Anda di halaman 1dari 4

Upaya menjaga kesehatan Bayi/Balita

Sistem kekebalan bayi yang masih berkembang membuat mereka rentan terhadap penyakit,
sehingga penting untuk tahu cara yang tepat agar bayi tak terpapar kumaan yan tak diinginkan.
Berikut beberapa upaya agar kesehatan bayi/balita tetap terjaga:

Mengonsumsi asupan bergizi

Salah satu cara menjaga kesehatan anak adalah dengan memastikan bayi/balita selalu mengonsumsi
asupan bergizi. Hidangkan selalu makanan yang bernutrisi yang memang baik untuk kesehatan, baik
dalam menu utama maupun camilan. Batasi frekuensi bayi/balita jajan di luar rumah dan alangkah
lebih baik bila orang tua membuat sendiri camilan untuk bayi/balita, sehingga asupan gizi maupun
kebersihannya lebih terjamin. Berikan pengertian yang tepat mengenai alasan bayi tak boleh jajan
sembarangan, misalnya, makanan yang tidak dimasak oleh orang tua tidak terjamin kebersihannya,
sehingga bayi/balita berisiko sakit perut, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan lain-lain.

Mengurangi asupan bergula tinggi

Bayi/balita memang senang menyantap makanan manis, seperti kue, permen, cokelat, roti, dan lain
sebagainya. Hal ini disebabkan adanya kandungan gula pada makanan dapat merangsang
pengeluaran endorfin yang membuat bayi/balita merasa rileks dan senang. Akibat efek itu, bayi
/balita jadi ingin makan makanan serta minuman manis.

Namun perlu diketahui bahwa terlalu banyak makan makanan manis dapat berakibat buruk pada
kesehatan bayi/balita. Hal ini dapat berisiko menderita kegemukan dan kekurangan zat gizi lain
akibat terlalu sering mengonsumsi gula. Konsumsi gula secara berlebih juga dapat merusak
kesehatan gigi.. Jadi, batasi asupan makanan maupun minuman bergula tinggi untuk menjaga
kesehatan bayi/balita. Bila memang menyenangi makanan dan minuman manis, maka dapat
memberikan buah yang rasanya manis sebagai penggantinya. Atau, membuatkan camilan manis
dengan kadar gula yang tidak berlebihan, ketimbang membeli makanan olahan bergula tinggi.

Melakukan imunisasi sesuai jadwal

Jaga kesehatan bayi/balita dengan melakukan imunisasi, terutama yang wajib dan sesuai jadwal
ketentuan.Imunisasi terbukti dapat membantu memperkuat daya tahan tubuh bayi/balita terhadap
sejumlah penyakit, seperti tifoid, polio, influenza, hepatitis A, dan lain-lain. Maka dari itu dipastikan
untuk membawa bayi/balital ke posyandu atau rumah sakit untuk mendapatkan imunisasi sesuai
jadwal, termasuk untuk pengulangannya.

Tidur teratur

Bayi/Balita membutuhkan waktu tidur yang jauh lebih banyak dibandingkan orang dewasa.
Memenuhi kebutuhan bayi/balita merupakan salah satu cara efektif untuk menjaga kesehatan.
Kebutuhan tidur bayi usia 1-3 tahun misalnya, adalah 12-14 jam per hari. Sementara, balita usia 4-6
tahun membutuhkan waktu tidur sebanyak 11-13 jam per hari. Penuhi kebutuhan tidur bayi/balita
dan ciptakan pola tidur yang teratur sebagai bagian dari pembentukan pola hidup sehatnya.

Rajin mencuci tangan

Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan setiap orang untuk mencuci tangan memakai sabun
untuk mencegah kuman masuk ke dalam tubuh. Orang tua dapat mengajarkan kebiasaan ini pada
bayi/balita sejak dini sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan anak. Ajak untuk mencuci tangan
pada waktu-waktu tertentu, seperti saat sebelum dan sesudah makan, setelah menggunakan toilet,
saat baru pulang dari bepergian, dan saat hendak tidur. Idealnya, aktivitas mencuci tangan dilakukan
di bawah air mengalir selama 20 detik menggunakan sabun, serta dengan teknik yang benar.
Kebiasaan ini dapat mencegah kuman masuk ke dalam tubuh, sehingga melindunginya dari penyakit.

Aktif bermain

Membatasi kegiatan menonton televisi, tablet, dan bermain video game dapat bermanfaat bagi
kesehatan bayi/balita .American Heart Association merekomendasikan waktu menonton televisi bagi
Balita maksimal 2 jam per hari. Sehari-hari, orang tua diharapkan memotivasi anak agar mau lebih
banyak bermain dan bergerak, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Tak perlu khawatir
pada balita akan kepanasan dan berkeringat, karena itu adalah hal yang normal dan menandakan
bahwa dirinya sehat. Hal ini juga membantu bayi/balita terhindar dari penyakit.

