Anda di halaman 1dari 9

Vol. 1 / No.

1 , Maret 2020 DATUM


Journal of Geodesy and Geomatics

PENDEFINISIAN KOORDINAT ULP2 UNIVERSITAS LAMPUNG


TERHADAP ITRF 2014 SERTA ANALISA PENGGUNAAN TIGA
MACAM RECEIVER YANG BERBEDA

Gita Nindya Putri1, Romi Fadly2, Eko Rahmadi3.


1,2
Institution/affiliation; address, telp/Fax of Institution/affiliation
3
Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika FT – UNILA
*email korespondensi: gitanindya60@gmail.com

ABSTRAK
Survei Global Navigation Satellite System (GNSS) merupakan suatu metode penentuan posisi
yang dapat digunakan untuk menentukan Titik Kontrol Geodetik, baik untuk skala nasional,
regional, atau global. Universitas Lampung telah memiliki titik kontrol BM (BenchMark)
bernama ULP1. Pada saat ini, kondisi di sekitar titik ULP1 telah ditumbuhi banyak pohon
tinggi. Hal tersebut dapat menjadi objek penghalang sinyal satelit dan menyebabkan kesalahan
yang serius pada hasil ketelitian posisi jika dilakukan pengukuran. Berdasarkan permasalahan
tersebut, maka dilakukan penelitian pengamatan GNSS untuk mendefinisikan titik kontrol baru
yaitu titik ULP2.

Titik ULP2 berada di Universitas Lampung tepatnya dijalan depan Perpustakaan Unila.
Periode penelitian dimulai tanggal 30 Oktober 2018 hingga 28 Januari 2019. Jenis metode
pengamatan yang digunakan adalah metode statik dan menggunakan tiga macam receiver
GNSS yang berbeda. Data hasil pengamatan diolah menggunakan software TEQC dan
GAMIT/GLOBK untuk mendapatkan koordinat. Uji statistik digunakan untuk melihat
signifikansi koordinat antara tiga macam receiver GNSS yang berbeda.

Hasil pengolahan menggunakan GAMIT/GLOBK adalah koordinat definitif titik ULP2


Universitas Lampung. Koordinat geodetis, 5.3620393436° LS dan 105.2400574228° BT,
koordinat kartesian, X = -1669327.66658 m ± 0.01214 m, Y = 6127212.65601 m ± 0.03929 m,
dan Z = -592068.03976 m ± 0.00685 m, koordinat UTM 48S, E = 526596.3444 m, N =
9407310.9929 m, h = 130.5390 m. Hasil uji statistik menggunakan uji t tidak menunjukan
adanya perbedaan yang signifikan pada semua skenario, yang artinya penggunaan receiver
yang berbeda tidak berpengaruh besar terhadap koordinat yang dihasilkan.

Kata kunci: pendefinisian titik koordinat, GAMIT/GLOBK, receiver GNSS.

