Anda di halaman 1dari 73

Bagian ilmu Kesehatan mata

Fakultas kedokteran
Universitas pattimura
agustus 2020

pemeriksaan
Mata
Layout
1. Penilaian penglihatan bayi, anak dan dewasa
2.Pemeriksaan refraksi subjektif
3.Tes penglihatan warna
4.Penilaian penglihatan binokuler
Penilaian penglihatan bayi, anak dan dewasa
Penilaian penglihatan bayi & anak
Optokinetic
observasi nystagmus test

Pre-verbal fiksasi The prefential


(<2,5 tahun) looking test
reflex pupil
 Infants
Penilaian oftalmoskopi Visual evoked
penglihatan bayi potential
&anak
Allen card
verbal E chart
(>2,5 tahun) Hotv card
 Child Snellen chart
Lea symbol
Penilaian penglihatan bayi
1. Observasi
o Mengamati apakah Anak tampak melihat atau
peduli terhadap lingkungan sekitarnya? Apakah
anak respon terhadap lingkungan sosial seperti
mengenali wajah pemeriksa atau anggota
keluarganya? Apakah anak melihat jari kaki
atau tangannya sendiri?
o Adanya pengenalan dan perhatian anak
menunjukkan tajam penglihatannya baik
o Metode ini tidak berhasil pada anak dengan
keterbelangan mental. Walaupun anak tersebut
melihat tetapi tidak akan respon terhadap
sekitar.
2. Fiksasi  pre verbal
o Pada teknik ini dilihat apakah anak tetap
terfiksasi pada objek yang menarik?
Apakah anak mengikuti objek yang
menarik tersebut? Respon anak mengikuti
objek ini biasanya diapat pada 1-2 bulan
kehidupan dan membuktikan visus Anak
baik.
o Dapat digunakan “metode CSM” pada
anak yang Belum dapat berbicara
Tes observasi dan fiksasi
3. Reflex pupil

o Adanya reflek langsung dan tidak


langsung pupil terhadap cahaya
menunjukkan bahwa jalur aferen dan
eferen reflek pupil baik.
o Cara yang dipakai untuk menilai reflek
ini dapat dipakai untuk menilai saraf
penglihatan bagian depan.
o Jika cahaya senter pada satu mata
menyebabkan konstriksi pada kedua
pupil berarti retina, nervus optikus,
traktur optikus berfungsi dengan baik
Tes reflex pupil
4. oftalmoskopi

o Oftalmkoskopi langsung atau


tidak langsung dipakai untuk
mengetahui keadaan media mata
dan mempelajari karakteristik
retina dan nervus optikus.
o Terdapat media yang jernih, retina
utuh, dengan nervus optikus yang
normal dapat menunjukkan tajam
penglihatan yang baik
retinoblastoma
retinoblastoma
retinoblastoma
Tes oftalmoskopi
5. Optokinetic nystagmus test (okn)

• Merupakan sebuah silinder yang dapat berputar


pada sumbunya dan pada dindingnya terdapat
garis garis tegak yang mempunyai keteblan
tertentu, tes ini berguna untuk mengetahui
fungsi penglihatan pada anak.
• Dengan memutar alat ini didepan mata anak
akan terlihat nistagmus pada mata anak
tersebut yang gerakannya berlawanan dengan
arah perputaran silinder
• Semakin halus garis yang terdapat pada tabung
silinder yang memberikan respon nistagmus
maka semakin baik pula visus bayi yang
diperiksa
Tes optokinetic nystagmus
Tes optokinetic nystagmus
6. Prefential looking test
o Prefential looking test menilai ketajaman penglihatan
dengan mengamati respn Anak terhadap stimulus visual.
o Dapat dilakukan dengan menggunakan Teller Acuity Card
II dan Cardif Acuity Test
o Teller Acuity Card II adalah kartu persegi panjang 25,5cm x
55,5cm dan terdapat garis garis hitam dan putih yang
dicetak dengan latar belakang abu-abu. Kartu ini memiliki
dua sisi dengan lubang ditengah diameter 4mm dan garis
garis tersebut hanya ada pada satu sisi kartu saja.
Gerakan mata kearah sisi menunjukkan anak mampu
melihat garis-garis tersebut. Semakin tipis garis yang
terlihat maka semakin baik tajam penglihatan anak.
Pemeriksaan ini dilakukan monokular dan binokular.
6. Prefential looking test

