Annisa Kusuma Esa Putri - 1908651 - Strategi Pembelajaran Ekonomi - 20-11-2020

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Nama : Annisa Kusuma Esa Putri

NIM : 1908651

Kelas : Pendidikan Ekonomi 3B

Dosen Pengampu : Susanti Kurniawati, M.Si.

PERTANYAAN TERSTRUKTUR

MATERI PEMBELAJARAN BERORIENTASI SISWA

1. Apa landasaan filsafat dan landasan psikologis pembelajaran berorientasi siswa ?


2. Apa pengertian pembelajaran berorientasi siswa ?
3. Bagaimana peran guru dalam pembelajaran berorientasi siswa ?
4. Apa tujuan dilakukannya pembelajaran berorientasi siswa ?
5. Apa saja bentuk keterlibatan peserta didik saat perencaanaan dalam pembelajaran
berorientasi siswa ?
6. Apa saja bentuk keterlibatan peserta didik pada proses pembelajaran ?
7. Apa saja bentuk keterlibatan peserta didik pada evaluasi pembelajaran ?
8. Apa saja metode pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran berorientasi siswa ?
9. Hal apa saja yang mendukung keberhasilan pembelajaran berorientasi siswa ?
10. Bagaimana pengaruh pembelajaran berorientasi siswa terhadap efektivitas pembelajaran
berdasarkan penelitian sebelumnya ? Jawaban di dasarkan pada jurnal
Jawaban

