Anda di halaman 1dari 6

Nama : Annisa Kusuma Esa Putri

NIM : 1908651

Kelas : Pendidikan Ekonomi 4B

Mata Kuliah : Teori Makro Ekonomi.

Pengertian Ontologi

Menurut bentuk yang paling abstrak, ontologi adalah studi tentang keberadaan dan karakteristik
esensial dari keberadaan. Ontologi adalah salah satu cabang dari filsafat yang menggunakan
makna terluas untuk mempelajari proses dan struktur realitas.Kategorinya meliputi: wujud atau
wujud aktual atau potensial, wujud atau wujud nyata, esensi atau wujud sempurna, Waktu dan
ruang, perubahan, dll. di. Ontologi adalah cabang dari filsafat, itu mutlak, abadi, bentuknya
sempurna dan keberadaan segala sesuatu yang mutlak bergantung padanya. Cabang filsafat yang
mempelajari keadaan realitas, apakah itu benar atau salah, apakah pemikiran itu benar atau
benar.

ontologi adalah cabang filsafat ilmu yang mencoba mencermati hakikat keilmuan. Membahas
ilmu dari dasar keilmuan itu ada, bentuk ilmu, wajah ilmu, dan bandingan-bandingan ilmu
dengan yang lain akan menuntut manusia berfikir ontologisme.

Sejarah Singkat Ontologi

Ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M yang menamai
teori tentang hakikat yang ada bersifat metafisis. Dalam perkembangannya, Christian Wolff
(1679 – 1754 M) membagi metafisika menjadi dua, yaitu metafisika umum dan metafisika
khusus. Metafisika umum dimaksudkan sebagai istilah lain dari ontologi. Sedang metafisika
khusus masih dibagi lagi menjadi kosmologi, psikologi dan teologi. Objek penelitian ontologi
adalah inti dari semua realitas. Sebagai salah satu cabang ilmu filsafat, ontologi banyak
melahirkan aliran ontologi. Setiap aliran ontologi biasanya mempunyai gagasan pokok yang
saling mendukung dan melengkapi. Objek tersebut telah melahirkan gagasan (opini) / mazhab
pemikiran dalam penelitian ontologi, antara lain: monisme, dualisme, pluralisme, nihilisme dan
agnostisisme. untuk menetapkan ide-ide para filsuf ilmiah untuk memahami hakikat sains. Anda
dapat meninjau sains dan menemukan esensi dari tiga aspek.

Atas dasar ketiga mazhab tersebut, ontologi selalu memiliki ciri khusus. Setiap genre
memberikan gambaran yang luas tentang suatu cabang ilmu. Fitur terpenting yang berkaitan
dengan ontologi meliputi: Pertama, makhluk, yang maknanya dibahas sebagai makhluk ilmiah.
Kedua, realitas atau realitas, yaitu suatu fenomena yang didukung oleh data yang valid. Ketiga,
keberadaan (keberadaan), keadaan sebenarnya dari suatu fenomena, pada dasarnya terlihat dari
tak terlihat. Keempat, esensi, inilah kaidah atau landasan ilmiah dari ilmu yang tertanam.
Kelima, Substansi, yang artinya membahas tentang isi dan makna ilmu-ilmu kehidupan manusia.
Keenam, perubahan berarti bahwa pengetahuan itu mengalir, berubah sepanjang waktu, menuju
kesempurnaan. Ketujuh, tunggal (satu) dan jamak (banyak), ada dua jenis keadaan yang
merepresentasikan pengetahuan dan fenomena. Ontologi akan mengungkapkan apa, benda,
benda dan fenomena apa yang ada.

