Anda di halaman 1dari 10

ISU PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA

Nama : Widia Desmayani Ichwansyah

Nim : 1963201045

Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Lancang Kuning


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
                Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul " Isu
Pelayanan Publik di Indonesia". Dalam menyelesaikan makalah ini, kami banyak
menerima bantuan dari berbagai pihak sehingga dalam waktu yang relatif singkat
makalah yang sederhana ini dapat terwujud. Oleh karena itu, kami menyampaikan
penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu,terutama orang
tua dan dosen, Semoga Allah S.W.T mencatatnya sebagai amal shaleh.
Kami  sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami  mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dengan
iringan doa semoga makalah ini bisa bermanfaat dalam pengembangan pendidikan
dan wacana berpikir kita bersama. Amin.

  Pekanbaru, 10 maret 2021

        Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Saat ini hampir setiap pemerintahan daerah di berbagai provinsi di Indonesia yang
melakukan berbagai terobosan pelayanan publik. Tidak hanya ditingkat kepala daerah,
bahkan untuk ditingkat kepala cabang, fenomena menciptakan terobosan inovatif dan kreatif
pun berlangsung. Semua instansi yang bergerak dalam layanan publik, berlomba untuk
melayani masyarakatnya dengan memberikan yang terbaik.
Setiap Pemerintah Daerah mulai menyadari bahwa pelaksanaan otonomi daerah tidak
semata-mata bagaimana meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), melainkan bagaimana
mereka menarik investor agar mau menanamkan modalnya ke daerah mereka, serta
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Inilah Cakrawala baru yang terjadi di
dalam pemerintahan daerah, mereka tidak hanya menggunakan cara-cara pendekatan publik
yang tradisional, namun juga melek teknologi informasi dan komunikasi.
Beberapa daerah telah mengadopsi kebijakan untuk memberikan pelayanan perijinan
dengan bentuk yang bervariasi. Pemerintah daerah berusaha memberikan pelayanan perijinan
bisa semudah, semurah dan secepat mungkin.

