Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PENGENALAN ALAT DAN FUNGSI MEDIA TEKNIK STERILISASI

Disusun oleh :

INESTA ADENIA : (191148201089)


MARIA MEYLENNIA BULAN : (191148201098)
WENISIANITA PAYUNG : (191148201105)

DOSEN PEMBIMBING
SISTER SIANTURI S.Si., M.Si

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA
TAHUN AKADEMIK 2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengenalan alat dan fungsi media dan teknik sterilisasi

Disusun oleh : Inesta adenia : (191148201089)

Maria meylennia bulan : (191148201098)

Wenisianita payung : (191148201105)

Kelas : 2A Farmasi

Hari/tanggal : Senin 23 November 2020

Menyetujui,

Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa

Inesta Adenia Maria Meylennia bulan Wenisianita Payung

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Sister Sianturi S.Si., M.Si

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………….

ISI LAPORAN………………………………………………….……………..

a. Tujuan………………………………………………………………….
b. Tinjauan Pustaka……………………………………….………………
c. Alat dan Bahan…………………………………………………………
d. Prosedur Kerja…………………………….……………………………
e. Hasil Pengamatan………………………………………………………
f. Pembahasan…………………………………………………………….
g. Kesimpulan…………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..

3
ISI LAPORAN

A. Tujuan
1. Mempelajari alat dan fungsi serta pengunaannya.
2. Mengtehui jenis-jenis dan fungsi media
3. Mengetahui prinsip-perinsip sterilisasi

B. Tinjauan pustaka
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan
mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba
(Sutedjo,1996).
Media non sintetik. Yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat
ditentukan dengan pasti. Media ini umumnya digunakan untuk menumbuhkan
dan mempelajari taksonomi mikroba (Sutedjo,1996).

Penggolongan media berdasarkan sifat wujudnya

1. Media cair yaitu media yang berbentuk cair


2. Media padat. Yaitu media yang berbentuk padat. Media ini dapat berupa
bahan organik alamiah, misalnya yang dibuat dari kentang, wortel, dan
lain-lain, atau dapat juga berupa bahan anorganik misalnya silica gel
3. Media padat yang dapat dicairkan, (semi solid), yaitu yang apabila dalam
keadaan panas berbentuk cair, sedangkan dalam keadaan dingin berbentuk
padat, misalnya media agar (Sutedjo,1996).

Penggolongan media berdasarkan fungsinya

4
1. Media diperkaya. Yaitu media yang ditambahi zat-zat tertentu misalnya serum
darah ekstrak tanaman dan lain sebagainya, sehinggan dapat digunakan untuk
menumbuhkan mikroba yang bersifat heterotrof.
2. Media selektif. Yaitu media yang ditambahi zat kimia tertentu untuk
mencegah pertumbuhan mikroba lain (bersifat selektif). Misalnya media yang
mengandung Kristal violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan
bakteri gram positif tanpa mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negative.
3. Media diferensial. Yaitu media yang ditambahi zat kimia (bahan) tertentu
yang menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan
perubahan tertentu sehingga dapat dibedakan tipe-tipenya. Misalnya media
daerah agar dapat digunakan untuk membedakan bakteri homolitik (pemecah
darah) dan bakteri non hemolitik.
4. Media penguji. Yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk
pengujian vitamin. Vitamin asam-asam amino, antibiotika dan lain
sebagainya.
5. Media untuk perhitungan jumlah mikroba. Yaitu media spesifik yang
digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
6. Media khusus. Yaitu media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan
kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu
(Sutedjo,1996).

Cara pembuatan media

Garis besar pembuatan media yang tersusun atas beberapa bahan adalah
sebagai berikut :

a. Mencampur bahan-bahan : bahan-bahan yang dilarutkan dalam air suling.


Kemudian dipanaskan dalam pemanas air supaya larutannya homogeny.

5
b. Menyaring : beberapa jenis media kadang-kadang perlu disaring, dan sebagai
penyaringan dapat digunakan kertas saring, kapas atau kain. Untuk media agar
atau gelatin penyaringan harus dilakukan dalam keadaan panas.
c. Menentukan dan mengatur pH : penentuan pH media dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas pH, pH meter atau dengan komparator blok. Pengaturan
pH media dapat dilakukan dengan penambahan asam atau basa (organik atau
anorganik).
d. Memasukkan media ke dalam tempat tertentu : sebelum disterilakan, media
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, Erlenmeyer atau wadah lain yang bersih,
kemudian dibungkus kertas sampul (kertas perkamen) supaya tidak basah
sewaktu disterilkan.
e. Sterilisasi : pada umumnya sterilisasi media dilakukan dengan uap panas di
dalam autoclave, pada suhu 121◦ C selama 15-30 menit (Sutedjo,1996).