1. Landasaan filsafat dan landasan psikologis pembelajaran berorientasi siswa yaitu :


a. Landasan filsafat
Pembelajaranberorientasi aktivitas siswa dilandasi oleh filsafat pendidikan
progresivisme.
“filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini
mungkin tidak benar di masa mendatang. Karenanya cara terbaik mempersiapkan
para siswa untuk masa depanyang tidak diketahui adalah membekali mereka dengan
strategi pemecahan masalah yang memungkinkan mereka mengatasi tantangan –
tantangan baru dalam kehidupan dan untuk menemukan kebenaran – kebenaran yang
relevan pada saat ini.”
Alas an filsafat progresivisme menjadi landasan pembelajaran berorientasi pada
aktivitas siswa yaitu karena Pendidikan dipandangnya sebagai proses pembelajaran
yang harus memerhatikan interest dan minat – minat siswa secara
keseluruhan.belajar merupakan aktivitas siswa baik pada ranah kognitif, efektif dan
psikomotor, sehingga memberikan kemampuan berfikir rasional dan cerdas dalam
menghadapi masalah dan perubahan dalam kehidupan.
b. Landasan psikologis
Pendidikan pada dasarnya didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa
yang berlangsung dalam situasi yang kondusif untuk pelaksanaan pendidikan.
Interaksi pendidikan sangat dipengaruhi oleh kondisi dan latar belakang siswa dan
guru. Oleh karena itu, jelaslah bahwa dalam pendidikan dibutuhkan pemahaman
secara menyeluruh terhadap kondisi siswa. Sehingga proses pembelajaran dilakukan
pada siswa sesuai dengan tingkat perkembangan, kemampuan dan kebutuhan siswa.
Atas dasar hal tersebut maka sudah jelas bahwa dalam pross pendidikan dibutuhkan
pemahaman psikologi sebagai landasan pelaksanaan pendidikan.
2. Pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa merupakan kegiatan yang mutlak
dilakukan oleh seorang guru agar pembelajaran tersebut dapat mengaktifkan siswa.
Sehingga, pembelajaran berlangsung secara optimal.
Strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa berarti suatu perencanaan
yang  berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu dengan menggunakan pendekatan pada kegiatan atau aktivitas siswa. Dalam
standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya,
sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain,
pembelajaran ditekankan atau berorientasi aktivitas siswa (PBAS)
3. Dalam strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa guru tidak berperan
sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada
siswa, akan tetapi guru berperan sebagai penunjuk dan fasilitator dalam memanfaatkan
sumber belajar. Yang lebih penting lagi bahwa peran guru adalah memfasilitasi agar
siswa belajar.
4. Strategi pembelajaran yang berorientasi  bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran agar lebih bermakna. Melalui pembelajaran yang berorientasi pada
aktivitas siswa ini siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah informasi, tetapi
juga bagaimana memanfaatkan informasi itu untuk kehidupannya.
5. Bentuk keterlibatan peserta didik saat perencaanaan dalam pembelajaran berorientasi
siswa sebagai standar untuk pembuatan perencanaan dalam pembelajaran berorientasi
siswa dikarenakan guru harus lebih dahulu tau apa standar yang nanti akan ditetapkan
dalam proses pembelajaran.
6. keterlibatan peserta didik pada proses pembelajaran yaitu aktif selama proses
pembelajaran berlangsung seperti aktif dalam bertanya, menjawab, kerja kelompok dan
juga mengerjakan tugas yang diberikan guru.
7. keterlibatan peserta didik pada evaluasi pembelajaran sebagai yang media penerapan dari
hasil evaluasi yang sebelumnya telah di uji terlebih dahulu oleh guru untuk mengetahui
tingkat pengetahuan siswanya.
8. Metode pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran berorientasi siswa yaitu
a. Metode diskusi
b. Meotde demonstrasi
c. Metode ceramah
d. Metode ceramah plus
9. Hal yang mendukung keberhasilan pembelajaran berorientasi siswa seperti
a. Guru
b. Sarana belajar
c. Lingkungan belajar
10. Berdasarkan jurnal penelitian pengaruh kadar pembelajaran berorientasi aktivitas siswa
(PBAS) terhadap hasil belajar mata kuliah praktikum penginderaan jauh”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk aktivitas yang dilakukan mahasiswa
dalam Praktikum Penginderaan Jauh adalah aktivitas mental (19%), melihat (15%), lisan
(14%), menggambar (13%), emosional (13%), menulis (12%), mendengar (8%), dan
metric (6%). Adapun kadar PBAS dalam Praktikum Penginderaan Jauh tergolong tinggi,
terbukti dari persentase kadar PBAS secara umum yaitu kategori tinggi 47%, kategori
sedang 37% dan rendah hanya 16%. Besar pengaruh kadar PBAS terhadap hasil belajar
Mata Kuliah Praktikum Penginderaan Jauh dinyatakan dalam persamaan berikut ini :
Y=75,42408+0,09898X sehingga diperoleh koefisien regresi sebesar 0,099. Sedangkan
besar hubungan keduanya adalah 6%. Angka ini diperoleh dari angka koefisien korelasi
0.239322 dikuadratkan menjadi angka determinasi yaitu 0.057275 kemudian
dipersentasekan sehingga menghasilkan 5,7 yang dibulatkan menjadi 6%. Tidak ada
pengaruh yang signifikan antara Kadar PBAS dengan hasil belajar Mata Kuliah
Praktikum Penginderaan Jauh karena r hitung < r table sehingga hipotesis ditolak.
Padahal kadar PBAS dalam Praktikum Penginderaan Jauh cukup tinggi dan hasil belajar
sebagian besar mahasiswa tergolong baik
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut :
a. Bentuk aktivitas yang dilakukan mahasiswa dalam Praktikum Penginderaan Jauh
secara dari yang paling banyak dilakukan adalah aktivitas mental (19%), melihat
(15%), lisan (14%), menggambar (13%), emosional (13%), menulis (12%),
mendengar (8%), dan metrik (6%).
b. Kadar PBAS dalam Praktikum Penginderaan Jauh tergolong tinggi, terbukti dari
porsentase kadar PBAS secara umum yaitu kategori tinggi sebanyak 47%, kategori
sedang 37% dan rendah hanya 16%.
c. Tidak ada pengaruh yang signifikan dari Kadar PBAS terhadap hasil belajar pada
Praktikum Penginderaan Jauh pada mahasiswa Pendidikan Geografi FIS UNNES
semester II Tahun Akademik 2008/2009

Anda mungkin juga menyukai