PENDAHULUAN level dari kesalahan dan bias yang


mempengaruhi data pengamatan.
Latar Belakang Perkembangan teknologi GNSS banyak
Survei Global Navigation Satellite digunakan untuk menentukan sistem titik
System (GNSS) merupakan suatu metode kontrol geodetik, baik untuk skala nasional,
penentuan posisi dengan menggunakan regional, maupun global.
teknologi satelit yang memiliki ketelitian Universitas Lampung telah memiliki
tertentu. Secara umum ketelitian posisi yang titik Benck Mark (BM) dengan kode ULP1.
didapat dari pengamatan GNSS bergantung Titik BM tersebut memiliki fungsi penting
pada empat faktor, yaitu faktor ketelitian sebagai referensi atau acuan dalam
data, geometri pengamatan, strategi pengukuran pemetaanyang dilakukan di
pengamatan, dan strategi pengolahan data sekitar kampus Unila. Saat ini kondisi titik
(Abidin, 2000). Ketelitian data pada dasarnya BM tersebut telah mengalami banyak
akan bergantung pada tiga faktor, yaitu jenis perubahan, khususnya pada kondisi sekitar
data, kualitas receiver yang digunakan serta BM yang ditumbuhi banyak pohon tinggi
yang menjadi objek penghalang sinyal satelit. 1. Berapa koordinat definitif ULP2 Unila?
Hal tersebut akan berpengaruh dan menjadi 2. Berapa beda ketelitian posisi koordinat
sumber penyebab kesalahan yang serius pada dari tiga macam receiver GNSS?
hasil ketelitian posisi jika dilakukan
pengukuran. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang Adapun tujuan penelitian dari penelitian ini
terjadi maka dilakukan penelitian adalah:
pengamatan GNSS untuk mendefinisikan 1. Menghitung koordinat definitif ULP2.
titik Bench Mark baru di Universitas 2. Menghitung beda ketelitian koordinat
Lampung. Bench Mark baru tersebut diberi dari tiga macam receiver GNSS.
kode ULP2. ULP2 didirikan dilokasi yang
terbuka untuk menghindari kesalahan Landasan Teori
multipath. Pengamatan GNSS dilakukan Global Navigation Satellite System (GNSS)
selama kurang lebih enam hari serta GNSS atau Global Navigation Satellite
mengikat ke titik ikat global, yaitu ITRF System merupakan teknologi yang digunakan
2014. untuk menentukan posisi atau lokasi (lintang,
Pada pengamatan GNSS agar bujur, dan ketinggian) serta waktu dalam
menghasilkan data yang memiliki ketelitian satuan ilmiah dibumi. Satelit akan
tinggi, diperlukan kualitas receiver yang baik mentransmisikan sinyal radio dengan
(Abidin, 2000). Pada penelitian ini digunakan frekuensi tinggi yang berisi data waktu dan
tiga macam receiver, yaitu Topcon GR-5, Hi- posisi yang dapat diambil oleh penerima
Target V30 dan Hemisphere S321 dengan yang memungkinkan pengguna untuk
persamaan spesifikasi dual-frekuensi. Ketiga mengetahui lokasi dimanapun di permukaan
macam receiver tersebut kemudian akan bumi (Hapsari, 2016). GNSS terdiri dari
diteliti receiver mana yang menghasilkan beberapa system satelit, yaitu GPS milik
data observasi paling baik dengan cara Amerika Serikat, GLONASS milik Eropa,
menganalisis informasi dari cek kualitas data dan COMPASS milik China. Teknologi saat
(Lestari, 2006). ini memungkinkan untuk mengkombinasikan
Pada penelitian ini, data hasil system navigasi beberapa satelit.
pengamatan dari tiga macam receiver akan Memadukan beberapa system navigasi pada
diubah menjadi data RINEX dan dicek pengukuran suatu titik di permukaan bumi
kualitas datanya menggunakan software akan meningkatan keakuratan pengukuran
TEQC, kemudian jika data RINEX yang (Hapsari, 2016).
telah memenuhi kriteria dilanjutkan dengan
pengolahan menggunakan software Klasifikasi Receiver GNSS
GAMIT/GLOBK untuk mendapatkan Receiver GPS diklasifikasikan berdasarkan
koordinat, lalu hasil pengolahan dianalisis. fungsi, data yang direkam, jumlah kanal,
Koordinat diuji menggunakan uji statistik ataupun penggunanya (Abidin, 2000).
untuk melihat signifkansi perbedaan antara Klasifikasi berdasarkan fungsi dapat dibagi
receiver. Diharapkan kedepannya hasil dari menjadi dua, yaitu receiver untuk penentuan
penelitian ini dapat menjadi bahan posisi dan untuk penentuan waktu. Receiver
pertimbangan dalam memilih receiver yang untuk penentuan posisi dapat dibagi menjadi
baik. tiga tipe, yaitu tipe navigasi, tipe pemetaan
dan tipe geodetik. Tipe yang menghasilkan
Rumusan Masalah posisi paling baik adalah tipe geodetik.
Titik BM ULP2 perlu didefinisikan agar Receiver tipe geodetik merupakan tipe
dapat digunakan sebagai titik kontrol Bench receiver yang relatif mahal dari tipe navigasi
Mark. Kualitas receiver mempengaruhi dan tipe pemetaan. Tipe geodetik memilki
kualitas data RINEX yang dihasilkan. Hasil teknologi paling canggih dan menghasilkan
analisa dapat dijadikan bahan pertimbangan data yang paling presisi. Receiver tipe
dalam memilih receiver yang baik. geodetik umumnya digunakan untuk aplikasi-
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka aplikasi yang menuntut ketelitian relative
pertanyaan dalam penelitian ini ialah: tinggi seperti penentuan titik control geodesi,
Vol. 1 / No. 1 , Maret 2020 DATUM
Journal of Geodesy and Geomatics