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana reformasi pelayanan public di Indonesia?
2. Apa saja inovasi pelayanan public salah satu daerah di Imdonesia?
3. Apa saja kendala dalam inovasi pelayanan public di salah satu daerah di Indonesia
tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Memahami Bagaimana reformasi pelayanan public di Indonesia?
2. Mengetahui Apa saja inovasi pelayanan public salah satu daerah di Imdonesia?
3. Mengetahui Apa saja kendala dalam inovasi pelayanan public di salah satu daerah di
Indonesia tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Reformasi Pelayanan Publik
Reformasi merupakan satu kata yang tidak asing didengar oleh masyarakat. Hal tersebut
karena Indonesia pernah mengalaminya. Apabila dirunut, pada dasarnya Indonesia sudah
melewati masa reformasi sejak tahun 1998. Sejak saat itu pula, Indonesia telah melewati
berbagai macam perubahan. Pada hakikatnya reformasi yang terjadi di Indonesia secara
tersirat mengharapkan adanya pemberantasan KKN dan pelayanan publik yang lebih baik.
Namun, apakah perubahan tersebut sudah terlihat dan dirasakan oleh masyarakat?
2.1.1 Konsep Reformasi, Birokrasi, dan Pelayanan Publik
Menurut KBBI, reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan
(bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara. Kemudian,
menurut Sedarmayanti (2009: 67) bahwa reformasi merupakan proses upaya sistematis,
terpadu, komprehensif, ditujukan untuk merealisasikan tata pemerintahan yang baik
(good governance). Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa reformasi
merupakan upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance), berdampak pada kehidupan bernegara, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Sehingga untuk mewujudkangood governance, maka perlu ada reformasi dalam birokrasi
sebab menyangkut penyelenggaraan negara untuk mewujudkan perbaikan pada pelayanan
publik. 
Menurut Max Weber, birokrasi adalah suatu bentuk organisasi yang penerapannya
berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai. Birokrasi tersebut dimaksudkan
sebagai suatu sistem otoritas yang ditetapkan secara rasional oleh berbagai macam
peraturan untuk mengorganisir pekerjaan yang dilakukan banyak orang. Dengan kata
lain, birokrasi sangat berkaitan erat dengan sistem dalam suatu organisasi atau lembaga
dan memiliki tujuan tertentu.
Apabila digabungkan antara kata reformasi dengan birokrasi, secara definisi
reformasi birokrasi menurut Menpan adalah upaya untuk melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama
menyangkut aspek-aspek pada penerapan pelayanan prima. Sehingga dapat dipahami
bahwa reformasi birokrasi merupakan usaha pemerintah dalam mengubah sistem
penyelenggaraan pemerintahan menjadi lebih baik.  
Kemudian, pelayanan publik terbagi menjadi dua kata, yaitu pelayanan dan
publik. Menurut Monir dalam Pasolong (2008:198), pelayanan adalah proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan publik berasal dari
Bahasa Inggris, public yang berarti umum, masyarakat, negara. Berdasarkan Pasal 1 ayat
(1) UU Nomor 25/2009 bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Sehingga dapat
dipahami bahwa pelayanan publik merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh
pemerintah dalam sistem birokrasi yang bertujuan untuk melayani dan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Adapun reformasi pelayanan publik pada dasarnya bertujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Berdasarkan ketiga
konsep tersebut, pada hakikatnya saling berhubungan karena reformasi birokrasi
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan public.
2.1.2 Polemik Reformasi Birokrasi di Indonesia
Birokrasi pemerintah sejatinya merupakan mesin penggerak pembagunan dan
pelayanan publik. Sehingga reformasi birokrasi sangat penting dalam mewujudkan
pembangunan dan pelayanan publik yang prima. Namun, di Indonesia masih terdapat
permasalahan yang menyebabkan reformasi birokrasi belum optimal, seperti pola pikir
birokrat dan komitmen pemimpin. Seperti yang dikemukakan oleh Dwiyanto (2004)
bahwa pola pikir birokrat sebagian besar ditempatkan sebagai penguasa bukan pelayan
publik sehingga perubahan sulit dilakukan demi meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Oleh karena itu, muncullah berbagai macam permasalahan yang sering kita temukan dan
secara langsung maupun tidak langsung merugikan masyarakat, seperti adanya pungutan
liar. Selain itu, kurang profesionalnya birokrat dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya, seperti sikap yang kurang baik kepada masyarakat dalam hal melayani dan
budaya afiliasi yang melekat sehingga mendorong pada praktik KKN.
Faktor lain penyebab sulitnya pelaksanaan reformasi birokrasi adalah komitmen
pemimpin. Hal ini berkaitan juga dengan faktor yang pertama, yakni anggapan bahwa
birokrat bahkan pemimpin merupakan penguasa bukan pelayan publik. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya gap antara pemerintah dengan masyarakat atau hubungan antara
pemerintah dengan masyarakat yang masih belum setara. Padahal, di era demokrasi ini,
partisipasi masyarakat sebagai pelaksanaan hak menjadi penting dalam penyelenggaraan
negara dan pelayanan publik. Oleh karena itu, diperlukan sosok pemimpin yang kredibel,
berintegritas tinggi, memiliki visi masa depan yang baik, dan menjadi panutan. Selain itu,
pemimpin harus memiliki komitmen dalam melakukan modernisasi birokrasi (inovator)
bagi reformasi birokrasi serta berkomitmen dalam menegakkan hukum untuk mencegah
maladministrasi dan KKN. Oleh karena itu, dalam mewujudkan reformasi birokrasi
bukan hanya pola pikir birokrat dan komitmen pemimpin yang menjadi poin penting,
akan tetapi masyarakat pun perlu dilibatkan dengan menciptakan transparansi dan
partisipasi publik dalam penyelenggaraan pemerintahan. Sehingga timbullah kesetaraan
hubungan serta check and balance antara pemerintah dengan masyarakat.
2.1.3 Reformasi dalam Pelayanan Publik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa reformasi birokrasi akan
berpengaruh dan memberikan dampak positif pada pelayanan publik. Dengan kata lain,
reformasi birokrasi akan sejalan pula dengan reformasi pelayanan publik. Mengapa
demikian? Karena setiap penyelenggaraan negara sebenarnya akan bermuara pada
pemberian pelayanan publik.
Pada mulanya, transformasi pelayanan publik merupakan adopsi dari nilai-nilai
pada sektor privat. Akibatnya, pelayanan yang diberikan berorientasi pada keuntungan
sehingga masyarakat sulit untuk mendapat pelayanan, khususnya pelayanan dasar, seperti
contoh pada bidang kesehatan dan pendidikan dengan adanya rumah sakit swasta,
sekolah swasta, dan sebagainya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, pelayanan
publik yang notabene dominan pada nilai-nilai sektor privat tersebut dapat beriringan
dengan pelayanan yang menerapkan nilai-nilai pada sektor publik. Sehingga keduanya
dapat memenuhi kebutuhan barang dan hak dasar masyarakat, meskipun harus tetap ada
komitmen, peraturan perundang-undangan, dan pengawasan. Harapannya adalah dapat
mewujudkan pelayanan publik yang terintegrasi antar keduanya. Kemudian, masyarakat
juga dapat mengakses pelayanan publik tersebut serta mendapat perlindungan terhadap
kepentingannya.
Pada dasarnya reformasi pelayanan publik yang telah dilakukan oleh pemerintah
adalah debirokratisasi, privatisasi, dan desentralisasi. Adapun debirokratisasi dilakukan
untuk mendorong birokrasi pemerintah kembali kepada misi utamanya. Kemudian,
privatisasi berfungsi untuk menstimulus pemerintah agar meningkatkan daya saing dan
kualitas pelayanan, seperti sektor privat, kemudian berdampingan dengan sektor privat
dalam menyediakan pelayanan publik sehingga pemerintah dapat fokus terhadap
pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar yang strategis. Sedangkan desentralisasi yang
notabene kerap menimbulkan polemik karena kelemahannya menimbulkan gap antar
daerah. Meskipun demikian, terdapat kelebihan, yakni fokus pelayanan yang semakin
dekat dengan masyarakat sehingga pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
pelayanan publik menjadi lebih optimal. Adapun strategi dalam menyelesaikan
permasalahan kaitannya dengan desentralisasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah
adalah kebijakan dan standar pelayanan yang tidak membatasi inovasi dan kreativitas
setiap daerah, pengawasan kebijakan dan standar pelayanan oleh pemerintah pusat,
kebijakan dan standar pelayanan yang bertujuan untuk melindungi hak masyarakat, dan
kebijakan serta standar nasional untuk memperkecil ketimpangan kualitas dan kuantitas
pelayanan publik antar daerah. Sehingga reformasi pelayanan publik dapat berjalan
dengan baik.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa dalam reformasi birokrasi akan
berpengaruh pula pada reformasi pelayanan publik. Maka, untuk menyeimbangkan kedua
hal tersebut seperti yang tertera pada UU Nomor 25/2009 bahwa partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik menjadi sangat penting. Alasannya, karena
selama ini kita selalu berfokus pada kewajiban pemerintah sebagai penyelenggara negara
dalam; mewujudkan pelayanan publik yang prima. Namun, kita kerap lupa terhadap hak
masyarakat, yaitu partisipasi. Padahal, partisipasi masyarakat dapat membantu
pemerintah dalam merumuskan pelayanan publik pun kebijakan serta perumusan standar
pelayanan. Berdasarkan UU tersebut pula telah diatur tentang peran Ombudsman
Republik Indonesia dalam menampung aspirasi maupun keluhan masyarakat terhadap
pelayanan publik dan sebagai pengawas dalam pelaksanaan pelayanan publik di
Indonesia, baik di pusat maupun daerah. Sehingga nantinya diharapkan ada
keseimbangan antara hak masyarakat dan kewajiban penyelenggara dalam pelayanan
publik. Kemudian, dapat terwujud pula sinergitas dan reformasi yang dicita-citakan, baik
pada aspek birokrasi maupun pelayanan publik.

