Anda di halaman 1dari 13

ASFIKSIA NEONATORUM SEDANG

MENGALAMI DISTRESS
PERNAPASAN EC
BRONKOPNEUMONIA DAN SEPSIS
NEONATORUM
ANALISIS MASALAH
1. Bayi Ny.Darmi, laki-laki, berusia 8 jam, mengalami grunting 4 jam pasca persalinan
a. BAGAIMANA EMBRIOGENESIS SISTEM PERNAPASAN ?
1) Periode Pseudoglandular (5-16 minggu)
 Pembentukan bronkus terminalis
 Belum ada bronkiolus respiratorius atau alveolus
2) Periode Kanalikuler (16-26 minggu)
 Bronkus terminalis  bercabang 2  bronkiolus  bercabang
menjadi 3-6 duktus alveolaris
 Proliferasi kapiler dan penipisan mesenkim
 Differensiasi pneumosit alveolar tipe II sekitar 20 minggu
3) Periode sakuler (26 minggu – lahir)
 Terbentuk alveolus primitive atau sakus terminalis
 Awal pembentukan septum alveolar
4) Periode Alveolar (36minggu – 2 tahun setelah lahir)
 Terbentuk alveolus matur yang memiliki kapiler yang sempurna

b. BAGAIMANA FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR ?


FISIOLOGI PERNAPASAN BAYI BARU LAHIR
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :

 Mengeluarkan cairan dalam paru-paru


o Sebagian besar cairan di dalam paru diambil oleh sirkulasi
paru, sisanya melalui saluran limfe paru, dihembuskan oleh
bayi, ditelan, atau diaspirasi dari orofaring (Selama di
Kandungan)
 Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
(Peran Surfaktan)

c. APA MAKNA BAYI NY. DARMI MENGALAMI GRUNTING 4 JAM PASCA


PERSALINAN ?
 KPSW nya sudah termasuk prolong karena sudah>18jam, ini
merupakan faktor resiko untuk sepsis neonatal
 Mengalami Grunting karena padasaat KPD  terjadi infeksi
ascending  korioamnionitis  terhisap oleh neonatus 
meninfeksi paru  grunting

d. APA SAJA PENYEBAB GRUNTING PADA BAYI BARU LAHIR ?


Grunting adalah bunyi seperti merintih saat bayi mengeluarkan napas,
suara yang keluar terjadi karena tertutupnya glotis selama ekspirasi yang
dapat meningkatkan tekanan akhir ekspirasi pada paru (end-expiratory
pressure) sebagai usaha meningkatkan oksigenasi pada bayi.
 Penyakit membran hialin
 Trancient tachypnea of newborn
 Meconium aspiration syndrome
 Air leak syndrome
 Pneumonia (pada kasus )
 Penyakit jantung congenital

e. APA DAMPAK BAYI MENGALAMI GRUNTING 4 JAM PASCA


PERSALINAN ?
 Gagal Nafas
 Sianosis
 Kematian

f. BAGAIMANA MEKANISME GRUNTING PADA KASUS ?


Pecah ketuban dini  penjalaran infeksi dari bakteri vagina bercampur
dengan secret vagina  teraspirasi oleh janin  masuk ke paru janin 
sistem imun janin belum terbentuk sempurna  infeksi parenkim paru janin
 terbentuk infiltrate atau konsolidasi pada alveoli janin  kesulitan bayi
untuk bernafas karena proses pertukaran gas terganggu  ketika ekspirasi 
terdengar merintih / grunting.

2. Skor APGAR Bayi Ny.Darmi pada menit pertama adalah 5 dan pada menit kelima
adalah 9
a. APA MAKNA SKOR APGAR PADA MENIT PERTAMA 5 MENIT KE LIMA
9?
Tidak Asfiksia = 8-10
Asfiksia ringan = 5-7
Asfiksia sedang = 3-4
Asfiksia berat = 0-2

Kasus

Menit pertama  5 = Asfixia mild-moderate

Penyebab:

 Adanya transient asfixia (fisiologis)


 Pneumonia kongenital (di intra uterin)
Menit kelima  9 = normal, karena resusitasi sudah berhasil

Perbaikan APGAR score setelah menit kelima menunjukkan prognosis yang baik.

b. APA TUJUAN DAN MANFAAT PEMERIKSAAN APGAR SCORE ?


