Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PELABUHAN

RANGKUMAN MATERI BUKU PERENCANAAN


PELABUHAN

DISUSUN OLEH :

I Kadek Rena Yuandara


1904010402

Dosen Pengampu :
A.A.A Made Cahaya Wardani, ST.,MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Perkembangan Pelabuhan


pada awalnya, pelabuhan hanya merupakan suatu tepian di mana kapal –
kapal dan perahu – perahu dapat merapat dan bertambat untuk bisa melakukan
bongkar muat barang. Untuk bisa melakukan kegiatan tersebut maka pelabuhan
harus tenang terhadap gangguan gelombang, sehingga pada masa itu pelabuhan
berada di tepi sungai, teluk, atau pantai yang secara alami terlindung terhadap
gangguan gelombang.
1.2 Arti Penting Pelabuhan
Indonesia sebagai negara kepulauan/maritim, peranan pelayaran adalah
sangat penting bagi kehidupan social, ekonomi, pemerintahan, pertahanan atau
keamanan dan sebagainya. Bidang kegiatan pelayaran dapat dibedakan menjadi dua
yaitu pelaaran niaga dan bukan niaga. Pelayaran niaga adalah usaha pengangkutann
barang, terutama barang dagangan, melalui laut antar pulau tau pelabuhan.
Pelayaran bukan niaga meliputi pelayaran kapal patroli, survey kelautan dan
sebagainya. Kapal sebagai sarana pelayaran mempunyai peran sangat penting
dalam system angkutan laut.
Sebagai contoh pengangkutan minyak yang mencapai puluhan bahkan
ratusan ribu ton, apabila harus diangkut dengan truk tangki deperlukan ribuan
kendaraan dan tenaga kerja. Untuk mendukung sarana angkutan laut tersebut harus
di perlukan prasarana yang berupa pelabuhan. Pelabuhan merupakan temapat
pemberhentian (terminal) kapal setelah melakukan pelayaran, di dalam pelabuhan
ini kapal melakukan berbagai kegiatan seperti menaik – turunkan penumpang,
bongkar muat barang,pengisian bahan bakar dan pengisian air tawar, melakukan
reparasi, mengadakan perbekalan dan sebagainya.

1.3 Definisi Pelabuhan

Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap


gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga di
mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran – kran (crane) untuk
bongkar muat barang, Gudang laut (transito) dan tempat-tempat penyimpanan di
mana kapal membongkar muatanya, dan gudang-gudang dimana barang-barang
dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama menunggu pengiriman ke
daerah tujuan atau pengapalan. Terminal ini dilengkapi dengan jalan kereta api dan/
atau jalan raya
Pelabuhan mempunyai daerah pengaruh (hinterland), yaitu daerah yang
mempunyai kepentingan hubungan ekonomi, sosial, dan lain- lain dengan
pelabuhan tersebut. Misalnya Jawa Barat dan bahkan Indonesia merupakan daerah
pengaruh dari pelabuhan tanjung priok, atau pelabuhan makasar mempunyai daerah
pengaruh yang berupa pulau-pulau dan laut-laut di sekitarnya. Barang -barang
import, misalnya mobil masuk ke Indonesia melalui pelabuhan tanjung priok yang
selanjutnya akan didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Selain itu fungsi
pelabuhan sebagai tegaknya suatu negara, yakni dibangunya pelabuhan/ pangkalan
angkatan laut atau pelabuhan militer.

1.4 Pelabuhan Di Indonesia


Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 13.000 laut dan
wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling dunia melalui
katulistiwa. Kegiatan pelayaran sangat di perlukan untuk menghubungkan antar
pulau, pemberdayaan sumber daya kelautan, dan sebagainya. Sebagai contoh
adalah pelayaran di wilayah kepulauan Riau, pelayaran antara pelabuhan Panjang
di Povinsi Lampung dan Merak di jawa barat. Luas wilayah operasi pelayaran tidak
melebihi 200 mill. Kapal kapal yang di gunakan adalah kapal kecil yang biasanya
kurang dari 10 DWT.
Sesuai dengan jenis dan ukuran kapal yang singgah di pelabuhan dan
tingkat perkembangan daerah yang tidak sama, maka pemerintah telah melakukan
kebijaksanaan dalam pengembangan jaringan system pelayan angkutan laut dan
pelabuhan yang di dasarkan pada 4th Gate Way Ports System. Dalam kaitannya
dengan hal tersebut diatas, dikenal dengan adanya pengglongan pelabuhan sebagai
berikut ini :
1. Gate Way Port
2. Regional Collector Port
3. Trunk Port
4. Feeder Port
1.5 Macam Pelabuhan
Pelabuhan dapat dibedakan menajadi beberapa macam ang tergantung pada
sudut tinjauannya, yaitu dari segi penyelenggaraannya, pengusahaannya, fungsi
dalam perdangan nasional dan internasional, segi kegunaan dan letak geografisnya,
1.5.1 Ditinjau dari segi penyelenggaraannya

1. Pelabuhan umum
Diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat umum, yang
penyelenggarannya dilakukan oleh pemerintah dan dilimpahkan oleh badan milik
usaha negara.

