Anda di halaman 1dari 71

PENGARUH BIAYA PRODUKSI TERHADAP HARGA JUAL

PADA INDUSTRI KECIL KUNINGAN DI DESA GROWONG


LOR KECAMATAN JUWANA KABUPATEN PATI

SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi
pada Universitas Negeri Semarang

Oleh
Deasy Natalia Suharno
NIM. 3351401006

FAKULTAS ILMU SOSIAL


JURUSAN EKONOMI
2006
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 1 Februari 2006

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Fachurrozie, M.Si Drs. Tarsis Tarmudji


NIP. 131813667 NIP. 130529513

Mengetahui :
Ketua Jurusan Ekonomi

Drs. Kusmuriyanto, M.Si


NIP. 131404309

ii
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.

Hari : Sabtu

Tanggal : 25 Februari 2006

Penguji Skripsi

Drs. Partono Thomas, MS


NIP. 131125640

Anggota I Anggota II

Drs. Fachrurrozie, M.Si Drs. Tarsis Tarmudji


NIP. 131813667 NIP. 131813667

Mengetahui :
Dekan FIS,

Drs. Sunardi, M.M


NIP. 130367998

iii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Februari 2006

Deasy Natalia Suharno


NIM 3351401006

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Bersukacitalah dalam Pengharapan, Sabarlah dalam Kesesakan, dan


Bertekunlah dalam Doa” (Roma 12:12)

“ Dan apa saja yang kamu minta dalam Doa dengan penuh kepercayaan, kamu
akan menerimanya” (Matius 21:22)

“ Orang yang berbicara dengan otak dan mendengar dengan hati akan selalu
menemukan kebahagiaan “ (Erich Watson)

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

1. Bapak dan Ibuku tercinta atas segala


restunya dan yang selalu mencintai
dan menyayangiku serta senantiasa
mendoakanku.
2. Mas Dwi Cahyono tersayang yang
senantiasa memberi perhatian,
semangat, mendoakan, dan selalu
mendukungku.
3. Adik-adikku Ari, Desi, Elsa dan
budhe ndari, mbak wiwik, mas
bambang yang selalu membantu,
mensupport dan mendoakanku.
4. Almamaterku, Universitas Negeri
Semarang.

v
SARI

Deasy Natalia S. 2006. “Pengaruh Biaya Produksi terhadap Harga Jual pada
Industri Kecil Kuningan di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten
Pati”. Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Semarang. Skripsi: 56 halaman, 7 tabel, 9 lampiran

Kata Kunci : Biaya Produksi, Laba yang Diinginkan, Harga Jual


Industri kecil kuningan di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana
Kabupaten Pati mengalami ketidakmampuan dalam menghitung unsur biaya
produksi secara menyeluruh, hal ini nampak dalam penghitungan biaya tenaga
kerja dan biaya overhead pabrik belum dilakukan secara betul. Tujuan yang ingin
dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh biaya
produksi terhadap harga jual.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua industri kecil kuningan yang
berada di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati yang berjumlah
36 tahun 2004, penelitian ini dikategorikan penelitian sensus. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Teknik analisis data
menggunakan persamaan regresi linier sederhana, pembuktian hipotesis dengan
menggunakan uji t dan koefisien determinasi dengan menggunakan alat bantu
program SPSS 11,0 for windows.
Dari persamaan regresi sederhana dapat diketahui adanya pengaruh positif
biaya produksi terhadap harga jual. Artinya setiap kenaikan biaya produksi akan
diikuti pula dengan kenaikan harga jual dan penurunan biaya produksi akan
diikuti pula dengan penurunan harga jual. Biaya produksi dengan harga jual
terdapat pengaruh sebesar 93,8 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel
lain, faktor ekstern seperti elastisitas permintaan, sasaran produk dan persaingan
pasar, selera konsumen, kondisi perekonomian, pengawasan pemerintahan. Saran
yang dapat diberikan penulis bagi industri kecil kuningan di Desa Growong Lor
Kecamatan Juwana Kabupaten Pati sebaiknya dalam penghitungan biaya produksi
memasukkan semua unsur biaya selama proses produksi dengan terperinci dalam
satu rangkaian produksi dan melakukan pembenahan administrasi atau
mengadakan pembukuan dengan baik.

vi
PRAKATA

Segala puji syukur bagi Tuhan yang selalu senantiasa melimpahkan berkat,

kasih dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul: “PENGARUH PERKIRAAN BIAYA PRODUKSI DAN LABA YANG

DIINGINKAN TERHADAP HARGA JUAL PADA INDUSTRI KECIL

KUNINGAN DI DESA GROWONG LOR KECAMATAN JUWANA

KABUPATEN PATI” dengan baik dan lancar.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis menyampaikan banyak

terimakasih kepada yang terhormat :

1. Drs. Sunardi, M.M, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

2. Drs. Kusmuriyanto, M.Si, Ketua Jurusan ekonomi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang

3. Drs. Fachurrozie, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing I yang dengan penuh

kesabaran memberikan bimbingan, bantuan dan dorongan dalam penulisan

skripsi ini

4. Drs. Tarsis Tarmudji. Selaku Dosen Pembimbing II yang dengan penuh

kesabaran memberikan bimbingan, bantuan dan dorongan dalam penulisan

skripsi ini.

5. Drs. Partono Thomas, MS. Selaku Dosen Penguji Skripsi yang dengan penuh

kesabaran memberikan bimbingan, masukan dan dorongan dalam penulisan

skripsi ini.

vii
6. Bapak dan ibu yang mendoakan setiap saat serta memberikan dukungan moril

dan materiil.

7. Mas “Mimin” yang selalu memberi semangat, dukungan, dan selalu

menemaniku dalam suka dan duka.

8. Sahabat–sahabat terbaikku Mbak Lusi, Erna, Nana, Ana, Meylanie, Novi,

Aan, Ali, Ririn, Uphiek dan teman–teman Akuntansi A angkatan 2001 yang

selalu memberikan semangat dan doa.

9. Budhe Ndari, mbak Wiwik, mas Bambang, dik Ari, atas bantuan doa dan

supportnya.

10. Kepala Desa Growong Lor yang sudah memberikan ijin penelitian dan

kemudahan dalam penelitian.

11. Para Pengrajin industri kecil kuningan Desa Growong Lor yang sudah

meluangkan waktu dan memberikan informasi data yang diperlukan dalam

penelitian ini.

Akhirnya penulis berharap semoga apa yang dituangkan dalam skripsi ini

dapat menambah informasi dan bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Februari 2006

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL …………………………………………………………………….. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………… ii

PENGESAHAN KELULUSAN ………………………………………….. iii

PERNYATAAN ………………………………………………………….. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………….. v

SARI ……………………………………………………………………… vi

PRAKATA ……………………………………………………………….. vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………... ix

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xiii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………..... 1

1.2. Perumusan Masalah…………………………………………… 7

1.3. Penegasan Istilah ……………………………………………… 8

1.4. Tujuan Penelitian…………………………………………..….. 10

1.5 Kegunaan Penelitian ……………………………...................... 10

BAB II. LANDASAN TEORI……………………………………………... 12

2.1. Harga Jual …………………………………………………... 12

2.1.1. Pengertian Harga Jual ………………………………… 12

2.1.2. Tujuan Penetapan Harga Jual ………………………… 13

2.1.3. Faktor-faktor Penentuan Harga Jual…………………… 15

ix
2.1.4. Metode Penentuan Harga Jual …………………………. 18

2.2. Biaya Produksi ……………………………………………… 22

2.2.1. Pengertian Biaya……………………………………... 22

2.2.2. Cara Penggolongan Biaya…………………………….. 23

2.2.3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi……….. 28

2.2.4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi…………... 30

2.2.5. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi…………… 31

2.4. Kerangka Berpikir …………………………………………... 32

BAB III. METODE PENELITIAN ……………………………………….. 34

3.1. Populasi ……………………………………………………... 34

3.2. Sampel…………... ………………………………………….. 34

3.3. Operasionalisasi Variabel . …………………………………. 34

3.4. Metode Pengumpulan Data …………………………………. 36

3.5. Metode Analisis Data………………………………………… 36

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………. 39

4.1 Gambaran Umum Industri Kecil Kuningan……………….…. 39

4.1.1. Industri Kecil Kuningan……………………………….. 39

4.2. Hasil Penelitian ……………………………………………… 46

4.2.1. Hasil Persamaan Regresi Sederhana..…………….……. 46

4.2.2. Koefisien Determinasi………………………………… 47

4.2.3. Hasil Data Biaya Produksi dan Harga Jual Pada

Industri Kecil Kuningan Tahun 2004…………………. 47

x
4.3. Pembahasan …………………………………………………. 50

4.3.1. Pengaruh Biaya Produksi terhadap Harga Jual………. . 52

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………… 55

5.1. Simpulan …………………………………………………..... 55

5.2. Saran ………………………………………………………... 55

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 57

LAMPIRAN ………………………………………………………………. 58

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Analisis Pengaruh Biaya Produksi terhadap Harga Jual………….. 46

