Anda di halaman 1dari 17

LK 2: Lembar Kerja Refleksi Modul Bidang Studi (hari 2-7)/Jurnal Harian

Judul Modul PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA MODUL 2


MATEMATIKA
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Bilangan
2. Geometri dan Pengukuran
3. Statistika dan Peluang
4. Kapita Selekta Matematika
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Uraikan hasil diskusi bersama 1. Sulitnya memahami materi FPB dan KPK
teman dan dosen mengenai FPB dari dua bilangan positif adalah bilangan
pemecahan masalah dan bulat terbesar yang membagi keduanya.
memahami materi yang mengalami Dinyatakan dengan 𝑎 = FPB (𝑎, 𝑏) Untuk
kesulitan menentukan FPB (𝑎,𝑏) dapat melalui metode
irisan himpunan, metode faktorisasi prima,
dan metode algoritma pembagian.
Kelipatan persekutuan terkecil dari dua
bilangan tidak nol 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑏, KPK (𝑎, 𝑏) adalah
bilangan bulat positif m yang memenuhi a│m
dan b│m, untuk menentukan KPK juga dapat
dilakukan dengan metode irisan himpunan
dan metode faktorisasi prima.
Jadi pemecahan masalah untuk mengajarkan
FPB dan KPK adalah Menentukan KPK dan
FPB Bilangan Bulat dengan Metode
Faktorisasi Prima, Menentukan KPK dan FPB
Bilangan Bulat dengan Menggunakan Alat
Peraga (Kotak KPK dan FPB), penggunaan alat
peraga kotak KPK dan FPB ini lebih menarik
karena siswa belajar sambil diajak bermain
dengan alat peraga tersebut, yaitu siswa
mengotak-atik dan menggunakan kartu
bilangan pada alat peraga dengan memilih
sesuai warna pada bilangan.
2. Menetukan rumus dari suatu pola bilangan
dan deret bilangan.
Jadi pemecahan masalahnya adalah:
a) Dengan menggunakan ICT, berikan
konteks yang berhubungan dengan
aritmatika. Misalnya, gambar
“teller dengan nasabah bank”, gambar
“penggaris”, gambar “speedometer”, dll.
Sehingga, meningkatkan semangat
siswa untuk mempelajari materi
tersebut.
b) Setelah diberikan konteks tersebut,
tanyakan kepada siswa, “kira-kira,
materi apa yang akan kita pelajari hari
ini berdasarkan gambar tersebut??”,
sehingga membuat siswa penasaran.
c) Beritahu materi sebenarnya yang akan
diberikan hari ini. Berikan juga manfaat
mempelajari materi ini untuk kehidupan
sehari-hari, sehingga memotivasi siswa
untuk belajar.
d) Sebelum masuk materi “Barisan dan
Deret Aritmatika”, tanyakan dulu “apa
itu barisan??” dan “apa itu deret??”.
Sebelumnya, lakukan aktivitas di kelas,
dengan menyuruh siswa menemukan
konteks yang berhubungan dengan
materi aritmatika, kemudian ambillah
salah satu konteks, misalnya penggaris.
Tanyakan pada siswa, “ada apa saja sih
di penggaris itu?? ”.
e) Setelah itu, beritahu kalau di penggaris
ada angka yang berjarak sama. Atau
dengan kata lain, di penggaris ada angka
yang mempunyai pola tertentu, itulah
yang dinamakan “Barisan”. Berikan
contoh lain mengenai barisan, misalnya:
barisan bilangan genap, barisan
bilangan asli, barisan bilangan bulat, dll.
f) Kemudian, tanyakan pada
siswa,”pernahkah kalian berpikir untuk
menjumlahkan bilangan-bilangan yang
disebutkan tadi??”. Beritahu kalau
barisan bilangan-bilangan yang
disebutkan tadi kalau dijumlahkan
itulah yang dinamakan “Deret”.
g) Tanyakan lagi pada siswa,”jadi, apa itu
barisan dan apa itu deret??”.
h) Kemudian masuk ke konteks
matematika, dengan memberikan
simbol-simbol untuk barisan dan deret
tadi.
i) Sambil melihat powerpoint , tunjukkan
pada siswa jika suku pertama adalah a,
karena barisan aritmatika ini punya
beda yang sama, maka suku kedua
bernilai a+b, jika suku kedua ditambah
beda b maka akan punya suku ketiga
yang bernilai a+2b, begitu seterusnya,
sehingga saat di suku ke-n, tanyakan
pada siswa, “berapa nilai suku ke-n
tersebut??”. Maka didapatlah nilai suku
ke-n dari hasil analogi suku pertama,
suku kedua, dan suku berikutnya.
j) Kemudian, berikan aktivitas pada siswa
dengan menyuruh menjumlahkan suku-
suku aritmatika tadi. Sehingga nantinya
didapat nilai jumlah suku ke-n.
k) Berikan refleksi dengan mengingatkan
siswa nilai suku ke-n dan nilai jumlah
suku ke-n tadi.
l) Berikan masalah yang terjadi sehari-hari
yang berhubungan dengan aritmatika.
