Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP

KELELAHAN DAN KUALITAS TIDUR PETANI PENYADAP


KARET DI PTPN XII
Wahyu Adinda1, Emi Wuri Wuryaningsih2, Enggal Hadi Kurniyawan3
1
Wahyu Adinda/Fakultas Keperawatan Universitas Jember, emiwuryaningsih.unej@gmail.com
2
Emi Wuri Wuryaningsih/Fakultas Keperawatan Universitas Jember
3
Enggal Hadi Kurniawan/Fakultas Keperawatan Universitas Jember

ABSTRAK

Petani seringkali mengalami kelelahan akibat dari beban kerja dan jam kerja yang berlebih dan
berdampak pada kualitas tidur dan status kesehatan fisik dan psikis lainnya. Intervensi yang tepat
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan petani. Penelitian ini bertujuan mengalisis pengaruh
relaksasi otot progresif terhadap kelelahan dan kualitas tidur pada petani penyadap karet di PTPN XII
Kabupaten Jember. Desain yang digunakan yaitu Quasy Experimental dengan rancangan pretest and
posttest with control group design. Teknik pengambilan sampel adalah simpel random sampling yang
melibatkan 40 petani (20 responden kelompok intervensi dan 20 responden kelompok kontrol). Alat ukur
yang digunakan adalah Fatigue Severity Scale dan Pittsburg Sleep Quality Index. Hasil pengaruh PMR
terhadap kelelahan pada kelompok intervensi dan kontrol dengan menggunakan uji independent t-test
mendapatkan hasil p value 0,000 (CI: 95%), artinya ada pengaruh PMR terhadap kelelahan pada
kelompok intervensi dan kontrol. Hasil pengaruh PMR terhadap kualitas tidur pada kelompok intervensi
dan kontrol dengan menggunakan uji mann-whitney mendapatkan hasil p value 0,000 < 0,05 yang artinya
ada pengaruh PMR terhadap kualitas tidur pada kelompok intervensi dan kontrol. PMR mengaktifkan
sistem saraf simpatis dan parasimpatis yang bekerja saling timbal balik sehingga dapat mengurangi
ketegangan otot dan membuat mudah tidur. kesimpulannya PMR bisa digunakan untuk mengurangi
kelelahan dan dapat meningkatkan kualitas tidur.

Kata Kunci: Kelelahan, Kualitas Tidur, Petani Karet, Relaksasi Otot Progresif

ABSTRACT

Farmers often experience fatigue due to excessive workload and working hours. People who feel
excessive fatigue can make it difficult to sleep. The purpose of this study was to analyze the effect of
progressive muscle relaxation on fatigue and sleep quality on rubber tapping farmers at PTPN XII
Kalisanen Garden, Jember Regency. The design used is Quasy Experimental with a pretest and posttest
design with control group design. The sampling technique was simple random sampling involving 40
farmers (20 respondents in the intervention group and 20 respondents in the control group). Data
collection for fatigue using the Fatigue Severity Scale questionnaire and sleep quality using the Pittsburg
Sleep Quality Index questionnaire. The results of the effect of PMR on fatigue in the intervention and
control groups using the independent t-test obtained the results of p value 0,000 <0,05, which means that
there was an effect of PMR on fatigue in the intervention and control groups. The results of the influence
of PMR on sleep quality in the intervention and control groups using the Mann-Whitney test obtained the
results of p value 0,000 <0.05 which means that there was an effect of PMR on sleep quality in the
intervention and control groups. PMR activates the sympathetic and parasympathetic nervous system that
works mutually so that it can reduce muscle tension and make it easy to sleep. in conclusion, PMR can be
used to reduce fatigue and can improve sleep quality.