Tabel 4.2 Harga Jual per bulan Tahun 2004…………………….…………… 48

Tabel 4.3 Biaya Bahan Baku………………………………………………… 48

Tabel 4.4 Biaya Tenaga Kerja………………………………………………. 49

Tabel 4.5 Biaya Overhead Pabrik……………………………………………. 49

Tabel 4.6 Biaya Produksi……………………………………………………. 50

Tabel 4.7 Persentase Biaya Produksi Tahun 2004…………………………… 54

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara ………………………………………... 59

Lampiran 2. Daftar Biaya Bahan Baku Tahun 2004 …………………….... 60

Lampiran 3. Daftar Biaya Tenaga Kerja Tahun 2004 ……………….……. 61

Lampiran 4. Daftar Biaya Overhead Pabrik Tahun 2004 …………………. 62

Lampiran 5. Daftar Biaya Produksi ……………………………………….. 63

Lampiran 6. Daftar Harga Jual Tahun 2004 …………………………......... 64

Lampiran 7. Daftar Instrumen Regresi Sederhana ……………………..…. 65

Lampiran 8. Hasil Output SPSS Anova dan Model Summary…………….. 66

Lampiran 9. Hasil Output SPSS Coefficients……………………………… 67

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha sekarang ini sangat pesat. Hal ini ditandai

dengan tajamnya persaingan dalam dunia usaha guna mempertahankan dan

meningkatkan usahanya. Dengan tajamnya persaingan tersebut perusahaan

dituntut mampu menghadapi persaingan yang ada. Demikian juga dalam dunia

usaha khususnya industri kecil. Industri kecil diharapkan mempunyai

kebijakan dan strategi untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan

usahanya.

Industri kecil dan menengah termasuk industri kerajinan dan industri

rumah tangga perlu dibina menjadi usaha yang makin efisien dan mampu

berkembang, agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka

lapangan kerja dan makin mampu meningkatkan perannya dalam penyediaan

barang dan jasa serta berbagai komponen, baik untuk keperluan pasar dalam

negeri maupun pasar luar negeri. Pengembangan industri kecil dan menengah

perlu diberi kemudahan baik dalam permodalan, perijinan maupun pemasaran

serta ditingkatkan keterkaitan dengan industri yang berskala besar secara

efisien menguntungkan melalui pola kemitraan dalam usaha meningkatkan

peran dan kedudukannya dalam pembangunan industri.


2

Banyak usaha kecil pada saat sekarang ini saling bersaing, terutama

pada industri yang memproduksi produk sejenis. Hal tersebut bagi industri

kecil merupakan ancaman yang harus segera ditindaklanjuti karena secara

langsung akan mempengaruhi kelangsungan hidup usahanya, mengingat

penjualan dari produk yang dihasilkan merupakan sumber pendapatan utama

bagi perusahaan atau industri kecil tersebut. Untuk mengatasi hal itu,

perusahaan dituntut untuk antisipatif terhadap segala kemungkinan yang

terjadi dalam persaingan. Salah satunya adalah penentuan harga jual.

Penentuan harga jual yang tidak tepat sering berakibat fatal pada

masalah keuangan perusahaan dan akan mempengaruhi kontinuitas usaha

perusahaan. Ketidaktepatan tersebut akan menimbulkan resiko pada

perusahaan, misalnya kerugian yang terus menerus atau menimbunnya produk

di gudang karena macetnya pemasaran. Untuk itu setiap perusahaan harus

menetapkan harga jualnya secara tepat karena harga merupakan satu-satunya

unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi

perusahaan. Pada hakekatnya perusahaan dalam menjual produknya harus

dapat mencapai keuntungan yang diharapkan, sehingga perusahaan dalam

menjual produknya harus menetapkan harga jual.

Umumnya harga jual produk dan jasa ditentukan oleh perimbangan

permintaan dan penawaran di pasar, sehingga biaya bukan satu-satunya

penentu harga jual. Selera konsumen, jumlah pesaing yang memasuki pasar,

dan harga jual yang ditentukan pesaing, merupakan contoh faktor-faktor yang

sulit untuk diramalkan, yang mempengaruhi pembentukan harga jual produk


3

di pasar. Satu-satunya yang memiliki kepastian relatif tinggi yang berpengaruh

dalam penentuan harga jual adalah biaya. biaya memberikan informasi batas

bawah suatu harga jual harus ditentukan. Di bawah biaya penuh produk atau

jasa, harga jual akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Kerugian yang

timbul akibat harga jual di bawah biaya produk atau jasa, dalam jangka waktu

tertentu mengakibatkan perusahaan akan berhenti sebagai going concern atau

akan mengganggu pertumbuhan perusahaan. Penentuan harga jual pada

umumnya merupakan pengambilan keputusan yang menyangkut masa depan.

Meskipun harga jual produk sudah terbentuk di pasar, informasi biaya penuh

terutama biaya produksi sangat dibutuhkan sebagai titik awal untuk

mengurangi ketidakpastian dalam menentukan harga jual produk atau jasa

yang akan dibebankan kepada customer di masa yang akan datang.

Biaya produksi juga merupakan dasar yang memberikan perlindungan

bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian. Kerugian akan mengakibatkan

suatu usaha tidak dapat tumbuh dan bahkan akan dapat mengakibatkan

perusahaan harus menghentikan kegiatan bisnisnya. Untuk menghindari

kerugian, salah satu cara adalah dengan berusaha memperoleh pendapatan

yang paling tidak dapat menutup biaya produksi. Dengan demikian, sangat

penting memperhitungkan biaya produksi dan menetapkan harga jual produk

dengan tepat untuk memberikan perlindungan bagi perusahaan dari

kemungkinan kerugian.
4

Pada dasarnya dalam keadaan normal, harga jual produk atau jasa

harus dapat menutup biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa

dan menghasilkan laba yang dikehendaki. Biaya penuh merupakan total

pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan produk atau jasa, sehingga

semua pengorbanan ini harus dapat ditutup oleh pendapatan yang diperoleh

dari penjualan produk atau jasa. Disamping itu, harga jual harus pula dapat

menghasilkan laba yang memadai, sepadan dengan investasi yang ditanamkan

untuk menghasilkan produk atau jasa. Dengan demikian informasi biaya

produk atau jasa sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan penentuan

harga jual, meskipun biaya bukan satu-satunya faktor yang harus

dipertimbangkan dalam penentuan harga jual.

Banyak faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan tentang

harga jual, faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual tersebut adalah faktor

produk, tujuan manajer, biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, dan faktor ekstern, seperti

elastisitas permintaan, sasaran produk, persaingan pasar dan pengawasan

pemerintah (Swastha&Irawan, 2000:2421)

Industri kecil kuningan saat ini keberadaannya sangat lemah. Baik

karena permodalan, manajemen, maupun karena persaingan. Maka untuk

dapat mempertahankan usahanya, pengusaha kuningan terutama industri kecil

dituntut mampu menghadapi persaingan guna mendapatkan peluang pasar.


5

Salah satu sasaran utama industri kecil kuningan ini adalah

memperoleh laba, dalam usaha memperoleh laba tersebut mereka

mengeluarkan pengorbanan-pengorbanan atau biaya yang tinggi, sehingga

pengusaha kuningan tersebut berusaha keras dalam melaksanakan usahanya

dengan tujuan untuk menutup biaya-biaya yang dikeluarkan dengan harapan

dapat memperoleh hasil yang mendatangkan keuntungan yang tinggi pula.

Berdasarkan survei awal pada tanggal 11 Maret 2005, penulis

melakukan wawancara dengan Bapak Rohadi salah satu pengusaha industri

kecil kuningan yang ada di desa Growong Lor kecamatan Juwana kabupaten

Pati. Dengan melakukan tanya jawab secara langsung mengenai kuningan,

maka dapat diketahui bahwa dalam menentukan harga jual kuningan,

pengrajin kurang memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual

produknya. Hal ini nampak dalam penghitungan biaya produksi misalnya

dalam penghitungan biaya belum dilakukan secara betul. Ada biaya yang

belum diperhitungkan dalam penghitungan biaya produksi, seperti biaya

tenaga kerja pemilik atau keterkaitan keluarga dalam usaha. Padahal dalam

perhitungan biaya produksi semua unsur yang membentuk biaya produksi

seharusnya dimasukkan misalnya, gaji pimpinan maupun biaya tenaga kerja

langsung. Pemakaian tenaga kerja langsung belum diperhitungkan karena

dikerjakan oleh anggota keluarganya sendiri, begitu juga menyangkut jam

kerja mereka kurang mengenal waktu.


6

Selain itu banyak juga industri kecil kuningan yang belum

memperhitungkan biaya overhead pabrik dengan benar. Hal itu terlihat dalam

memperhitungkan biaya overhead pabrik banyak unsur-unsur biaya overhead

pabrik yang tidak diperhitungkan, misalnya biaya reparasi mesin atau

peralatan pabrik, dan biaya pemeliharaan mesin.

Perusahaan semestinya memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi dalam penentuan harga jual produk untuk kelangsungan

usahanya. Namun yang terjadi pada industri kecil yang memproduksi

kuningan di desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati kurang

memperhatikan faktor-faktor tersebut terutama biaya produksi. Dengan

demikian ada ketidak tepatan atau ketidak sesuaian antara kondisi ideal atau

kajian teoritis yang ada dengan kenyataan yang terjadi pada industri kecil

kuningan yang ada di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupataen

Pati, sehingga dalam menetapkan biaya produksi dalam penentuan harga jual

kurang tepat.