Setelah selesai, adakan game yang
berhubungan dengan materi tadi,
sehingga menambah lebih luas
wawasan siswa.
3. Pembelajaran Matematiaka agar disukai oleh
siswa adalah dengan:
a) Pastikan Anak Didik Memahami
Keterangan Yang Sudah Anda
Sampaikan
Berbeda dengan pelajaran lain,
matematika adalah pelajaran yang
kompleks, di mana materi satu
berkaitan dengan materi lainnya,
materi dasar juga sangat mendukung
untuk memahami materi yag lebih
tinggi.
b) Terangkan materi secara structural
Keep calm ketika menerangkan
materi, jangan terlalu cepat karena
bisa membuat anak didik kurang
faham Bila perlu, ulangi kembali
keterangan jika banyak anak didik
yang kurang faham. Jangan menuntut
anak didik untuk menghafal rumus,
sering-sering memberi soal dan tugas.
Ini juga berguna agar anak didik
mengetahui maksud materi tersebut.
Rumus akan dengan sendirinya
terhafal bagi anak didik yang sering
mengerjakan soal.
c) Padukan Matematika Dengan Dunia
Nyata
Salah satu kedala yang membuat
anak didik merasa kesulitan adalah
karena matematika adalah abstrak
dan terbatas pada angka dan angka.
Sekarang, cobalah mengubah gaya
Anda dalam menerangkan materi
dengan mengaitkan materi tersebut
dalam dunia nyata. Selain ini bisa
membuat siswa lebih memahami
materi tersebut, siswa juga akan
termotivasi secara tidak langsung.
d) Jagan Pernah Mengalihkan Perhatian
Anda Pada Semua Siswa di Kelas
Perhatian Anda juga harus
sepenuhnya tertuju kepada semua
anak didik di kelas, baik ketika Anda
menyampaikan materi maupun ketika
anak didik mengerjakan soal. Ini
penting agar Anda mengetahui apa
saja yang dilakukan anak didik dalam
proses belajar mengajar. Jangan
membelakangi siswa ketika Anda
menulis di papan, cobalah
membiasakan diri menulis sambil
memperhatikan siswa, menulis gaya
miring. Jangan hanya berdiri di satu
tempat, cobalah berkeliling di antara
para siswa saat dan sesudah
menerangkan materi
e) Gunakan Strategi, Media, dan
Metode Pembelajaran Yang Relevan
Untuk membantu daya serap anak
didik dalam memahami materi, Anda
perlu menggunakan beberapa
strategi, media, dan metode,
misalkan cara atau rumus cepat, alat-
alat peraga, dan beberapa metode-
metode pembelajaran. Tetapi,
pastikan media dan metode tersebut
relevan dan sesuai, baik sesuai
dengan materi maupun sesuai
dengan kebutuhan anak didik.
f) Beri Motivasi
Jika Anda hanya fokus pada
penyampaian materi kemudian
pemberian soal, maka itu akan
semakin membuat anak didik merasa
bosan dan jenuh. Sering-sering, Anda
harus memberikan spirit dan motivasi
agar mereka lebih giat belajat,
misalnya
g) Sedikit Candaan dan Humor Sudah
Cukup
Ya, matematika adalah pelajaran yang
sulit dan membosankan bagi anak
didik, untuk itulah jangan pernah
menambah kebosanan mereka
dengan ekspresi dan sikap kaku Anda.