Keywords: Progressive Muscle Relaxation, Fatigue, Sleep Quality, Rubber Farmers

Konas Jiwa XVI Lampung 341


Pendahuluan Tidur merupakan salah satu proses
terpenting untuk manusia. Pada saat tidur
Tanaman karet adalah tanaman tahunan terjadi proses pemulihan yang bermanfaat
yang dapat tumbuh sampai umur 30 tahun. untuk mengembalikan kondisi manusia
Tanaman ini merupakan pohon dengan pada keadaan semula, tubuh yang
tinggi tanaman dapat mencapai 15-20 meter mengalami kelelahan akan menjadi segar
dengan diameter batang yang besar dan kembali. Proses pemulihan jika terhambat
lurus keatas dengan percabangan dibagian akan menyebabkan organ tubuh tidak bisa
atasnya. Pada batang inilah terkandung bekerja secara maksimal yang dapat
lateks yang dikenal dengan nama lain getah. mengakibatkan orang yang memiliki
Tanaman karet memiliki masa belum jumlah tidur yang kurang akan cepat
menghasilkan selama lima tahun dan sudah mengalami kelelahan dan dapat
mulai dapat disadap pada awal tahun menurunkan konsentrasi (Safitri & Ardani,
keenam. Secara ekonomis tanaman karet 2013). Kurang tidur dipengaruhi oleh
dapat disadap selama 15 sampai 20 tahun beberapa faktor yaitu penyakit, stres
(Setiawan, 2008). emosional, pengobatan, gangguan dari
lingkungam, dan jam kerja. Salah satu
Proses pekerjaan dalam menyadap karet penanganannya menggunakan terapi non
yang mengharuskan untuk mengiris kulit farmakologis yang dapat digunakan untuk
batang pohon karet dengan perubahan relaksasi agar dapat memenuhi kebutuhan
postur tangan yang berubah ubah dengan tidur dan menurunkan kelelahan maka
cepat yang dapat menyebabkan terjadinya relaksasi otot progresif dapat digunakan.
tekanan yang berulang-ulang pada area Relaksasi merupakan suatu terapi yang
pergelangan tangan. Gerakan ini dilakukan diberikan kepada pasien dengan melibatkan
lebih dari 30 kali dalam 30-60 menit yang pergerakan anggota badan dan bisa
menyababkan petani mengeluhkan rasa dilakaukan dimana saja (Potter & Perry,
sakit atau nyeri dan bengkak pada area 2010).
pergelangan tangan. Jika jumlah gerakan
tersebut sering terjadi akan mendorong Teknik latihan relaksasi progresif
kelelahan atau yang biasa disebut fatigue merupakan salah satu tenik relaksasi otot
dan ketegangan pada pergelangan tangan yang mampu mengatasi keluhan
(Seviyati dkk, 2016). kecemasan, insomnia, kelelahan, kram otot,
nyeri leher dan pinggang, tekanan darah
Kelelahan (fatigue) adalah salah satu tinggi, phobia ringan dan gagap (Anindita,
masalah yang sering dialami oleh pekerja, 2012). Tujuan peneliti adalah untuk
sekitar 20% memiliki gejala kelelahan mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot
kerja. Kelelahan kerja ditandai dengan progresif terhadap kelelahan dan kualitas
menurunnya dalam hal kerja dan beberapa tidur pada petani penyadap karet di PTPN
faktor seperti kelelahan bekerja, kurangnya XII Kabupaten Jember.
motivasi, dan penurunan aktivitas mental
dan fisik (Setyowati, 2014). Kelelahan Metode Penelitian
dapat mempengaruhi kecukupan tidur
seseorang dan mempengaruhi kualitas tidur Penelitian ini termasuk dalam jenis
seseorang sehingga pekerjaan terganggu penelitian Quasy Experimental dengan
dan menimbulkan menurunnya kinerja rancangan pretest and posttest with control
dalam bekerja, yang ditandai dengan mata group design. Populasi dalam penelitian ini
lelah, mengantuk, hingga dapat tidur saat adalah seluruh petani penyadap karet di
bekerja. Dibuktikan dengan penelitian lain PTPN XII Kebun Kalisanen yang
yang mengatakan gangguan tidur memiliki berjumlah 600 orang. Teknik sampling
hubungan yang signifikan dengan kelelahan menggunakan simpel random sampling
(Prakoso dkk, 2018). yang melibatkan 40 petani (20 responden
kelompok intervensi dan 20 responden

