DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
MEGAWATI ( PO.71.3.221.19.1.026)
2020/2021
A. Dasar Teori
Logam berat adalah elemen kimiawu metalik, memiliki bobot atom dan bobot jenis yang
tinggi dan bersifat racun bagi makhluk hidup (BSN,2009). Logam berat Hg,Pb,Cd,Cu dan Zn
banyak digunkan dalam kegiatan perindustrian seperti pabrik tekstil,cair,farmasi dan kimia,
pestisida,deterjen,percetakan,alat-alat berat,penyamakan kulit dan lainnya.
1. Merkuri
Merkuri merupakan logam cair berwarna putih keperakan, mengkilat dan tidak berbau.
Merkuri merupakan salah satu logam berat yang berbahaya dan dapat tejadi secara alamiah di
lingkungan, sebagai hasil dari perombakan mineral di alam melalui proses cuaca/iklim, dari
angina dan air. Senyawa merkuri dapat ditemukan di udara, tanah, dan air dekat tempat kotor dan
berbahaya. Merkuri biasanya ditemukan pada ikan laut atau kerang secara alamiah ±0,1 mg/kg.
Dapat masuk ke manusia melalui uap ataupun melalui konsumsi makanan tercemar merkuri.
Merkuri masuk kedalam tubuh melalui paru-paru dalam bentuk uap atau debu yang
dihirup. Merkuri yang terinhalasi akan di absorbsi oleh tubuh dan masuk kedalam darah sehingga
dapat mengakibatkan kemunduran fungsi otak, gangguan pernapasan dan paru-paru. Merkuri
yang tertelan akan mengakibatkan kerusakan pada saluran pencernaan, ginjal dan hati.
Sedangkan kontak langsung dengan merkuri dapat menyebabkan iritasi atu gangguan dematis
yang serius.
Perlu diketahui bahwa semua senyawa merkuri adalah racun bagi tubuh apabila beada dalam
jumlah yang cukup dan Hingga saat ini belum ditemukan cara yang efektif untuk mengatasi
kerusakan fungi tubuh yang rusak akibat merkuri. Merkuri dapat menghalangi kerja enzim dan
merusak membrane sel serta dapat merusak System syaraf manusia. Jika seorang bumil (ibu
hamil) terpapar dengan merkuri maka akan menyebabkan gangguan mental, kebodohan, dan
kekakuan.
2. Arsen
Arsen merupakan logam anorganik berwarna abu-bau, dengan kelarutan dalam air sangat
rendah. Unsur ini bereaksi dengan halogen, asam pengoksidasi pekat dan alkali panas.
Persenyawaan arsen dengan oksigen, klorin dan sulfur disebut anorganik, sedangkan
persenyawaan arsen dengan karbon dan hidrogen disebut arsen organiK. Senyawa arsen
digunakan dalam insektisida dan sebagai bahan pendadahan dalam semi konduktor (Badan
Standarisasi Nasional, 2009).
Arsen berbentuk serbuk, berwarna abu-abu metalik, tidak berbau, tidak larut dalam air.
Nilai ambang batas untuk penelanan sejumlah 100-300 mg arsenic trivalent dapat berakibat fatal.
Batas terendah toksisitas pada manusia. Efek yang ditimbulkan apabila terpapar ke dalam tubuh
taitu iritasi saluran pernafasan, berupa batuk, nyeri tenggorokan, nafas dangkal, tubuh lemah,
gejala lainnya serupa dengan efek klinis keracunan akut melalui penelanan. (BPOM RI, 2010).
3. Sianida
Hidrogen sianida (HCN) atau prussic acid atau sianida adalah senyawa kimia yang bersifat
toksik dan merupakan jenis racun yang paling cepat aktif dalam tibuh sehingga dapat
menyebabkan kematian dalam waktu beberapa menit (akut). Seanida merupakan senyawa kimia
yang mengandung( C=N) dengan atom karbon terikat tiga ke atom nitrogen. Kelompok CN ini
dapat ditemukan dalam banyak senyawa dalam entuk gas, pada, atau cair. Senyawa yang dapat
melepas ion sianida CN ini sangat beracun. Sianida dapat terbentuk secara alami maupun dengan
buatan manusia, seperti HCN (Hidrogen sianida) dan KCN (Kalium sianida). Sianida dapat
terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia (sintetis).
Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan dialam dan ada pada setiap produk yang biasa kita
makan atau gunakan. Sianida dapat diproduksi oleh bakteri, jamur, dan ganggang.
Sianida sintesis jauh lebih cepat aktif dibandingkan dengan sianida alami (asala tanaman). Ada
toga bentuk sianida sintesis. Pertama, senyawa sianida sederahan 9simple cyanide compounds),
kedua adalah sianida kompleks logam sangat lemat dan dangat kuat (weak and moderately strong
metal-cyanide complexes), bentuk terakhir senyawa sianida adalah sianida kompleks logam kuat.