Sekarang, lebarkan senyum Anda, dan
bersikaplah lebih humoris, ini akan
membantu meringankan beban
pikiran anak didik saat belajar di
kelas.
h) Evaluasi Cara Mengajar Anda
Sebagai guru, Anda pasti cukup
kecewa dengan diri Anda sendiri jika
kebanyakan siswa tidak memahami
materi yang sudah Anda sampaikan,
harapan Anda semakin surut, dan
semangat pun semakin layu. Untuk
itu, cobalah mengevaluasi pengajaran
Anda sendiri sebelum mengevaluasi
siswa.
i) Jangan Pernah Paksa Siswa Untuk
Bisa Menguasai Matematika
Meskipun Anda sudah berusaha
mengoptimalkan proses belajar
mengajar secara maksimal, tetapi
pasti ada beberapa anak didik yang
memang memiliki bakal alami sulit
memahami matematika. Jangan
pernah memaksa mereka, justru beri
mereka motivasi untuk mengasah
pelajaran yang mereka bisa. Ingatlah
bahwa setiap anak didik memiliki
bakat dan keahlian yang berbeda-
beda dalam pelajaran tertentu, Anda
tidak bisa memaksa mereka untuk
menguasi pelajaran Anda, itu adalah
kesalahan.
4. Penyajian data dan diagram
Cara mengajarkan ke siswa adalah
menyajikan pembelajaran dengan cara
praktik. Pertama, siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok dengan anggota empat
sampai lima orang urut berdasarkan nomor
absen. Hal ini dilakukan supaya
mempermudah siswa saat pengambilan data.
Guru sudah menyiapkan lembar kerja
mengenai data yang diminta ke masing-
masing kelompok yang isinya masalah
sederhana sehari-hari siswa seperti pelajaran
favorit, makanan favorit warna favorit dan
sebagainya. Pada awal pembelajaran guru
melakukan apersepsi dengan menanyakan
siswa apakah pernah melihat informasi yang
disajikan dalam bentuk diagram batang, garis
ataupun lingkaran dan sebagian besar siswa
sudah pernah melihatnya.
emudian guru memaparkan kegiatan yang
akan dilalui oleh siswa. Setelah itu, guru
mengundi siswa untuk memperoleh lembar
pertanyaan yang akan diambil datanya. Dari
masing-masing kelompok ada satu siswa
yang bertugas sebagai pengambil data
kemudian mereka secara bergantian
mengambil data dari seluruh siswa. Setelah
data diperoleh, maka masing-masing
kelompok berdiskusi membuat tabel
distribusi frekuensi, diagram batang dan
diagram lingkaran. Guru hanya membimbing
jika ada lelompok yang mengalami kesulitan.
Setelah itu masing masing kelompok
memasang data hasil diskusi serta
mempresentasikan didepan kelas. Guru
memberikan penguatan. Dan secara bersama
sama merangkum kegiatan pada hari itu.
Pada akhir pembelajaran guru memberikan
tuigas untuk mengamati data pengunjung
perpustakaan dalam waktu satu minggu ke
depan dan disajikan dengan diagram. Dengan
pembelajaran praktik ini diharapkan siswa
lebih aktif dalam proses pembelajaran serta
lebih paham dalam penyajian data. Dan yang
terpenting dengan pembelajaran ini siswa
memperoleh pengalaman-pengalaman
seperti saat pengambilan data berdiskusi
serta menyajikan data tersebut sampai
dengan mempresentasikan hasil kerja
mereka
5. Kesebangunan dan kekongruenan
Materi kesebangunan dianggap sulit karena
siswa kurang memahami apa perbedaan
antara kesebangunan dan kekongruenan
suatu bangun datar. Selain itu, guru dalam
menyajikan materi jarang menggunakan
media untuk menarik minat siswa terhadap
pelajaran matematika. Oleh karena itu perlu
diciptakan kondisi pembelajaran yang
mengakrabkan matematika dengan siswa, di
antaranya pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran. Tangram
merupakan salah satu permainan edukatif
yang bisa dibuat dari bahan-bahan yang
sederhana. Permainan ini yaitu suatu
permainan puzzle persegi yang dipotong
menjadi 7 bagian yaitu 2 segitiga besar, 1
persegi, 1 jajaran genjang, 1 segitiga sedang,
dan 2 segitiga kecil. Tangram banyak tersedia
di pasaran, namun juga mudah jika dibuat
sendiri menggunakan kertas/kardus. Media
tangram ini sangat menyenangkan dan dapat
melatih imajinasi.