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik


yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi
jasad renik yang dapat berkembangbiak. Sterilisasi harus dapat membunuh
jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau
benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai
secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan
dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan

6
cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan
menggunakan uap air panas bertekanan (Agalloco, 2008).
Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode
sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan atau menggunakan prinsip
kerja autoclave. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan
media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk
membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan
media digunakan suhu 121o C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama
15 menit. Alasan digunakan suhu 121o C atau 249,8 o F adalah karena air
mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0
psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu
100o C, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama,
menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu 121o C.
Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak
pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang.
Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan
dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121o C untuk mendidihkan air.
Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 121o C dan
tekanan 15 psi selama 15 menit (Anneke, 2011).

7
C. Alat dan Bahan
ALAT
 jarum ose
 batang bengkok
 jarum enten
 jarum inokulasi
 laminar air flow
 autoklaf
 colony
 mikroskop
 incubator
 lemari pendingin
 mikropipet
 pelobang sumuran heamositometer
 cawan petri
 lampu Bunsen
 kaca obyek
 kaca obyek cekung
BAHAN
 Potat dextrose agar
 Buffered peptone water
 Triple sugar iron agar
 Simmons citrate agar
 Urea broth base
 Nutrient broth
 Nutrient agar

8
 Plate count
D. Prosedur kerja
Media nutrient agar (NA)
1. Ditakar ekstrak daging sebanyak 250 ml menggunakan gelas ukur
2. Dicampurkan ekstrak daging 250 ml dengan pepton sebanyak 1,25 gr dan
agar-agar 3,75 gr kedalam Erlenmeyer
3. Dipanaskan diatas hot plate hingga mendidih sambil diaduk dengan
magnetic stirrer sampai larutan homogeny
4. Diukur kadar keasaman (pH)
5. Dimasukkan ke dalam 2 buah Erlenmeyer masing-masing sebanyak 125
ml
6. Ditutup mulut Erlenmeyer menggunakan alumunium foil
7. Dimasukkan ke dalam autoclave untuk disterilkan beserta alat-alat yang
akan digunakan, autoclave pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi

Media Nutrient Agar (NA)

1. Media NA dibuat dengan cara menimbang bubuk media NA sebanyak


11,5 g
2. Dilarutkan dengan 500 ml aquadest,
3. Diaduk dan dihomogenkan dengan bantuan pemanasan kompor listrik,
dicek pH media NA yakni 7,4.

9
E. Hasil Pengamatan

ALAT FUNGSI GAMBAR

VORTEX Untuk menyeragamkan cairan


dalam volume kecil

MIKRO BINOKULER Untuk memeriksa suatu sediaan


secara mikroskopis

CAWAN PETRI Untuk membiakan sel

AUTOKLAF Untuk sterilisasi


alat/bahan/media tertentu dengan
menggunakan uap panas
bertekanan

10
JARUM OSE Untuk menanam mikroba dengan
goresan/ st reak

LAMINAL AIR FLAW Ruangan/lemari tempat menanam


mikroba

OVEN Untuk aplikasi konveksi termal


volume paksa tinggi

INKUBATOR Untuk inkubasi media yang telah


ditanami mikroba dan untuk
menyimpan bahan pemeriksaan
di mana mikroba yang terhubung
akan mati bila disimpan dalam
lemari es

11
MIKROPIPET Untuk mengambil dan/atau
memindahkan cairan dalam
jumlah kecil secara akurat

COLONI CONTER Untuk menghitung koloni bakteri


yang ditumbuhkan dimedia yang
disimpan dalam cawan petridish.

LEMARI PENDINGIN Menyimpan benda-benda


kebutuhan laboratorium.
Termasuk juga untuk menyimpan
plasma darah, vaksin, obat-
obatan, maupun benda farmasi
lainnya.

BAHAN FUNGSI GAMBAR


Potat dextrose agar untuk pertumbuhan jamur di
laboratorium karena memilki pH yang
rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri
yang membutuhkan lingkungan yang
netral dengan pH 7,0 dan suhu
optimum untuk pertumbuhan antara
25-30° C

12
Buffered peptone water Digunakan untuk pra-pengayaan
spesies Salmonella yang terluka dari
makanan sebelum pengayaan selektif
dan isolasi

Triple sugar iron agar untuk melihat kemampuan


mikroorganisme dalam
memfermentasikan gula.

Simmons citrate agar untuk membedakan bakteri gram


negatif berdasarkan pemanfaatan
sitrat.

