PEMBAHASAN
Pengadaan
Jumlah stok
Cek stok melalui buku defekta Lead time
Pengadaan Revisi
Barang datang
Simpan
3.5.1.2 Pengadaan
Pengadaan dilakukan 2 kali setiap harinya yaitu pada siang dan malam hari
setelah dilakukan perencanaan. Pengadaan dilakukan oleh TTK pada shift tersebut
dengan delegasi yang diberikan oleh apoteker penanggung jawab di IFRJ.
Pengadaan CITO dilakukan jika sediaan farmasi, alkes, dan BMHP dibutuhkan
segera dan biasanya tidak masuk pengadaan rutin.
3.5.1.3 Penerimaan
Penerimaan dilakukan setiap hari yaitu pada sore dan pagi hari. Barang
yang datang dicek dan disesuaikan secara fisik dengan surat permintaan meliputi
nama, bentuk, kekuatan sediaan, jumlah, kondisi fisik kemasan dan kualitas
barang, dan tanggal kedaluwarsa. Petugas penerimaan kemudian memvalidasi
penerimaan barang farmasi di SIMRS sehingga stok barang farmasi masuk di
komputer dan menginformasikan bahwa barang dari logistik farmasi sudah
diterima oleh IFRJ. Jika barang tidak sesuai maka dikonfirmasi lagi ke logistik
farmasi.
3.5.1.4 Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan berdasarkan bentuk sediaan, generik dan paten,
alfabetis, obat psikotropik, narkotika, OOT, obat LASA dan High Alert.
Penyimpanan Obat termolabil, menurut suhu dan kestabilannya; Obat narkotika,
psikotropika, dan oot disimpan pada lemari khusus (kayu) yang menempel
didinding (agar sulit dipindahkan), dan dengan kunci ganda; penyimpanan obat
program HIV/AIDS dan TB, disimpan terpisah dalam etalase atau rak yang
berbeda dengan obat lainnnya karena obat program tidak dijual; dan obat bahan
berbahaya dan beracun disimpan terpisah. Petugas penyimpanan melakukan
pencatatan stok masuk di kartu stok, meliputi tanggal masuk, nama pbf, jumlah
sediaan yang masuk (dihitung dari unit terkecil, misalnya: tablet, bukan box/strip),
jumlah total sediaan tersebut, nama petugas yang melakukan penyimpanan.
3.5.1.5 Pendistribusian
Pendistribusian sediaan farmasi, alkes, dan BMHP di IFRJ untuk
pelayanan pasien yang berasal dari poli dan IGD. Sistem distribusi yang
digunakan yaitu individual prescribing yang disiapkan berdasarkan permintaan
resep yang ditulis dokter. Pasien BPJS dan obat program, jumlah obat yang
diberikan akan disesuaikan dengan resep. Pada pasien penyakit kronis, jika dokter
menulis resep untuk penggunaan 30 hari, namun jika obat tidak diresepkan untuk
30 hari maka akan disiapkan untuk 7 hari. Pada pasien obat program dilakukan
berdasarkan pengobatan yang telah terdaftar secara nasional di RSI UNISMA.
Pemberian obat akan disesuaikan dengan stok obat yang ada untuk mengendalikan
stok obat, yaitu jika stok tidak mencukupi maka akan diberikan untuk 7 hari
terlebih dahulu kemudian diberi surat hutang agar ketika obat tersebut tersedia
kembali, pasien dapat menebusnya.
3.5.1.5 Pengendalian
Pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP di IFRJ,
dilakukan dengan pencatatan pemasukan dan pengeluaran melalui kartu stok,
untuk memudahkan penelusuran apabila terjadi selisih barang saat stock opname;
melakukan sampling, stock opname setiap 3 bulan sekali; pengecekan dan
pencatatan dalam kartu pengontrol suhu dan kelembaban sebanyak tiga kali
sehari; Penyimpanan obat berdasarkan FIFO/FEFO untuk menghindari
kedaluwarsa dan kerusakan obat, dan barang yang mendekati expired date, akan
dikembalikan ke logistik.
