Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen, dan oksigen yang terdapat dalam
alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya
adalah polisakarida aldehid dan keton atau turunan mereka (Poedjiadi, 2006).
Pada senyawa yang termasuk karbohidat terdapat gugus fungsi yaitu gugus –OH,
gugus aldehid, atau gugus keton. Struktur karbohidrat selain mempunyai hubungan
daerah sifat kimia yang ditentukan dengan sifat fisika, dalam hal ini juga aktivitas
optic. Sir Walter Norman Haworth (1883-1950) seorang ahlii kimia berpendapat
bahwa pada molekul glukosa, kelima atom karbon yang pertama dengan atom
oksigen, dapat membentuk cincin segi enam 9Gambar 1). Oleh karena itu,
diusulkanlah penulisan rumus struktur karbohidrat sebagai bentuk cincin furan atau
piran.
Suatu disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari dua satuan mnosakarida
yang dipersatukan oleh suatu hubungan glikosida dari karbon 1 dari satu satuan ke
suatu OH satuan lain. Suatu cara ikatan yang lazim ialah suatu ubungan glikosida α
atau β dari satuan pertama ke gugus 4-hidroksil dari satuan kedua. Hubungan ini
disebut suatu ikatan 1,4’-α atau 1,4’-β, tergantung pada stereokimia pada karbon
glikosida. Seperti halnya monosakarida, senyawa ni larut dalam air, sedikit larut
dalam alcohol, dan praktis tidak larut dalam eter dan pelarut oerganik non-olar.
Contoh dari disakarida adalah maltose, sukrosa, dan laktosa (Sastroamidjojo &
Hardjono, 2005).
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada
mono dan oligosakarida. Molekul mnosakrida terdiri atas banyak molekul
monosakarida. Polisakarida yang terdiri dari satu macam monoksakarida disebut
homoolisakarida, sedangkan yang mengandung senyawa lain disebut
heteropolisakarida (Fessenden, 1982).
Analisis data
Hasil percobaan menunjukkan uji ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu sebagai
berikut:
(Sumardjo, 2009)
reagen molisch. Uji ini dapat mendeteksi larutan sampel termasuk ke dalam golongan
karbohidrat. Glukosa dan galaktosa menunjukkan hasil positif dengan membentuk
cincin ungu di tengah larutan. Hal ini terjadi karena H2SO4 pekat mengkatalis
terdehidrasinya gula untuk membentuk senyawa furfural (pada pentosa) atau
hidroksimetil furfural (pasa heksosa). Furfural ini terkondensasi dengan alpha-naphtol
yang tersulfonasi dan menghasilkan warna ungu. Polisakarida dan disakarida juga
menunjukkan hasil yang positif dengan peran asam menghidrolisnya menjadi
komponen-komponen monosakarida, lalu mengalami proses dehidrasi.
2. Uji antron
3. Uji pikrat
Tujuan dari uji benedict adalah unuk membuktikan sifat pereduksi pada
karbohidrat. Pada uji ini dibutuhkan 4 tabung, masing-masing tabung diisi
dengan larutan glukosa, fruktosa, maltosa dan laktosa kemudian sama
sama ditambahkan larutan Asam pikrat dan larutan HNO3 dan
dipanaskan. Oksidasi karbohidrat menjadi asam onat dan reduksi asam
pikrat yang berwarna kuning menjadi asam pikramat yang berwarna
merah.
Hanya pada tabung yang berisi fruktosa yang mengalami perubahan warna
dari larutan yang berwarna kuning menjadi berwarna agak kemerahan,
sedangkan pada tabung yang lain tidak mengalami perubahan (hasil
negatif). Perubahan warna yang terjdi disebabkan adanya asam pikrat
mengalami reduksi menjadi asam pikramat.
Pada uji ini terjadi hasil negatif kecuali pada tabung berisi fruktosa,ini
mungkin dikarenakan reagen yang rusak atau dikarenakan praktikan yang
melakukan kesalahan dalam melakukan percobaan,sehingga didapatkan
hasil yang negatif.
Contoh reaksi antara glukosa dan asam pikrat :
(Soemardjo, 2009)
2. Uji benedict
Tujuan dari uji benedict adalah unuk membuktikan sifat pereduksi pada
karbohidrat. Pada uji ini disiapkan 4 tabung, masing-masing tabung diisi
dengan larutan glukosa, fruktosa, maltosa dan laktosa kemudian
ditambahkan 1ml larutan pereaksi benedict, kemudian digojog lalu
dipanaskan. Pereaksi benedict terdiri dari cuprisulfat, natrium karbonat,
dan natrium sitrat. Glukosa akan mereduksi ion Cu2+ dari cupri sulfat
menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya
natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi bersifat basa lemah.
Endapan yang terbentuk dapat berwarna merah bata.
Perlakuan penggojogan bertujuan agar larutan menjadi homogen,
sedangkan adanya pemanasan supaya mempercepat reaksi. Hasil yang
diperoleh dari semua tabung tersebut mengalami perubahan warna yang
sama, yang awal warna larutan berwarna bening kebiruan menjadi larutan
yang mempunyai endapan warna merah bata, hasil ini menunjukkan nilai
uji positif. Terbentuknya endapan merah bata disebabkan oksidasi
karbohidrat (gula pereduksi) menjadi Asam onat, sedangkan pereaksi
benedict tereduksi dan menghasilkan endapan Cu2O (merah bata).
Contoh reaksi antara glokosa dan pereaksi benedict :
(Sumardjo, 2009)
3. Uji barfoed
Uji Barfoed digunakan untuk membedakan antara monosakarida pereduksi
dan disakarida pereduksi. Hasil percobaan menunjukkan hanya glukosa yang
menunjukkan hasil positif berupa endapan merah bata. Seharusnya menurut
literatur positif pula terhadap galaktosa, karena gula pereduksi adalah gula
yang mengandung gugus aldehid bebas maupun monoketo bebas, dan
keduanya merupakan gula pereduksi. Selain itu pada disakarida seharusnya
menunjukkan juga hasil yang positif (walau butuh waktu lebih lama untuk
melihat warna hasil pengendapan akibat terhidrolisis dulu menjadi komponen-
komponen monosakarida). Adapun prinsip reaksinya sama dengan reagen
benedict yaitu endapan merah bata dihasilkan akibat reduksi Cu2+ menjadi
Cu+ dalam Cu2O.
Dapus