2.2 Beberapa Inovasi yang Dibangun Polda Jatim untuk Tingkatkan Layanan Masyarakat
Polda Jawa Timur (Jatim) melakukan sejumlah terobosan baru guna
meningkatkan pelayanan publik . Di antaranya aplikasi e-kesehatan SIM, Mentalku, aplikasi
perpanjangan SIM Online Delivery lalu aplikasi ujian teori SIM online, aplikasi pengesahan
tahunan link di layanan Samsat terdekat. Kemudian e-SKM (Survey Kepuasan Masyarakat)
dan aplikasi CARE.
Selain itu, dalam penegakan hukum lalu lintas (lalin), ada Electronic Traffic Law
Enforcement (ETLE) atau tilang elektronik dan Integrated Node Capture Attitude Record
(INCAR).
Tujuan diluncurkannya INCAR ini sebagai upaya untuk mengurangi interaksi polisi
dengan masyarakat. Hal ini sesuai dengan program Presisi dari Kapolri.
Tak hanya merekam, INCAR juga mampu mendeteksi wajah dan plat nomor kendaraan
masyarakat yang melanggar. Dari situ, data yang muncul akan terkoneksi dengan sistem yang
ada.
Sementara itu, Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Latif Usman, salah satu inovasi Polda
Jatim adalah pengurusan Surat Izin Mengemudi (SIM), yang dilakukan secara online. Untuk
memperpanjang SIM, masyarakat tidak perlu lagi datang ke gerai lalu lintas. Cukup dengan
aplikasi, semuanya sudah bisa terlayani.