6. Persamaan dan pertidaksamaan linear
Ada beberapa metode yang dapat digunakan
dalam menyelesaikan sebuah permasalahan
persamaan linier , metode – metode
tersebut adalah :
a) Metode Substitusi
Metode atau cara menyelesaikan
persamaan linier dengan mengganti
salah satu peubah dari suatu
persamaan dengan peubah yang
diperoleh dari persamaan linier yang
lainnya.
b) Metode Eliminasi
Metode penyelesaian sistem
persamaan linir dengan cara
mengeliminasi atau menghilangkan
salah satu peubah, dengan
menambahkan atau mengurangkan
dengan menyamakan koefisien yang
akan dihilangkan tanpa
memperhatikan nilai positif atau
negatif .Apabila peubah yang akan
dihilangkan bertanda sama, maka
untuk mengeliminasi menggunakan
sistem operasi pengurangan. Dan
sebaliknya, apabila peubah yang akan
dihilangkan bertanda berbeda, maka
untuk mengaliminasi menggunakan
operasi penjumlahan.
7. Trigonometri
bahwa proses pembelajaran di kelas masih
cenderung menekankan pengetahuan
konsep yang dipelajari, sedangkan
kemampuan siswa memahami secara
konseptual hanya diberikan kesempatan
dalam waktu yang sangat singkat sehingga
siswa sering membuat kesalahan dalam
memecahkan masalah yang diberikan. Mata
pelajaran Matematika, khususnya
trigonometri adalah salah satu mata
pelajaran sekolah yang sangat sedikit disukai
dan hanya sebagian siswa yang berhasil
dalam belajar trigonometri, hanya siswa yang
mempunyai keyakinan yang baik terhadap
trigonometri yang berhasil. Caranya untuk
mempermudah memhami materi
trigonometri sebagai berikut:
a) Pemberian materi perbandingan
trigonometri ini diawali dengan
apersepsi terhadap materi
kesebangunan.
b) Desain didaktis untuk mengatasi
kesulitan terkait nilai-nilai
perbandingan trigonometri pada
sudut-sudut istimewa disajikan
dengan memberikan permasalahan
yang menuntun siswa untuk
menemukan sendiri nilai
perbandingan trigonometri pada
sudut istimewa. Desain didaktis untuk
mengatasi kesulitan dalam
menyelesaikan soal-soal yang
membutuhkan pengkonstruksian
disajikan dengan memberikan soal-
soal yang menuntut siswa untuk
mengkonstruksi informasi yang
diberikan sehingga mempermudah
proses penyelesaian soal tersebut.
Desain didaktis untuk mengatasi
kesulitan terkait variasi informasi
yang diberikan disajikan dengan
memberikan soal-soal yang memiliki
informasi dalam bentuk non rutin
atau informasi terkait konsep
matematika yang lain, seperti konsep
luas segitiga.

2 Uraikan hasil diskusi bersama 1. Barisan dan deret


teman dan dosen mengenai Yang ditinjau dari komunikasi matematika
miskonsepsi di modul ini pada tiap indikator diantaranya pada
indikator menyatakan masalah sehari-hari ke
dalam bahasa atau simbol atau menyususn
model matematika adalah salah dalam
menyimbolkan data yang diketahui, salah
menuliskan apa yang ditanyakan. Pada
indikator melakukan dugaan , salah dalam
menentukan rumus, salah dalam menghitung
data prasyarat, tidak menuliskan rumus.
Kesalahan pada indikator melakukan operasi
matematika yaitu kesalahan penggunaan
tanda operasi matematika, salah dalam
memasukkan data yang diketahui dalam soal,
salah dalam urutan operasi matematika
Penyebab melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal barisan dan deret yang
ditinjau dari komunikasi matematika
diantaranya. Kesulitan dalam mengubah soal
cerita ke dalam simbol matematika, tidak
terbiasa dalam menuliskan apa yang
diketahui dan yang ditanyakan, siswa tidak
ingat rumus-rumus pada materi barisan dan
deret, kurangnya latihan untuk soal-soal
cerita, sering terburu-buru dalam
mengerjakan soal dan tidak mengecek ulang
jawaban, mayoritas tidak belajar terlebih
dahulu seblum ulangan, anggapan siswa
bahwa menuliskan apa yang diketahui dan
yang ditanyakan tidak terlalu penting bahkan
akan menguraningi waktu dalam
perhitungan.
2. Akar kuadrat
Berdasarkan yang terjadi pada penelitian ini
terkait miskonsepsi akar kuadrat khususnya
pada subbab akar kuadrat negatif, sebaiknya
guru lebih sering memberikan latihan atau
contoh kepada siswa terkait akar kuadrat
yang bisa diselesaikan dan tidak bisa
diselesaikan. Akar kuadrat negatif dapat
diselesaikan dengan akar imajiner (𝑖) yang
bernilai √−1.