pemantauan deformasi, dan studi Alat dan Data Penelitian


geodinamika (Abidin, 2000). Alat yang digunakan pada penelitian
ini, yaitu:
a. Perangkat keras
TEQC (Translation, Editing, Quality 1. Seperangkat receiver Hemisphere
Checking) S321
TEQC atau Translation, Editing, Quality 2. Seperangkat receiver Hi-Target V30
Checking merupakan perangkat lunak tak 3. Seperangkat receiver Topcon GR-5
berbayar milik UNAVCO. Sesuai dengan 4. Komputer HP
namanya, program ini memiliki tiga fungsi 5. Laptop Acer Aspire E14
utama, yaitu mengkonversi dari format asli b. Perangkat lunak:
biner ke format standar Receiver Independent 1. TopconTools.
Exchange (RINEX), mengedit file RINEX, 2. RINEXDesktop.
dan pengecekan kualitas data sebelum post 3. Hi-Target Geomatics Office (HGO).
processing (Estey, 2014). 4. TEQC.
5. GAMIT/GLOBK 10.7.
6. Microsoft Word 2010.
GAMIT/GLOBK 7. Microsoft Excel 2010.
GAMIT/GLOBK adalah software ilmiah
GPS yang dikembangkan oleh beberapa Data yang digunakan pada penelitian ini,
instansi seperti Massachusetts Institute of yaitu:
Technology (MIT), Harvard-Smithsonian 1. Data RINEX hasil pengamatan GNSS
Center for Astrophysics (CfA), Scripps titik ULP2 dengan durasi pengamatan
Institution of Oceanography (SIO), dan enam hari dari tanggal 30 Oktober
Australian National University. Software ini sampai 4 November 2018 (Day of year
dikembangkan untuk keperluan 303, 304, 305, 306, 307, 308).
memperkirakan kecepatan deformasi dan 2. Data kerangka referensi 15 titik ikat IGS,
koordinat stasiun GPS, stochastic atau yaitu, BAKO, COCO, CUSV, DARW,
representasi fungsional pasca deformasi GUUG, HKSL, HKWS, KARR, KAT1,
seismic, pengaruh keterlambatan atmosfer, YAR3, POHN, LHAZ, XMIS, IISC,
orbit satelit, dan perhitungan parameter HYDE.
orientasi bumi (Herring dkk, 2006). 3. Data precise ephemeris (orbit IGS Final)
berformat sp3.
METODOLOGI PENELITIAN 4. Data broadcast ephemeris (navigasi
satelit).
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas
Lampung, tepatnya dijalan depan
Perpustakaan Unila.

Gambar 2. Sebaran 15 Titik IGS.

