Anda di halaman 1dari 24

Mariyam

Mariyam

Asfiksia

Pengkajian

Diagnosa keperawatan

Intervensi

Hal penting
Mariyam

Asfiksia: keadaan yang tidak dapat bernafas


spontan dan teratur, sehingga dapat
meurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2
yang menimbulkan akibat buruk dalam
kehidupan lebih lanjut
Mariyam
etiologi
Asfiksia dalam kehamilan
• Penyakit infeksi akut
• Penyakit infeksi kronik
• Keracunan oleh obat-obat bius
• Uremia dan toksemia gravidarum
• Anemia berat
• Cacat bawaan
Mariyam Asfiksia dalam persalinan
• Kekurangan O2: Partus lama, Ruptur uteri
yang memberat, tekanan terlalu kuat dari
kepala anak pada plasenta, pemberian
obat bius terlalu banyak dan tidak tepat
pada waktunya, plasenta previa dan solutio
plasenta.
Mariyam
patofisiologi
• Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2
bertambah, timbulah rangsangan
terhadap nervus vagus sehingga DJJ
(denyut jantung janin) menjadi lambat.
• Jika kekurangan O2 terus berlangsung
maka nervus vagus tidak dapat
dipengaruhi lagi. Terjadi rangsangan dari
nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi
lebih cepat akhirnya ireguler dan
menghilang
• Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin
Mariyam • Terdapat banyak air ketuban dan mekonium
dalam paru, bronkus tersumbat dan terjadi
atelektasis. Bila janin lahir, alveoli tidak
berkembang.
• Apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan
akan ganti, denyut jantung mulai menurun.
Sedangkan tonus neuromuskuler berkurang
secara berangsur-angsur dan bayi memasuki
periode apneu primer. Apabila bayi dapat brnapas
kembali secara teratur maka bayi mengalami
asfiksia ringan.
• Terjadi pernafasan yang dalam, denyut
jantung terus menurun disebabkan karena
Mariyam
terjadinya metabolisme anaerob yaitu
glikolisis glikogen tubuh yang sebelumnya
diawali dengan asidosis respiratorik karena
gangguan metabolisme asam basa, gejala ini
terjadi pada asfiksia sedang - berat, tekanan
darah bayi juga mulai menurun dan bayi akan
terlihat lemas (flascid). Pernafasan makin
lama makin lemah sampai bayi memasuki
periode apneu sekunder.
• Selama apneu sekunder, denyut jantung,
tekanan darah dan kadar O2 dalam darah
Mariyam
(PaO2) terus menurun. Pada paru terjadi
pengisian udara alveoli yang tidak adekuat
sehingga menyebabkan resistensi
pembuluh darah paru.
• Di otak terjadi kerusakan sel otak yang
dapat menimbulkan kematian atau gejala
sisa pada kehidupan bayi selanjutnya. Bayi
tidak bereaksi terhadap rangsangan dan
tidak akan menunjukkan upaya pernafasan
secara spontan.
• Gangguan pertukaran gas atau
Mariyam

pengangkutan O2 selama kehamilan/


persalinan ini akan mempengaruhi fungsi
sel tubuh dan bila tidak teratasi akan
menyebabkan kematian jika resusitasi
dengan pernafasan buatan dan pemberian
O2 tidak dimulai segera. Kerusakan dan
gangguan ini dapat reversible atau tidak
tergantung dari berat badan dan lamanya
asfiksia.
Klinis 0 1 2
Detak jantung Tidak ada < 100 x/menit >100x/menit
Pernafasan
Mariyam Tidak ada Tak teratur Tangis kuat
Refleks saat jalan nafas Tidak ada Menyeringai Batuk/bersin
dibersihkan
Tonus otot Lunglai Fleksi ekstrimitas Fleksi kuat gerak
(lemah) aktif

Warna kulit Biru pucat Tubuh merah Merah seluruh


ekstrimitas biru tubuh

Nilai 0-3 : Asfiksia berat


Nilai 4-6 : Asfiksia sedang
Nilai 7-10 : Normal
Mariyam
Mariyam

Sirkulasi
• Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai
180 x/mnt.
• Tekanan darah 60 sampai 80 mmHg (sistolik), 40
sampai 45 mmHg (diastolik).
• Murmur biasa terjadi di selama beberapa jam
pertama kehidupan.
•Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2
arteri dan 1 vena.
Neurosensori
•Mariyam
Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua
ekstremitas.
• Sadar dan aktif mendemonstrasikan refleks
menghisap selama 30 menit pertama setelah
kelahiran (periode pertama reaktivitas).
• Penampilan asimetris (molding, edema,
hematoma).
• Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada
menangis tinggi menunjukkan abnormalitas
genetik, hipoglikemi atau efek narkotik yang
memanjang)
Pernafasan
Mariyam

• Skor APGAR : 1 menit......5 menit....... skor


optimal harus antara 7-10.
• Bunyi nafas bilateral, kartilago xifoid
menonjol, umum terjadi.
Prioritas keperawatan
Mariyam
• Meningkatkan upaya kardiovaskuler
efektif.
• Memberikan lingkungan termonetral dan
mempertahankan suhu tubuh.
• Mencegah cidera atau komplikasi.
• Meningkatkan kedekatan orang tua-bayi.
Diagnosa keperawatan

Mariyam
Bersihan jalan napas tidak efektif
• Pola napas tidak efektif
• Gangguan pertukaran gas
• Risiko cidera
• Gangguan termoregulasi
• Perubahan proses keluarga
Intervensi
Mariyam
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Tujuan: Kepatenan jalan napas
Kriteria hasil:
• Rata-rata respirasi dalam batas normal
• Pengeluaran sputum melalui jalan nafas
• Tidak ada suara nafas tambahan
• Mudah dalam bernafas.
• Tidak menunjukkan kegelisahan.
• Tidak adanya sianosis.
 Tentukan kebutuhan oral/ suction tracheal.
Mariyam

 Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah


suction.
 Beritahu keluarga tentang suction.
 Bersihkan daerah bagian tracheal setelah
suction selesai dilakukan.
 Monitor status oksigen pasien, status
hemodinamik segera sebelum, selama dan
sesudah suction
Mariyam Pola napas tidak efektif
Tujuan: Pola napas efektif
Kriteria hasil:
• Ekspansi dada simetris
• Tidak ada bunyi nafas tambahan
• Kecepatan dan irama respirasi dalam batas
normal
Intervensi:
Mariyam

• Posisikan untuk efisiensi ventilasi yang


maksimum (jalan napas terbuka)
• Hindari bedong yang ketat
• Tingkatkan istirahat dan tidur
• Atur aktifitas (touching time)
Beri oksigen sesuai dengan kebutuhan
Gangguan pertukaran gas
• Kaji bunyi paru, frekuensi nafas, kedalaman
Mariyam

nafas dan produksi sputum


• Pantau saturasi O2 dengan oksimetri
• Berikan oksigen tambahan yang sesuai.
Risiko cidera
Tujuan:
Mariyam
tidak terjadi cidera selama
perawatan
Kriteria hasil:
• Bebas dari cidera/ komplikasi
•Mariyam
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
merawat bayi
• Pakai sarung tangan steril
• Lakukan pengkajian fisik secara rutin
terhadap bayi baru lahir, perhatikan
pembuluh darah tali pusat dan adanya
anomaly
• Ajarkan keluarga tentang tanda dan gejala
infeksi dan melaporkannya

Anda mungkin juga menyukai