3. Aturan Identitas Perkalian
Guru harus menekankan kepada siswa
mengenai operasi hitung yang yang
melibatkan variabel. Seharusnya guru
menekankan kepada siswa bahwa tanda
samadengan itu menunjukkan bahwa nilai
dari bagian kanan dan kiri samadengan
tersebut adalah sama. Sedemikian sehingga
pada operasi perkalian untuk menentukan
nilai variabel bukan menggunakan operasi
pengurangan, melainkan menggunakan
operasi pembagian, karena identitas
perkalian adalah 1 bukan 0 (nol), maka 𝑎𝑏 = 𝑐
↔𝑎×𝑏=𝑐↔𝑎𝑎×𝑏=𝑐𝑎↔1×𝑏=𝑐𝑎
↔ 𝑏 = 𝑐 𝑎 , sedemikian sehingga akan
samadengan konstanta dibagi dengan
bilangan yang senilai dengan koefisien yang
terikat pada variabel tersebut. Hal tersebut
juga dapat diselesaikan berdasarkan hukum
kanselasi pada operasi perkalian yaitu 𝑎𝑏 =
𝑎𝑐 ↔ 𝑏 = 𝑐.
4. Perbandingan Panjang Sisi
menekankan kepada siswa bahwa
memahami suatu permasalahan merupakan
hal yang sangat penting. Jadi guru harus
menekankan kepada siswa untuk lebih
cermat dan teliti dalam memahami suatu
permasalahan atau untuk lebih memudahkan
siswa memahami permasalahan dari soal
seperti pada penelitian ini yaitu bisa
ditunjukkan dengan menggunakan media
pembelajaran atau alat peraga, sedemikian
sehinga akan terlihat perbedaan dari dua
panjang sisi yang dibandingkan dengan kata
dua kali dan ditambah. Alat peraga yang
digunakan bisa dengan menggunakan tali
yang dipotong atau menggunakan bambu
atau kayu kecil yang dipotong-potong
ataupun dengan mengajak siswa
menggambarkan secara geometri,
sedemikian sehingga siswa dapat
membanding antara panjang sisi awal
dengan sisi lainnya yang sudah berimbuhan
dengan kata dua kali dan ditambah.
5. Trigonometri
a) terkait nilainilai perbandingan
trigonometri pada sudut istimewa. Hal ini
terlihat dari banyaknya siswa yang sering
tertukar dalam menentukan nilai sinus,
cosinus dan tangen dari sudut-sudut
istimewa. terkait dengan informasi
tersirat dalam soal yang diberikan
sehingga mahasiswa harus
mengkontruksi terlebih dahulu informasi
tersebut. terkait variasi informasi yang
diberikan. Ada dua macam variasi
informasi yang membuat siswa
mengalami kesulitan dalam mengerjakan
soal, yaitu variasi informasi dengan
menggunakan bentuk non rutin dan
variasi informasi terkait konsep
matematika yang lain.
6. Miskonsepsi Bangun Ruang,
Menekankan untuk dapat membayangkan
atau menggambarkan bentuknya terlebih
dahulu dari permasalahan yang diberikan
agar lebih muda untuk menemukan apa yang
belum diketahui dari permasalahan terkait
dengan proses penyelesaian permasalahan
tersebut, dan atau dengan mengajak siswa
membuat jaring-jaring terlebih dahulu agar
lebih mudah memahami.
3 Hambatan yang di alami pada - Waktu yang terbatas dalam pendalaman
pembelajaran analisis materi materi.
pembelajaran berbasis masalah di - Tidak semua dapat belajar sendiri, melainkan
modul ini membutuhkan bantuan instruktur.
- Perlu ketelitian dan kejelian dalam meringkas
isi modul karena banyak ditemukan kata-kata
sulit yang perlu didefinisikan.
4 Hal yang akan dilakukan untuk - Prinsip belajar maju berkelanjutan
sukses di pembelajaran modul - Penataan materi secara modular yang utuh
berikutnya dan lengkap
- Prinsip rujuk silang antar modul dalarn rnata
pelajaran
- Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi
terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di berbagai
perangkat keras (hardware).
(disertai link sumber ataupun link untuk
video)
- Meminimalisir masih adanya beberapa
tulisan yang tidak teredit rapi dan slah
pengetikan yang sering terulang.

Anda mungkin juga menyukai