2. Pelabuhan khusus
Diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan
tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum, kecuali
mendapatkan ijin dari pihak terkait. Pelabuhan khusus didirikan oleh pihak swasta
atau pemerintah.

1.5.2 Ditinjau dari segi pengusahaannya


1. Pelabuhan Yang Diusahakan
Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas- fasilitas yang
diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan
bongkar muat barang, menaik turunkan penumpang serta kegiatan lain.

2. Pelabuhan Yang Tidak Diusahakan


Pelabuhan ini merupakan pelabuhan kecil yang disubsidi oleh Pemerintah,
dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

1.5.3 Ditinjau Dari Fungsi Perdagagan Nasional Dan Inte rnasional


1. Pelabuhan Laut
Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal – kapal
berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan utama di suatu
daerah yang diabuhi oleh kapal kapal yang membawa barang barang untuk ekspor
atau impor secara langsung ke dan dari luar negeri.

2. Pelabuhan Pantai
Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan
dalam negeri dan oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh kapal berbendera
asing.
1.5.4 Ditinjau Dari Segi Penggunaannya

1. Pelabuhan Minyak
Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari
keperluan umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau
pangkalan yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup
membuat jembatan perancah/tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk
mendapatkan kedalaman air yang cukup besar.

2. Pelabuhan Barang
Di pelabuhan ini terjadi pemindahan moda transportasi, yaitu dari
angkutan laut ke angkutan darat dan sebaliknya. Demikian pula sebaliknya,
barang-barang dari pengirim ditempatkan di Gudang atau lapangan penumpukan
sebelum di muat ke kapal dan diangkut ke pelabuhan tujuan.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, suatu pelabuhan harus dilengkapi dengan
fasilitas berikut ini :
a. Dermaga dimana kapal akan bertambat dan melakukan kegiatan bongkar
muat barang.
b. Mempunyai halaman dermaga yang cukup lebar untuk keperluan bongkar
muat barang.
c. Mempunyai Gudang transito (Gudang lini I) dan lapangan penumpang
terbuka serta Gudang penyimpanan.
d. Tersedia jalan raya atau jalan kereta api untuk pengangkutan barang dari
pelabuhan ke tempat tujuan dan sebaliknya.
e. Peralatan bongkar muat untuk membongkar muatan dari kapal ke dermaga
dan sebaliknya serta untuk mengangkut barang ke Gudang dan lapangan
penumpukan.

3. Pelabuhan penumpang
Pelabuhan penumpang / terminal digunakan oleh orang-orang yang
berpergian dengan menggunakan kapal penumpang. Terminal penumpang
dilengkapi dengan stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang
berhubungan dengan kebutuhan orang yang berpergian, seperti ruang tunggu,
kantor maskapai pelayaran , tempat penjualan tiket, mushala, toilet, kantor
imigrasi, kantor bea cukai, keamanan, direksi pelabuhan, dan sebagainnya.
4. Pelabuhan campuran
Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang
dan barang. Untuk keperluan minyak dan ikan tetap terbatas. Tetapi bagi
pelabuhan kecil/ masih tahap perkembangan, keperluan untuk bongkar muat
minyak, juga menggunakan dermaga yang sama guna keperluan barang dan
penumpang.
5. Pelabuhan militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk
memungkinkan gerakan cepat kapal- kapal perang dan agar letak bangunan
cukup terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga hamper sama dengan
pelabuhan barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain.
1.5.5 Ditinjau menurut letak geografis