3.5.1.7 Administrasi
Administrasi yang dilakukan di IFRJ meliputi pencatatan dan pelaporan
yaitu
pencatatan stok obat secara manual dengan kartu stok dan secara komputerisasi
melalui SIMRS; pencatatan stok yang habis menipis pada buku defekta untuk
dilakukan pengadaan; pelaporan pengkajian resep, seperti jumlah pasien, jumlah
lembar resep, jumlah item recipe (R/); pelaporan pelayanan jumlah pasien yang
dilayani dan jumlah lembar resep; pelaporan penggunaan obat sesuai
Formularium Nasional, Formularium Rumah Sakit, dan Formularium kerjasama
asuransi; pelaporan obat dan alkes yang slow moving, death moving, dan
mendekati expired date; pelaporan hasil monitoring grafik suhu dan kelembaban
ruangan dan cooler, pelaporan indikator Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien
(PMKP) seperti angka kebenaran pelayanan obat, lama penyiapan obat resep,
adanya label LASA dan High Alert, ketepatan pemberian obat kepada pasien,
pencatatan pengkajian resep, Kejadian Tidak Diinginkan/Kejadian Nyaris cedera
(KTD/KNC), laporan prescribing error,dan catatan pesan; pelaporan penggunaan
narkotika, psikotropika dengan melampirkan resep narkotika dan psikotropika
dengan tanda tangan dokter penulis resep; pelaporan pelayanan dan jumlah resep
asuransi.
3.5.2 Kegiatan Farmasi Klinis di Instalasi Farmasi Rawat Jalan
3.5.2.1 Pengkajian dan pelayanan resep
Pelayanan resep di IFRJ meliputi resep BPJS, umum, asuransi, dan obat
program. Pelayanan resep di IFRJ mengacu pada Formularium Nasional,
Formularium Rumah Sakit, dan Formularium kerjasama asuransi. IFRJ juga
melayani penebusan resep program HIV/AIDS, tuberkulosis, dan vaksin sesuai
dengan data peserta yang terdaftar di RSI UNISMA. Jika pada saat telaah resep
ada masalah/DRP maka petugas di IFRJ akan mengonfirmasikan ke dokter. Tugas
pelayanan resep di IFRJ adalah pengkajian resep meliputi kelengkapan dan
keabsaran resep meliputi kop resep, tanggal resep, nama dan paraf dokter, ruang/
poli, nomor registrasi resep, nama pasien, umur dan berat badan pasien, serta
alamat pasien; telaah resep dan memeriksa kelengkapan serta keabsahan resep
yang meliputi nama pasien, nomer resep, kejelasan tulisan resep, berat badan
(anak), tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat rute, tepat waktu pemberian,
apakah ada duplikasi, alergi, interaksi obat, kontraindikasi, menghitung
dosis/jumlah obat dalam resep dengan tepat, cepat, dan benar, dan menghitung
harga obat dalam resep sesuai dengan harga yang telah ditetapkan (hanya untuk
pasien dengan resep umum).
Berikut adalah alur pengkajian dan pelayanan resep di IFRJ
Mamastikan
Pasien datang Nama Pasien
Dokter Penulis Resep
Penerimaan Resep Tanggal Lahir
Surat Eligibilitas Peserta/SEP untuk peserta
BPJS
Telaah Resep Surat kontrol untuk pasien penyakit kronis
Pasien PRB jika menebus resep yang sama
Sesuai Tidak Sesuai
-Pertanyaan
Isi Formulir
-Klasifikasi
Komunikasi
-Penanya
Penanya
PIO
Umpan
Balik
Gambar 3.7 Alur pengkajian dan pelayanan PIO di Instalasi Farmasi Rawat
Jalan
3.5.2.3 Konseling
Kegiatan konseling dilakukan pada seluruh pasien yang melakukan
penebusan resep. Konseling dilakukan oleh apoteker saat menyerahkan obat yang
telah disiapkan. Pasien dengan penyakit kronis yang sudah berulang menebus
resep umumnya dilakukan konseling hanya berdasarkan terapi baru, hal ini
dikarenakan pasien biasanya sudah paham terkait terapi yang rutin diterima, dan
keterbatasan waktu yang dimiliki pasien. Konseling dilakukan di meja konseling
dapat juga dilakukan di ruangan PIO untuk konseling dengan durasi lama, jika
pasien ingin terjaga privasinya, dan ingin penjelasan yang lebih terperinci. Saat
konseling dilakukan wawancara terkait kepatuhan minum obat, monitoring
keberhasilan terapi, dan efek samping yang mungkin muncul.