Gambar 1. Lokasi pengambilan data (modifikasi


google earth).
Per
Mulai

Pengumpulan Data siap


Pengu Penent
Pengumpulan data terdiri dari an
mpulan uan
tahap, yaitu: Data
Pengamatan GNSS titik
1. Pangamatan GNSS pada titik ULP2
menggunakan tiga ikat
menggunakan metode penentuan posisi
macam receiver IGS
secara static. Pengamatan dilaksanakan RAW Data Hemisphere
RAW DataRAW
Hi-Target
S321
Data Topcon
V30 GR-5
selama 6 hari pada tangal 30 Oktober Konversi RAW
hingga 4 November. Perekaman data Data ke Format
Pengeceka
GNSS menggunakan tiga macam RINEX.
n Kualitas
receiver GNSS yang berbeda secara Data RINEXData
Hemisphere
RINEX
DataHi-Target
S321
RINEX Topcon
V30 GR-5
Data
bergantian. Sebelum melakukan RINEX
Pemisah
pengamatan tiga macam rieceiver diatur dengan
an Data
interval observation atau interval RINEX hasilTEQC
RINEXpengecekan
perekaman adalah 15 detik dan mask Per
angel atau bukaan anten 10 derajat. Tiap DOYde
receiver GNSS melakukan pengamatan ngan
Data RINEX per DOY
selama 48 jam atau dua hari. Pengamatan TEQC
GNSS ini kemudian menghasilkan RAW A B
data atau data mentah. A
Pengumpulan B
2. Penentuan titik ikat IGS pada penelitian file pada
Penyunting
ini ditentukan dengan pertimbangan titik folder
an file kerja
pada
ikat yang sebarannya merata pada tiap folder
kuadran. Data titik IGS tersebut diunduh
tables
Pengolahan
saat pengolahan online menggunakan
GAMIT. Data yang diunduh berupa file dengan GAMIT
RINEX IGS, file precise emphemeris
(*sp3), dan file broadcast emphemeris. H-file, Q-file, dan filesummary
File tersebut diunduh dari situs penyedia
data melalui link http://sopac.ucsd.edu Frack< 10 Tidak
(Scripps Orbit and Permanent Array Posfitnrms< 0,5
Center) atau http://cddis.nasa.gov
(Crustal Dynamics Data Information Pengolahan
Ya
dengan
System). File RINEX IGS disimpan
otomatis ke folder RINEX diprojek GLOBK Tidak
pengolahan GAMIT, file precise
emphemeris tersimpan pada folder igs wrms< 10 mm
dan file broadcast emphemeris disimpan nrms< 2 mm
di folder brdc pada projek pengolahan
GAMIT.
Koordinat titik ULP2
Tahap Pengolahan Data Analisis dan
Tahapan proses pengolahan data uji statistik
pada penelitian ini dapat dilihat pada
diagram alir berikut: Selesai
Gambar 3. Distribusi Titik Pengamatan

Pengolahan Data
Pengolahan data terdiri dari tahapan berikut:
a. Konversi RAW data ke format RINEX.
Data RINEX dari receiver Hemisphere
S321 dikonversi menggunakan
RINEXDesktop dari format *bin ke
Vol. 1 / No. 1 , Maret 2020 DATUM
Journal of Geodesy and Geomatics