Bertitik tolak dari hal tersebut peneliti berharap dengan menganalisis

pengaruh faktor biaya produksi terhadap penentuan harga jual pada industri

kecil kuningan di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati

dapat dilihat sumbangan biaya produksi terhadap harga jual.


7

1.2 Perumusan Masalah

Biaya produksi dan laba yang diinginkan akan berperan dalam

mempertimbangkan terbentuknya harga jual. Perolehan laba yang diinginkan

secara maksimal pada umumnya merupakan tujuan utama dari kegiatan suatu

perusahaan.. Salah satu faktor yang memiliki kepastian dalam menentukan

harga jual adalah biaya produksi. Biaya produksi memberikan informasi batas

bawah terhadap harga jual yang akan ditentukan. Perusahaan akan mengalami

kerugian bila harga jual berada di bawah biaya produksi. Kerugian yang

timbul akibat harga jual di bawah biaya produksi dalam jangka waktu tertentu

akan mengakibatkan terhambatnya suatu pertumbuhan usaha. Dengan

demikian perusahaan memerlukan informasi tentang biaya produk dalam

pengambilan keputusan harga jual.

Faktor ekstern juga harus dipertimbangkan dalam penentuan harga jual

suatu produk. Permintaan akan suatu produk bisa elastis maupun inelastis

kepada siapa produk itu dijual dan bagaimana kebijakan pemerintah. Semua

itu merupakan pengaruh dari luar perusahaan dalam penetuan harga jual

karena permintaan konsumen atas produk tidak mudah ditentukan, maka

penentuan harga jual yang dilakukan menghadapi banyak ketidakpastian.

Selera konsumen, penawaran, kondisi perekonomian, pengawasan

pemerintahan, jumlah pesaing yang memasuki pasar dan harga jual yang

ditentukan oleh pesaing merupakan contoh faktor-faktor yang sulit untuk

diramalkan dalam penentuan harga di pasar.


8

Berdasarkan konteks tersebut maka perlu diketahui sampai sejauh

mana kontribusi biaya produksi berpengaruh terhadap penentuan harga jual

suatu produk pada industri kecil kuningan di desa Growong Lor Kecamatan

Juwana Kabupaten Pati.

Berdasarkan perumusan masalah, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah Sejauh mana biaya produksi berpengaruh terhadap harga

jual pada industri kecil kuningan di desa Growong Lor Kecamatan Juwana

Kabupaten Pati..

1.3 Penegasan Istilah

Maksud dari penegasan istilah untuk menghindari terjadinya

perbedaan mengenai istilah-istilah yang ada dalam penelitian. Adapun istilah-

istilah yang perlu diberikan batasan adalah:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,

benda dan sebagainya) yang berkuasa atau berkaitan yang ikut membentuk

watak, kepercayaan, perbuatan seseorang ( kamus besar bahasa indonesia

edisi kedua)

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengaruh adalah daya atau

kekuatan dari biaya produksi dan laba yang diharapkan yang dapat

mempengaruhi harga jual kuningan.


9

2. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur

dalam satuan uang, yang telah terjadi untuk tujuan tertentu atau dalam arti

sempit biaya produksi dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber

ekonomi untuk memperoleh aktiva ( Mulyadi, 1991:8-9). Biaya produksi

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja, biaya overhead pabrik yang dikeluarkan dalam rangka proses

produksi Kuningan di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten

Pati.

3. Harga Jual

Harga jual adalah harga yang diperoleh dari penjumlahan biaya

produksi, biaya non produksi serta laba yang diharapkan (Mulyadi

2002:79). Harga jual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai tukar

dari produk kuningan yang ada di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana

Kabupaten Pati yang ditentukan dengan uang.

4. Industri Kecil Kuningan

Industri kecil adalah industri yang berskala kecil yang

dikelompokkan berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terlibat tanpa

memperhatikan besar modal yang dikuasai perusahaan itu. Sedangkan

kuningan adalah campuran logam yang terdiri atas tembaga dan seng.
10

Yang dimaksud industri kecil kuningan dalam penelitian ini adalah

industri yang memperkerjakan 5 sampai 20 tenaga kerja dan yang

memproduksi kuningan dari bahan mentah menjadi produk kuningan

1.4 Tujuan penelitian

Terkait dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka

peneliti bertujuan ingin mengetahui sejauh mana biaya produksi berpengaruh

terhadap harga jual pada industri kecil kuningan di Desa Growong Lor

Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

1.5 Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda

yaitu manfaat teoritis maupun manfaat praktis.

a. Guna Teoritis

Penelitian ini ingin menganalisis teori ekonomi tentang harga jual.

Khususnya biaya produksi pada industri kecil kuningan di Desa Growong

Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Melalui penelitian ini diharapkan

memberikan informasi lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya.

b. Guna Praktis

• Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadikan masukan bagi industri

kecil kuningan di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten


11

Pati dalam menentukan kebijakan harga jual dengan memperhatikan

faktor-faktor yang mempengaruhi

• Dapat menambah koleksi skripsi di Jurusan Ekonomi Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri semarang.

• Sebagai bahan pembanding dalam penelitian dalam bidang yang sama.


12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Harga Jual

2.1.1 Pengertian Harga Jual

Penetapan harga jual yang tepat adalah salah satu faktor penting

bagi perusahaan. Kurang berarti jika sebuah perusahaan dapat

memproduksi barang sangat baik namun tidak dapat menetapkan harga

jual dengan tepat untuk barang produksinya. Harga jual adalah nilai tukar

suatu barang atau jasa, yaitu jumlah uang yang pembeli sanggup

membayar kepada penjual untuk suatu barang tertentu (Sriyadi, 2001:178).

Selain itu harga jual adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya (Swastha

dan Irawan, 2000:241). Sedangkan harga jual dalam pengertian lain adalah

satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya)

yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu

barang atau jasa yang akan berpengaruh langsung terhadap laba

perusahaan (Fandi Tjiptono, 1997:151). Adapun definisi harga jual adalah

jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli

atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan

(Supriyono, 1989:332).
13

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa harga

jual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai akhir barang yang

merupakan penjumlahan dari biaya-biaya produksi dan biaya lain untuk

memproduksi suatu barang ditambah dengan sejumlah keuntungan yang

diinginkan.

2.1.2 Tujuan Penetapan Harga Jual

Pada dasarnya ada beberapa tujuan penetapan harga jual, yaitu:

2.1.2.1 Tujuan Berorientasi pada Laba

Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu

memilih harga jual yang dapat menghasilkan harga jual paling tinggi.

Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi laba. Dalam era persaingan

global yang kondisinya sangat komplek dan banyak variabel yang

berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan, maksimisasi laba

sangat sulit dicapai, karena sukar sekali untuk dapat memperkirakan secara

akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai pada tingkat harga jual

tertentu. Dengan demikian tidak mungkin suatu perusahaan dapat

mengetahui secara pasti tingkat harga jual yang dapat menghasilkan laba

maksimum.

2.1.2.2 Tujuan Berorientasi pada Volume

Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang

menempatkan harga berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume

tertentu atau dikenal dengan istilah volume pricing objectives. Harga jual
14

ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai volume penjualan (dalam

ton, kg, unit, m³, dan lain-lain), nilai penjualan (Rp) atau pangsa pasar

(absolut maupun relatif).

2.1.2.3 Tujuan Berorientasi pada Citra

Citra (Image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan

harga jual. Perusahaan dapat menetapkan harga jual tinggi untuk

membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga

rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of

value), misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harga jual

merupakan harga jual yang terendah di suatu wilayah tertentu. Pada

hakekatnya, baik penetapan harga jual tinggi maupun rendah bertujuan

untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran

produk yang ditawarkan perusahaan.

2.1.2.4 Tujuan Stabilisasi Harga Jual

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga jual, bila

suatu perusahaan menurunkan harga jual, maka para pesaing harus pula

menurunkan harga jual. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya

tujuan stabilisasi harga jual dalam industri-industri tertentu yang

produknya sudah ada standar. Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan

menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara

harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (Industri leader).


15

2.1.2.5 Tujuan-tujuan lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,

mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau

menghindari campur tangan pemerintah.

Tujuan-tujuan penetapan harga jual tersebut mempunyai implikasi

penting terhadap srategi bersaing perusahaan. Tujuan yang ditetapkan

harus konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam

menempatkan posisi relatifnya dalam persaingan. Misalnya pemilihan

tujuan berorientasi pada laba mengandung makna bahwa perusahaan akan

mengabaikan harga jual produk sejenis. Untuk memilih ini perlu

diperhatikan jika keadaan adalah sebaga berikut:

a. Tidak ada pesaing

b. Perusahaan beroperasi pada kapasitas besar

c. Harga bukanlah merupakan atribut yang penting bagi pembeli.

(Fandi Tjiptono, 1997:152-153)

2.1.3 Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penentuan Harga

Jual

Menurut Kotler dan Armstrong dalam buku Strategi Pemasaran

(Fandi Tjiptono, 1997:154) secara umum ada dua faktor utama yang perlu

dipertimbangkan dalam menetapkan harga jual, yaitu faktor internal

perusahaan dan lingkungan eksternal.