Menurut letak geografisnya, pelabuhan dapat dibedakan menjadi


pelabuhan alam, semi alam, atau buatan.
1. Pelabuhan alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai
dan gelombang secara alami, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di
teluk, estuari atau muara sungai
2. Pelabuhan buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh
gelombang dengan membuat bangunan pemecah grlombang (breakwater).
Pemecah gelombang ini membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanya
dihubungkan oleh suatu celah (mulut pelabuhan) untuk keluar masuknya kapal,
yang dilengkapidengan alat penambat yang dibuat dari bibir pantaidan menjorok
ke laut, sehingga gelombang menjalar ke pantai terhalang oleh bangunan tersebut
3. Pelabuhan semi alam
Pelabuhan ini merupakan campuran dari pelabuhan alam dan lelabuhan
buatan. Contoh; suatu pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pasir dan
perlindungan buatan hanya pada alur masuk.
1.6 Kapal
1.6.1 Beberapa Definisi
Panjang, lebar dan sarat (draft) kapal yang akan menggunakan pelabuhan
berhubungan berlangsung pada perencanaan pelabuhan dan fasilitas.
1.6.2 Jenis Kapal
Tipe kapal berpengaruh pada tipe pelabuhan yang akan direncanakan.
Sesuai dengan fungsinya, kapal dapat dibedakan menjadi beberapa tipe sebagai
berikut ini :
1. Kapal Penumpang
Di Indonesia merupakan negara kepulauan dan taraf hidup sebagai
penduduknya relative masih rendah, kapal penumpang masih
mempunyai peran yang cukup besar. Selain itu dengan semakin
mudahnya hubungan antara pulau (Sumatra-Jawa-Bali), semakin
banyak beroperasi ferri-ferri yang memungkinkan mengangkut
mobil,bis, dan truk bersama-sama dengan penumpangnya.
2. Kapal Barang
Kapal barang khusus dibuat untuk mengangkut barang. Pada
umumnya kapal barang mempunyai ukuran yang lebih besar dari pada
kapal penumpang. Kapal ini juga dibedakan menjadi beberapa macam
sesuai dengan barang yang diangkut, seperti biji-bijian, barang-barang
yang dimasukkan dalam peti kemas (container), benda cair (minyak,
bahan kimia, gas alam, gas alam cair dsb).

1.6.3 Karakteristik Kapal

Perencanaan pelabuhan harus meninjau pengembangan pelabuhan


di masa mendatang, dengan memperhatikan daerah perairan dan
daratan. Daerah perairan harus cukup luas yang diperlukan untuk alur
pelayaran, kolam putar, penambatan, dermaga. Dimensi berbagai
faasilitas pelabuhan tersebut tergantung dari karakteristik kapal.
BAB II

BEBERAPA TINJAUAN DALAM PERENCANAAN PELABUHAN

2.1 Pendahuluan
Pembangunan Pelabuhan memakan biaya yang sangat besar. Oleh karena
itu diperlukan suatu perhitungan dan pertimbangan yang masak untuk memutuskan
pembangunan suatu pelabuhan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan di dalam
pembangunan suatu pelabuhan adalah kebutuhan akan pelabuhan dan pertimbangan
ekonomi, volume perdagangan melalui laut, dan adanya hubungan dengan daerah
pedalaman baik melalui darat maupun air.
2.2 Persyaratan dan Perlengkapan Pelabuhan
Kapal laut diusahakan oleh suatu perusahaan pelayaran untuk mengangkut
barang atau penumpang. Untuk bisa memberikan pelayanan yang baik dan cepat,
maka pelabuhan harus bisa memenuhi beberapa persyaratan berikut ini:
1. Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat
seperti jalan raya dan kereta api, sedemikian sehingga barang-barang
dapat diangkut ke dan dari pelabuhan dengan mudah dan cepat.
2. Pelabuhan berada di suatu lokasi yang mempunyai daerah belakang
(daerah pengaruh) subur dengan populasi penduduk yang cukup
padat.
3. Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang
cukup.
4. Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan harus bisa membuang sauh
selama menunggu untuk merapat ke dermaga guna bongkar muat
barang atau mengisi bahan bakar.
5. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat bongkar barang
(kran, dsb) dan Gudang-gudang penyimpanan barang.
6. Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal-kapal.