format *18o, dan RAW data dari Pengolahan dengan GLOBK dilakukan
receiver Hi-Target V30 menggunakan untuk mendapatkan koordinat definitif
software Hi-Target Geomatics Office ULP2 dengan stasiun pengamatan. Data
(HGO) dari format *gnss ke format *18o. masuk yang digunakan adalah matriks
Data hasil pengamatan GNSS yang kovarian dari koordinat stasiun,
menggunakan receiver Topcon GR-5 parameter orbit, parameter rotasi bumi
dikonversi menggunakan software dan koordinat pengamatan hasil
Topcon GR-5 Tools dari format *tps ke pengolahan dengan GAMIT yang
format *18o. tersimpan di dalam H-file.
b. Pengecekan kualitas data RINEX dengan h. Transformasi koordinat.
TEQC. Transformasi koordinat dilakukan untuk
Tahap pengecekan kualitas data mentransformasi koordinat dari ITRF
digunakan untuk mengetahui efek 2014 epoch 2010 ke ITRF 2008 epoch
multipath, efek ionosfer, dan informasi 2012. Koordinat yang digunakan adalah
lain mengenai kualitas data. Data yang koordinat kartesian hasil pengolahan
dicek adalah data RINEX berekstensi GLOBK. Ada dua proses transformasi,
*.18o dengan perintah QCFull. yaitu transformasi ITRF dan transformasi
c. Pemisahan data RINEX dengan TEQC. epoch. Transformasi antar IRTF
Setelah data RINEX dicek kualitasnya, data menggunakan metode 14 parameter.
perlu dipisah per 24 jam atau per DOY
menggunakan TEQC. Data RINEX hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
pemisahan disimpan difolder RINEX
pada project pengolahan GAMIT. Hasil pengecekan kualitas data
d. Pengumpulan File pada folder kerja. menggunakan TEQC
Folder kerja berfungsi sebagai tempat Pengecekan kualitas dengan TEQC
penyimpanan data input dan output yang menghasilkan informasi data RINEX, seperti
dihasilkan selama proses pengolahan nilai multipath, nilai efek ionosfer, dll.
GAMIT. Folder yang dibutuhkan pada Menurut Lestari (2006), data observasi yang
proses pengolahan ini, yaitu folder rinex, diklasifikasikan baik ialah data yang
igs, brdc, tables. parameternya memenuhi syarat-syarat seperti
e. Penyuntingan File kontrol pada folder di bawah ini:
tables. a. Nilai MP1 dan MP2 kurang dari 0,5 m.
Penyuntungan file berfungsi sebagai b. Nilai IOD slips kurang dari 100.
pengendali output sesuai kebutuhan dan c. Nilai IOD or MP slips kurang dari 100.
proses pengolahan otomatis pada d. Tingkat perekaman data, semakin
GAMIT. File kontrol berupa, site default, mendekati 100% semakin baik.
process default, lfile, sittbl. Berikut hasil pengecekan kualitas data
f. Pengolahan dengan GAMIT. RINEX hasil pengamatan GNSS:
Pengolahan dengan GAMIT atau
Automatic batch processing adalah Tabel 1. Hasil cek kualitas TEQC
proses pengolahan data GPS secara Rasio
otomatis oleh GAMIT setelah input dan MP (m) IOD
(%)
editing selesai dilakukan. Proses ini akan IOD
melakukan beberapa hal, seperti Receiver IOD or
mengunduh data RINEX IGS beserta MP1 MP2 slip MP
data precise ephemeris dan broadcast s slip
ephemeris secara online, mendapatkan s
matriks varian kovarian serta Hemispher
0.48 0.69 340 433 84
menghasilkan beberapa file pendukung e S321
untuk proses pengolahan menggunakan Hi-Target
0.21 0.22 378 522 85
GLOBK. V30
g. Pengolahan dengan GLOBK. Topcon
0.73 0.78 40 134 84
GR-5
Pada tabel 3 nilai postfit nrms pada semua
Pada tebel diatas menunjukan nilai DOY memiliki nilai dibawah 0.5. Artinya
MP1 dan MP2 yang kurang dari 0.5 yaitu tidak terdapat masalah cycle slip atau stasiun
pada receiver Hi-Target. nilai IOD slip dan fixed dengan koordinat yang buruk (Rahmad
IOD or MP slip bernialai diatas 100 kecuali et al, 2016).
pada receiver Topcon. Rasio pengamatan
memiliki nilai yang baik yaitu diatas 84%. Hasil pengolahan dengan GLOBK
Pengolahan dengan GLOBK
Hasil pengolahan dengan GAMIT menghasilkan koordinat harian (per DOY)
Pengolahan GAMIT menghasilkan dan koordinat gabungan harian. Koordinat
H-file yang akan digunakan untuk hasil pengolahan dapat ditetapkan setelah
pengolahan GLOBK. H-file merupakan file nilai wrms dan nrms memenuhi toleransi.
output solusi dari proses solve berisi analisis Nilai wrms dan nrms digunakan untuk
evaluasi dari pengolahan data. H-file berisi melihat outlier data hasil pengolahan.
nilai fract, nilai fract merupakan nilai hasil
perbandingan antara nilai adjust dengan nilai
Tabel 4. Nilai nilai wrms dan nrms
formal. Nilai fract yang diizinkan harus < 10
wrms nrms
(Herring, 2006). Receiver Koordinat
(mm) (mm)
Hemisphere Lattitude 0.18 0.06
Tabel 2. Nilai fract (DOY 303- Longitude 0.18 0.05
Fract 304) Height 5.42 0.29
DOY
Lat (dms) Long (dms) Rad (km) Hi-Target Lattitude 0.32 0.10
303 -1.0 -0.5 0.2 (DOY 305- Longitude 0.05 0.01
304 -0.2 0.1 0.2 306) Height 20.63 1.10
305 -0.5 -1.2 5.2 Topcon Lattitude 1.12 0.35
306 -0.2 -0.6 4.1 Longitude 0.88 0.22
(DOY 307-
307 -2.2 -0.3 -0.6
308) Height 4.72 0.26
308 -2.5 -0.9 1.1

Pada tabel di atas nilai fract pada setiap DOY Nilai wrms dikatakan baik jika berada
memiliki nilai kurang dari 10. Artinya, tidak dibawah 10 mm sedangkan nilai nrms
terdapat kesalahan kasar pada proses dikatakan baik jika berada dibawah 2 mm.
pengolahan, nilai apriori dan constraint yang Pada tabel diatas rata-rata nilai wrms berada
diberikan sudah benar sehingga tidak dibawa 10 mm dan nilai nrms dibawah 2 mm.
diperlukan iterasi ulang. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan
tidak terdapat outlier pada data pengamatan
yang digunakan.
Tabel 3. Nilai postfit nrms
Postfit nrms
DOY
Loose free Loose fixed
303 0.178 0.185
304 0.178 0.184
305 0.181 0.186
306 0.178 0.183
307 0.175 0.181
308 0.176 0.183
Vol. 1 / No. 1 , Maret 2020 DATUM
Journal of Geodesy and Geomatics

Tabel 5. Koordinat hasil pengolahan GLOBK


Koordinat geodetis
Receiver DOY
Lintang (derajat) Bujur (derajat) Tinggi (m)
303 -5.3620393387 105.2400574213 130.539
Hemisphere
304 -5.3620393200 105.2400574018 130.544
S321
303 & 304 -5.3620393273 105.2400574086 130.544
305 -5.3620393202 105.2400573274 130.673
Hi-Target
306 -5.3620393269 105.2400573297 130.648
V30
305 & 306 -5.3620393237 105.2400573272 130.660
307 -5.3620395825 105.2400574456 130.522
Topcon
308 -5.3620395732 105.2400574205 130.569
GR-5
307 & 308 -5.3620395725 105.2400574261 130.555
Koordinat kartesian (m)
Receiver DOY
X Y Z
303 -1669327.66650 6127212.65638 -592068.03924
Hemisphere
304 -1669327.66589 6127212.66234 -592068.03769
S321
303 & 304 -1669327.66653 6127212.66185 -592068.03847
305 -1669327.69159 6127212.78808 -592068.04974
Hi-Target
306 -1669327.68531 6127212.76406 -592068.04815
V30
305 & 306 -1669327.68810 6127212.77536 -592068.04889
307 -1669327.66400 6127212.63699 -592068.06451
Topcon
308 -1669327.67378 6127212.68341 -592068.06792
GR-5
307 & 308 -1669327.67053 6127212.66914 -592068.06647
Koordinat UTM (m)
Receiver DOY
East (E) North (N) high (h)
303 526596.344 9407310.993 130.539
Hemisphere
304 526596.342 9407310.995 130.544
S321
303 & 304 526596.342 9407310.994 130.544
305 526596.334 9407310.995 130.673
Hi-Target
306 526596.334 9407310.994 130.648
V30
305 & 306 526596.333 9407310.995 130.660
307 526596.346 9407310.966 130.522
Topcon GR-
308 526596.345 9407310.967 130.569
5
307 & 308 526596.345 9407310.967 130.555
Simpangan Baku (m)
Receiver DOY
σX σY σZ
303 0.00857 0.02778 0.00483
Hemisphere
304 0.00676 0.01929 0.00395
S321
303 & 304 0.00529 0.01567 0.00305
305 0.00654 0.01737 0.00372
Hi-Target
306 0.00620 0.01662 0.00360
V30
305 & 306 0.00449 0.01201 0.00258
307 0.00901 0.02607 0.00466
Topcon
308 0.00660 0.01817 0.00374
GR-5
307 & 308 0.00529 0.01479 0.00290