Akibat tidak memelihara dan menjaga kesehatan bayi

Mengkonsumsi makanan sembarang.

Alasan bayi tak boleh jajan sembarangan, misalnya, makanan yang tidak dimasak oleh orang tua
tidak terjamin kebersihannya, sehingga bayi/balita berisiko sakit perut, batuk, pilek, sakit
tenggorokan, dan lain-lain.

Dampak jika bayi tidak imunisasi

Berikut adalah 5 dampak jika bayi tidak imunisasi:

1. Penyakit TBC

Dampak jika bayi tidak imunisasi adalah terkenanya penyakit Tuberculosis (TBC). Untuk
mencegah penyakit TBC, bayi sebaiknya diberikan imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG).
Vaksin BCG dapat diberikan sejak lahir, imunisasi ini bertujuan untuk memberikan kekebalan
terhadap tubuh. Untuk memberikan vaksin BCG pada bayi di atas usia 3 bulan, ada baiknya
dilakukan terlebih dahulu uji tuberkulin, dan BCG dapat diberikan kepada bayi apabila hasil
dari tuberkulin negatif.

2. Terjangkit Hepatitis B

Dampak jika bayi tidak imunisasi berikutnya adalah memungkinkan bayi terjangkit infeksi
hepatitis. Jenis penyakit ini salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kehilangan nyawa
pada seseorang, sebab infeksi hepatitis merupakan suatu infeksi virus pada hati.
Virus Hepatitis B adalah virus yang dapat membahayakan tubuh manusia. Apabila penyakit
ini tidak segera diatasi dapat menyebabkan kanker hati. Untuk dapat mencegah penyakit ini,
maka ada baiknya bayi diberikan imunisasi HB sesuai dengan jadwal. Vaksin/imunisasi
hepatitis B (HB) yang pertama harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir,
kemudian dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3 – 6 bulan. Jarak antara dua imunisasi
hepatitis B minimal 4 minggu guna mencegah penyakit hepatitis B.

3. Tetanus

Banyak dari kita yang masih belum familiar dengan penyakit yang satu ini, tetanus
merupakan penyakit infeksi akut dan seringkali fatal yang disebabkan oleh bakteri
Clostridium Tetani yang memproduksi toksin (racun). Racun inilah yang kemudian akan
menyebar ke dalam tubuh dan menggangu saraf, yang ditandai dengan meningkatnya
tegangan dan kekejangan otot sehingga otot akan menjadi kaku.

4. Terkena Radang Selaput Otak

Dampak jika bayi tidak imunisasi selanjutnya adalah memungkinkan bayi terkena radang
selaput otak. Radang selaput otak atau yang dikenal dengan sebutan meningitis sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia.

Jenis penyakit ini dapat menjangkit siapa saja baik orang dewasa, anak-anak maupun bayi.
Agar bayi tidak terkena dengan penyakit meningitis, ada baiknya dilakukan pencegahan
dengan melakukan imunisasi HIB. Vaksin/imunisasi HIB diberikan mulai usia 2 bulan dengan
jarak pemberian dari vaksin pertama ke vaksin lanjutannya adalah 2 bulan. Vaksin ini dapat
diberikan secara terpisah, ataupun melakukan kombinasi dengan vaksin lain.

5. Polio

Dampak jika bayi tidak imunisasi berikutnya adalah terkena penyakit polio. Penyakit polio
merupakan sebuah infeksi virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf,
khususnya pada bayi yang belum melakukan vaksinasi polio. Penyakit polio dapat
menyebabkan kelumpuhan pada seseorang, sebab virus ini menyerang sistem saraf pusat

Tidak Rajin Mencuci Tangan

Hal negatif apabila tidak mencuci tangan dapat menyebabkan terserang penyakit yang berbahaya.
Hal ini juga dikarenakan bayi/balita lebih rentan terserang penyakit yang dapat mengakibatkan
kematian dini karena kurang pedulinya terhadap cuci tangan sebelum melakukan aktivitas dengan
tubuh seperti makan atau minum.

Sumber :

https://www.ekahusada.com/news/6-panduan-penting-dalam-menjaga-kesehatan-anak

Diakses pada pukul 13.10 WIB, Tanggal 15 Februari 2021.


https://www.halodoc.com/artikel/5-dampak-negatif-jika-bayi-tidak-imunisasi

Diakses pada pukul 13.38 WIB, Tanggal 15 Februari 2021.

Anda mungkin juga menyukai