Aliran Ontologi

1. Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu
saja, tidak mungkin dua, baik yang asal berupa materi ataupun rohani.. dibagi menjadi 2
ialah ;
a. Materialisme
Aliran materialisme ini mengasumsikan bahwa sumber aslinya adalah materi, bukan
roh. Aliran pemikiran ini didirikan oleh Thales (624-546 SM), bapak filsafat. Ia percaya
bahwa air yang sebenarnya adalah air karena sangat penting bagi kehidupan. Aliran ini
sering disebut sebagai naturalisme. Menurutnya benda mati adalah fakta dan satu-
satunya fakta. Hanya materi / alam, jiwa / roh tidak sendiri.
Anaximander (585-525 SM). Ia percaya bahwa unsur aslinya adalah udara, karena itu
adalah sumber segala kehidupan. Dari segi ukuran, definisi biasanya terkait dengan
atomisme. Menurutnya, semua materi tersusun dari banyak materi yang disebut unsur.
Elemen-elemen ini bersifat permanen dan tidak bisa dihancurkan. Bagian terkecilnya
disebut atom. Demokritos (460-370 SM). Ia percaya bahwa sifat alam adalah atom yang
tak terhitung jumlahnya, sangat halus. Atom-atom ini adalah asal mula peristiwa alam.
b. Idealisme
Idealisme diambil dari kata "pikiran" dalam jiwa [Amsal Bakhtiar, 2007: 138].
Prosesnya mengasumsikan bahwa pasti ada sesuatu yang magis di balik realitas fisik.
Untuk proses ini, sebenarnya ia tertinggal dari fisika. Bagi sekolah ini pemikiran
semacam ini bersifat material, hanya bisa dianggap bayangan, sementara, dan selalu
menipu. Keberadaan benda fisik akan musnah dan tidak akan pernah mengarah pada
kebenaran sejati. Dalam perkembangannya, teori pemikiran Plato (428-348 SM)
menemukan proses ini. Menurutnya, segala isinya harus ada ide, ide universal tentang
segala hal. Hakikat sejati yang menempati ruang ini hanyalah cerminan dari ruang
lingkup pemikiran. Oleh karena itu, inilah inti dari hal-hal tertentu, termasuk
Aristoteles, George Barkley, Emmanuel Kant, Fichte, Hegel, dan Schilling.Dualisme.
2. Dualisme
Aliran seperti ini meyakini bahwa materi mengandung dua esensi sebagai sumber, yaitu
esensi material dan esensi spiritual, material dan spirit, serta tubuh dan spirit. Masing-
masing dari dua esensi ini adalah kebebasan dan kebebasan abadi dan abadi. Hubungan
antara keduanya menciptakan kehidupan di bidang ini. Perwakilan dari pemahaman ini
adalah Descartes (Descartes (1596-1650 AD)), yang dianggap bapak filsafat modern. Dia
menamai dua dunia kesadaran (dunia spiritual) dan dunia luar angkasa (dunia material). Ini
tercantum dalam bukunya Discours de la Method (1637) dan Meditations de Prima
Philosophia (1641). Dia juga menjelaskan metodenya dalam buku ini, yang disebut Cogito
Descartes (Metode Cartesian / Descartes Tersangka). Selain Descartes, ada Benedictus de
Spinoza (1632-1677 M) dan Gitifried Wilhelm von Leibniz (1646-1716 M).
3. Pluralisme
Pemahaman ini menunjukkan bahwa segala bentuk adalah kenyataan. Apalagi pemahaman
ini menunjukkan bahwa fakta alam terdiri dari banyak unsur. Di zaman Yunani kuno, tokoh
yang ada di sekolah ini adalah Anaxagoras dan Empedocles, konon keberadaan materi
terdiri dari 4 unsur yaitu bumi, air, api dan udara. Jenis tokoh modern ini adalah William
James (1842-1910 M), seorang psikolog dan filsuf Amerika. James menunjukkan dalam
bukunya "The Meaning of Truth" bahwa selain mengetahui alasan, tidak ada kebenaran yang
diakui secara mutlak, itu permanen dan independen. Kami dulu mengira ini benar, dan kami
dapat memodifikasi / mengubahnya melalui pengalaman berikutnya.
4. Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa Latin dan tidak ada artinya. Teori nihilisme sudah ada sejak
zaman Yunani kuno, tokoh ini disebut Gorgias (483-360 SM), ia mengemukakan tiga
proposisi tentang realitas: Pertama, tidak ada yang ada. Kedua, apakah ada sesuatu yang
tidak diketahui. Ketiga, meskipun kita tahu kebenarannya, kita tidak bisa memberi tahu
orang lain. Tokoh modern tersebut termasuk Ivan Tenenev (1862) dari Rusia dan Nietzsche
(1844-1900), yang percaya bahwa dunia terbuka untuk kebebasan dan kreativitas manusia.
Ia lahir di keluarga seorang pendeta di Rocken, Prusia.
5. Agnotisisme
Pemahaman ini menyangkal kemampuan manusia untuk memahami hakikat benda. Sifat
materi dan roh. Kata agnostisisme berasal dari kata Yunani Agnostos, yang artinya tidak
diketahui. Tidak berarti, Nono tahu. Alasan tren ini adalah bahwa orang tidak dapat
memahami dan secara spesifik menjelaskan keberadaan realitas independen yang dapat kita
kenali.