2.2.1 Aplikasi ‘INCAR’ dan SIM Delivery


Ditlantas Polda Jawa Timur siap melaksanakan program Presisi dari Kapolri
Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.Terdapat tiga Subdit Ditlantas Polda Jatim,
membuat inovasi diantaranya, Subdit Gakkum, Regident dan Subdit Kamsel.Sebelum
melaksanakan program tersebut, Ditlantas terlebih dulu melakukan analisa dan rapat
bersama Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, di Gedung Patuh, Polda Jatim.
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menyebutkan, bahwa inovasi ini bertujuan
melayani masyarakat, untuk subdit regident nantinya akan melaksanakan SIM Delivery.
Jika masyarakat jika ingin memperpanjang SIM maka bisa mengisi aplikasi, jika sudah
sesuai sim bisa diantar ke rumah.
Inovasi ini bertujuan untuk melayani masyarakat, untuk Subdit Regident, nantinya
jika ada masyarakat perpanjang sim bisa mengisi sesuai aplikasi. Jika sudah sesuai dan
benar, maka sim bisa diantar ke kediaman.
Terkait dengan penegakan hukum mengurangi interaksi petugas dengan
masyarakat. Salah satunya seperti E-TLE dan INCAR. Alat ini dipasang di mobil milik
Ditlantas dan melakukan patroli dan melakukan perekaman pelanggaran yang dilakukan
oleh masyarakat. Alat ini juga bisa menditeksi wajah serta plat nomor kendaraan.
Aplikasi INCAR, ini nantinya dipasang di mobil milik Ditlantas Polda Jatim.
Sehingga bisa mobile memantau pelanggaran lalu lintas.Untuk uji coba program tersebut
akan dilaksanakan pada tanggal 1 Maret mendatang. Kota Surabaya menjadi kota
pertama yang akan dilakukan program tersebut.
Hal ini dilakukan guna mengurangi interaksi dengan kepolisian. Khususnya ihwal
penegakan hukum atau penindakan di jalan.
Sementara itu, Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Latif Usman menyebutkan
untuk perangkat INCAR ini merupakan pengembangan dari ETLE.Dan akan terpantau di
seluruh ruas jalan di Jatim Dalam 100 hari kedepan akan dijalankan.
Selain itu, penerapan aplikasi ini sendiri akan diterapkan di 4 (Empat) Kabupaten/
Kota di Jatim. Diantaranya, Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan Mojokerto. KBID-RIZ.