o Teller Acuity Test, jarak Pemeriksaan ditentukan berdasarkan


usia anak:
 Bayi 0-6 bulan Pemeriksaan dilakukan pada jarak 38 cm
 Anak usia 7 bulan hingga 3 tahun dilakukan pada jarak 55 cm.
 Anak usia lebih dari 3 tahun Pemeriksaan dilakukan pada jarak
84cm
 Anak dengan tajam penglihatan yang buruk dilkukan pada
jarak lebih dekat 9,5cm dan 19cm.
o Sebelum memulai pemeriksaan harus dipastikan terlebih dahulu
jarak mana yang digunakan dan kemudian tajam penglihatan
dinilai dengan menggunakan tabel konversi visus berdasarkan
level kartu yang bisa dilihat dalam cy/cm dengan jarak
pemeriksaan
6. Prefential looking test

Teller Acuity Card II Cardif Acuity Test


6. Prefential looking test
6. Prefential looking test
5. Prefential looking test

&
Prefential looking test
7. Visual evoked potential

• Tes Visual Evoked Potential (VEP) merupakan pemeriksaan


kualitatif dari pemeriksaan tajam penglihatan. Tes ini
digunakan untuk melihat ada atau tidaknya kebutaan
korteks. Alat ini berupa elektroensefalogram (EEG) yang
diambil dari lobus oksipital. Elektroda primer ditempelkan
di atas lobus oksipital.

• Hasil ditentukan dengan menstimulasi mata dengan cahaya


terang, dengan mengunakan alat perekam aktivitas listrik
otak lewat stimulasi cahaya pada retina. Pemeriksaan ini
lebih bermanfaat pada anak dengan retardasi mental.
7. Visual evoked potential
7. Visual evoked potential
Visual evoked potential
Penilaian penglihatan anak
1. Allen card
Allen Card berupa gambar yang
sudah dikenal oleh anak-anak
misalnya gambar mobil, pohon
natal, boneka beruang, telepon
dan kue ulang tahun. Allen card
digunakan pada usia anak 2,5
tahun. Pemeriksaan dilakukan
dengan jarak 3 meter
2. Stycard test (hotv card)

Pada pemeriksaan ini digunakan satu set simbol


dengan ukuran yang bertingkat, dan satu set
simbol yang masing-masing bertuliskan Huruf
H,O,T,V sebagai interpretasi dengan meminta
anak menunjukan huruf yang sama dengan yang
ditunjuk oleh pemeriksa. HOTV card digunakan
pada usia anak 30-54 bulan(4,5 tahun).
Pemeriksaan dilakukan dengan jarak 3 meter.
3. Lea symbol
Lea symbol terdiri atas 4 buah gambar
yaitu apel, rumah, lingkaran, dan persegi
empat. LEA symbol digunakan pada anak
usia 3-3,5 tahun. Anak diminta untuk
mengenal masing-masing gambar
kemudian anak menunjukkan gambar
yang ada. Nilai berapa visus anak sesuai
dengan angka yang berada di samping
LEA symbol.
4. E chart