Tujuannya untuk menilai apakah pasien mengalami gangguan pernafasan
saat lahir atau tidak, dan manfaatnya untuk melihat apakah ada gangguan
dalam proses pernafasan bayi atau tidak

c. APA SAJA YANG DINILAI PADA APGAR SCORE ?


Score
Sign
0 1 2

Heart rate Absent <100/ menit ≥100/ menit


Respiration - Lambat, tidak teratur Baik, menangis

Muscle tone Lemah Beberapa gerakan fleksi Bergerak aktif


Reflex irritability Tidak ada respon Meringis Batuk, bersin, menangis

Colour Sianosis atau pucat Merah muda, ekstremitas biru Seluruhnya merah muda

3. Bayi Ny.Darmi cukup bulan dan berat badan lahirnya 3,5kg


a. APA MAKNA BAYI NYA CUKUP BULAN DAN BBL 3,5KG
Maknanya tidak mengalami gangguan selama proses kelahiran dan nutrisi
dalam kandungan cukup  BBL cukup
Batasan bayi berusia aterm pada kurva Berat badan berdasarkan usia gestasi
adalah 38 minggu. Pada kasus ini, berat badan lahir adalah 3500gr.

Dapat dilihat bahwa berat badan bayi Ny.Darmi berada pada persentil 25 sehingga
bayi ini mempunyai berat badan lahir sesuai masa kehamilan (SMK) atau
Appropriete Gestational Age (AGA)

b. BERAPA BB IDEAL BAYI BARU LAHIR ?


Berdasarkan berat badan lahir:
a) <2500 gram : berat badan lahir rendah
b) <1500 gram : berat badan lahir sangat rendah
c) <1000 gram : berat badan lahir sangat ekstrim rendah
d) 2500 – 3500 gram : berat badan lahir normal
e) > 3500 gram : berat badan lahir besar (makrosomia)
c. APA HUBUNGAN RIWAYAT KELAHIRAN BAYI DENGAN KELUHANNYA
SEKARANG ?
 Pada kasus ini, berat badan bayi tergolong normal, dan tidak ada
kaitan langsung dengan kondisi bayi itu sekarang.

4. Ny.Darmi mengalami Premature Rupture of Membrane ( PROM )/KETUBAN


PECAH DINI 2 hari yang lalu dan menurut keterangannya cairan tersebut berbau
tidak sedap
a. APA MAKNA NY DARMI MENGALAMI KPD 2 HARI YANG LALU ?
 Pada kasus, KPSW ini agaknya terjadi karena infeksi ascending dari
traktus genitalia ibu, hal ini didukung dengan adanya bau tak sedap
dari air ketuban yang pecah sudah sejak dua hari yang lalu. Selain itu
pada kasus, KPSW nya sudah termasuk prolong karena sudah>18jam,
ini merupakan faktor resiko untuk sepsis neonatal

b. BAGAIMANA FISIOLOGI TERBENTUKNYA KETUBAN ?


 Kantung ketuban terbentuk saat duabelas hari setelah pembuahan,
 Air ketuban berkembang dan mengisi kantong ketuban mulai dua
minggu sesudah pembuahan
 kemudian segera terisi oleh AK  Saat minggu-minggu awal
kehamilan, AK terutama mengandung air yang berasal dari ibu 
Setelah sepuluh minggu kemudian AK mengandung protein,
karbohidrat, lemak, fosfolipid, urea, dan elektrolit, untuk membantu
pertumbuhan janin  setelah sekitar duapuluh minggu urin janin
membentuk sebagian besar AK  Air ketuban secara terus menerus
ditelan, “dihirup” dan diganti lewat proses ekskresi seperti juga
dikeluarkan sebagai urin. Merupakan hal yang penting bahwa AK
dihirup ke dalam paru janin untuk membantu paru mengembang
sempurna, AK yang tertelan membantu pembentukan mekonium
keluar saat ketuban pecah  Warna AK kehijauan atau kecoklatan
menunjukkan bahwa neonatus telah mengeluarkan mekonium
(kotoran yang terbentuk sebelum lahir, pada keadaan normal keluar
setelah lahir saat pergerakan usus yang pertama kali). Hal ini dapat
menjadi petanda bahwa neonatus dalam keadaan stres. Keadaan
hipoksia menyebabkan peristaltik usus dan relaksasi otot sfingter ani,
maka mekonium dapat keluar melalui anus