Konas Jiwa XVI Lampung 342


kelompok kontrol) dengan kriteria inklusi Tabel 1. Karakteristik Responden Petani
yaitu petani penyadap karet yang bekerja di Penyadap Karet di PTPN XII
PTPN XII Kebun Kalisanen, bekerja dan Kebun Kalisanen (n=40)
bersedia menjadi responden.
Karakteristik Frekuen Persentase
Data penelitian diambil dalam rentang Responden si (%)
waktu bulan Juni - Juli 2019. Alat Umur
pengumpulan data untuk variabel kelelahan 17-25 tahun - -
menggunakan kuesioner Fatigue Severity 26-35 tahun 13 32,5
36-45 tahun 15 37,5
Scale (uji reliabilitas = 0,741) dan untuk
46-55 tahun 5 12,5
variabel kualitas tidur menggunakan 56-65 tahun 6 15
kuesioner Pittsburg Sleep Quality Index (uji 65-keatas 1 2,5
reliabilitas = 0,880). Analisa data berupa Jenis Kelamin
analisa univariat dan analisa bivariat Laki-laki 21 52,5
dengan menggunakan uji t dependen Perempuan 19 47,5
(Paired T-test) dan uji independent Pendidikan
(Independent T-test) untuk analisis uji Terakhir 27 67,5
parametrik, sedangkan untuk analisis uji SD/Tidak 11 27,5
nonparametrik dengan menggunakan uji Sekolah 2 5
wilcoxon dan uji mann-whitney. Uji SMP/ MTs
SMA/ MAN
normalitas dan uji homogenitas dilakukan
Jumlah Pohon
terlebih dahulu sebelum uji statistik. Uji 100-200 pohon - -
normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk 201-300 pohon 40 100
dan uji homogenitas menggunakan uji 301-400 pohon - -
Levene’s. penelitian ini telah lulus uji 401-500 pohon - -
kelayakan etik penelitian kesehatan oleh Sumber: Juni 2019
Komite Etik Penelitian Kesehatan (KEPK)
dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Petani penyadap karet sebagian besar tidak
Universitas Jember dengan nomor sertifikat mengenyam bangku sekolah sebesar 67,5%.
uji etik No. 424/UN25.8/KEPK/DL/2019 Pendidikan sangat menentukan tingkat
kompetensi petani dalam melakukan
Hasil dan Pembahasan kegiatan pertanian (Manyamsari &
Mujiburrahmad, 2014). Pendidikan yang
Rata-rata umur petani karet di Kebun rendah menjadikan masyarakat di sekitar
Kalisanen yaitu 36-45 tahun. Usia perkebunan menjadi penyadap karet yang
seseorang akan mempengaruhi kondisi dan tidak memerlukan keahlian tertentu hanya
daya tahan tubuh. Umumnya, seseorang memerlukan ketrampilan yang bisa
yang berusia muda dapat melakukan diajarkan dari petani lainnya.
pekerjaan berat (Rahayu, 2017). Proses
bertambahnya usia dapat menurunkan Seluruh petani penyadap karet memiliki
kekuatan otot sehingga mudah mengalami penghasilan per bulan di bawah Rp.
kelelahan (Tawarka dkk, 2004). Petani 2.000.000. Gaji yang diterima oleh petani
penyadap karet lebih banyak yang berjenis karet di Kebun Kalisanen tergantung dari
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 21 orang hasil jumlah karet yang disadap. Faktor
(52,2%). Laki-laki berisiko mengalami yang mepengaruhi upah atau penghasilan
kelelahan kerja karena beban kerja yang pekerja adalah pendidikan, jenis pekerjaan,
lebih berat dibandingkan dengan dan berpengalaman bekerja (Miswar, 2018).
perempuan (Rahayu, 2017). Guna mencukupi kebutuhan sehari-hari
keluarga petani penyadap karet memiliki
pekerjaan lain seperti seperti
mengumpulkan rumput untuk hewan ternak
miliki orang. Oleh karena itu, saat
menunggu getah karet terkumpul peetani