2.2.2 Mentalku
Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Timur kini menerapkan
penggunaan aplikasi "Mentalku" untuk mempermudah masyarakat yang akan tes
psikologi saat membuat Surat Izin Mengemudi (SIM) secara daring.Melalui aplikasi ini,
masyarakat Jatim bisa melakukan tes uji psikologi SIM tanpa berkerumun di gerai
layanan.Aplikasi "Mentalku" merupakan salah satu inovasi layanan berbasis digital untuk
tes psikologi calon pemohon SIM, termasuk kesehatan rohani. Aplikasi ini bisa langsung
diunduh di playstore ponsel pintar, yang kemudian masyarakat dipandu tata cara
mengikuti tes psikologi secara daring. Kombes Pol Latif Usman menyampaikan
penerapan aplikasi sudah disesuaikan dengan Peraturan Kapolri Nomor 9 Tahun 2012
Pasal 36 dan 37 tentang persyaratan bagi para pendaftar yang baru maupun perpanjangan,
yakni sehat jasmani dan rohani.
Calon pemohon bisa melakukan daring, terlebih saat ini masih pandemi COVID-
19, juga bisa untuk menjalankan protokol kesehatan, ucap perwira menengah Polri
tersebut. Sementara itu, Direktur Digitalisasi IT "Mentalku", Nugroho Tirto Sampurno
menjelaskan penggunaan aplikasi sangat mudah, seperti mengisi biodata, mengerjakan
soal tes psikologi dan kemudian menunjukkan QR code ke gerai yang dipilih pemohon
SIM. Aplikasi ini memiliki sistem keamanan aplikasi yang menjamin kerahasiaan data
pengguna. Selain untuk tes psikologi daring, kata dia, aplikasi "Mentalku" juga
menyajikan edukasi kesehatan mental Sebab kesadaran mengenai hal itu di masyarakat
masih rendah, padahal kesehatan mental sama pentingnya dengan fisik.

2.3 Kendala dalam Inovasi Pelayanan public Polda Jatim

2.3.1 Polda Jatim Terapkan Kembali ETLE, Sehari Terbatas 50 Pelanggar


Dirlantas Polda Jawa Timur (Jatim) kembali menerapkan tilang elektronik atau
Electronic Traffic Law Enforcement ( ETLE) di masa pandemi Covid-19. Tilang
elektronik mulai diberlakukan lebih kurang satu minggu dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan Covid-19 dalam penangannya. Wakil Direktur Lalu Lintas
(Wadirlantas) Polda Jatim AKBP Pranatal Hutajulu menjelaskan, untuk ETLE sudah
diterapkan kembali dengan pembatasan jumlah pelanggar setiap harinya. pembatasan
jumlah pelanggar ini salah satunya adalah untuk mengantisipasi membludaknya
pelayanan.
Sehingga, dikhawatirkan akan menimbulkan kerumunan warga saat para pelanggar
melakukan pengurusan bukti pelanggaran (tilang) di kantor pelayanan. “Penerapan ETLE
ini kami tetap menjaga protokol kesehatan makanya kami membatasi sehari hanya 50
orang. Kalau lebih dari itu dikhawatirkan akan terjadi kerumunan massa,” katanya. Meski
begitu, bukan berarti pembatasan pelanggaran akan terus berlaku dengan jumlah tersebut.
Tetapi, ke depannya jumlah pelanggar tetap akan kembali normal seperti sebelum
pandemi Covid-19. Baca juga: Prediksi Penjualan Mobil Bekas Online di Era New
Normal “Nanti berangsur akan ditambah lagi dan kami harapkan bisa kembali normal
lagi seperti sedia kala,” ucapnya. Mengenai dominasi pelanggaran yang terjaring ETLE,
Pranatal mengatakan, kendaraan roda dua masih tetap yang paling banyak melakukan
pelanggaran.
Sehingga, dikhawatirkan akan menimbulkan kerumunan warga saat para pelanggar
melakukan pengurusan bukti pelanggaran (tilang) di kantor pelayanan. “Penerapan ETLE
ini kami tetap menjaga protokol kesehatan makanya kami membatasi sehari hanya 50
orang. Kalau lebih dari itu dikhawatirkan akan terjadi kerumunan massa,” katanya. Meski
begitu, bukan berarti pembatasan pelanggaran akan terus berlaku dengan jumlah tersebut.
Tetapi, ke depannya jumlah pelanggar tetap akan kembali normal seperti sebelum
pandemi Covid-19. Baca juga: Prediksi Penjualan Mobil Bekas Online di Era New
Normal “Nanti berangsur akan ditambah lagi dan kami harapkan bisa kembali normal
lagi seperti sedia kala,” ucapnya. Mengenai dominasi pelanggaran yang terjaring ETLE,
Pranatal mengatakan, kendaraan roda dua masih tetap yang paling banyak melakukan
pelanggaran.