3.6 Pelayanan Farmasi Rawat Inap
Kegiatan yang dilakukan pada Depo Farmasi Rawat Inap di RSI UNISMA
Malang adalah kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, Alkes dan BMHP dan juga
pelayanan farmasi Klinik. Pada Depo Farmasi Rawat Inap terdapat empat orang
Apoteker yang masing-masing memiliki tanggung jawab di tiap ruangan. Adapun
ruangan rawat inap yang ada di RSI UNISMA antara lain, Ruang Jasmine (VIP)
disupervisi oleh satu orang Apoteker ruangan, Ruang Tulip (Kelas I) dan Ruang
Teratai (Kelas II) disupervisi oleh satu orang Apoteker Ruangan, Ruang
Edelweiss (ICU) dan Ruang Kaber disupervisi oleh satu orang Apoteker Ruangan
dan Ruang Dahlia (Kelas III) dan Ruang OK disupervisi oleh satu Apoteker
Ruangan. Depo Farmasi Rawat Inap memiliki satu orang Apoteker sebagai
Koordinator Penanggung Jawab.
Peran Apoteker pada Depo Farmasi Rawat Inap antara lain:
1. Menjadi pemimpin bagi SDM yang ada di Depo Farmasi Rawat Inap
2. Mengelola sediaan farmasi, Alkes dan BMHP yang ada di Depo Farmasi
Rawat Inap
3. Melakukan pengedalian mutu (membuat laporan PMKP)
4. Melakukan pengendalian sediaan farmasi, Alkes dan BMHP melalui
Sampling.
5. Melakukan pelayanan farmasi klinik di ruangan rawat inap
3.6.1 Kegiatan Manajerial Farmasi Rawat Inap
3.6.1.1 Perencanaan
Perencanaan sediaan Farmasi, Alkes dan BMHP dilakukan menggunakan
metode konsumsi dengan melihat data mutasi tiga bulan terakhir di Depo Rawat
Inap. Apoteker di Depo Farmasi Rawat Inap membuat stok aman untuk
ketersediaan obat dan menggolongkan obat fast moving, slow moving dan death
moving.
3.6.1.2 Pengadaan
Pengadaan sediaan Farmasi, Alkes dan BMHP untuk Depo Farmasi di
Rawat inap dilakukan dengan melakukan permintaan kepada logistik medis.
Permintaan dilakukan harian yang dilakukan menggunakan SIMRS. Permintaan
dilakukan melalui form permintaan lalu melakukan entry kemudian mengambil
pada logistik medis. Permintaan dilakukan dengan menyesuaikan jumlah fisik
yang ada di Depo Farmasi Rawat Inap dengan yang ada di SIMRS.
3.6.1.3 Penerimaan
Penerimaan dilakukan dari pengiriman barang oleh logistik medis pada
Depo Rawat Inap. Penerimaan barang dilakukan dengan pengecekan barang dari
lembar permintaan berisi Nama Obat/Alkes , satuan, jumlah pesan, jumlah kirim,
dan stok. Setelah dilakukan pengecekan dilakukan tandatangan oleh penerima
barang.
3.6.1.4 Penyimpanan
Penyimpanan sediaan farmasi, alkes dan BMHP di Depo Farmasi Rawat
Inap berada pada Apotek Rawat Inap yang terpisah dari ruangan penyiapan obat.