c. APA FUNGSI AIR KETUBAN ?


 Memungkinkan janin untuk bergerak bebas
 Memelihara janin dalam lingkungan suhu yang relatif stabil
 Sebagai bantalan dan melindungi janin
 Janin bergerak bebas dalam AK sehingga membantu perkembangan
otot dan tulang
 AK dihirup ke dalam paru janin untuk membantu paru mengembang
sempurna

d. APA FAKTOR RISIKO KPD ?


 Infeksi  adanya infeksi pada selaput ketuban (korioamnionitis
lokal)
 Defisiensi vitamin C  vitamin C diperlukan untuk pembentukan
dan pemeliharan jaringan kolagen. Selaput ketuban dibentuk oleh
jaringan kolagen  akan mempunyai elastisitas yang berbeda – beda
tergantung dengan kadar vit C ibu
 Faktor Selaput ketuban  peregangan uterus yang berlebihan atau
terjadi peningkatan tekanan yang mendadak dalam cavum amnion
 Overdistensi Uterus  polihidramnion, gemeli
 Faktor Umur dan Paritas  Semakin tinggi paritas ibu semakin
mudah terjadi infeksi cairan amnion akibat rusaknya struktur serviks
akibat kehamilan sebelumnya

e. APA AKIBAT KETUBAN PECAH DINI ?


 Persalinan Prematur
 Infeksi  risiko infeksi pada ibu dan anak meningkat. Pada ibu
terjadi korioamnionitis, pada bayi dapat terjadi septikemia,
pneumonia, omfalitis
 Hipoksia dan Asfiksia : pada KPD terjadi oligohidramnion 
menekan tali pusat  hipoksia dan asfiksia

f. APA MAKNA CAIRAN KETUBAN BERBAU TIDAK SEDAP ?


 Cairan ketuban yang berbau tidak enak menunjukkan adanya infeksi
pada cairan ketuban (korioamnionitis)

g. APA ETIOLOGI CAIRAN KETUBAN BERBAU TIDAK SEDAP ?


 Ascending infection, pecahnya ketuban menyebabkan ada hubungan
langsung antara ruang intraamnion dengan dunia luar. Infeksi
terutama berasal dari traktus urogenital ibu.
 Infeksi intraamnion bisa terjadi langsung pada ruang amnion, atau
dengan penjalaran infeksi melalui dinding uterus,selaput janin,
kemudian ke ruang intraamnion.
 Mungkin juga jika ibu mengalami infeksi sistemik, infeksi intrauterin
menjalar melalui plasenta (sirkulasi fetomaternal).
 Tindakan iatrogenik traumatik atau higien buruk, misalnya
pemeriksaan dalam yang terlalu sering, dan sebagainya, predisposisi
infeksi

h. MACAM – MACAM WARNA CAIRAN KETUBAN DAN MAKNANYA?