Konas Jiwa XVI Lampung 343


mengerjakan pekerjaan lainnya tidak menurunkan tekanan darah, meningkatkan
sepenuhnya digunakan untuk istirahat. toleransi terhadap aktivitas sehari-hari,
meningkatkan imunitas, sehingga status
Semua petani karet menyadap dengan fungsional dan kualitas hidup meningkat
jumlah pohon sebanyak 300 pohon/ petani (Smeltzer & Bare, 2002). Penurunan tingkat
dalam waktu sekitar 4 jam. Semakin lama kelelahan pada petani yang menjadi
waktu seseorang bekerja dengan responden dalam penelitian ini disebabkan
lingkungan kerja yang kurang nyaman dan karena petani lebih rileks setelah
tidak menyenangkan maka akan melakukan ROP. Keadaan rileks pada otot
menyebabkan kelelahan terus menerus inilah yang membuat reponden merasakan
(Nugroho dkk, 2013). Petani penyadap kelelahan pada dirinya menjadi berkurang.
karet di PTPN XII mengalami kelelahan
akibat jumlah pohon yang disadap dalam Ada pengaruh ROP terhadap kelelahan
jumlah banyak dan dilakukan malam hari. petani penyadap karet Di PTPN XII Kebun
Petani penyadap karet ini rata-rata memiliki Kalisanen berdasarkan hasil Independent t-
pendidikan rendah yaitu sekolah dasar test yaitu 0,000 (α < 0.05; CI=95%). Ada
sehingga merasa tidak memiliki pilihan perbedaan antara nilai kelelahan kelompok
pekerjaan lainya. Pilihan menjadi petani intervensi pada saat diberikan latihan
penyadap karet karena untuk menunjang dengan kelompok kontrol. Petani seringkali
perekonomiannya. mengalami kelelahan terutama petani
penyadap karet yang mengharuskan mereka
Tabel 2. Kualitas Tidur Petani Penyadap bekerja di waktu malam (waktu istirahat)
Karet Di PTPN XII Kebun Kalisanen seperti beban kerja, lama kerja lebih dari 8
Sebelum dan Sesudah Diberikan ROP jam per hari, dan lama istirahat yang
pada Kelompok Intervensi dan kurang. Petani juga mengeluhkan, sering
Kelompok Kontrol berkeringat, cepat haus, cenderung lupa,
penurunan konsentrasi dan ketidak-
Kelompok Kelompok nyamanan pada bahu dan punggung.
Intervensi Kontrol Keluhan tersebut merupakan tanda-tanda
Variabel (n=20 orang) (n=20 orang) mengalami kelelahan. Selain itu, petani
Mean SD Mean SD juga merasa sering gatal-gatal di tangan dan
Kualitas kaki (Rahayu dkk, 2017).
Tidur 12,55 2,704 10,65 2,943
pre test 6,85 1,309 10,95 3,103 Penyebab kelelahan adalah ketegangan
post test otot-otot yang berlangsung terus menerus.
Kelelahan
Relaksasi otot Progresif (ROP) merupakan
43,35 3,453 40,30 2,618 teknik relaksasi yang dilakukan dengan cara
pretest
31,45 4,524 41,55 2,665 mengencangkan dan merelaksasikan
posttest
sekelompok otot untuk merangsang pikiran
*SD: Standar Deviation
Sumber: Juni 2019
dan ketegangan otot yang sering digunakan
dalam psikoterapi. Relaksasi otot progresif
Nilai rata-rata kelelahan responden pada merupakan salah satu teknik relaksasi yang
kelompok intervensi mengalami penurunan sering digunakan secara luas karena teknik
dari sebelum diberikan teknik ROP dari yang paling sederhana (Stuart, 2016).
43,35 poin menjadi 31,45 poin. Kelelahan Teknik relaksasi ini bertujuan untuk
saat kerja dapat terjadi mengganggu kinerja mengurangi ketegangan, kecemasan, dan
pekerja yang akan berpengaruh terhadap kelelahan dengan melemaskan otot-otot
produktivitas kerja pada perusahaan badan (Prasetya, 2016).
tersebut (Inderani dkk, 2014). ROP dapat
menjadi salah satu intervensi keperawatan Terdapat penurunan tingkat kelelahan
yang dapat digunakan untuk membantu setelah diberikan ROP pada kelompok
mengurangi ketegangan otot, stres, intervensi dibandingkan dengan kelompok
kontrol. ROP memberikan efek untuk