Pada ruangan terdapat AC (Air Conditioner) untuk menjaga kestabilan sediaan
farmasi yang ada di Depo Farmasi Rawat Inap yang dilengkapi alat pemantau
suhu dan kelembaban ruangan yang dicatat setiap hari sebanyak tiga kali. Sistem
penyimpanan sediaan farmasi, alkes dan BMHP di Depo Farmasi Rawat Inap
menggunakan sistem penyimpanan berupa FEFO (First Expired First Out) dan
FIFO (First In First Out) yang dikelompokkan berdasarkan:
a) Bentuk dan jenis sediaan (Tablet, Injeksi, Infus, Salep, Sirup, Drop, Alkes
dan BMHP). Masing-masing bentuk sediaan disusun berdasarkan abjad
(alfabetis).
b) Obat LASA/NORUM dan High Alert
Obat-obatan yang memiliki pelafalan dan tampilan yang serupa dipisahkan
minimal dengan jarak dua obat lain serta dilabeli dengan stiker LASA
berwarna hijau pada kemasan primer hingga sekunder. Untuk sediaan
elektrolit konsentrat disimpan terpisah pada bagian atas lemari dengan
pelabelan warna merah menandakan obat High Alert.
c) Obat Penyimpanan Khusus:
1. Stabilitas Bahan Aktif
Obat-obat yang memiliki karakteristik termolabil disimpan pada cooler
(lemari pendingin) dengan suhu 2-8oC. Penyimpanan obat disusun
berdasarkan alfabetis. Pada cooler terdapat termometer untuk
pemantauan suhu dan kelembaban di dalamnya. Pemantauan suhu dan
kelembaban diukur setiap hari sebanyak tiga kali dan dicatat dan dibuat
grafik. Obat-obatan yang disimpan pada Cooler antara lain seperti
insulin, vitamin c injeksi, suppositoria dan lain-lain.
2. Psikotropika dan Narkotika
Obat-obatan Psikotropika dan Narkotika pada Depo Farmasi Rawat Inap
terletak pada bagian belakang pada ruang tersendiri. Obat narkotika dan
psikotropika disimpan pada lemari terpisah yang terbuat dari kayu dan
memiliki dua pintu yang terkunci. Penyimpanan narkotika dan
psikotropika di dalam lemari disusun berdasarkan alfabetis.
3.6.1.5 Pendistribusian
Sedian farmasi, alkes dan BMHP dari Depo Farmasi Rawat Inap
didistribusikan ke masing-masing ruangan. Namun, tiap-tiap ruangan memiliki
sistem distribusi yang berbeda. Pada ruangan Orchid (VVIP) dan Jasmine (VIP)
dilakukan sistem distribusi berupa UDD (Unit Dispensing Dose) yang disiapkan
oleh apoteker ruangan sesuai jam untuk sekali minum. Penyiapan UDD dilakukan
setiap pagi sebelum jam 12. Penyiapan obat UDD pada masing-masing pasien
diberikan untuk jam minum obat dari pukul 12.00 di hari penyiapan hingga jam
7.00 pagi hari esok. Selain dari dua ruangan tersebut, pendistribusian obat
dilakukan dengan metode kombinasi berupa resep perorangan + UDD. Keluarga
pasien menebus resep ke Depo Farmasi Rawat Inap lalu menyerahkan obat
tersebut kepada perawat ruangan untuk disimpan di depo perawat pada masing-
masing ruangan. Obat-obatan, Alkes dan BMHP pasien disimpan pada wadah
penyimapan yang telah dilabeli nama, tanggal lahir dan rekam medis pasien
beserta nomor ruangan pasien. Pada saat Apoteker hendak melakukan kunjungan,
Apoteker ruangan melakukan penyiapan obat dari wadah penyimpanan obat di
depo perawat dan disiapkan sesuai jam minum obat yang disesuaikan dengan
form pengobatan di rekam medis. Setelah itu, masing-masing obat diletakkan
sesuai jam minum obat yang tersedia dan diberikan oleh perawat ruangan sesuai
jam minum obat pasien.
3.6.1.6 Pengendalian
Pengendalian Sediaan Farmasi, Alkes dan BMHP di Depo Farmasi Rawat
Inap diuraikan sebagai berikut:
a. Dilakukan pencatatan pada kartu stok untuk setiap pengeluaran dan
pemasukan sediaan farmasi, Alkes dan BMHP
b. Melakukan sampling dengan mencocokkan stok di SIMRS, kartu stok dan
stok fisik untuk melihat kesesuaian barang yang ada dan data di SIMRS,
sehingga, apabila terdapat ketidaksesuaian dapat mudah ditelusuri.
c. Melakukan pengendalian obat ED. Masing-masing SDM di Depo Farmasi
Rawat Inap baik TTK maupun Apoteker bertanggung jawab atas ED
sediaan farmasi, alkes dan BMHP yang ada di Depo Farmasi Rawat Inap.