Untuk memenuhi persyaratan tersebut pada umumnya pelabuhan mempunyai


bangunan-bangunan berikut ini :
1. Pemecah Gelombang yang berfungsi untuk melindungi daerah perairan
pelabuhan dari gangguan gelombang.
2. Alur Pelayaran yang berfungsi untuk mengarahkan kapal-kapal yang
akan keluar atau masuk ke pelabuhan.
3. Kolam pelabuhan merupakan daerah perairan di mana kapal berlabuh
untuk melakukan bongkar muat, melakukan gerakan untuk memutar (di
kolam putar) dsb.
4. Dermaga adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk
merapatnya kapal dan menambatkannya pada waktu bongkar muat
barang.
5. Alat penambat, digunakan untuk menambatkan kapal pada waktu
merapat di dermaga maupun menunggu di perairan sebelum bisa
merapat ke dermaga.
6. Gudang lini I dan lapangan penumpukan terbuka, yang terletak di
belakang dermaga untuk menyimpan barang-barang yang harus
menunggu pengapalan atau yang dibongkar dari kapal sebelumnya di
kirim ke tempat tujuan.
7. Gudang terminal untuk keperluan administrasi
8. Fasilitas bahan bakar untuk kapal
9. Fasilitas pandu kapal, kapal tunda dan perlengkapan lain yang
diperlukan untuk membawa kapal masuk/keluar pelabuhan.
10. Peralatan bongkar muat barang seperti kran darat (granty crane), kran
apung, kendaraan untuk mengangkat/memindahkan barang seperti
forklift, straddle, carrier, sidelift truck, dsb.
11. Fasilitas-fasilitas lain untuk keperluan penumpang, anak buah kapal
dan muatan kapal seperti terminal penumpang, ruang tunggu, karantina,
bea cukai, imigrasi, dokter pelabuhan, keamananan, dsb.
2.3 Pemilihan Lokasi Pelabuhan
Pemilihan lokasi rencana pelabuhan dilakukan dengan memperhatikan
kondisi fisik lokasi yang meliputi :
a. Aksebilitas
b. Daerah pengaruh
c. Ketersediaan Lahan
d. Hidrooseanografi
e. Fasilitas pendukung

Perlu diketahui kelayakan pelabuhan tersebut dengan memperhatikan


beberapa hal berikut ini :

1) Biaya pembangunan dan perawatan bangunan-bangunan pelabuhan


termasuk pengerukan pertama yang harus dilakukan.
2) Biaya operasi dan pemeliharaan, terutama pengerukan endapan di
alur dan kolam pelabuhan.
3) Penghasilan dari pelabuhan untuk dapat mengembalikan biaya
investasi yang telah dikeluarkan dan biaya operasional dan
pemeliharaan pelabuhan.
4) Manfaat dari pelabuhan tersebut terhadap perkembangan daerah
pengaruh.
2.4 Tinjauan Hidro-oseanografi Terhadap Bentuk Pelabuhan
Kondisi hidro-oseanografi sangat penting di dalam menentukan tata letak
suatu pelabuhan. Tata letak pelabuhan harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga sedimentasi bisa diminimalkan atau bahkan ditiadakan.
2.4.1 Tinjauan Pelayaran

Pelabuhan yang dibangun harus mudah dilalui kapal-kapal yang


akan menggunakannya. Kapal yang berlayar dipengaruhi oleh faktor-faktor
alam seperti angin, gelombang dan arus yang dapat menimbulkan gaya-gaya
yang bekerja pada badan kapal. Demikian juga, mungkin kapal-kapal harus
memasuki pelabuhan pada arah sejajar dengan arah angin yang dominan.

2.4.2 Tinjauan Gelombang


Perairan pelabuhan harus tenang terhadap gangguan gelombang
supaya kapal dapat melakukan kegiatan bongkar muat barang dan menaik-
turunkan penumpang. Pada kondisi ini gelombang bisa langsung masuk ke
perairan pelabuhan, sehingga perairan pelabuhan tidak tenang terhadap
gelombang.
2.4.3 Tinjauan Sedimentasi
Sedimentasi merupakan masalah serius dalam pengelolaan pelabuhan.
Pengerukan yang harus dilakukan membutuhkan biaya yang sangat besar.
Sedimen yang bergerak sepanjang pantai tersebut akan terhalang oleh
pemecah gelombang dan mengendap di daerah tersebut.
Dalam pembangunan pelabuhan, ujung pemecah gelombang harus
berada di luar lokasi gelombang pecah.. di lokasi gelombang pecah terjadi
limpasan energi gelombang yang sangat kuat sehingga menyebabkan
turbolensi dan hantaman yang sangat besar. Dengan membuat mulut
pemecah gelombang berada di luar lokasi tersebut kondisi air tenang, maka
kapal akan mudah masuk ke mulut pelabuhan.
2.4.4 Penentuan Tata Letak Pemecah Gelombang

Ditinjau dari sisi pelayaran, mulut pemecah gelombang harus


sebaiknya menghadap arah datangnya gelombang. Oleh karena itu harus
diambil kompromi sehingga di dapat pelabuhan yang andal dan
memungkinkan kapal-kapal dapat berlabuh dengan mudah dan aman, namun
juga pelabuhan tidak banyak mengalami sedimentasi.