Pemeriksaan dengan metode ini hampir


sama dengan pemeriksaan kartu snellen,
bedanya pemeriksan ini hanya
menggunakan satu huruf “E” dengan
berbagai ukuran dan posisi. Tanyakan
kepada anak kemana arah dari kaki
Huruf ‘E’ apakah ke bawah, ke atas, ke
kiri atau ke kanan. E chart dapat
digunakan pada usia di atas 4 tahun.
Penilaian penglihatan dewasa
Penilaian penglihatan dewasa
Notes :
o Pemeriksaan Visus (ketajaman penglihatan)
o Teknik Pemeriksaan
 Pemeriksaan dilakukan pada mata secara terpisah
 Mata kanan terlebih dahulu diperiksa baru mata kiri
 Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada jarak 5-6
meter karena pada jarak ini mata akan melihat benda
dalam keadaan istirahat atau tanpa akomodasi.
1. Snelen chart
• Tajam penglihatan: pembilang/ penyebut
• Pembilang : jarak pasien dengan snellen
• Penyebut: jarak yang dapat dibaca orang
• Ketajaman penglihatan 6/6: dapat melihat huruf
pada jarak 6 meter yang oleh orang normal
huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter
• Ketajaman Penglihatan 6/30: dapat melihat huruf
pada jarak 6 meter yang orang normal dapat
melihatnya dengan jarak 30 meter
• Ketajaman Penglihatan 6/60: Hanya dapat
membaca huruf dengan jarak 6 meter yang
orang normal dapat membaca pada jarak 60
meter.
2. Pinhole test
• Bila seseorang diragukan apakah gangguan
penglihatannya akibat kelainan refraksi atau
sebab lain, maka dilakukan uji pinhole
• Bila dg pinhole penglihatan lebih baik, berarti
ada kelainan refraksi yg masih dpt dikoreksi dg
kacamata.
• Bila penglihatan berkurang dg diletakkan
pinhole di depan mata berarti ada kelainan
organik/kekeruhan media penglihatan yg
menyebabkan penglihatan menurun
Snelen chart & pinhole
3. Hitung jari
• Bila huruf terbesar pada kartu Snellen tetap
tidak dapat terbaca jelas maka dilakukan uji
hitung jari
• Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal
pada jarak 60 m
• Bila hanya dapat melihat atau menghitung
jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3 m,
maka ketajaman penglihatan 3/60
• Dengan pengujian ini ketajaman penglihatan
hanya dapat dinilai sampai 1/60: berarti dapat
menghitung jari pada jarak 1 m
4. Lambaian tangan
• Dapat ketajaman penglihatan yang
lebih buruk dari 1/60
• Orang normal dapat melihat
gerakan atau lambaian tangan
pada jarak 300 m
• Bila mata hanya dapat melihat
lambaian tangan pada jarak 1 m
berarti visus disebut 1/300
5. Uji proyeksi sinar
• Mata hanya dapat mengenal sinar saja
dan tidak dapat melihat lambaian
tangan : Visus (ketajaman penglihatan)
1/∞ (orang normal dapat melihat cahaya
dari jarak tak terhingga)
• Bila penglihatan ama sekali tidak dapat
mengenal adanya sinar maka dikatakan
ketajaman penglihatannya adalah 0
(nol)
Pemeriksaan refraksi subjektif
Trial frame and trial lens

Pemeriksaan menggunakan Trial Frame dan Trial Lens


o Menentukan jenis lensa bantu yang memberikan penglihatan paling jelas
untuk mengkoreksi kelainan refraksi
o Menentukan jenis lensa bantu yang memberikan penglihatan paling
nyaman untuk mengkoreksi kelainan refraksi

Alat yang perlu disiapkan : Penggaris, Optotype Snellen, Set alat trial frame
dan trial lens (kaca mata dan lensa mata coba), Keratoskop Plasido dan
Kartu Baca Dekat)
Trial frame and trial lens
Trial frame and trial lens
Refraksi astigmatisme  refraksi spero-cylindral dengan lensa silindris untuk koreksi

