ِ و َعَلَى آلِه،َ عَلَى سَِيِّدِنَا مُحَم ّدٍ سَِيِّدِ وَلَد ِ عَدْن َان،ِن الْأَ ك ْمَلَان ّ َ َالصّ لَاة ُ و َال
ِ سلَام ُ الْأَ تَم ّا ُ ْ ا َ ْلحم َْد ُ لله ِ ال ْمَو
َ و،ٍجوْدِ أَ زَل ًا و َأَ بَد ًا بِلَا مَك َان
َاب
ٍ حسِ ِجر َه ُ ْم بِغَيْر َ ِإ َن ّمَا يُو َفَ ّى:ِ محْكَمِ ك ِتَابِه
ْ َالصّ اب ِر ُونَ أ ِ ِ ي بتَِقْو َى الله ِ الْعَل ِ ِيّ الْقَدِيْر ِ الْق َائ
ُ ل ف ِ ْي ْ ِ ف َِإِنِّي ُأ ْوصِيْك ُ ْم و َن َ ْفس،ُ أَ َمّا بَعْد.ُ بَعْدَه
)١٠ :(الزمر
Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa
berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara
melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Sederet bencana yang menimpa rakyat Indonesia di awal tahun ini
memunculkan sebuah pertanyaan: apakah bencana itu ujian ataukah azab yang Allah timpakan kepada bangsa
Indonesia? Hadirin rahimakumullah, Bencana atau musibah adakalanya ujian dan adakalanya merupakan azab yang
disegerakan di dunia. Dari mana kita mengetahui bahwa sebuah bencana dan musibah adalah ujian ataukah azab?
Apabila musibah itu ditimpakan kepada orang-orang shalih yang taat kepada Allah ta’ala maka ia adalah ujian yang
Musibah yang berupa ujian ini ditimpakan oleh Allah kepada orang-orang yang dikehendaki kebaikan pada
dirinya, seperti para nabi, para wali, para ulama yang mengamalkan ilmunya dan orang-orang shalih lainnya.
Maknanya: “Siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya maka Allah akan menimpakan musibah
Dari hadits ini dapat dipahami bahwa seseorang yang dikehendaki kebaikan dan derajat yang tinggi pada
dirinya maka Allah melindunginya dari musibah agama dan menimpakan berbagai musibah dunia pada dirinya,
anaknya, hartanya atau orang yang ia cintai. Musibah agama adalah seperti meninggalkan shalat limat waktu, berjudi,
berzina, mencuri, dan lain sebagainya. Sedangkan musibah dunia sangat banyak bentuknya. Di antaranya kemiskinan,
sakit, ditinggal mati orang yang dicintai, diperlakukan buruk orang lain, dan lain sebagainya.
Semakin taat seseorang dan semakin banyak ia melakukan kebaikan maka semakin besar dan berat ujian yang
Allah timpakan kepadanya. Sebagaiman kita tahu, manusia yang paling taat adalah para nabi. Musibah yang menimpa
mereka tentu lebih banyak dan lebih berat dibandingkan dengan manusia pada umumnya.
Nabi Nuh diuji dengan anak dan istrinya yang tidak mau beriman. Beliau juga dicaci dan seringkali dipukuli
sampai pingsan ketika menyampaikan dakwah kepada umatnya. Nabi Ibrahim diuji dengan dilemparkan ke api yang
) ّط (رَو َاه ُ الِتِّرْمِذِي ُّ ُ وَم َنْ سَ خ َِط فلََه، فَم َنْ رَضِيَ فَلَه ُ الِرِّضَا،َْب قَوْم ًا اب ْتَلاَهُم
ُ ْالُسخ ّ َ و َِإ،ِ ِإ ََّن عِظَم َ الْجَزَاء ِ م َ َع عِظَ ِم ال ْبَلَاء
ّ َ ن الله َ ِإذ َا أَ ح
Maknanya: “Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui musibah yang besar pula. Apabila Allah
ta’ala mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka
Allah meridhainya. Dan barangsiapa yang tidak ridha maka Allah murka kepadanya (HR at-Tirmidzi).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Sedangkan bencana dan musibah yang merupakan azab adalah yang
Maknanya: “Dan musibah apa pun yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan dosa kalian
sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahan kalian)” (QS asy-syura: 30).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Kemudian yang penting sekali untuk diperhatikan bahwa ada sebuah
Maknanya: “Sesungguhnya manusia apabila mengetahui kemungkaran lalu mereka tidak mau mengubahnya
maka hampir saja (tunggulah saatnya) Allah akan mengazab mereka seluruhnya” (HR Ibnu Hibban).