2.5 Tata Letak Fasilitas Pelabuhan


Penentuan tata letak fasilitas pelabuhan tergantung pada beberapa faktor,
diantaranya adalah angin, gelombang, arus, kondisi geografis, jumlah dan ukuran
kapal yang akan menggunakan pelabuhan, dan penggunaan kapal tunda untuk
membantu gerak kapal. Pembangunan pelabuhan di perairan yang terlindung secara
alami dapat mengurangi biaya pembangunannya karena tidak memerlukan
pemecah gelombang yang sangat mahal.
2.6 Mulut Pelabuhan
Tata letak mulut pelabuhan ditentukan berdasarkan kemudahan pelayaran,
ketenangan perairan terhadap gangguan gelombang dan pengaruh sedimentasi.
Untuk itu kemudahan pelayaran, lebar alur dibuat menghadap langsung ke laut dan
cukup lebar serta arah angin dan gelombang dominan tidak mengenai sisi samping
kapal
BAB III

ANGIN, PASANG SURUT DAN GELOMBANG

3.1 Pendahuluan

Perencanaan pelabuhan harus mempertimbangkan 3 faktor yakni angin,


pasang surut dan gelombang. Angin dapat menimbulkan tekanan pada kapal dan
bangunan pelabuhan. Pasang surut adalah penting di dalam menentukan dimensi
bangunan pelabuhan seperti pemecah gelombang, dermaga, pelampung penambat,
kedalaman alur pelayaran dan perairan pelabuhan dan sebagainya. Gelombang yang
menyerang bangunan pantai akan menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada
bangunan tersebut. .

3.2 Angin

Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi disebut
angin. Gerakan udara ini disebut atmosfer. Perubahan temperatur di atmosfer
disebabkan oleh perbedaan penyerapan panas oleh tanah dan air, atau perbedaan
panas di gunung dan lembah, atau perubahan yang disebabkan oleh siang dan
malam, atau perbedaan suhu pada belahan bumi bagian utara dan selatan karena
adanya perbedaan musim dingin dan panas.

Tekanan udara di daratana asia adalah yang lebih tinggi dari daratan
Australia, sehingga angin berhembus dari asia menuju Australia. Tekanan udara di
belahan bumi utara lebih tinggi dari belahan bumi selatan sehingga angin di
Samudra pasifik yang basah berhembus dari timur laut, dan karena perputaran
bumi, di khatulistiwa dibelokkan menjadi dari arah laut. Di Indonesia angin tersebut
dinamakan angin musim barat.

3.3 Pasang Surut

Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena
adannya gaya Tarik benda- benda di langi. Terutama matahari dan bulan terhadap
masa air laut di bumi. Pengaruh gaya Tarik bulan terhadap bumi lebih besar
daripada pengaruh gaya Tarik matahari. Pengetahuan tentang pasang surut adalah
hal penting di dalam perencanaan pelabuhan. Elevasi muka air tertinggi (pasang)
dan terendah (surut) sangat penting untuk merencanakan bangunan bagunan
pelabuhan.