16

2.1.3.1 Faktor Internal Perusahaan

a. Tujuan Pemasaran Perusahaan

Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga jual adalah

tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi

laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa

pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam kualitas,

mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab social dan lain-

lain.

b. Strategi Bauran Pemasaran

Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran. Oleh

karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan

bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi dan promosi.

c. Biaya

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus

ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu,

setiap perusahaan pasti menaruh perhatian pada aspek struktur biaya

(tetap dan variabel), serta jenis-jenis biaya lainnya.

d. Organisasi

Manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus

menetapkan harga.
17

2.1.3.2 Faktor Lingkungan Eksternal

a. Sifat Pasar dan Permintaan

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar memperhatikan sifat

pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar

persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligapi, atau

monopoli. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas

permintaan.

b. Persaingan

Kekuatan pokok yang mempengaruhi persaingan dalam suatu industri

ada lima, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk

substitusi, pemasok, pelanggan dan ancaman pendatang baru.

Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karakteristik

persaingan yang dihadapi antara lain:

a) Jumlah perusahaan dalam industri

b) Ukuran relatif setiap anggota dalam industri

c) Diferensiasi produk

d) Kemudahan untuk memasuki industri tersebut.

c. Unsur-Unsur Lingkungan Eksternal lainnya

Selain faktor-faktor tersebut, perusahaan juga perlu memperhatikan

faktor kondisi ekonomi (inflasi, boom atau resesi, tingkat bunga),

kebijakan dan peraturan Pemerintah dan aspek sosial (kepedulian

terhadap lingkungan).
18

2.1.4 Metode Penentuan Harga Jual

2.1.4.1 Penentuan Harga Jual Normal (Normal Pricing)

a. Cost-Plus Pricing

Metode penentuan harga jual normal seringkali disebut dengan

istilah cost-plus pricing yaitu penentuan harga jual dengan cara

menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan

datang untuk memproduksi dan memasarkan produk, karena harga jual

ditentukan dengan menambah biaya masa yang akan datang dengan suatu

persentase markup (tambahan diatas jumlah biaya) yang dihitung dengan

formula tertentu.

Harga jual produk atau jasa dalam keadaan normal ditentukan dengan

formula sebagai berikut:

Harga jual = taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan

(Mulyadi, 2001:348)

Dengan demikian ada dua unsur yang diperhitungkan dalam

penentuan harga jual ini yaitu taksiran biaya penuh dan laba yang

diharapkan. Taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan dua pendekatan

yaitu full costing dan variable costing. Untuk memperkirakan berapa laba

wajar yang diharapkan, yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan

harga jual adalah: Cost of capital, Risiko bisnis dan besarnya capital

employed.
19

b. Perhitungan Harga Jual per Unit

Jika biaya dipakai sebagai dasar penentuan harga jual, baik dalam

pendekatan full costing maupun variabel costing, biaya penuh masa yang

akan datang dibagi menjadi dua: biaya yang dipengaruhi secara langsung

oleh volume produk dan biaya penuh yang tidak dipengaruhi oleh volume

produk. Dalam penentuan harga jual, taksiran biaya penuh yang secara

langsung berhubungan dengan volume produk dipakai sebagai dasar

penentuan harga jual, sedangkan taksiran biaya penuh yang tidak

dipengaruhi oleh volume produk ditambahkan kepada laba yang

diharapkan untuk kepentingan perhitungan persentase markup.

Rumus perhitungan harga jual atas dasar biaya secara umum dapat

dinyatakan sebagai berikut :

biaya yang
Harga Jual per Unit = berhubungan langsung + persentase mark up
dengan volume (per unit)

(Mulyadi, 2001: 351)

Persentase markup ini dihitung dengan rumus:

laba yang biaya yang tidak dipengaruhi


Persentase mark up = diharapkan + langsung oleh volume produk

Biaya yang dipengaruhi langsung oleh


volume produk

(Mulyadi, 2001: 351)


20

Konsep biaya yang berhubungan langsung dengan volume menurut

metode full costing adalah biaya produksi dan yang tidak berhubungan

langsung adalah biaya biaya non produksi. Sedangkan dalam pendekatan

variabel costing, biaya penuh yang dipengaruhi secara langsung oleh

volume produk terdiri dari biaya variabel sedangkan yang tidak

dipengaruhi secara langsung adalah biaya biaya tetap.

c. Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan (Time and Material Pricing)

Penentuan harga jual ini ditentukan sebesar biaya penuh ditambah

dengan laba yang diharapkan. Metode penentuan harga jual ini biasanya

digunakan pada perusahaan jasa atau perusahaan yang menjual jasa

reparasi suku cadang sebagai pelengkap penjualan jasa. Volume jasa

dihitung berdasarkan waktu yang diperlukan untuk melayani konsumen,

sehingga perlu dihitung harga jual per satuan waktu yang dinikmati oleh

konsumen.

(Mulyadi, 2001: 355)

2.1.4.2 Penentuan Harga Jual dalam cost-type contract

Cost-type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa

yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga

yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh

produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu

dari total biaya sesungguhnya.

(Mulyadi, 2001: 360)


21

2.1.4.3 Gross Margin Pricing

Metode penentuan harga jual dengan proses Margin Pricing pada

umumnya tepat digunakan oleh perusahaan perdagangan dimana jenis

perusahaan ini tidak membuat sendiri produk yang dijual sehingga tidak

banyak aktiva tetap digunakan. Caranya dengan menentukan persentase

tertentu diatas harga (Cost) produk yang dibeli, persentase ini disebut

mark up. Persentase ini meliputi dua komponen yaitu bagian untuk

menutup biaya operasi dan bagian yang merupakan laba yang diinginkan.

Berbagai macam faktor yang mempengaruhi besarnya mark up,

diantaranya adalah:

1) Musiman tidaknya produksi

2) Tinggi rendahnya biaya operasi

3) Besar kecilnya aktiva (modal) yang digunakan

4) Tajam tidaknya persaingan

2.1.4.4 Penentuan Harga Jual Berdasarkan Laba yang ditargetkan

Dalam penentuan harga jual, manajemen dapat menggunakan laba

yang ditargetkan sebagai pedoman untuk penentuan harga jual. Laba yang

ditargetkan dapat dalam bentuk jumlah rupiah laba, atau persentase

tertentu dari aktiva yang ditanamkan. Pada pendekatan ini, harga jual

ditentukan sebesar biaya total ditambah laba yamg ditargetkan dan jumlah

tersebut selanjutnya dibagi dengan unit produk atau jasa yang

dianggarkan. (Supriyono, 1989:361).


22

Secara garis besar metode penetapan harga jual dapat

dikelompokkan menjadi empat kategori utama, yaitu metode penetapan

harga berbasis permintaan, berbasis biaya, berbasis laba dan berbasis

persaingan (Fandi Tjiptono, 1997:157).

2.2 Biaya Produksi

2.2.1 Pengertian Biaya

Pengertian biaya produksi secara lebih luas adalah pengorbanan

sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi untuk

tujuan tertentu (Mulyadi, 1999:8-9). Dalam arti sempit biaya produksi

dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh

aktiva. Biaya produksi dapat juga didefinisikan sebagai harga pokok yang

digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan dipakai

sebagai pengurang penghasilan (Supriyono, 1997:16). Dari pengertian

biaya produksi tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah

pengorbanan sumber ekonomi dalam rangka melakukan usaha-usaha

pokok perusahaan yakni untuk mendapatkan laba. Biaya produksi juga

merupakan biaya yang dipakai untuk menilai persediaan yang

dicantumkan dalam laporan keuangan dan jumlahnya relatif lebih besar

daripada jenis biaya lain yang selalu terjadi berulang-ulang dalam pola

yang sama secara rutin. (Mas’ud Machfoedz, 1989:109).


23

2.2.2 Cara Penggolongan Biaya

Biaya dapat digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya

penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai

perusahaan. Penggolongan biaya (Mulyadi, 1999:14-17) meliputi:

a. Penggolongan biaya menurut obyek pengeluaran

Penggolongan ini didasarkan atas nama obyek pengeluarannya,

misalnya nama obyek pengeluaran bahan bakar maka disebut dengan

biaya bahan bakar.

b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur terdapat tiga fungsi pokok yaitu fungsi

produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum. Oleh

karena itu biaya dapat dikelompokkan menjadi:

1) Biaya produksi

Biaya produksi merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah

bahan baku menjadi produksi jadi yang siap untuk dijual, misalnya

biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan dan

lain-lain.

Menurut obyek pengeluaran secara garis besar, biaya produksi

dibagi menjadi tiga yaitu:

a) Biaya bahan baku

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian

menyeluruh produk jadi. Di dalam memperoleh bahan baku,

perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga


24

beli saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian,

pergudangan, dan biaya perolehan lainnya.

b) Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang

berhubungan langsung dengan proses produksi. Misalnya (gaji

karyawan pabrik, biaya kesejahteraan karyawan pabrik, upah

lembur karyawan pabrik, upah mandor pabrik dan gaji manajer

pabrik).

c) Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara

penggolongan:

• Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya,

dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini

(biaya bahan penolong, biaya reparasi, pemeliharaan, dll).

• Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya

dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan,

yang dibagi menjadi tiga golongan yaitu biaya overhead

pabrik tetap, variabel dan semi variabel).

• Penggolongan biaya overhead pabrik menurut

hubungannya dengan departemen, yang digolongkan

menjadi dua yaitu biaya overhead langsung departemen dan

biaya overhead tidak langsung departemen.


25

2) Biaya pemasaran

Biaya pemasaran merupakan biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya: biaya iklan,

biaya pengangkutan, dan biaya gaji bagian pemasaran.

3) Biaya administrasi dan umum

Biaya administrasi dan umum merupakan biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran produk.

Contohnya :biaya gaji karyawan bagian akuntansi, bagian

keuangan, bagian personalia dan bagian hubungan masyarakat.

c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang

dibiayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam

hubungannya dengan sesutu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan

menjadi dua golongan:

1) Biaya langsung (Direct cost)

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-

satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu

yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak

akan terjadi. Biaya langsung ini sendiri dibagi menjadi dua:


26

a) Biaya produksi langsung, yang terdiri dari biaya bahan baku

dan biaya tenaga kerja langsung.

b) Biaya langsung departemen adalah semua biaya yang terjadi di

dalam departemen tertentu. Contohnya adalah biaya tenaga

kerja yang bekerja dalam departemen pemeliharaan merupakan

biaya langsung departemen bagi departemen pemeliharaan dan

biaya depresiasi mesin yang dipakai dalam departemen

tersebut, merupakan biaya langsung bagi departemen tersebut.

2) Biaya tidak langsung (Indirect cost)

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya

disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya ini dibagi menjadi

dua yaitu:

a) Biaya produksi tidak langsung : biaya overhead pabrik

b) Biaya tidak langsung departemen : biaya yang terjadi di suatu

departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu

departemen. Contohnya adalah biaya listrik.

d. Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan

perubahan volume kegiatan

Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat

digolongkan menjadi:
27

1) Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya biaya

bahan baku.

2) Biaya semivariabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel

mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.

3) Biaya semi tetap, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume

kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada

volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran

volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur

produksi.

e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua:

1) Pengeluaran modal (Capital expenditure)

Pengeluran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih

dari satu periode akuntansi ( biasanya periode akuntansi adalah

satu tahun kalender)

2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)

Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai

manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.


28

2.2.3 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi

Dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya

produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya

yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk,

sedangkan biaya nonproduksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan

unuk kegiatan nonproduksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan

administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk harga pokok

produksi, yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan

harga pokok produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam

proses. Biaya nonproduksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk

menghitung total harga pokok produk.

Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara

produksi. Secara garis besar, cara memproduksi produk dapat dibagi

menjadi dua macam yaitu produksi atas dasar pesanan dan produksi

massa. Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan

pengolahan produknya atas dasar pesana yang diterima dari pihak luar.

contoh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan antara lain

adalah perusahaan percetakan, perusahaan meubel dan perusahaan

kuningan. Sedangkan perusahaan yang berproduksi berdasarkan massa

melaksanakan pengolahan produksinya untuk memenuhi persediaan di

gudang. Umumnya produknya berupa produk standar. Contoh perusahaan

yang berproduksi massa antara lain adalah perusahaan semen, pupuk

makanan ternak, bumbu masak, dan tekstil.


29

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, mengumpulkan

harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok

pesanan (job order cost method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi

dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksinya per

satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung

dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan

jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Dalam

perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok

produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk menentukan

harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.

Perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan harga pokok

produksi dengan menggunakan metode harga pokok proses (process cost

method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk

periode tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk yang

dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total

biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang

dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.


30

2.2.4 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara

memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi.

Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya dalam harga pokok produksi,

terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variable costing.

™ FULL COSTING

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok

produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam

harga pokok produksi, yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik, baik berperilaku variabel

maupun tetap. Harga pokok produksi yang dihitung dengan

pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik

variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya

nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

™ VARIABLE COSTING

Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok

produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

beperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik variabel. Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan

variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel


31

(biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya

pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan

biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya

administrasi dan umum tetap.

2.2.5 Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan,

informasi harga pokok produksi sangat bermanfaat untuk menentukan

harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan karena perusahaan yang

produksinya berdasrakan pesanan memproses produknya berdasarkan

spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan, dengan demikian biaya

produksi pesanan yang satu akan berbeda dengan biaya produksi pesanan

yang lain, tergantung spesifikasi yang dikehendaki pemesan. Oleh karena

itu harga jual yang dibebankan kepada pemesan sangat ditentukan oleh

besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan untuk memproduksi

pesanan tertentu.

Selain untuk menentukan harga jual, harga pokok produksi juga

bermanfaat untuk mempertimbangkan penerimaan pesanan atau

penolakan. Adakalanya harga jual yang dipesan oleh pemesan telah

terbentuk di pasar, sehingga keputusan yang perlu dilakukan oleh

manajemen adalah menerima atau menolak pesanan.


32

Untuk memungkinkan pengambilan keputusan tersebut,

manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang akan

diterima tersebut. Informasi total harga pokok pesanan memberikan dasar

perlindungan bagi perusahaan agar dalam menerima pesanan perusahaan

tidak mengalami kerugian. Tanpa memiliki informasi total harga pokok

pesanan, perusahaan tidak memiliki jaminan apakah harga yang diminta

oleh pemesan dapat mendatangkan laba bagi perusahaan.

2.3 Kerangka Berpikir

Setiap perusahaan tentu mempunyai maksud dan tujuan yang ingin

dicapai. Dalam rangka pencapaian maksud dan tujuan tersebut perusahaan

harus mempunyai srtategi, salah satunya yaitu penentuan harga jual. Penelitian

ini hanya mengkaji satu faktor saja yaitu biaya produksi. faktor biaya produksi

sangat berperan dalam menentukan harga jual. Agar harga jual sesuai dengan

yang diinginkan, maka harus memperhatikan biaya-biaya untuk memproduksi

suatu produk, karena biaya akan memberikan informasi batas bawah terhadap

harga jual yang akan ditentukan.

Dengan memperhatikan biaya produksi tersebut diharapkan akan tepat

dalam penentuan harga jual. Hal ini menunjukkan suatu keterkaitan antara

biaya produksi dan harga jual. Secara umum untuk membentuk harga jual

suatu produk merupakan penjumlahan antara laba yang diinginkan dengan

biaya produksi. Jadi jika biaya produksi yang dikeluarkan pada suatu produk

tinggi, maka laba yang diinginkan seharusnya disesuaikan dengan harga jual
33

di pasaran dan sebaliknya jika menginginkan laba yang diinginkan tinggi

maka produsen harus dapat menekan biaya produksi.

Keterkaitan tersebut dapat digambarkan dalam paradigma sebagai berikut:

BIAYA PRODUKSI (X1)


- Biaya Bahan Baku HARGA JUAL
- Biaya Tenaga Kerja (Y)
- Biaya Overhead pabrik
34

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,

2000:108). Di dalam suatu penelitian apabila peneliti ingin meneliti semua

elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka peneliti ini merupakan

penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut dengan studi

populasi atau studi kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan

Industri kecil Kuningan di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten

Pati tahun 2004, sehingga penelitian ini dikategorikan penelitian sensus.

3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti ( Arikunto,

2000:109). Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian sensus yaitu keseluruhan industi kecil kuningan yang berjumlah 36

di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Variabel adalah objek penelitian atau sesuatu yang menjadi titik

perhatian (Arikunto, 2000:96). Variabel dibedakan menjadi dua yaitu varibel

bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (X) adalah variabel yang

mempengaruhi. Variabel terikat (Y) adalah akibat (Arikunto, 2000:97).


35

Adapun dalam penelitian ini sebagai variabel bebasnya yaitu biaya produksi

(X1) sedangkan variabel terikat yaitu harga jual (Y).

Untuk mewujudkan suatu kesatuan fikir atau untuk menghindari

bermacam-macam interprestasi maka perlu ditegaskan istilah berkaitan dengan

penelitian ini. Karena banyak faktor yang mempengaruhi penentuan harga jual

maka dalam penelitian ini diambil faktor biaya produksi saja dengan alasan

faktor tersebut merupakan faktor yang pasti dan mudah diperhitungkan. Selain

itu juga karena keterbatasan penulis. Adapun definisi variabel penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Biaya Produksi (X1)

Biaya produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan

dalam rangka proses produksi yaitu mengolah bahan baku menjadi produk

jadi kuningan di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

b. Harga Jual (Y)

Harga jual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai tukar

atau nilai akhir barang yang merupakan penjumlahan dari biaya-biaya

produksi dan biaya lain untuk memproduksi suatu barang ditambah

dengan sejumlah keuntungan yang diinginkan.dari produk kuningan yang

ada di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati yang

ditentukan dengan uang.


36

3.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis

hanya menggunakan metode wawancara. Karena dalam penelitian ini memang

para pemilik industri kecil kuningan tidak memiliki sumber berupa

dokumentasi. Wawancara merupakan bagian teknik komunikasi dimana

pencari data mengadakan tanya jawab terhadap responden untuk menggali

data yang diperlukan. Dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

informasi yang diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar data yang di maksud

peneliti itu sesuai dengan harapan peneliti.

