Anda di halaman 1dari 3

Hepatitis B dan Pencegahannya

Khoirul Fatkhul Rizqi


Pendidikan Dokter, Universitas Lampung

ABSTRAK
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit dari keluarga Hepatitis. hepatitis B merupakan
penyebab utama penyakit hati kronis. Virus ini menjadi salah satu momok terbesar kesehatan dunia
karena virus ini merenggut 780.000 nyawa setiap tahunnya. Ada sekitar dua miliar penduduk yang
terjangkit virus ini, sebanyak 240 juta mengalami hepatitis B kronik dan 780.000 jiwa meninggal karena
komplikasi akut dan kronik hepatitis B.

Upaya pencegahan transmisi vertikal berupa pemberian imunoglobulin memiliki tingkat


keberhasilan hingga 95%, namun pemberian vaksin ini masih menyisakan 5% populasi yang rentan
terhadap hepatitis B.(WHO, 2020)

Keywords: Hepatitis B, transmisi vertikal, imunoglobin, kronik

PENDAHULUAN
Virus hepatitis B adalah sebuah virus DNA yang berlapisganda, dengan diameter 42 nm (1nm = 1 x
10*-9) dan berbentuk bulat. Selubung luar terbentuk dari protein yang dinamakan hepatitis B surface
antigen (HbsAg), sedangkan di dalamnya terdapat nukleukapsid atau core (inti) tersusun oleh suatu
protein hepatitis core antigen (HbcAG). Didalam neuklokapsid terdapat DNA VHB dan enzim polimerase
yang berguna untuk penggandaan virus. (Cahyono, 2010)

Penyakit hepatitis B memiliki gejala seperti demam, pembekakan perut akibat cairan (ascites),
pendarahan pada sistem saluran pencernaan. Disamping itu, beberapa pasien juga mungkin merasakan
rasa nyeri pada perut bagian atas, kehilangan berat badan, mudah kenyang, letihlesu, anoreksia atau
benjolan yang dapat dirasakan pada perut bagian atas. (Goncales F, Pereira S, Silva C, Thomaz G, Pavan
M, Fais V, et al, 2003)

Penularan hepatitis B yang paling umum adalah melalui cairan tubuh yaitu sperma, darah, cairan
vagina. Sehingga hubungan seks dan penggunaan jarum suntik secara berganti gantian memiliki tingkat
penularan yang tinggi, namun tidak menutup kemungkinan hepatitis b bisa ditularkan melalui rokok dan
alkohol. (WHO, 2020)

Pola transmisi hepatitis B bervariasi menurut prevalensi karier. Pada daerah endemis seperti Asia
Tenggara, Asia Timur dan Subsahara Afrika, metode transmisi yang paling umum ditemukan adalah
transmisi dari ibu ke bayi. Pada daerah endemis ini, transmisi ibu ke bayi mencapai 25-30% dengan risiko
infeksi mencapai 60% selama kehidupan.(Patton H, Tran TT, 2014)

TINJAUAN PUSTAKA
WHO (2020) menjelaskan bahwa penyakit hepatitis B adalah penyakit yang menyerang hati dan
menjadi salah satu penyebab kanker hati. Gejala utama yang paling umum diyemui adalah mata kuning,
bkulit kuning, feses bewarna hitam, urine berwarna gelap, mual dan muntah, pusing, diare, sakit kepala,
nyeri perut, nyeri otot, dan tidak nafsu makan.

Virus Hepatitis B ditularkan melalui darah atau cairan tubuh lainnya dari individu yang terinfeksi
virus hepatitis B. Infeksi terjadi melalui pajanan perkutan (parenteral) atau permukosal. (Chin, 2000)

Contoh pajanan perkutan adalah penggunaan jarum suntik, penggunaan bergantian alat-alat
medis atau bedah, transfusi, hemodialisis, tato dan tindik. Pajanan permukosal terjadi pada penularan
perinatal atau aktifitas seksual. Pajanan perkutan dan permukosal dapat terjadi di laboratorium
maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya. Penularan tersebut mendukung penularan horisontal di
masyarakat. (CDC, 1997)

DISKUSI
Virus hepatitis B merupakan virus dari keluarga virus hepatitis, virus ini merupakan virus yang
terparah karena memiliki peluang 70% untuk membuat kanker pada hati. Virus ini menyebar melalui
cairan yang terdapat pada tubuh manusia dan bisa ditularkan melalui jarum, hubungan sex anal oral dan
vaginal, serta tranfusi darah.

WHO (2020) mengatakan bahwa virus hepatitis b dapat dicegah melalui suntik imunisasi hepatitis
B saat usia dini, hal ini memberikan 95% keberhasilan dalam memerangi virus hepatitis B namun masih
menyisakan 5% populasi yang rentan terhadap hepatitis B.

Upaya pencegahan lainnya yaitu menjaga kesehatan, rajin berolahraga, hindari seks bebas,
sering periksa ke dokter secara rutin, serta makan makanan bernutrisi. Apabila sudah terjangkit hepatitis
B maka dianjurkan untuk periksa ke dokter atas keluhannya lalu istirahat yang cukup serta minum obat
yang di resepkan dokter dan tetap makan walaupun sedikit untuk menjaga keseimbangan tubuh.

KESIMPULAN
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit dari keluarga Hepatitis. Hepatitis B merupakan
penyebab utama penyakit hati kronis. Penyakit hepatitis B memiliki gejala seperti demam, pembekakan
perut, pendarahan pada sistem saluran pencernaan, rasa nyeri pada perut bagian atas, kehilangan berat
badan, mudah kenyang, letih dan lesu, terdapat benjolan pada perut bagian atas. , virus ini merupakan
salah satu penyebab kanker hati dan memiliki kemungkinan 70% untuk membuat kanker pada hati. virus
hepatitis B dapat dicegah melalui suntik imunisasi hepatitis B saat usia dini, hal ini memberikan 95%
keberhasilan dalam memerangi virus hepatitis B namun masih menyisakan 5% populasi yang rentan
terhadap hepatitis B. Upaya pencegahan virus hepatitis B yaitu menjaga kesehatan, rajin berolahraga,
hindari seks bebas, sering periksa ke dokter secara rutin, serta makan makanan bernutrisi. Apabila sudah
terjangkit hepatitis b maka dianjurkan untuk periksa ke dokter kemudian istirahat yang cukup serta
minum obat yang di resepkan dokter dan tetap makan untuk menjaga kestabilan tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
WHO. 2020. Q&A on Coronaviruses (COVID-19). World Health Organization

Khumaedi, et, al, 2016. Pencegahan Transmisi Vertikal Hepatitis B: Fokus pada Penggunaan Antivirus.
4(3): 1-2.

Cahyono S. , 2010. HEPATITIS B dan Cegah Kanker Hati!. 2: 13,22,30,35-37.

Eva T, 2016. Infeksi Hepatitis B Tersamar (Occult Hepatitis B Infection) dan Kanker Hati Primer. 5(3): 45-
47

Gugun, Suryanto, 2009. Peran Imunisasi dalam Pencegahan Hepatitis B pada Pegawai Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. 9(2): 77

Rumini, Umar Zein, R.B Suroyo, 2018. FAKTOR RISIKO HEPATITIS B PADA PASIEN DI RSUD. Dr. PIRNGADI
MEDAN. 1(1): 37

Anda mungkin juga menyukai