3.3.1 Kurva Pasang Surut


Tinggi pasang surut adalah jarak vertical antara air tertinggi (puncak
air pasang) dan air terendah (lembah air surut) yang berturutan. Periode
pasang surut adalah waktu yang diperlukan dari posisi muka air pada muka
air rerata ke posisi yang sama berikutnya. Periode pasang surut bisa 12 jam
25 menit atau 24 jam 50 menit, yang tergantung pada tipe pasang surut
3.3.2 Pembangkitan Pasang Surut
Gaya- gaya pembangkit pasang surut ditimbulkan oleh gaya menarik
antara bumi, bulan dan matahari. Penjelasan terjadinnya pasang surut
dilakukan hanya dengan memandang suatu system bumi -bulan; sedang
untuk system bumi-matahari penjelasannya adalah identic. Dianggap bahwa
permukaan bumi, yang apabila tanpa pengaruh gaya Tarik bulan, tertutup
secara merata oleh laut (bentuk air adalah bundar)
3.3.3 Beberapa tipe pasang surut
Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Di suatu daerah
dalam satu hari dapat terjadi satu kali atau dua kali pasang surut. Secara
umum pasang surut di berbagai daerah dapat dibedakan menjadi 4 tpe yaitu
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali surut dengan
tinggi yang hamper sama dan pasang surut terjadi secara berurutan.
Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut. Periode
pasang surut 24 jam 50 menit. Pasang surut tipe ini terjadi di perairan
selat karimata
3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing
semidiurnal)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi
tinggi periodennya berbeda
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide
prevailing diurnal)
3.3.4 Pasang surut purnama dan perbani
Dengan adannya gaya Tarik bulan dan matahari maka lapisan air yang
semula berbentuk bola berubah menjadi elips. Karena perbedaan bumi dan
bulan pada orbitnya, maka posisi bumi-bulan-matahari selalu berubah setiap
saat.
Dalam hal ini terjadi pasang surut purnama (pasang besar, spring
tide), dimana tinggi pasang surut sangat besar dibandingkan pada hari hari
yang lain. Sedangkan pada sekitar tanggal 7 dan 21 (seperempat dan tiga
perempat revolusi bulan terhadap bumi) di mana bulan dan matahari
membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka gaya Tarik bulan terhadap
bumi saling mengurangi. Dalam hal ini terjadi pasang surut perbani (pasang
kecil, neal tide) di mana pasang surut kecil dibandingkan dengan hari-hari
lain.
3.3.5 Beberapa definisi elevasi muka air
1. Muka air tinggi (high water level), muka air tertinggi, muka air
tertinggi yang dicapai pada saat air pasang dalam satu siklus pasang
surut.
2. Muka air rendah (low water level), kedudukan air terendah yang
dicapai pada saat air surut dalam satu siklus pasang surut.
3. Muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL), rerata dari
muka air tinggi selama periode 19 tahun.
4. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL), rerata dari
muka air rendah selama 19 tahun.
5. Muka air rerata (mean sea level, MSL), muka air rerata antara muka
air tinggi rerata dan muka air rendah rerata.
6. Muka air tinggi tertinggi (higset high water level, HLWL) adalah air
tertinggi pada saat pasang surut pernama atau bulan mati
7. Air rendah terendah (lowest low water level, LLWL), air terendah
pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.
8. Higher high water level, adalah air tertinggi dari dua air tinggi dalam
satu hari, seperti dalam pasang surut tipe campuran.
9. Lower water level, adalah air terendah dari dua air rendah dalam satu
hari.
Beberapa definisi muka air tersebut banyak digunakan dalam
perencanaan bangunan pelabuhan, misalnya MHWL atau HHWL,
digunakan untuk menentukan elevasi puncak pemecah gelombang,
dermaga, Panjang rantai pelampung penambat, dan sebagainya.
Sedang LLWL diperlukan untuk menentukan kedalaman alur
pelayaran dan kolam pelabuhan.
3.3.6 Elevasi muka air rencana
Di dalam perencanaan pelabuhan diperlukan data pengamatan pasang
surut minimal selama 15 hari yang digunakan untuk menentukan elevasi
muka air rencana. Dengan pengamatan selama 15 hari tersebut tercakup satu
siklus pasang surut yang meliputi pasang purnama dan perbani. Pengamatan
lebih lama (30 hari atau lebih) akan memberikan data yang lebih lengkap.
3.4 Gelombang

Gelombang merupakan faktor penting dalam perencanaan pelabuhan.


Gelombang di laut bisa dibangkitkan oleh angin (gelombang angin). Gaya Tarik
matahari dan bulan (pasang surut, letusan gunung berapi atau gempa di laut, kapal
yang bergerak, dan sebagainnya..

Gelombang digunakan untuk merencanakan bangunan-bangunan pelabuhan


seperti pemecah gelombang, studi ketenangan di pelabuhan dan fasilitas-fasilitas
pelabuhan lainnya. Gelombang tersebut akan menimbulkan gaya-gaya yang bekerja
pada bangunan pelabuhan.