3.5 Metode Analisis Data

Model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana,

persamaan linier sederhana menunjukkan hubungan antara dua variabel, yaitu

variabel X sebagai variabel independen dan variabel Y sebagai variabel

dependen (Algifari, 2000:9). Regresi linier sederhana digunakan untuk

mengetahui pengaruh biaya produksi terhadap harga jual. Model persamaan

regresi yang digunakan dalam pengujian adalah:

a. Persamaan Regresi Sederhana

Y = a + bX + e

Dengan:

Y = harga jual

a = Intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)

b = kemiringan (slope) kurva linier


37

X = Biaya produksi

e = Error Term

untuk menghitung nilai a, b dan e ini menggunakan program komputer

statistik yaitu SPSS.

b. Uji hipotesis

1) Uji t-statistik

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial

dari variabel independennya. Nilai thitung masing-masing koefisien

regresi dapat diketahui dari hasil penghitungan komputer.

Untuk menentukan nilai t-statistik tabel ditentukan tingkat signifikasi

5% dengan df =(n-k-1) dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah

jumlah variabel termasuk intersep dengan kriteria uji adalah:

Jika t hit > t tabel, maka Ho ditolak

Jika t hit < t tabel, maka Ho diterima

Hipotesisnya yaitu :

Ho = β1 = 0

β2= 0

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen (X)

terhadap variabel dependen (Y)

Ho = β1 # 0

β2 # 0
38

Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen

(X) terhadap variabel dependen (Y)

2) Koefisien determinasi

Ukuran statistik yang dapat menggambarkan hubungan antara

suatu variabel dengan variabel lain adalah koefisien determinasi dan

koefisien korelasi. Koefisien determinasi diberi simbol (r²) dan

koefisen korelasi diberi symbol r. Koefisien determinasi adalah salah

satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada

hubungan pengaruh antara dua variabel.

Koefisien determinasi (r²) dari hasil regresi sederhana

menunjukkan tingkat kejelasan yang dapat diberikan oleh model

tersebut terhadap perubahan variabel dependen. Secara umum nilai r²

terletak pada nilai 0 sampai dengan 1 (0< r²<1). Nilai koefisien

determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen

yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.

Semakin mendekat nol besarnya koefisien determinasi (r²)

suatu persamaan regresi, semakin kecil pula pengaruh semua variabel

independen terhadap nilai variabel dependen (dengan kata lain

semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai

variabel dependen). Sebaliknya, semakin mendekat satu besarnya

koefisien determinasi (r²) suatu persamaan regresi, semakin besar pula

pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen


39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Industri Kecil Kuningan

4.1.1 Industri Kecil Kuningan

Industri kuningan di wilayah Juwana khususnya di desa Growong

Lor sebagian besar merupakan industri kecil. Industri kecil kuningan ini

kebanyakan memproduksi barang-barang yang digunakan untuk

komponen meubel dan peralatan rumah tangga, karena mudah untuk

dipasarkan. Para pengusaha kuningan biasanya memproduksi barang

sesuai dengan pesanan konsumen atau pesanan salesman. Karena kondisi

pasar kuningan yang lagi sepi dan juga karena persaingan terutama dengan

perusahaan besar maka industri kecil kuningan dalam menghitung biaya

produksi, laba dan dalam menetapkan harga jual diharapkan bisa

diperhatikan dengan sebaiknya agar usahanya masih tetap bertahan dan

terus bisa berproduksi. Untuk lebih jelasnya gambaran umum tentang

industri kuningan adalah sebagai berikut:

a. Modal

Modal sebagai faktor produksi sangat dibutuhkan untuk

memulai dan membangun suatu usaha. Modal yang digunakan untuk

menjalankan usaha kuningan, selain dari tabungan pribadi juga

diperoleh dari pinjaman di bank.


40

Selain modal berupa uang, modal yang lain adalah berupa

mesin dan peralatan. Pada pengusaha kuningan, mesin dan peralatan

yang dipakai berupa mesin bubut, mesin selep, mesin diesel, mesin

boor, tanggem, kikir, gergaji, dan sebagainya. Mesin dan peralatan

yang dipakai ini tidak harus dimiliki secara pribadi tetapi bisa juga

dengan menyewa kepada pihak lain.

b. Bahan Baku

Bahan baku yang diperlukan pada industri kecul kuningan yaitu

berupa kuningan rosok dan tembaga atau alumunium sebagai

campurannya. Bahan baku ini diperoleh dari pemasok yang datang dari

luar kota seperti Semarang, Surabaya, Madiun, Solo dan lain

sebagainya.

Kebutuhan bahan baku dalam satu minggu untuk industri kecil

yaitu sekitar satu kuintal sampai tiga ton, industri sedang antara tiga

sampai dengan lima ton dan industri besar yaitu lebih dari lima ton.

c. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah manusia yang dengan tenaga fisiknya atau

mental berikut ketrampilan yang dimilikinya dibutuhkan dan

digunakan dalam kegiatan industri. Tenaga kerja pada kerajinan

kuningan di Juwana, selain berasal dari Kecamatan Juwana itu sendiri,

juga tidak sedikit yang berasal dari kecamatan sekitarnya. Ini berarti

industri kuningan tersebut telah banyak menciptakan lapangan kerja


41

bagi masyarakat sekitarnya. Tenaga kerja pada golongan industri kecil

berjumlah kurang dari 20 orang, industri sedang berjumlah 20 sampai

dengan 40 orang dan industri besar berjumlah lebih dari 40 orang.

d. Proses Produksi

Proses produksi dalam menghasilkan produk kuningan

melalui berbagai tahapan. Tahapan dalam proses produksi kuningan,

adalah :

• Pembuatan cetakan
Dalam langkah pertama ini yang dilakukan adalah pembuatan

catakan, cetakan ini ada dua macam yaitu cetakan basah yang

dibuat dari bahan silikon yang hanya dapat dipakai / digunakan

dalam satu kali cetak, dan cetakan yang kedua yaitu cetakan press

yaitu yang dibuat dari alumunium dan timah lembek, dimana

cetakan ini dapat digunakan berulang-ulang sesuai dengan

kebutuan atau sampai cetakan ini rusak sehingga tidak dapat

digunakan lagi.

• Peleburan / Pencarian Logam


Dalam peleburan yang perlu dipersiapkan adalah tangki berisi

minyak tanah ¾ nya sedang yang ¼ nya dipersiapkan untuk diisi

udara, kompor, selang, tengku peleburan yang sudah diisi kowi,

ciduk, tang besar. Setelah semuanya siap dan bahan-bahan sudah

dimasukkan kedalam kowi, kemudian dilakukan pembakaran atau


42

pemanasan sampai bahan-bahan tersebut menjadi cair. Hal ini

berlangsung kurang dari 5 jam.

• Pengecoran / Penuangan
Setelah membuat cetakan yang dikehendaki perlu diadakan

pemanasan selama beberapa menit untuk cetakan press, ciduk atau

tempat pengambilan cairan yang panas dengan tujuan agar apabila

digunakan untuk mengecor tidak lengket pada bahan. Kemudian

setelah semuanya siap maka cetakan-cetakan tersebut dituangi

dengan cairan kuningan atau dicor. Penuangan cairan kuningan

dialirkan melalui pintu cetakan, yang bentuknya sedemikian rupa

sehingga tidak menggangu aliran logam cair.

• Pembongkaran
Setelah cairan kuningan dituang dan ditunggu beberapa menit,

cetakan dibuka.

• Pemotongan dan kikir


Dilakukan untuk menghilangkan bagian-bagian yang tidak

dikehendaki baik dengan kikir atau gergaji. Bagian-bagian yang

tidak dikehendaki tersebut bisa digunakan sebagai bahan baku

kembali.

• Pengeboran dan pembuatan


Tahap ini dilakukan untuk meratakan kuningan supaya rata dan

mengkilap.
43

• Selep
Digunakan untuk menjadikan kuningan lebih halus sehingga serat-

seratnya hilang.

• Pencucian dan penawaran


Barang sudah diselep kemudian dicuci dengan bahan kimia atau

dengan bensin atau minyak tanah baru kemudian dikeringkan dan

diberi warna.

• Coating / Pelindung
Dilakukan dengan cara merendam kuningan yang telah dicampur

obat selama kira-kira 5 menit, lalu diangin-anginkan baru

kemudian di open selama 10 menit, sehingga barang siap untuk

dirakit.

• Tahap perakitan
Pada tahap ini, masing-masing jenis produk yang terdiri dari

beberapa komponen dirakit atau disetel sehingga terbentuk barang

jadi dan siap untuk dipasarkan.

• Tahap paking
Dilakukan pada barang-barang yang sudah jadi atau setelah proses

produksi. Packing dengan plastik dan dimasukan pada kotak yang

terbuat dari kardus, yang sesuai dengan kebutuhan.


44

e. Produk yang dihasilkan

Produk merupakan hasil dari kegiatan industri yang dapat

dijual dan diubah lagi dalam bentuk uang. Produk yang dihasilkan oleh

kerajinan kuningan bermacam-macam jenisnya, seperti: kran air,

saringan air, timbangan, handle, engsel, hak angin, tempat lilin, tempat

buah, asbak, komponen mebel, komponen pompa air, pelampung,

baling kapal, lampu, patung, souvenir, alat-alat sembayangan dan

sebagainya.

f. Pemasaran Produk Kuningan Juwana

Pemasaran produk kuningan Juwana selain di Show-Room,

juga dilakukan oleh salesmen yang merupakan pihak lain dari industri.

