-betul dapat ditegakkan.
49
DAFTAR PUSTAKA
Silondae, A. A., dan Fathoeddin A. F. 2010. Aspek Hukum Dalam Ekonomi & Bisnis.
Surabaya. Mitra Wacana Media.
50