3.4.1 Teori gelombang Airy


Beberapa notasi yang digunakan pada teori gelombang airy :
d : jarak antar muka air rerata dan dasar laut
n (x,t) : fluktuasi muka air terhadap muka air diam
a : amplitude gelombang
H : tinggi gelombang = 2a
L : panjang gelombang
T : periode gelombang, interval waktu yang diperluka oleh
partikel air untuk kembali pada kedudukan yang sama
dengan kedudukan sebelumnya
C : kecepatan rambat gelombang = L/T
K : angka gelombang 2π/L
σ : frekuensi gelombang 2π/T
Posisi partikel setiap setiap saat selama gerak orbit tersebut
diberikan oleh koordinat horizontal dan vertikal terhadap pusat orbit.
Komponen kecepatan vertikal pada setiap saat adalah u dan v dan
elevasi muka air terhadap muka air diam (sumbu x) di setiap titik
adalah ղ.
3.4.2 Refraksi gelombang
Refrensi terjadi karena adanya pengaruh perubahan kedalam
laut. Di daerah di amana kedalaman air lebih besar dari setengah
panjang gelombang, yaitu di laut dalam, gelombang menjalar tanpa
dipengaruhi dasar laut. Tetapi di laut transisi dan dangkal, dasar laut
mempengaruhi gelombang.
Proses refraksi gelombang adalah sama dengan refraksi
cahaya yang terjadi karena cahaya melintasi dua media perantara
berbeda. Dengan kesamaan tersebut maka pemakaian hokum Snell
pada optic dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah refraksi
gelombang yang disebabkan karena perubahan kedalaman.
3.4.3 Difraksi gelombang
Apabila gelombang datang terhalang oleh suatu rintangan
seperti pemecah gelombang atau pulau, maka gelombang tersebut
akan membelok di sekitar ujung rintangan dan masuk di daerah
terlindung di belakangnya. Transfer energi ke daerah terlindung
menyebabkan terbentuknya gelombang di daerah tersebut, meskipun
tidak sebesar gelombang di luar daerah terlindung. Garis puncak
gelombang di belakang rintangan mempunyai bentuk busur
lingkaran. Dianggap bahwa kedalaman air adalah konstan. Apabila
tidak maka selain difraksi juga terjadi refraksi gelombang berkurang
di sepanjang puncak gelombang di daerah terlindung. Difraksi
gelombang ini sangat penting di dalam perencanaan pelabuhan dan
pemecah gelombang sebagai pelindung.
3.4.4 Hitungan Difraksi Gelombang
Pada rintangan ( pemecahan gelombang ) tunggal, tinggi
gelombang di suatu daerah terlindung terganung pada jarak titik
tersebut terhadap ujung rintangan r, sudut antara rintangan dan garis
yang menghubungkan titik tersebut dengan unjung rintang. Karena
penyelesiannya adalah simetris maka hanya digambar setengah
bagiannya. Sehingga teori difraksi untuk pemecah gelombang tunggal
dapat digunakan untuk kedua sisi. Dalam grafik grafik- grafik tersebut
sumbu absis dan ordinat serta lebar celh dinyatakan dalam besaran tak
berdimensi yaitu x/L,dan B/L.
3.4.5 Gelombang laut dalam ekivalen
Analisisi transformasi gelombang sering di dilakukan
dengan konsep ekivalen. Pemakaian gelombang in bertujuan untuk
menetapkan tinggi gelombang yang mengalami refraksi, difraksi dan
transformasi lainnya, sehingga perkiraan transformasi dan deformasi
gelombang dapat dilakukan dengan lebih mudah.
3.4.6 Refleksi gelombang
Gelombang yang mengenai suatu bangunan akan
dipantulkan sebagai atau selruhnya, refleksi gelombang di dalam
pelabuhan akan menyebabkan ketidak- tenangan di dalam di dalam
perairan pelabuhan.
Tinggi gelobang di kolampelabuhan harus cukup kecil
sehingga tidak mengganggu kapal yang sedang melakukan bongkar
muat barang. Untuk itu, bangunan pelabuhan dipilih sedemikian rupa
sehingga gelombang berdiri yang terjadi kolam pelabuhan tidak besar,
yaitu dengan memilih material yang mempunyai koefisien refleksi
kecil.
3.4.7 Gelombang Pecah
Jika gelombang menjalar dari tempat yang dalam menuju ke
tempat yang makin lama makin dangkal, pada suatu lokasi tertentu
gelombang tersebut akan pecah. Kondisi gelombang pecah tergantung
pada kemiringan dasar pantai dan kecuraman gelombang.
Gelombang pecah dapat dibedakan menjadi spilling,
plunging dan surging yang tergantung pada cara pecahnya. Spilling
biasanya terjadi apabila gelombang dengan kemiringan kecil menuju
pantai yang sangat datar (kemiringan kecil). Gelombang pecah tipe
plunging terjadi apabila kemiringan gelombang dan dasar laut besar
sehingga gelombang pecah dengan puncak gelombang massa air pada
puncak akan terjun ke depan.