Para salesmen membawa produk kuningan Juwana dan dipasarkan di

daerah seperti Jepara, Solo, Semarang, Surabaya, Bekasi, Bandung,

Bogor, Jakarta, bahkan sampai keluar Jawa. Selain itu produk

kuningan Juwana telah berhasil menembus pasar di luar negeri seperti

Jepang, Korea, China, Singapura, Hongkong, dan Jerman.

g. Penghitungan Biaya produksi, biaya non produksi, laba, dan harga jual

pada industri Kuningan

Setiap aktivitas dalam menghasilkan suatu produk dalam

perusahaan manufaktur (industri) tidak akan lepas dari faktor biaya.

Oleh karena itu faktor biaya sudah semestinya mendapat perhatian

khusus guna mempertahankan dan mengembangkan kelangsungan


45

hidup suatu industri. Hal tersebut juga berlaku pula pada industri

kuningan di Juwana Kabupaten Pati sehingga dapat diketahui perincian

biaya produksi, laba yang diinginkan, dan harga jual pada industri

kecil kuningan di desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten

Pati.

Di bawah ini disajikan contoh alur perhitungan biaya produksi

yang dikeluarkan pengrajin kuningan dalam produksi produk handle

untuk waktu satu bulan dengan jumlah 2000 unit handle serta besarnya

harga jual dan laba yang diterima.

Biaya Produksi
1. Biaya Bahan Baku Rp 36.000.000
2. Biaya Tenaga Kerja Rp 12.000.000
3. Biaya Overhead Pabrik Rp 3.200.000
Jumlah Biaya Produksi Rp 51.200.000
Biaya Penjualan / Pemasaran
1. Biaya Pembungkusan Rp. 4.000.000
2. Biaya Transportasi Rp. 2.500.000
Jumlah Biaya Penjualan Rp 6.500.000
Biaya Administrsi dan Umum
1. Biaya Listrik Rp 1.000.000
2. Biaya Telepon Rp 600.000
3. Biaya Air Rp 200.000
Jumlah Biaya administrasi dan umum Rp 1.800.000
Harga Pokok Penjualan Rp 59.500.000
Laba yang Diinginkan Rp 8.000.000
Harga Jual Rp 67.500.000
46

4.2 Hasil Penelitian

Sub bab ini merupakan hasil data industri kecil kuningan di Desa

Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati yang meliputi biaya

produksi dan harga jual pada tahun 2004. Hasil penelitian ini akan

memaparkan hasil persamaan regresi sederhana.

4.2.1 Hasil Persamaan Regresi Sederhana

Hasil analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan

program SPSS release 11,0 pada penelitian ini diperoleh persamaan

regresi yang menyatakan persamaan pengaruh biaya produksi (X1)

terhadap harga jual (Y) sebagai berikut:

Tabel 4.1

Analisis Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga Jual

Model Unstandardized coefficients t sig r²


B Std error
Constant 1.2E+07 1.8E+07 .640 .527 0.938
Biaya 1.360 .060 22.732 .000
produksi

Hasil analisis regresi tersebut diperoleh model regresi untuk

menyatakan persamaan pengaruh biaya produksi (X) terhadap harga jual

(Y) yaitu: Y= 1.2E+07 + 1.360. Dari persamaan regresi ini diperoleh thitung

sebesar 22,732. Sedangkan nilai ttabel dari df1=1dan df2=34 dengan taraf

signifikan 0,05 adalah sebesar 1,691. Maka dapat diketahui bahwa thitung

=22,732 > ttabel =1.691 yang berarti terdapat adanya pengaruh biaya

produksi terhadap harga jual yaitu sebesar 93,8%.


47

4.2.2 Koefisien determinasi (r²)

Koefisien determinasi (r²) dari hasil regresi sederhana

menunjukkan tingkat kejelasan yang dapat diberikan oleh model tersebut

terhadap perubahan variabel dependen. Dengan melihat hasil SPSS release

11,0 dari medel summary dapat diketahui bahwa nilai (r²) sebesar 0,938.

Dengan nilai koefisien determinasi (r²) yang sebesar 0,938 yang berarti

mendekati angka satu, menunjukkan bahwa biaya produksi sangat besar

pengaruhnya terhadap harga jual.

Artinya pengaruh variabel (X) yaitu biaya produksi terhadap

variabel (Y) harga jual adalah sebesar 93,8%, sedangkan sisanya sebesar

6,2% dipengaruhi oleh variabel lain selain biaya produksi, misalnya

kondisi pasar, persaingan, permintaan, penawaran, selera konsumen dan

pengawasan pemerintah.

Makna dari persamaan regresi tersebut adalah setiap adanya

kenaikan biaya produksi sebesar satu rupiah maka harga jual akan naik

sebesar Rp 1,360.

4.2.3 Hasil Data Biaya Produksi dan Harga Jual Pada Industri kecil

kuningan tahun 2004

Pencapaian harga jual setiap bulan pada tahun 2004 dari 36 industri

kecil kuningan yang ada di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana

Kabupaten Pati disajikan dalam tabel berikut:


48

Tabel 4.2
Harga Jual per bulan Tahun 2004

Bulan Harga Jual


Januari Rp 1.096.800.000
Febuari Rp 1.190.960.000
Maret Rp 1.541.710.000
April Rp 1.501.910.000
Mei Rp 1.102.935.000
Juni Rp 915.840.000
Juli Rp 1.005.120.000
Agustus Rp 1.250.335.000
September Rp 1.527.950.000
Oktober Rp 1.470.350.000
November Rp 1.055.755.000
Desember Rp 1.089.060.000
Total Harga Jual Rp 14.748.725.000

Sedangkan untuk pengeluaran biaya produksi yang terdiri dari

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik adalah

sebagai berikut:

Penggunaan biaya bahan baku tahun 2004 dari 36 industri kecil

kuningan di Desa Growong Lor disajikan dalam Tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3
Biaya Bahan Baku

Bulan BBB
Januari Rp 567.300.000
Febuari Rp 615.500.000
Maret Rp 822.900.000
April Rp 802.050.000
Mei Rp 589.400.000
Juni Rp 489.400.000
Juli Rp 535.300.000
Agustus Rp 668.750.000
September Rp 814.250.000
Oktober Rp 782.400.000
November Rp 589.900.000
Desember Rp 608.700.000
Total Biaya BB Rp 7.885.850.000
49

Pengeluaran biaya tenaga kerja setiap bulan pada tahun 2004 dari

36 industri kecil kuningan yang ada di Desa Growong Lor Kecamatan

Juwana Kabupaten Pati disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.4
Biaya Tenaga Kerja

Bulan BTK
Januari Rp 159.130.000
Febuari Rp 172.240.000
Maret Rp 209.850.000
April Rp 204.350.000
Mei Rp 149.830.000
Juni Rp 125.750.000
Juli Rp 137.510.000
Agustus Rp 169.550.000
September Rp 207.410.000
Oktober Rp 200.010.000
November Rp 137.020.000
Desember Rp 141.720.000
Total BTK Rp 2.014.370.000

Sedangkan untuk pengeluaran biaya overhead pabrik perbulan

pada tahun 2004 dapat dilihat dalam Tabel berikut ini:

Tabel 4.5
Biaya Overhead Pabrik

Bulan BOP
Januari Rp 49.940.000
Febuari Rp 54.120.000
Maret Rp 65.720.000
April Rp 63.900.000
Mei Rp 46.340.000
Juni Rp 39.145.000
Juli Rp 42.895.000
Agustus Rp 53.350.000
September Rp 64.650.000
Oktober Rp 62.500.000
November Rp 42.615.000
Desember Rp 43.995.000
Total BOP Rp 629.170.000
50

Maka untuk mengetahui besarnya pengeluaran biaya produksi per

bulan dari 36 industri kecil kuningan pada tahun 2004 yang ada di Desa

Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati, dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 4.6
Biaya Produksi

Bulan BP
Januari Rp 776.370.000
Febuari Rp 841.860.000
Maret Rp 1.098.470.000
April Rp 1.070.300.000
Mei Rp 785.570.000
Juni Rp 654.295.000
Juli Rp 715.705.000
Agustus Rp 891.650.000
September Rp 1.086.310.000
Oktober Rp 1.044.910.000
November Rp 769.535.000
Desember Rp 794.415.000
Total BP Rp 10.529.390.000

4.3 Pembahasan
Pada umumnya harga jual produk dan jasa ditentukan oleh

perimbangan permintaan dan penawaran di pasar, sehingga biaya produksi

dan laba bukan satu-satunya penentu harga jual. Selera konsumen, jumlah

pesaing yang memasuki pasar, dan harga jual yang ditentukan pesaing,

merupakan contoh faktor-faktor yang sulit untuk diramalkan, yang

mempengaruhi pembentukan harga jual produk di pasar.

Hal ini sesuai dengan pendapat Swastha & Irawan ( 2000) tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual, bahwa penentuan harga jual

dipengaruhi oleh faktor laba, faktor produk, biaya produksi yang terdiri
51

dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, dan

faktor ekstern, seperti elastisitas permintaan, sasaran produk, persaingan

pasar dan pengawasan pemerintah.