 Jernih Kekuningan  Normal
 Kehijauan atau Kecokelatan  bercampur meconium (pertanda
neonatus dalam keadaan stress hipoksia
 Ketuban Berbau tidak sedap  ada nya infeksi pada cairan ketuban
(korioamnionitis)

i. BAGAIMANA HUBUNGAN KPD 2 HARI LALU DENGAN KELUHAN


SEKARANG ?
 KPSW nya sudah termasuk prolong karena sudah>18jam, ini
merupakan faktor resiko untuk sepsis neonatal

5. Pemeriksaan fisik Bayi Ny.Darmi menunjukkan hasil bahwa neonatus tersebut


hipoaktif, takipneu tidak ada refleks hisap serta terdapat tarikan dinding dada
a. APA INTERPRETASI DARI PEMERIKSAAN FISIK ?
 Hipoaktif  tidak normal, normalnya aktif
 Takipneu  tidak normal
 Tidak ada refleks hisap  tidak normal
 Tarikan dinding dada  tidak normal

b. BAGAIMANA MEKANISMENYA ?
 Pada kasus, terjadi obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh
pneumonia dan terjadi sepsis yang mneyebabkan pengeluaran
interleukin dan sitokin yang akan menyebabkan suhu nenonatus
tinggi, kenaikan 1°C suhu akan menambah 10 frekuensi heart rate,
jika HR meningkat maka RR juga akan meningkat sebagai
kompensasi
 Pada kasus, karena kurangnya suplai O2 ke jaringan otot karena
adanya obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh pneumonia dan
karena adanya sepsis sehingga metabolisme tubuh meningkat,
cadangan energi terpakai terus, kedua hal tersebutlah yang
menyebabkan bayi Ny.Darmi menjadi hipoaktif
 Refleks rooting dan sucking refleks  saraf V, VII, XII
Malas minum adalah salah satu tanda khas infeksi pada neonatus
Pada kasus tidak ada refleks ini, bisa jadi karena bayi lemas
kekurangan oksigen dan cadangan energi yang terus menipis, dan
bisa jadi karena adanya gangguan saraf V, VII dan XII yang
disebabkan oleh sepsis
 Retraksi interkostal: disebabkan patologi yang terjadi pada paru
mengakibatkan tekanan intrapleura yang semakin negatif sewaktu
inspirasi sehingga terjadi retraksi otot-otot subkostal, interkostal,
suprasternal, dan supraclavicular.  abnormal  akibat usaha
bernapas yang lebih. tarikan dinding dada, biasa terjadi pada
pneumonia, atau pada respiratori distress

6. Bagaimana cara mendiagnosis ?


Anamnesis

Hasil anamnesis pada skenario yang didapat dari bidan :

- Ibu mengalami ketuban pecah dini 2 hari sebelum melahirkan


- Ketuban yang berbau
- Kehamilan cukup bulan
- Bayi lahir 3 jam yang lalu secara spontan dengan BB 3 kg
- Skor APGAR 5 pada menit 1 dan 9 pada menit 5
Anamnesis tambahan yang diperlukan :

- Apakah ibu mengalami demam saat hamil atau mendekati kelahiran


- Apakah ibu pernah mengalami infeksi selama kehamilan
Pemeriksaan fisik

- Bayi hipoaktif dan takipnea


- Tidak ada refleks menghisap
- Terdapat retraksi dinding dada
Tambahan

- Suhu tubuh bayi


- Auskultasi paru (ada rongki atau tidak)
Pemeriksaan tambahan

- Evaluasi gawat napas dengan Downes Score


- Arterial Blood Gas (gas darah) : mengukur O2, CO2 dan pH darah
- Pemeriksaan Darah : RBC, Leukosit, trombosit, Hb, Rasio neutrofil imatur dan
neutrofil total (rasio I/T)
- X-ray
- Kultur darah
- Kultur Urin
- C-Reactive protein
- Pungsi Lumbal, dengan indikasi : Kultur darah positif Ada gejala dan tanda
gangguan neurologis (meningitis)

7. Diagnosis Banding ?
Sign and Bronkopneumo Asphyxia TTN HMD MAS ALS (bisa
symptom nia, Sepsis neonator tidak
neonatorum um bergejala)