3.4.8 Gelombang Alam
Untuk keperluan perencanaan bangunan- bangunan pantai
perlu dipilih tinggi dan periode gelombang tunggal yang dapat
mewakili suatu spektrum gelombang, yang disebut dengan gelombang
representatif. Apabila tinggi gelombang dari suatu pencatatan
diurutkan dari nilai tertinggi ke rendah dan sebaliknya, maka akan
ditentukan Hn yang merupakan reratan n persen gelombang tertinggi.
Apabila data tinggi gelombang dari pencatatan gelombang diplot
terhadap probabilitas kejadiannya, maka akan terlihat bahwa
probabilitas kejadian p(Hi), akan mengikuti Rayleigh.
Berdasarkan distribusi Rayleigh ini akan didapat hubungan
antara tinggi gelombang rerata dari n% gelombang tertinggi dan tinggi
gelombang signifikan.
3.4.9 Pembangkitan Gelombang
Angin yang berhembus di atas permukaan air yang semula
tenang, akan menyebabkan gangguan pada permukaan pada
permukaan tersebut, dengan timbulnya riak gelombang kecil di atas
permukaan air. Apabila kecepatan angin bertambah, riak tersebut
menjadi semakin besar. Dan apabila angin berhembus terus akhirnya
akan membentuk gelombang. Semakin lama semakin kuat angin
berhembus, semakin besar gelombang yang terbentuk tinggi dan
perioda gelombang yang dibangkitkan semakin besar gelombang yang
terbentuk tinggi dan periode gelombang yang dibangkitkan
dipengaruhi oleh kecepatan angin U, lama hembus angin D, dan fetch
F yaitu panjang permukaan laut pada mana angin berhembus.
Di dalam peramalan gelombang, perlu diketahui beberapa
parameter berikut ini.
1. Kecepatan rerata angin U di permukaan air
2. Arah angin
3. Panjang daerah pembangkitan gelombang di mana angin
mempunyai kecepatan dan arah konstan (fetch)
4. Lama hembusan angin pada fecth
3.4.10 Pemilihan gelombang rencana
Bangunan pelabuhan harus direncanakan untuk mampu
menahan gaya- gaya yang bekerja padanya. Hitung stabilitas
bangunan biasanya didasarkan pada kondisi ekstrim, di mana dengan
kondisi tersebut bangunan harus tetap aman. Biasanya kondisi yang
diperhitungkan tersebut adalah termasuk gelombang dengan perode
kejadian tertentu, misalnya gelombang dengan masa ulang 50 atau
100 tahunan.
Untuk menghitung gaya gaya gelombang maksimum yang
berkerja pada bangunan atau berat batu pelindung pemecah
gelombang diperlukan pemilihan tinggi dan periode gelombang
rencana yang dapat mempresentasikan spektrum gelombang selama
kejadian ekstrim. Pemilihan tinggi gelombang rencana tergantung
pada kondisi lokasi bangunan, metoda pelaksanaan, bahan bangunan
yang digunakan dan data data lain yang tersedia.
3.4.11 Transpor sedimen pantai
Gelombang yang pecah dengan membentuk sudut terhadap
garis pantai dapat menimbulkan arus sepanjang pantai. Arus ini terjadi
di daerah antara gelombang pecah dan garis pantai. Variable
terpenting di dalam menentukan kecepatan arus sepanjang pantai
adalah sudut dating gelombang pecah ( sudut antara ouncak
gelombang pecah dan garis pantai), dan tinggi gelombang pecah.
Transport sidemen pantai ini terbentang dari garis pantai dapat
diklasifikasikan menjadi transport menuju dan meninggalkan panti.
Transport sidemen sapanjang pantai banyak menyebabkan
permasalahan di dalam pencegahan sedimentasi di pelabuhan dan
erosi pantai. Oleh karena itu prediksi tranpor sedimen sepanjang
pantai untuk berbagai kondisi adalah sangat penting. Transport
sedimen sepanjang pantai dapat dihitung dengan dengan
menggunakan rumus empiris, yang dikembangakan berdasar data
pengukuran model dan prototip pada pantai berpasir, dan merupakan
hubungan antara tranfor sidemen dan konponen fluks energi
gelombang sepanjang pantai dalam bentuk (US Army, 2002)
3.4.12 Pengaruh pembangunan pelabuhan terhadap pantai di
sekitarnya
Pembangunan pelabuhan di pantai terbuka dilakukan dengan
membuat pemecah gelombang yang menjorok dari pantai kearah laut.
Bangunan tersebut menyebabkan terhalangnya transport sedimen
sepanjang pantai. Akibatnya sedimen (pasir) yang bergerak dari
sebelah kiri akan terhalang oleh pemecah gelombang, sehingga
pengendapan akan terjadi di daerah tersebut. Pada daerah di sebelah
kanan pelabuhan, gelombang yang datang membentuk sudut terhadap
garis pantai yang menyebabkan terjadinya arus sepanjang pantai. Arus
tersebut dapat mengankut sedimen.

Anda mungkin juga menyukai