Konas Jiwa XVI Lampung 344


merilekskan otot sehingga membantu serotonin ke seluruh tubuh sehingga
mengurangi kelelahan. Para petani yang individu akan mudah mengalami relaksasi.
menjadi kelompok intervensi saat diberikan Saat relaksasi individu akan lebih mudah
latihan relaksasi otot progresif memulai tidur dan akan terasa lebih
melakukannya dengan penuh semangat dan nyaman saat bangun tidur sehingga kualitas
sesuai dengan arahan sehingga efek dari tidur mereka menjadi meningkat.
relaksasi sesuai prosedur pemberian.
Responden menyampaikan merasa lebih Kesimpulan
nyaman setelah melakukan SOP yakni
merasa lebih tenang dan berkurang rasa Petani penyadap karet dilakukan oleh laki-
lelah yang dirasakannya. laki dan perempuan dengan proporsi yang
hampir sama. Petani penyadap karet
Nilai rata-rata kualitas tidur responden pada dilakukan di waktu-waktu jam tidur pada
kelompok intervensi mengalami penurunan irama sirkardian orang Indonesia. Hal ini
dari sebelum diberikan ROP sebesar 12,55 berdampak pada kelelahan dan kualitas
menjadi 6,85. Petani penyadap karet tidurnya. Salah satu peran perawat
menunjukkan mudah tidur lebih baik seperti kesehatan masyarakat (PERKESMAS)
mudah memulai tidur. Ada pengaruh Puskesmas adalah memberikan upaya
relaksasi otot progresif terhadap pelayanan promotif dan preventif. Hasil
kualitas tidur petani penyadap karet Di penelitian menunjukkan ada pengaruh
PTPN XII Kebun Kalisanen yang relaksasi otot progresif terhadap tingkat
ditunjukkan adanya perbedaan antara kelelahan dan kualitas tidur petani
kualitas tidur kelompok intervensi dengan penyadap karet. Oleh karena itu, ROP dapat
kelompok kontrol. Seseorang yang digunakan perawat sebagai intervensi
mengalami kesulitan tidur dapat dibantu masalah keperawatan yang dimiliki oleh
dengan melakukan aktivitas yang petani penyadap karet untuk mengurangi
merilekskan (Potter & Perry, 2010). kerentanan terhadap masalah kesehatan
Relaksasi otot progresif adalah salah satu lainnya.
teknik sederhana dan merupakan prosedur
untuk mendapatkan relaksasi pada otot Peneliti selanjutnya dapat mengidentifikasi
(Richmond, 2007). Relaksasi otot progresif perubahan irama sirkadian istirahat dan
didasarkan pada cara kerja sistem saraf tidur petani penyadap karet sehingga dapat
simpatis dan parasimpatis yang bekerja memberikan pola toleransi tubuh terhadap
saling timbal balik mempengaruhi organ- beban kerja petani penyadap karet. Hal ini
organ tubuh sehingga dapat mengurangi diharapkan menjadi pertimbangan
ketegangan dan mempengaruhi pemenuhan perusahaan terkait rotasi ketenaga-
kebutuhan tidur (Turmudzi, 2014). Teknik kerjaannya.
relaksasi semakin sering dilakukan terbukti
efektif mengurangi ketegangan dan Daftar Pustaka
kecemasan, mengatasi kualitas tidur dan
asma (Manurung, 2018). Anindita B. (2012). Pengaruh teknik
relaksasi progresif terhadap tingkat
Relaksasi otot progresif yang dilakukan kecemasan pada klien skizofrenia
dapat membuat tubuh lebih rileks. ROP paranoid di RSJD Surakarta.
yang dilakukan mempengaruhi kerja Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan
jantung untuk memompa darah ke seluruh Universitas Muhammadiyah,
tubuh sehingga dalam keadaan ini pasokan Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia.
darah yang mengalir ke otak akan semakin [cited 17 Februari 2019]
meningkat, peningkatan aliran darah ini Inderani I, Tarigan L, & Saalmah U.
akan membuat nutrien dan oksigen (2014). Hubungan kelelahan kerja
meningkat dan tentu kondisi ini akan dengan produktivitas kerja pada
merangsang otak untuk mengeluarkan pemetik teh di PT perkebunan