2.3.2 Alibi Masyarakat Jatim Ketika Kena Tilang Elektronik


Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengaku mendapatkan keluhan dari
masyarakat yang beredar di media mengenai pelaksanaan tilang elektronik atau ETLE
(Electronic traffic law enforcement). Ia pun berencana melakukan evaluasi terhadap
program tersebut. 
Tilang elektronik sudah diberlakukan selama satu bulan terakhir dan
menghasilkan 10.478 pelanggaran. Sebanyak 3.376 sudah dalam proses tilang dan yang
bersangkutan juga telah membayar denda.
"Untuk petugas atau anggota Satlantas bila ada masyarakat yang complain
dimohon untuk menunjukan gambar atau foto dari CCTV atau kamera atau ETLE yang
dimiliki Polda Jatim," tutur Luki di Mapolda Jatim, Rabu (26/2/2020). 
Ia memang memerintahkan seluruh jajarannya untuk memasang alat tersebut agar
lebih mudah dalam penanganan pelanggaran.  Saat ini, sudah terpasang 34 buah,
termasuk di Gresik dan Trenggalek.
Ia bercerita, ada beberapa pelanggar yang mengadu terkait tilang elektronik.
Misal, mereka tidak memegang ponsel, melainkan pipi. Jika sudah seperti itu, cara
terakhir adalah menunjukkan gambar yang terekam di kamera.
“Mereka juga menyadari bahwa memang kamera yg kita pasang di sini ini baik
sekali," ucapnya.
Tilang elektronik akan terus berkembang sebab merupakan perintah dari kapolri.
Beberapa provinsi juga sudah menerapkan. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa
juga selalu mengingatkan untuk memasang kamera pengawas supaya angka kecelakaan
lalu lintas bisa ditekan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sindonews.com/topic/2822/pelayanan-publik

https://daerah.sindonews.com/read/350130/704/beragam-inovasi-dibangun-polda-jatim-untuk-tingkatkan-
layanan-masyarakat-apa-saja-1614564211

https://kampungberita.id/ditlantas-polda-jatim-luncurkan-aplikasi-incar-dan-sim-delivery/

https://www.antaranews.com/berita/1970756/polda-jatim-terapkan-aplikasi-mentalku-untuk-tes-psikologi-
sim

https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/17/124200515/polda-jatim-terapkan-kembali-etle-sehari-
terbatas-50-pelanggar?page=all

https://surabaya.liputan6.com/read/4188546/alibi-masyarakat-jatim-ketika-kena-tilang-elektronik

https://bapenda.jabarprov.go.id/2015/09/05/inovasi-pelayanan-publik-pasca-reformasi/

https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--reformasi-birokrasi-reformasi-pelayanan-publik

Anda mungkin juga menyukai