Grunting + - + + + +/-

Cyanosis -/+ +/- + + + +/-

Menangis + - + + - +/-
spontan

APGAR Sedang - ringan Berat Berat – Sedang Berat Ringan


(asfiksia) sedang

Sucking - + + + - +
reflex

Retraksi ddg + + - + + +
dada

Faktor PROM, infeksi Prematur, Aterm Preterm Postterm Terapi


resiko ibu dll surfaktan,
aspirasi
mekonium

X-ray Tidak spesifik, Cairan Ground-glass Infiltrate Pengumpul


dalam paru bronkogram kasar an udara
Bercak-bercak
udara
difus infiltrate Radioopak Hiper- Jaringan
sekitar hilus Batas jantung infiltrasi paru kolaps
Daerah
paru tidak
konsolidasi Diafragma
jelas
tumpul
Paru
radiolusen
8. Pemeriksaan Penunjang ?
o Evaluasi gawat napas dengan Downes Score
o Arterial Blood Gas (gas darah) : mengukur O2, CO2 dan pH darah
o Pemeriksaan Darah : RBC, Leukosit, trombosit, Hb, Rasio neutrofil imatur
dan neutrofil total (rasio I/T)
o X-ray
o Kultur darah
o Kultur Urin

9. WD
o Bayi laki-laki Ny. Darmi baru lahir, sesuai masa kehamilan (SMK), cukup
bulan, dengan berat badan 3,5 kg, APGAR score 5-9, lahir spontan biasa
disertai asfiksia sedang mengalami distress pernapasan e.c. suspect sepsis
neonatorum dan pneumonia.

10. Tatalaksana
Karena pada kasus, bayi Ny.Darmi kami diagnosis suspek sepsis neonatal maka
penatalaksanaan yang kami dahulukan adalah untuk sepsis nya, berikut alurnya:
a. Pasang infus dektrosa 5% 60 ml/kgBB/hari dan Ca glukonas dengan dosis BB
x 45/9 cc pada hari pertama, kemudian naikkan bertahap 20 ml hingga 100
ml/kgBB/hari pada hari ketiga, lalu pada hari keempat menambahkan cairan
salin NaCl normal 0,18% hingga kondisi bayi stabil.
b. Masukkan bayi ke inkubator
c. Berikan O2 intranasal 1-2 L/menit dengan tekanan 30-40% dan kelembaban
udara 75%.
d. Suntikkan antibiotik IVAmpicillin 50 mg/ kg tiap 12 jam selama 1 minggu
dan tiap 8 jam pada minggu ke2-4 + Gentamicin 1x/d
e. Selama melakukan hal-hal di atas, kultur darah bayi dan lakukan foto thoraks
f. Jika sudah ada hasil kultur dan positif lakukan pungsi lumbal
g. Untuk septicemia jika hasil kultur gram (-) berikan antibiotik selama 14 hari
jika hasilnya Group B Strep septicemia berikan selama 10-14 hari (ulangi
kultur tiap 24-48 jam untuk melihat apakah ada penurunan jumlah MO)
h. Jika ternyata pungsi lumbal (+), hasil kulturnya gram (-) berikan antibiotik
selama minimal 21 hari jika hasilnya Group B Strep septicemia berikan
selama 14-21 hari
i. Jika kondisi bayi stabil, rencanakan pemberian ASI sesegera mungkin
j. Edukasi ibu untuk melkukan pemberian ASI selama 6 bulan dan pemberian
imunisasi secara rutin

11. Komplikasi
o Bronkopneumoni : Empyema, pleuritis, abses paru, bronkiektasis, otitis
media akut
o Sepsis neonatorum : Meningitis yang dapat menjadi hidrosepalus,
periventricular leukomalacia

12. Prognosis
o Pneumonia : baik. Sembuh total, mortalitas kurang dari 1 %.
o Sepsis neonatorum : Baik jika terdiagnosis dan terapi lebih dini.

13. KDU
o 3B, yaitu dapat mendiagnosis dan melakukan tindakan pra-rujuk.Tindakan
yang harus dilakukan yaitu pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap normal
dan pemberian antibiotik intravena. Bila bayi dalam kondisi stabil,
pernafasan

14. PI

Anda mungkin juga menyukai