Konas Jiwa XVI Lampung 345


nusantara IV Butong Kabupaten [internet]. [cited 15 Maret 2019].
Simalungun Tahun 2014. Available from
Manyamsari, I & Mujiburrahmad, M. http://www.guidetopsychology.com
(2014). Karakteristik petani dan /pmr.htm
hubungannya dengan kompetensi Safitrie, A., & Ardani, M.H. (2013). Studi
petani lahan sempit (Kasus: Di komparatif kualitas tidur perawat
Desa Sinar Sari Kecamatan shift dan non shift di unit rawat
Dramaga Kab. Bogor Jawa Barat). inap dan unit rawat jalan.
Jurnal Agrisep 15(2): 58-74. Prosiding Konferensi Nasional
Manurung, R. (2018).Pengaruh terapi PPNI Jawa Tengah.
relaksasi otot progresif terhadap Selviyati V, Camilia A, & Sunarsih E.
kualitas tidur pada Lansia di Panti (2016). Analisis determinan
Jompo Yayasan Guna Budi Bakti kejadian carpal tunnel syndrome
Medan Tahun 2017. Jurnal Ilmiah (CTS) pada petani penyadap dan
Keperawatan Imelda Vol.3(2). pohon karet di desa karang manik
Miswar. (2018). Analisis faktor-faktor yang Kecamatan Belitang II Kabupaten
mempengaruhi tingkat upah pekerja Okutimur. Jurnal Ilmu Kesehatan
di Aceh. Jurnal Ekonomi dan Masyarakat, Vol.7
Kebijakan Publik Indonesia. Setiwan, D.H. (2008). Petunjuk lengkap
Nugroho, A., Yuantari, C., & Hartini, E. budi daya karet. Jakarta:
(2013). Hubungan antara beban AgroMedia
kerja dengan tingkat kelelahan Setyowati, D.L., Shaluhiyah, Z., &
pada petani di Desa Curut Widjasena, B. (2014). Penyebab
Kecamatan Penawangan kelelahan kerja pada pekerja mebel.
Kabupaten Grobogan Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Potter, P.A, & Perry, A.G. Fundamental Nasional, Vol. 8(8): 2460-0601.
keperawatan: konsep, proses, dan Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku
praktik Volume 3 Edisi 7. Jakarta: ajar keperawatan medikal bedah.
Salemba Medika; 2010 Jakarta: EGC
Prakoso, D.I, Setyaningsih Y, & Kurniawan Stuart, G.W. (2016). Prinsip dan praktik
B. Hubungan karakteristik individu, keperawatan kesehatan jiwa Stuart.
beban kerja, dan kualitas tidur Buku 2. Singapore: Elsevier
dengan kelelahan kerja pada tenaga Tawarka, Bakri, S.H.A, & Sudiajeng, L.
kependidikan di institusi (2004). Ergonomi untuk kesehatan
kependidikan X. Jurnal Kesehatan dan keselamatan kerja dan
Masyarakat. 2018; Vol. 7(2): 2356- produktivitas [internet]. Surakarta:
3346. UNIBA Press. [cited 8 Februai
Prasetya, Z. (2016). Pengaruh terapi 2019]. Availabel from
relaksasi otot progresif terhadap https://archive.org/details/Ergon
perubahan tingkat insomnia pada omiUntukKeselamatanKesehata
lansia. Skripsi. Fakultas nKerjaDanProduktivitas/page/n1
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Turmudzi. A.M.P. Pengaruh relaksasi otot
Universitas Islam Negeri Alauddin. progresif terhadap tingkat
Rahayu, R. (2017). Gambaran kelelahan insomnia pada pasien rawat jalan
kerja pada petani rumput laut di dengan gagal ginjal kronik (GGK)
Kecamatan Pa’jukukang yang menjalani hemodialisa RSUD
Kabupaten Bantaeng. Skripsi. Dr. Abdoer Rahman Situbondo.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Skripsi. Program Studi Il
Kesehatan UIN Alauddin, Makasar, Keperawatan, Universitas Jember,
Sulawesi Selatan. [cited 1 Februari Jember, Indonesia. [cited 29 Maret
2019] 2019]
Richmond, R.L. (2007). A guide to
psychology and its practice

Konas Jiwa XVI Lampung 346

Anda mungkin juga menyukai