Anda di halaman 1dari 4

MENYERAH?

Karya : Varadita Ariani Putri Baskara

Suatu hari di sebuah cafe ada empat orang anak


perempuan yang tampak bersenang – senang. “Oh iya
besok Calista udah berangkat ke London,” ucap Lily.
“Oh iya yah berarti kita tinggal bertiga di Indonesia,
kenapa kamu harus kuliah di London?” tanya Anna. “Iya
orangtuaku ingin aku kuliah di London,” jawab Calista
sambil tersenyum berat. “Kenapa harus London?” tanya
Yerim sedih, “tidak tau orangtuaku, mungkin mereka tau
yang terbaik untukku,” jawab Calista sambil tersenyum.
Waktu berjalan begitu cepat sampai tidak terasa
sudah tengah malam, dan mereka baru ingin mengakhiri
acaranya. “Sudah malam ayo kita pulang,” ucap Anna.
“Ayo!” jawab Lily.”Sebentar, Calista besok berangkat
jam berapa?” tanya Yerim, “jam 6 sore,” jawab Calista.
“Okey,” jawab Yerim. “Yaudah yuk kita pulang,” ajak
Anna.
Setelah sampai rumah, Calista membersihkan
diri. Setelah itu, Calista mengecek barang – barang yang
besok dia akan bawa. Setelah selesai Calista merenung,
“apakah aku dapat menyesuaikan diri disana? Lalu
apakah aku akan punya teman disana?” Calista berbicara
sendiri.”Pikirkan besok saja Calista jangan menambah
beban pikiranmu,” ucap Calista kepada diri sendiri.
Keesokan harinya, Calista sudah berada di
bandara bersama kedua orangtuanya. Tiba – tiba ada
seseorang yang meneriakinya. “Calista!” teriak
Lily.”Yaampun kalian kok kesini?” tanya Calista yang
kaget.”Iyalah kitakan mau mengucapkan salam
perpisahan sama kamu,” ucap Anna.”Yaampun kalian,
jadi terharu deh,” ucap Calista.”Halo Om, Tante!” sapa
ketiga sahabat Calista. “Hai semua, kok kalian kesini?
Repot – repot saja,” ucap Bunda Calista. “Engga repot
kok Tante,” jawab Yerim mewakili.”Calista sudah
waktunya check-in,” ucap Ayah Calista. “Oh iya Ayah,”.
“Aku pamit ya, jangan lupakan aku, nanti kita video call
kalau aku sudah sampai, tapi perbedaan waktunya sangat
beda jauh,” ucap Calista sedih. “Iya gak akan dilupakan
kok, paling kamu yang melupakan kita secara bule
disana pasti ganteng – ganteng,” ucap Lily. “Kamu nih
pikirannya bule saja,” ucap Anna sambil memukul
tangan Lily. “Ya udah nanti kalau sudah sampai London
kamu chat digrup aja dulu, nanti kalau kita masih jawab
chatmu kita video call,” ucap Yerim. “Ya sudah aku
berangkat dulu ya, sampai jumpa di lain waktu,” ucap
Calista sambil menangis. “Iya sampai jumpa lain waktu,
jaga kesehatan selalu, dan jangan lupa makan, sama
kasih kabar,” ucap Anna sambil menahan tangis. Yang
lainnya sudah menangis tersedu – sedu, karena ini adalah
perpisahan pertama mereka dan terjauh. “Ayah Bunda,
Calista berangkat dulu ya, jangan lupa jaga kesehatan
Ayah Bunda,” ucap Calista. “Iya hati – hati ya nak, kamu
juga jaga kesehatan ya nak” ucap Bunda Calista
menangis sambil memeluk Calista. “Iya, kesehatan
nomer satu. Jangan lupa kasih kabar juga ya nak,” ucap
Ayah Calista. “Iya Ayah. Yaudah aku berangkat dulu.
Selamat tinggal, sampai jumpa lagi semua,” ucap
perpisahan Calista.
Calista sudah sampai London, dia sampai di
London pukul 9 pagi waktu London. Calista sudah
sampai di apartemen, sudah bersih – bersih, dan sudah
memberi kabar orang terdekatnya. “Kruk…kruk..kruk,”
bunyi suara perut, “aduh laper lagi,” ucap Calista sendiri,
“tapi tidak ada apa – apa di apartemen, apa aku ke
supermarket aja ya sekalian beli keperluan yang lain?”
tanya Calista ke diri sendiri. Calista memutuskan untuk
pergi ke supermarket.
Dua bulan sudah berlalu, Calista sudah memulai
kuliahnya, dan Calista masih beradaptasi dengan
lingkungan baru. Beradaptasi dengan lingkungan baru
memang sangat susah apalagi dengan budaya, bahasa,
dan orang yang baru. Walaupun Calista masih
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, tetapi dia
sudah punya teman, walaupun tidak sedekat dengan
temannya yang berada di Indonesia. Belakangan ini
Calista stress karena mata pelajaran kuliahnya yang
rumit, sampai dia selalu tidur larut malam.
Di suatu malam Calista menangis karena tidak
kuat untuk tinggal disini. Susahnya beradaptasi dengan
lingkungannya, dan mata pelajaran kuliahnya yang susah
menjadi alasannya dia menangis. Dia menangis tersedu
– sedu, lalu pandangan matanya tidak sengaja bertemu
dengan foto kedua orangtuanya. Tangisnya langsung
mereda, Calista langsung meminum air putih. Setelah
agak tenang Calista berpikir kenapa dia menangis dan
ingin menyerah, padahal kedua orangtuanya sudah susah
payah mencari uang untuk membiayai kuliahnya, tapi dia
dengan mudah berfikir ingin berhenti kuliah. Calista
merasa bersalah kepada kedua orangtuanya. Setelah itu
Calista berdoa kepada Tuhan meminta dimudahkan
urusannya.
Setelah kejadian itu Calista menjalani kehidupan
dengan baik, dia selalu beryukur kepada Tuhan, karena
masih diberi kehidupan yang layak. Waktu terus berlalu,
Calista sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan
sekitar.
Empat tahun berlalu. Calista sudah wisuda, dan
Ia akan kembali ke Indonesia untuk melanjutkan
karirnya. Calista akan berangkat ke Indonesia hari ini,
dan dia sudah tidak sabar untuk bertemu kedua
orangtuanya dan sahabat tercintanya. Calista sudah
sampai di Indonesia, dia disambut dengan suka cita.
Akhirnya mereka berkumpul lagi setelah sekian lama.

Anda mungkin juga menyukai