Urea broth base Digunakan untuk mendiagnosis


penyakit atau kondisi pada manusia

Nutrient broth untuk menumbuhkan organisme rewel

13
Nutrient agar untuk uji air dan produk dairy. NA
juga digunakan untuk pertumbuhan
mayoritas dari mikroorganisme yang
tidak selektif, dalam artian
mikroorganisme heterotrof.
Plate count untuk menghitung jumlah bakteri total
(semua jenis bakteri)

F. Pembahasan
 Sterilisasi merupakan kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda
dari semua bentuk kehidupan mikroba. Pada prinsipnya sterilisasi
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu
saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob)
sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan
untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan
antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan
atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan cara pemijaran,
pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap
air panas bertekanan. Berdasarkan hasil pengamatan yang digunakan
untuk mensterilisasi adalah oven dalam mensterilisasi dapat dilakukan
dengan dua jenis cara yaitu sterilisasi fisik dan kimia. Sterilisasi fisik
terdiri dari pemanasan, filtrasi atau penyaringan, dan radiasi. Tujuan
dari sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan alat dari kontaminasi
mikroba. Prinsip dasar yaitu memperpanjang umur simpan bahan

14
dengan cara membunuh mikroorganisme yang ada di dalamnya.
Adapun jenis, kegunaan dan fungsi dari alat bahan dalam sterilisasi
yaitu jarum ose digunakan sebagai Untuk menanam mikroba dengan
goresan/ st reak, vortex digunakan untuk menyeragamkan cairan
dalam volume kecil, mikro binokuler digunakan untuk memeriksa
suatu sediaan secara mikroskopis adapun bagian-bagian dari mikro
binokuler yaitu : Bagian Optik dan bagian Mekanik, komponen
mikroskop bagian optik terdapat lensa okuler, lensa objektif,
diafragma, kondensor dan cermin, untuk bagiam mekanik meliputi
revolver, lengan mikroskop, meja benda, makrometer, mikrometer,
kaki mikroskop adapun fungsi dari bagian mikroskop : Lensa okuler
berfungsi untuk memperbesar kembali bayangan dari lensa objektif,
lensa objektif berfungsi untuk memperbesar bayangan benda susunan
lensa biasanya terdiri atas 3 atau 4 buah dengan masing- masing 4 x 10
x 45 x dan 100 x, diafragma berfungsi untuk mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang masuk dan mengenai preparat, kondensonder
bagian yang dapat diputar naik turun berfungsi untuk mengumpulkan
cahaya yang dipantulkan cermin dan memusatkan ke objek, cermin
berfungsi menerima dan mengarahkan cahaya, revolver berfungsi
untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang diinginkan, tabung
mikroskop berfungsi menghubungkan lensa objektif dan lensa okuler,
lengan mikroskop berfungsi tempat pengamat memegang mikroskop,
meja benda berfungsi menempatkan objek yang akan diamati,
makrometer berfungsi menaikkan atau menurunkan tabung secara
cepat, mikrometer berfungsi untuk menaikan dan menurunkan tabung
secara lambat, kaki mikroskop berfungsi sebagai penyangga agar
mikroskop tetap pada tempat yang diinginkan. Cawan petri digunakan

15
untuk membiakan sel, autoklaf berfungsi untuk sterilisasi
alat/bahan/media tertentu dengan menggunakan uap panas bertekanan,
Laminal air flaw berfungsi sebagai ruangan/lemari tempat menanam
mikroba, oven berfungsi untuk aplikasi konveksi paksa tinggi,
inkubator berfungsi sebagai inkubasi media yang telah ditanami
mikroba dan menyimpan bahan, mikropipet untuk mengambil dan
memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat, coloni conter
untuk menghitung koloni bakteri yang ditumbuhkan, Lemari
pendingin digunakan untuk menyimpan benda-benda kebutuhan
laboratorium. Adapun bahan yang digunakan dan berikut merupakan
fungsi dari bahan yaitu : Potat dextrose agar berfungsi untuk
pertumbuhan jamur di laboratorium, Buffered peptone water
digunakan untuk pra-pengayaan spesies salmonella dan isolasi, Triple
sugar iron agar untuk melihat kemampuan mikroorganisme dalam
memfermentasikan gula, Simmons citrate agar untuk membedakan
bakteri gram negatif berdasarkan pemanfaatan sitrat, Urea broth base
digunakan untuk mendiagnosis penyakit atau kondisi pada manusia,
Nutrient broth untuk menumbuhkan organisme rewel, nutrient agar
untuk uji air dan produk dairy NA juga digunakan untuk pertumbuhan
mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian
mikroorganisme heterotrof, Plate count untuk menghitung jumlah
bakteri total (semua jenis bakteri).

16
G. Kesimpulan.
1. Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk mensterilasasi alat agar tidak
terkontaminasi dengan mikroba, atau dengan kata lain sterilisasi
merupakan kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan mikroba.
2. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau
0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini
ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim
dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan
atau penyinaran. Sterilisasi secara kimiawi yaitu menggunakan
desinfektan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sutedjo, Mul Mulyani. 1996. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta : Jakarta

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan. PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.

James, Agalloco. 2008. Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version).


Informa Healthcare Inc. USA.

18

Anda mungkin juga menyukai