* Keadaan hipermetropi  + 0,25D


Usaha membuat emetropia (normal condition)
* Keadaan myopia  -0,25D

V = d/d
V = Visus
d = jarak pemeriksaaan
D = jarak penglihatan normal

6 meter
Trial frame and trial lens
Keratoskop plasido
Pemeriksaan dengan kartu jeager
• Pemeriksaan adanya presbiopia berhubungan
dengan keluhan membaca dekat dan usia lanjut,
karena presbiopia biasanya terjadi pada usia
diatas 38 tahun.
• Metode yang digunakan adalah near refraction
dengan kartu baca dekat. Sebelumnya sesuakan
jarak pupil penglihatan dekat pada kaca mata
coba. Berikan lensa speris (+) umumnya
disesuaikan umur S+1,00D (usia 40 tahun), S+1,50D
(45 tahun) hingga S+3,00D (60 tahun). Minta
penderita untuk membaca kartu baca dekat
pada jarak baca yang baik (±30 cm).
Tes penglihatan warna
Ishihara test
• Didasarkan pada penentuan angka yang ada
pada kartu dengan berbagai warna dalam
waktu 10 detik.
• Merupakan pemeriksaan untuk penglihatan
warna dengan memakai satu seri titik bola
kecil dengan warna dan besar yang berbeda,
sehingga dalam keseluruhan terlihat warna
pucat dan menyukarkan pasien dengan
kelainan penglihatan warna melihatnya.
• Penderita buta warna atau dengan kelainan
penglihatan warna dapat melihat sebagian
atau sama sekali tidak dapat melihat
gambaran yang diperlihatkan
Hardy rand rittler
Tes yang hampir sama
seperti pada Ishihara, hanya
saja pada Hardy Rand Rittler
menggunakan pola dan
simbol yang harus dibaca
pada latar belakang
berwarna dengan yang
terdiri dari banyak titik-titik.
City university
Uji yang terdiri dari 10 platelet
yang berisi satu warna pada
bagian sentral dan 4 warna yang
ada pada bagian pinggir. Cara
melalukannya, pasien diminta
untuk mencocokan satu warna
pada bagian pinggir dengan
warna pada bagian sentral
Farnsworth-Munsell 100 hue

Bertujuan untuk melihat kemampuan seseorang


menyusun kecerahan warna. Susunan terdiri dari
atas 4 sajian dimana terdapat 85 topi yang dapat
dipindah-pindah. Warna dari topi mempunyai
kecerahan bertambah yang mempunyai nomor
dibelakangnya. Farnsworth-Munsell ini digunakan
untuk mengukur chromatic discrimination,
mengidenfikasi kelainan buta warna karena
kongenital, perubahan karena penyakit
neurologis atau efek samping dari pemberiaan
obat.
Farnsworth d-15

Pemeriksaan Farnsworth D-15 merupakan


modifikasi sederhana dari Farnsworth-Munsell 100
hue. Prinsip kerjanya pun hampir sama dengan
cara menyusun kecerahan warna, hanya saja
pada permeriksaan Farnswoth D-15 jumlah topi
warna yang akan disusun hanya 15 topi.
Farnsworth-Munsell 100 hue
penilaian penglihatan binokuler
Penilaian penglihatan binokuler
Penglihatan binokuler dapat dipastikan baik atau tidak dengan melakukan uji refraksi 2 cara
o Skrining awal dengan snellen chart
o Pemeriksaan Binokuler, meliputi;
 Tes Refraksi subyektif monokuler: untuk mengetahui kondisi penglihatan dan ukuran
refraksi mata kanan dan kiri
 Tes WFDT untuk mengetahui kerjasama antara kedua bola mata masih baik atau
mengalami gangguan
 Tes fungsi akomodasi untuk mengetahui apakah kemampuan akomodasi lensa masih
baik atau mengalami gangguan
 Tes posisi bola mata: untuk mengetahui adanya ketidaknyamanan akibat posisi bola
mata tidak lurus.
Tes wfdt (worth four dot test)
• Digunakan untuk menilai fusi dan supresi
pada jarak dekat dan jauh. