ABSTRAK
Survei Global Navigation Satellite System (GNSS) merupakan suatu metode penentuan posisi
yang dapat digunakan untuk menentukan Titik Kontrol Geodetik, baik untuk skala nasional,
regional, atau global. Universitas Lampung telah memiliki titik kontrol BM (BenchMark)
bernama ULP1. Pada saat ini, kondisi di sekitar titik ULP1 telah ditumbuhi banyak pohon
tinggi. Hal tersebut dapat menjadi objek penghalang sinyal satelit dan menyebabkan kesalahan
yang serius pada hasil ketelitian posisi jika dilakukan pengukuran. Berdasarkan permasalahan
tersebut, maka dilakukan penelitian pengamatan GNSS untuk mendefinisikan titik kontrol baru
yaitu titik ULP2.
Titik ULP2 berada di Universitas Lampung tepatnya dijalan depan Perpustakaan Unila.
Periode penelitian dimulai tanggal 30 Oktober 2018 hingga 28 Januari 2019. Jenis metode
pengamatan yang digunakan adalah metode statik dan menggunakan tiga macam receiver
GNSS yang berbeda. Data hasil pengamatan diolah menggunakan software TEQC dan
GAMIT/GLOBK untuk mendapatkan koordinat. Uji statistik digunakan untuk melihat
signifikansi koordinat antara tiga macam receiver GNSS yang berbeda.
Pengolahan Data
Pengolahan data terdiri dari tahapan berikut:
a. Konversi RAW data ke format RINEX.
Data RINEX dari receiver Hemisphere
S321 dikonversi menggunakan
RINEXDesktop dari format *bin ke
Vol. 1 / No. 1 , Maret 2020 DATUM
Journal of Geodesy and Geomatics
format *18o, dan RAW data dari Pengolahan dengan GLOBK dilakukan
receiver Hi-Target V30 menggunakan untuk mendapatkan koordinat definitif
software Hi-Target Geomatics Office ULP2 dengan stasiun pengamatan. Data
(HGO) dari format *gnss ke format *18o. masuk yang digunakan adalah matriks
Data hasil pengamatan GNSS yang kovarian dari koordinat stasiun,
menggunakan receiver Topcon GR-5 parameter orbit, parameter rotasi bumi
dikonversi menggunakan software dan koordinat pengamatan hasil
Topcon GR-5 Tools dari format *tps ke pengolahan dengan GAMIT yang
format *18o. tersimpan di dalam H-file.
b. Pengecekan kualitas data RINEX dengan h. Transformasi koordinat.
TEQC. Transformasi koordinat dilakukan untuk
Tahap pengecekan kualitas data mentransformasi koordinat dari ITRF
digunakan untuk mengetahui efek 2014 epoch 2010 ke ITRF 2008 epoch
multipath, efek ionosfer, dan informasi 2012. Koordinat yang digunakan adalah
lain mengenai kualitas data. Data yang koordinat kartesian hasil pengolahan
dicek adalah data RINEX berekstensi GLOBK. Ada dua proses transformasi,
*.18o dengan perintah QCFull. yaitu transformasi ITRF dan transformasi
c. Pemisahan data RINEX dengan TEQC. epoch. Transformasi antar IRTF
Setelah data RINEX dicek kualitasnya, data menggunakan metode 14 parameter.
perlu dipisah per 24 jam atau per DOY
menggunakan TEQC. Data RINEX hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
pemisahan disimpan difolder RINEX
pada project pengolahan GAMIT. Hasil pengecekan kualitas data
d. Pengumpulan File pada folder kerja. menggunakan TEQC
Folder kerja berfungsi sebagai tempat Pengecekan kualitas dengan TEQC
penyimpanan data input dan output yang menghasilkan informasi data RINEX, seperti
dihasilkan selama proses pengolahan nilai multipath, nilai efek ionosfer, dll.
GAMIT. Folder yang dibutuhkan pada Menurut Lestari (2006), data observasi yang
proses pengolahan ini, yaitu folder rinex, diklasifikasikan baik ialah data yang
igs, brdc, tables. parameternya memenuhi syarat-syarat seperti
e. Penyuntingan File kontrol pada folder di bawah ini:
tables. a. Nilai MP1 dan MP2 kurang dari 0,5 m.
Penyuntungan file berfungsi sebagai b. Nilai IOD slips kurang dari 100.
pengendali output sesuai kebutuhan dan c. Nilai IOD or MP slips kurang dari 100.
proses pengolahan otomatis pada d. Tingkat perekaman data, semakin
GAMIT. File kontrol berupa, site default, mendekati 100% semakin baik.
process default, lfile, sittbl. Berikut hasil pengecekan kualitas data
f. Pengolahan dengan GAMIT. RINEX hasil pengamatan GNSS:
Pengolahan dengan GAMIT atau
Automatic batch processing adalah Tabel 1. Hasil cek kualitas TEQC
proses pengolahan data GPS secara Rasio
otomatis oleh GAMIT setelah input dan MP (m) IOD
(%)
editing selesai dilakukan. Proses ini akan IOD
melakukan beberapa hal, seperti Receiver IOD or
mengunduh data RINEX IGS beserta MP1 MP2 slip MP
data precise ephemeris dan broadcast s slip
ephemeris secara online, mendapatkan s
matriks varian kovarian serta Hemispher
0.48 0.69 340 433 84
menghasilkan beberapa file pendukung e S321
untuk proses pengolahan menggunakan Hi-Target
0.21 0.22 378 522 85
GLOBK. V30
g. Pengolahan dengan GLOBK. Topcon
0.73 0.78 40 134 84
GR-5
Pada tabel 3 nilai postfit nrms pada semua
Pada tebel diatas menunjukan nilai DOY memiliki nilai dibawah 0.5. Artinya
MP1 dan MP2 yang kurang dari 0.5 yaitu tidak terdapat masalah cycle slip atau stasiun
pada receiver Hi-Target. nilai IOD slip dan fixed dengan koordinat yang buruk (Rahmad
IOD or MP slip bernialai diatas 100 kecuali et al, 2016).
pada receiver Topcon. Rasio pengamatan
memiliki nilai yang baik yaitu diatas 84%. Hasil pengolahan dengan GLOBK
Pengolahan dengan GLOBK
Hasil pengolahan dengan GAMIT menghasilkan koordinat harian (per DOY)
Pengolahan GAMIT menghasilkan dan koordinat gabungan harian. Koordinat
H-file yang akan digunakan untuk hasil pengolahan dapat ditetapkan setelah
pengolahan GLOBK. H-file merupakan file nilai wrms dan nrms memenuhi toleransi.
output solusi dari proses solve berisi analisis Nilai wrms dan nrms digunakan untuk
evaluasi dari pengolahan data. H-file berisi melihat outlier data hasil pengolahan.
nilai fract, nilai fract merupakan nilai hasil
perbandingan antara nilai adjust dengan nilai
Tabel 4. Nilai nilai wrms dan nrms
formal. Nilai fract yang diizinkan harus < 10
wrms nrms
(Herring, 2006). Receiver Koordinat
(mm) (mm)
Hemisphere Lattitude 0.18 0.06
Tabel 2. Nilai fract (DOY 303- Longitude 0.18 0.05
Fract 304) Height 5.42 0.29
DOY
Lat (dms) Long (dms) Rad (km) Hi-Target Lattitude 0.32 0.10
303 -1.0 -0.5 0.2 (DOY 305- Longitude 0.05 0.01
304 -0.2 0.1 0.2 306) Height 20.63 1.10
305 -0.5 -1.2 5.2 Topcon Lattitude 1.12 0.35
306 -0.2 -0.6 4.1 Longitude 0.88 0.22
(DOY 307-
307 -2.2 -0.3 -0.6
308) Height 4.72 0.26
308 -2.5 -0.9 1.1
Pada tabel di atas nilai fract pada setiap DOY Nilai wrms dikatakan baik jika berada
memiliki nilai kurang dari 10. Artinya, tidak dibawah 10 mm sedangkan nilai nrms
terdapat kesalahan kasar pada proses dikatakan baik jika berada dibawah 2 mm.
pengolahan, nilai apriori dan constraint yang Pada tabel diatas rata-rata nilai wrms berada
diberikan sudah benar sehingga tidak dibawa 10 mm dan nilai nrms dibawah 2 mm.
diperlukan iterasi ulang. Hal ini berarti bahwa secara keseluruhan
tidak terdapat outlier pada data pengamatan
yang digunakan.
Tabel 3. Nilai postfit nrms
Postfit nrms
DOY
Loose free Loose fixed
303 0.178 0.185
304 0.178 0.184
305 0.181 0.186
306 0.178 0.183
307 0.175 0.181
308 0.176 0.183
Vol. 1 / No. 1 , Maret 2020 DATUM
Journal of Geodesy and Geomatics