Aspek Ontologi

Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara:

1. Metodis, menggunakan cara ilmiah


2. Sistematis, saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan
3. Koheren, unsur-unsurnya harus bertautan, tidak boleh mengandung uraian yang
bertentangan
4. Rasional, harus berdasar pada kaidah berfikir yang benar (logis)
5. Komprehensif, melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang, melainkan secara
multidimensional atau secara keseluruhan (holistik)
6. Radikal, diuraikan sampai akar persoalannya, atau esensinya
7. Universal, muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku di mana saja.

Hubungan Antara Ontologi dengan Ekonomi

Samuelson (2004) menjelaskan bahwa ilmu ekonomi memang berkaitan dan sangat berdekatan
dengan ilmu-ilmu sosial seperti ilmu politik, psikologi, sejarah, dan antropologi adalah ilmu-ilmu
sosial yang sering bertumpang tindih denganapa yang dipelajari oleh ilmu ekonomi.
Ontologi ilmu ekonomi berkaitan dengan objek yang dipelajari atau tujuan ilmu pengetahuan dan
bentuk objek yang sebenarnya. Secara ontologis, tujuan ekonomi adalah untuk memenuhi
hubungan antara kebutuhan material masyarakat. sedangkan, pemenuhan kebutuhan spiritual
tidak termasuk dalam bidang ekonomi. Misalnya aspek ontologis ekonomi adalah barang dan
jasa. Inti dari ilmu ekonomi adalah upaya manusia untuk memenuhi tuntutan yang tidak terbatas
dalam sumber daya ekonomi yang jumlahnya terbatas. Ilmu ekonomi banyak terdapat, namun
dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro. Analisis
ekonomi mikro bertujuan untuk mengalokasikan faktor-faktor produksi untuk mencapai
kombinasi yang tepat, sedangkan ekonomi makro bertujuan untuk menganalisis dampak kegiatan
ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan (Joesron dan Fathorrozi, 2003: 1-2).

Dalam konteks ilmu filsafat, ilmu ekonomi merupakan bagian dari ilmu sosial.Seperti yang
dikatakan oleh Paul A. Samuelson merupakan ilmu yang beruntung (mujur) karena dapat
langsung diterapkan pada kebijakan publik, sehingga dapat langsung diterapkan dalam
kehidupan nyata. . . Sebagai ilmu sosial, ilmu ekonomi tidak lepas dari penelitian filosofis yang
didasarkan pada tiga aspek yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Semua pengetahuan, baik
itu sains, seni atau pengetahuan apa pun, pada dasarnya memiliki tiga landasan ini. Perbedaannya
terletak pada perwujudannya dan tingkat perkembangan serta penerapan ketiga aspek yayasan
tersebut.
References
Gustari, V. (2015). ASPEK ONTOLOGIDALAM FILSAFAT EKONOMI. 1-17. Retrieved
Februari 14, 2021, from
academia.edu/18551895/Aspek_Ontologi_Dalam_Filsafat_Ekonomi

KURNIAWAN, M. D., & SUWIRTA, A. (2015, September). Ontologi, Epistemologi, dan


Aksiologi Ilmu Sejarah. Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, 3(2). Retrieved
Februari 14, 2021, from http://eprints.umsida.ac.id/568/1/ontologi%20pendidikan.pdf

Putra, M. U., & Dilham, A. (2026, April). ONTOLOGI DALAM ESENSI ILMU EKONOMI
DAN. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil , 6(1), 13-22. Retrieved Februari 14, 2021, from
https://media.neliti.com/media/publications/142330-ID-ontologi-dalam-esensi-ilmu-
ekonomi-dan-s.pdf

Suminar, T. (2019). TINJAUAN FILSAFATI (ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN


AKSIOLOGI MANAJEMEN PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI SIBERNETIK.
13(2), 1-16. doi:https://doi.org/10.15294/edukasi.v13i2.961

Wikipedia. (n.d.). Ontologi. Retrieved from https://id.wikipedia.org/wiki/Ontologi

Anda mungkin juga menyukai