Hadits ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa jika di suatu daerah terdapat kemungkaran yang
merajalela dilakukan, tapi tidak ada satu pun yang mengubahnya dengan amar makruf dan nahi mungkar maka azab
Allah akan menimpa mereka semua. Azab Allah tidak hanya dikenakan kepada mereka yang berbuat kemungkaran,
tapi juga ditimpakan kepada orang-orang shalih yang enggan beramar makruf dan bernahi mungkar dengan
mencegah kemungkaran tersebut. Kemungkaran adalah seperti paham-paham yang menyimpang dari ajaran para
ulama Ahlussunnah wal Jama’ah, zina, judi, meminum minuman keras, korupsi, mengganggu kerukunan masyarakat,
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal: Pertama,
bagi seorang Mukmin, musibah yang menimpanya, baik musibah itu ujian ataupun azab, adalah kebaikan baginya
apabila dihadapi dengan sabar dan ridha. Jika berupa ujian maka musibah itu akan meninggikan derajatnya dan
melipatgandakan pahalanya di akhirat. Dan jika berupa azab maka azab di dunia itu akan menggugurkan azab
baginya di akhirat kelak. Dan hal itu lebih baik baginya. Karena azab di akhirat jauh lebih berat dan lebih pedih
bermanfaat sama sekali baginya di akhirat. Ketiga, jika seseorang mulai berbuat taat dan mulai meninggalkan hal-hal
yang diharamkan lalu ditimpa berbagai musibah maka itu adalah ujian baginya. Apakah ia akan terus melanjutkan
ketaatan ataukah ia kendor semangat lalu meninggalkan ketaatan itu. Keempat, jika seseorang ditimpa musibah dan
bencana setelah ia berbuat maksiat dan dosa maka yang semestinya dia lakukan adalah menyegerakan tobat dengan
sungguh-sungguh dari semua dosa yang pernah ia lakukan. Kelima, kemungkaran jika sudah merajalela dan tidak ada
satu pun yang berupaya mencegahnya maka tunggulah saatnya Allah akan menurunkan azab kepada semuanya. Yang
Hadirin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah, Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh
keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.
Khutbah II
ِالصّ لَاة ِ َ َ ي بتَِقْو َى الله ِ ال ْعَل ِِِّي ال ْعَظِي ِْم و َاع ْلَمُو ْا أَ َ ّ
ن الله َ أَ م َرك ُ ْم ب ِأَ مْر ٍ عَظِي ٍْم ،أَ م َرك ُ ْم ب َ سو ْلُه ُ .أَ َمّا بَعْد ُ ،فَيَا أَ ُ ّيهَا ال ْمُسْل ِمُوْنَُ ،أ ْوصِيْك ُ ْم و َن َ ْفس ِ ْ أَ َ ّ
ن سَِيِّد َن َا مُحَم ّدًا عَبْدُه ُ وَر َ ُ
ل ن آم َن ُوا ص َُل ّوا عَلَيْه ِ وَسَل ِّم ُوا ت َسْلِيم ًا ،ا َلل ّٰه ُ َ ّم ص ِّ
َِل عَلَى سَِيِّدِن َا مُحَم ّدٍ و َعَلَى آ ِ الن ّب ِ ِيّ ،ي َا أَ ُ ّيهَا ال َ ّذ ِي َ
الل ّه َ وَم َلَائِكَت َه ُ يُص َُل ّونَ عَلَى َ
ن َ سلَا ِم عَلَى نَبِِيِّه ِ الْكَر ِ ْي ِم فَق َالَِ :إ َ ّ
و َال َ ّ
ل
ل سَِيِّدِن َا مُحَم ّدٍ كَم َا ب َار َكْ تَ عَلَى سَِيِّدِن َا ِإب ْر َاهِي ْم َ و َعَلَى آ ِ
ك عَلَى سَِيِّدِن َا مُحَم ّدٍ و َعَلَى آ ِ سَِيِّدِن َا مُحَم ّدٍ كَم َا ص ََل ّي ْتَ عَلَى سَِيِّدِن َا ِإب ْر َاهِي ْم َ و َعَلَى آ ِ
ل سَِيِّدِن َا ِإب ْر َاهِي ْم َ و َب َارِ ْ
ن الف َحْ شَاء ِ و َال ْمُن ْكَر ِ و َالب َغ ِْي ،يَعِظُك ُ ْم لَع َ ّلك ُ ْم ت َذ َ َك ّر ُ ْونَ .فَاذك ُر ُوا الله َ ال ْعَظِي ْم َ ي َذْكُر ْك ُ ْم
ن و َِإي ْتَاء ِ ذِي الْقُر ْبَى وي َنْهَ ى ع َ ِ
ل و َالْإحْ سَا ِ اللهِ ،إ َ ّ
ن الله َ ي َأْ م ُرُ ب ِال ْع َ ْد ِ