Koordinat definitif yang ditetapkan pada 526596.3444 m, N = 9407310.9929 m, h =


penelitian ini adalah koordinat gabungan dari 130.5390 m.
tiga macam receiver yang berbeda. Koordinat
gabungan, yaitu koordinat geodetis,
5.3620393436° LS dan 105.2400574228°
BT, koordinat kartesian, X = -1669327.66658
m ± 0.01214 m, Y = 6127212.65601 m ±
0.03929 m, dan Z = -592068.03976 m ±
0.00685 m, koordinat UTM 48S, E =
Tabel 6. Koordinat Transformasi ITRF 2014 epoch 2010
ke ITRF 2008 epoch 2012
Koordinat (m)
Receiver
X Y Z
Hemispher
-1669327.6646 6127212.6625 592068.0360
e S321
Hi-Target
-1669327.6862 6127212.7760 592066.0464
V30
Topcon
-1669327.6686 6127212.6698 592068.0640
GR-5

Analisis perhitungan selisih Tabel 7. Hasil uji statistik


Koordinat kartesian hasil pengolahan Skena Koor
T-hitung Keterangan
GLOBK dianalisis ketelitiannya rio dinat
menggunakan metode perhitungan selisih X 0.221 Tidak Signifikan
koordinat. Analisis dilakukan terhadap tiga
I Y 0.087 Tidak Signifikan
skenario, yaitu skenario I receiver
Hemisphere S321 dengan Hi-Target V30, Z 0.103 Tidak Signifikan
skenario II receiver Hemisphere S321 dengan X 0.042 Tidak Signifikan
Topcon GR-5, dan skenario III receiver
Topcon GR-5 dengan Hi-Target V30. II Y 0.171 Tidak Signifikan
Z 0.012 Tidak Signifikan
Tabel 7. Selisih koordinat kartesian titik X 0.260 Tidak Signifikan
ULP2
III Y 0.092 Tidak Signifikan
Selisih (m)
Skenario Z 0.091 Tidak Signifikan
ΔX ΔY ΔZ
I 0.01735 0.00614 0.01743
II 0.00358 0.01256 0.00221 Berdasarkan perhitungan uji t pada
III 0.02093 0.00642 0.01522 skenario I, II, III menunjukan hasil t-hitung <
1,96. Dapat dikatakan bahwa penggunaan
Dari hasil perhitungan dapat dianalisis tiga macam receiver yang berbeda, yaitu
bahwa nilai selisih mencapai fraksi receiver Hemisphere S321, Hi-Target V30,
sentimeter, perbedaan tersebut dapat Topcon GR-5 tidak memiliki pengaruh yang
disebabkan oleh kualitas data RINEX yang besar terhadap koordinat definitif ULP2 yang
berbeda pada tiap receiver. dihasilkan.
Uji statistik KESIMPULAN
Analisis uji beda pada penelitian ini Berdasarkan hasil analisis dan
menggunakan uji t. Uji t menggunakan pembahasan yang telah dilakukan, maka
selang kepercayaan 95% (α = 0.05) dengan dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
derajat kebebasan tidak terhingga ∞ sehingga 1. Hasil pengecekan kualitas data RINEX
nilai T-tabel adalah 1.96. Dasar pengambilan di TEQC menunjukan bahwa nilai MP1
keputusan yaitu H0 tidak diterima jika nilai dan MP2 pada tiap receiver memiliki
T-hitung > T-tabel, maka terdapat perbedaan nilai yang tinggi diatas 0.5 kecuali
yang signifikan. H0 diterima jika nilai T- receiver Hi-Target, dibuktikan dengan
hitung < T-tabel, maka tidak terdapat nilai MP1 yaitu 0.21 dan MP2 sebesar
perbedaan yang signifikan. 0,22 m. Nilai IOD slip yang
dikualifikasikan baik dengan nilai 40
pada receiver Topcon. Nilai IOD or MP
slip menunjukan nilai diatas 100 pada
ketiga receiver yang berarti tidak
Vol. 1 / No. 1 , Maret 2020 DATUM
Journal of Geodesy and Geomatics