Kandungan racun sianida juga terdappat pada kandungan beberapa tanaman, salah satu
contohnya adalah singkok. Walaupun singkong dapat digunakan sebagai bahan pangan, pada
beberapa jenis singkong tertentu juga dapat menimbulkan keracunan, karena singkok
mengandung sengawa yang berpotensi racun. Hidrogen sianida (HCN) atau asam sianida ini
merupakan racun pada singkong, masyarakat mngenal sebagai racun asam biru karena adanya
bercak warna biru pada singkong dan akan menjadi toksin (racun) bila dikonsumsi pada kadar
HCN lebih dari 50 ppm.
B. Tujuan
1. Mengetahui cara pemeriksaan kandungan timbal, sianida, dan merkuri pada makanan.
2. Bahan
a. Sampel makanan
b. Aquadest
c. Reagen Pb
3. Prosedur kerja
1. Alat
a. Sampel Makanan
b. Aquadest
c. Reagen Arsen 1
d. Reagen Arsen 2
3. Prosedur Kerja
3. Setelah halus, sampel dimasukkan kedalam gelas ukur dan ditambahkan aquadest
5. Sampel dimasukkan kedalam botol arsenic test kemudian tambahkan 1 sendok reagen
dan 2 reagen arsen 2
7. Kertas arsenic test dimasukkan pada botol arsenic test tanpa menyentuh sampel
kemudian didiamkan selama 20 menit.
1. Alat
a. Timbangan digital
b. Beaker glass
c. Gelas ukur
e. Cyanide test
2. Bahan
3. Prosedur Kerja
5. Ukur 6 ml sampel dan masukkan ke dalam masing-masing botol sampel (setiap botol
berisi 6 ml sampel), Satu botol sampel menjadi blando,
6. Untuk satu botol sampel lainnya, tambahkan reagen CN-1 sebanyak 1 sendok, lalu
tambahkan CN-2 sebanyak 1 sendok, kemudian tambahkan CN-3 sebanyak 3 tetes.
8. Kemudian masukkan botol sampel blando dan botol sampel yang diberi reagen
kedalam alat pembanding.
1. Hasil
Adapun sampel yang digunakan adalah bakso bakar dengan keterangan sebagai berikut
Parameter Hasil
Mercury 0 mg/kg
Arsen 0 mg/kg
Sianida 0 mg/kg
2. Pembahasan
1. Mercury
Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel bakso bakar tidak didapati kandungan merkuri atau 0
mg/kg.
Merkuri berasal dari aktivitas gunung berapi, pelapukan batuan dan hasil buangan aktivitas
manusia seperti pembakaran, pertambangan, dan pabrik. Berdasarkan asal merkuri tersebut
menunjukkan bahwa proses pembuatan keripik ubi bebas dari kontak dengan sumber-sumber
pencemar merkuri terbukti dengan hasil pemeriksaan untuk kandungan merkuri adalah nol.
Meskipun tidak diketahui lokasi pembuatan bakso, melihat di sekitar pasar senggol tidak terdapat
gunung berapi dan juga jauh dari kawasan industri dan pertambangan yang menghasilkan
merkuri, sehingga tidak terjadinya pencemaran merkuri dalam proses pembuatan ataupun saat
menjual bakso bakar.
2. Arsen
Berdasarkan hasil dari praktikum pemeriksaan logam berat pada makanan yang menggunakan
sampel bakso bakar diperoleh hasil kadar As sebesar 0 mg/l.
Hal tersebut disebabkan oleh sampel tersebut tidak tercemar limbah industri atau penghasil
limbah logam berat lainnya.
3. Sianida
Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel bakso bakar tidak didapati kandungan sianida atau 0
mg/kg.
Pada pemeriksaan tidak didapati adanya kandungan sianida pada bakso bakar. Hal ini karena
proses pengolahan bakso yang bagus, serta tidak tercemar oleh bahan kimia industri lainnya.
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada sampel bakso bakar diperoleh kandungan mercury sebanyak
0 mg/kg, kandungan arsen dan sianida adalah 0 mg/kg. Sesuai SNI 7387:2009 dan regulasi
BPOM NO.HK.00.0.6.1.52, maksimal kadar merkuri adalah 0,03 mg/kg, kadar makimal arsen
adalah 1,0 mg/kg dan sianida yang tidak lebih dari 1 mg/kg. Sesuai dengan peraturan tersebut,
maka kadar mercury, arsen dan sianida memenuhi standar. Dalam pemeriksaan mercury, arsen
dan sianida yaitu dengan menggunakan reagen sesuai pemeriksaan dan menggunkan
pembanding, untuk dapat mengetahui kadar logam berat pada sampel makanan.