Pengendalian dilakukan dengan membagi tugas tiap SDM untuk
bertanggung jawab atas masing-masing sediaan yang harus dipantau.
Pengecekan ED dilakukan setiap seminggu sekali. Apabila terdapat ED
dekat, SDM yang bertanggung jawab dapat menuliskan keterangan/label
untuk mendahulukaan obat tersebut untuk keluar atau diberi label bintang
pada wadah penyimpanan obat/alkes atau BMHP. Apabila dapat diretur ke
logistik medis maka dapat dilakukan retur barang ED dekat.
d. Melakukan pengendalian obat High Alert dan LASA/NORUM.
Pengendalian obat High Alert dan LASA/NORUM sama seperti
pengendalian obat ED, dimana masing-masing SDM dibagi tugas untuk
bertanggung jawab atas sediaannya masing-masing. Pengendalian dilakukan
dengan pengecekan label dan aturan penyimpanan.
e. Pengendalian Obat Rusak. Pengendalian obat rusak dilakukan dengan
memberi ceklist pada tempat penyimpanan.
3.6.1.7 Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan dan penarikan dilakukan apabila terdapat sediaan farmasi,
Alkes dan BMHP yang telah kadaluwarsa dan/atau rusak. Sediaan farmasi, Alkes
dan BMHP tersebut dipisahkan dan ditempatkan pada wadah khusus lalu
dikirimkan ke logistik medis untuk dilakukan pemusnahan dari unit pelayanan
lain.
3.5.1.8 Pelaporan
Adapun pelaporan yang dilakukan di Depo Farmasi Rawat Inap antara lain:
a. Laporan PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien). Laporan
PMKP pada Depo Farmasi Rawat Inap terdapat 15 indikator untuk kendali
mutu pelayanan yang terdiri dari:
1) Waktu tunggu obat jadi
2) Waktu tunggu obat racikan
3) Angka tidak ada kesalahan pemberian obat
4) Angka pelaporan KPRS (KNC dan KTD)
5) Penulisan resep sesuai formularium RS
6) Penulisan resep sesuai formularium nasional (FORNAS)
7) Kelengkapan identifikasi pasien
8) Kelengkapan formulir catatan pesan
9) Angka ketepatan penyimpanan obat LASA
10) Angka ketepatan penyimpanan obat elektrolit pekat
11) Ketersediaan obat dan alkes di troli emergency di IGD
12) Angka ketepatan kontrol sediaan farmasi dari suplier
13) Angka pelaporan K3 RS
14) Angka penilaian kinerja (PPI)
15) Ketepatan pelaksanaan rapat koordinasi
b. Laporan Narkotika dan Psikotropika
Laporan memuat data stok fisik, kartu stok SIMRS dan resep. Pelaporan
dibuat oleh koordinator Depo Farmasi Rawat Inap dan diserahkan kepada
Kepala Instalasi Farmasi RSI UNISMA untuk dilaporkan.
c. Laporan Evaluasi Penggunaan Obat
Laporan ini berisi data penggunaan obat di Depo Farmasi Rawat Inap yang
terdiri dari jumlah obat generik dan paten yang terpakai, serta penggunaan
obat yang sesuai dengan FORNAS dan formularium rumah sakit. Pelaporan
dilakukan oleh Depo Farmasi Rawat Inap langsung ke dinas kesehatan.
d. Laporan Farmasi Klinis
e. Laporan farmasi klinis dilakukan setiap tiga bulan sekali yang meliputi
MESO, laporan Visite/ Kunjungan serta konseling
f. Laporan obat program, Covid dan durasi pasien dirawat di rumah sakit
3.6.2 Kegiatan Farmasi Klinis Depo Farmasi Rawat Inap
3.6.2.1 Pengkajian dan Pelayanan Resep
Alur pelayanan resep di Depo Farmasi Rawat inap digambarkan pada
Gambar 3.8
Dokter Visite Resep
UDD