dikualifikasikan baik. Nilai Rasio Geod Undip. 2017;6(4):342–50.


pengamatan pada tiap receiver 5. Ismail A, Rachmadi M, Bana N.
dikualifikasikan baik dengan nilai Eksplorasi jenis-jenis pisang plantain
mendekati 100%. lokal asal desa Sukaharja dan desa
2. Nilai koordinat definitif titik ULP2 Sukamulih Tasikmalaya, Jawa barat
Universitas Lampung: sebagai sumber bibit unggul. J Apl
a. Koordinat geodetis, yaitu Ipteks untuk Masy. 2014;3(2):92–7.
5.3620393436° LS 6. Trenberth KE, Hurrell JW, Stepaniak
105.2400574228° BT. DP. The Asian monsoon: Global
b. Koordinat Kartesian, X = perspectives. In: Wang B, editor. The
-1669327.66658 m ± 0.01214 m, Y Asian Monsoon. 1st ed. Berlin:
= 6127212.65601 m ± 0.03929 m, Springer, Berlin, Heidelberg; 2006. p.
dan Z = -592068.03976 m ± 67–87.
0.00685 m.
c. Koordinat UTM 48S, E =
526596.3444 m, N = 9407310.9929
m, h = 130.5390 m.

3. Hasil uji statistik


Hasil pengujian menggunakan uji distribusi T
menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan pada skenario skenario I, II, dan
III. Dapat dikatakan bahwa penggunaan tiga
macam receiver, yaitu receiver Hemisphere
S321, Hi-Target V30, Topcon GR-5 tidak
memiliki pengaruh yang besar terhadap
koordinat definitif ULP2 yang dihasilkan.
.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka hanya memuat referensi
yang terdapat pada isi artikel saja dan
diurutkan sesuai abjad penulis. Sebagai
contoh:
1. Hartawan R, Sarjono A. Karakteristik
Fisik dan Produksi Kelapa Dalam
(Cocos Nucifera L) di Berbagai
Ekologi Lahan. J Media Pertan.
2016;1(2):45–54.
2. Marzukhi F, Noor S, Sauti S.
Application of Remote Sensing In
The Investigation of Maturity Age Of
Palm Oil Trees In Pasir Puteh ,
Kelantan. J Intelek. 2018;13(1):44–
57.
3. Mahabir R, Croitoru A, Crooks AT,
Id AS. A critical review of high and
very high-resolution remote sensing
approaches for detecting and mapping
slums : trends, challenges and
emerging opportunities. urban Sci.
2018;2(8):38.
4. Maulana MM, Awaluddin M, Janu F.
Jurnal Geodesi Undip Oktober 2017. J

Anda mungkin juga menyukai