Dari data harga jual (Tabel 4.2) diperoleh nilai rata-rata per bulan

adalah sebesar Rp 1.229.060.417. Maka dapat diketahui bahwa nilai harga

jual pada bulan Januari, Februari, Mei, Juni, Juli, November dan

Desember dibawah nilai rata-rata. Secara umum hal ini disebabkan karena

penjualan atau pesanan produk kuningan yang kebanyakan untuk

kebutuhan rumah tangga pada bulan ini menurun, ini dikarenakan pada

bulan Januari dan Februari awal tahun sehinggga belum banyak konsumen

yang memesan produk kuningan, sedangkan bulan Mei, Juni dan Juli

bertepatan dengan pergantian ajaran baru serta di luar negeri lagi musim

hujan jadi ekspor menurun dan penjualan juga ikut menurun. Untuk bulan

November dan Desember adalah bulan Menjelang perayaan hari raya Idul

Fitri dan Natal sehingga untuk pesanan produk kuningan menurun.

Untuk harga jual kuningan diatas harga jual rata-rata perbulan

dicapai pada bulan Maret, April, Agustus, September dan Oktober karena

pada bulan ini banyak konsumen yang membutuhkan produk kuningan

sehingga pesanan produk-produk kuningan jadi meningkat. Selain itu

ekspor pada bulan ini juga naik, jadi penjualan produk kuningan ikut

meningkat yang mengakibatkan harga jual pun ikut naik

.
52

4.3.1 Pengaruh Biaya Produksi terhadap Harga Jual

Hasil penelitian mengenai biaya produksi tahun 2004 pada industri

kuningan terdiri dari tiga macam yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja dan biaya overhead pabrik. Pengaruh biaya produksi terhadap harga

jual ini sebesar 93,8%.

Hal ini sudah sesuai dengan pendapat Mulyadi bahwa biaya

mempunyai kepastian yang relatif tinggi dalam penentuan harga jual.

Dalam penelitian ini diperoleh pengaruh yang sangat besar sekali, hal ini

disebabkan karena penjualan produk berupa pesanan dengan penghitungan

biaya variabel. Jadi biaya yang dikeluarkan akan berubah sebanding

dengan kegiatan volume produksi.

Dari data biaya produksi tahun 2004 (Tabel 4.6) didapatkan Nilai

rata-rata biaya produksi perbulan adalah sebesar Rp 877.449.166. untuk

pengeluaran biaya produksi di bawah rata-rata terjadi pada bulan Januari,

Febuari, Mei, Juni, Juli, November dan Desember. Sedangkan untuk

pengeluaran biaya produksi yang diatas rata-rata terjadi pada bulan Maret,

April, Agustus, September dan Oktober. Hal ini sama dengan harga jual,

jadi apabila pesanan kuningan menurun maka biaya produksi juga

menurun, dan apabila pesanan kuningan meningkat maka biaya produksi

yang dikeluarkan juga ikut meningkat.

Untuk harga bahan baku kuningan yang berupa rosok kuningan

selama tahun 2004 mengalami kenaikan selama tiga kali. Pada bulan

Januari-Febuari harga bahan baku kuningan ini berkisar antara Rp 16.000,-


53

sampai Rp 17.000,-, bulan Maret - Oktober Rp 17.000,- Rp 19.000,- dan

bulan November-Desember harga Bahan Baku ini naik lagi sekitar Rp

19.500,- sampai Rp 21.000,-.

Untuk biaya tenaga kerja pada industri kecil kuningan ini ada 2

macam yaitu tenaga kerja yang dibayar secara harian dan tenaga kerja

borongan. Dari hasil penelitian pada industri kecil kuningan di Desa

Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati, para pengusaha

kuningan dalam melakukan penghitungan biaya produksi belum dilakukan

secara benar sehingga penghitungan biaya produksinya kurang tepat.

Seperti biaya tenaga kerja pemilik atau anggota keluarga tidak dimasukkan

dalam biaya tenaga kerja, padahal pemilik perusahaan atau anggota

keluarganya juga ikut serta dalam kegiatan produksi jadi seharusnya ikut

dimasukkan dalam biaya tenaga kerja.

Sedangkan biaya overhead pabrik pada industri kuningan ini

adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian solar, minyak tanah,

bahan campuran, ada juga yang untuk membayar listrik apabila mesin

yang digunakan untuk proses produksi kuningan ini menggunakan listrik.

Dalam penghitungan biaya overhead pabrik pada industri kuningan ini

juga kurang diperhitungkan dengan benar karena banyak unsur-unsur yang

tidak dimasukkan dalam penghitungan biaya overhead pabrik, seperti

biaya penyusutan peralatan mesin, biaya reparasi dan pemeliharaan mesin

atau peralatan lainnya.


54

Secara keseluruhan persentase tingkat pengeluaran biaya produksi

untuk tahun 2004 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7
Persentase Biaya Produksi Tahun 2004

Jenis Biaya Biaya Persentase (%)


Biaya Bahan Baku Rp 7.885.850.000 74,89
Biaya Tenaga Kerja Rp 2.014.370.000 19,13
Biaya Overhead Pabrik Rp 629.170.000 5,96
Total Rp 10.529.390.000 100
(Sumber: data yang diolah)

Tabel tersebut menunjukkan bahwa biaya produksi yang terendah

pada biaya overhead pabrik yaitu sebesar 5,96%, untuk biaya tenaga kerja

sebesar 19,13%, sedangkan biaya produksi tertingginya untuk biaya bahan

baku yaitu sebesar 74,89%.

Dengan melihat hal tersebut jelas bahwa penghitungan biaya

produksi tidak diperhitungkan dengan benar, terutama dalam penghitungan

biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Padahal menurut Mulyadi,

bahwa yang memiliki kepastian relatif tinggi dalam penentuan harga jual

adalah biaya produksi jadi dalam penghitungan biaya produksi harus

diperhitungkan dengan lengkap dan benar agar peruasahaan tidak

mengalami kerugian. Apabila banyak unsur-unsur biaya produksi yang

tidak dimasukkan, dalam jangka waktu tertentu perusahaan mungkin akan

mengalami kebangkrutan dan tidak dapat melanjutkan usahanya lagi.


55

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian

ini, maka dapat penulis simpulkan bahwa biaya produksi memberikan

kontribusi terhadap harga jual sebesar 93,8% pada industri kecil kuningan

di Desa Growong Lor Kecamatan Juwana Kabupaten Pati, sedangkan

sisanya sebesar 6,2% dipengaruhi oleh variabel lain. Pengeluaran biaya

produksi dalam penelitian ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

dan biaya overhead pabrik dengan menggunakan biaya variabel.

5.2 Saran

Sebagai akhir dari penelitian ini, peneliti dapat memberikan sumbangan

saran sebagai berikut :

1. Penghitungan biaya produksi sebaiknya harus diperhitungkan dengan

terperinci dalam satu rangkaian proses produksi tanpa kecuali karena

biaya memberi sumbangan yang besar dalam penentuan harga jual.

Terutama dalam penghitungan biaya tenaga kerja dan biaya overhead

pabrik harus dipertimbangkan dengan cermat. Biaya listrik, biaya

tenaga kerja pemilik, gaji mandor, biaya reparasi mesin, biaya sewa,

dan biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan kegiatan produksi

sebaiknya dimasukkan dalam biaya produksi.


56

2. Sebaiknya industri kecil kuningan ini perlu mempunyai pembukuan

atau mengadakan pembenahan pembukuan dan administrasinya

dengan baik.

3. Sebaiknya industri kuningan membentuk suatu koperasi agar dalam

menetapkan harga jual dapat disamakan sehingga antara pengusaha

kuningan satu dengan pengusaha kuningan yang lainnya harga jual

kuningan tidak berbeda jauh.


57

Regression
Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


harga jual 4.1E+08 138800388.4 36
biaya produksi 2.9E+08 98832603.12 36

Correlations

biaya
harga jual produksi
Pearson Correlation harga jual 1.000 .969
biaya produksi .969 1.000
Sig. (1-tailed) harga jual . .000
biaya produksi .000 .
N harga jual 36 36
biaya produksi 36 36

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 biaya a
. Enter
produksi
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: harga jual

Model Summary

Change Statistics
Adjusted Std. Error of R Square
Model R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .969a .938 .936 34991009.2 .938 516.727 1 34 .000
a. Predictors: (Constant), biaya produksi
58

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6.33E+17 1 6.327E+17 516.727 .000a
Residual 4.16E+16 34 1.224E+15
Total 6.74E+17 35
a. Predictors: (Constant), biaya produksi
b. Dependent Variable: harga jual

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients 95% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 1.2E+07 1.8E+07 .640 .527 -25688191.8 49299154.58
biaya produksi 1.360 .060 .969 22.732 .000 1.239 1.482 .969 .969 .969 1.000 1.000
a. Dependent Variable: harga jual

Collinearity Diagnosticsa

Variance Proportions
Condition biaya
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) produksi
1 1 1.949 1.000 .03 .03
2 5.127E-02 6.165 .97 .97
a. Dependent Variable: harga jual

Anda mungkin juga menyukai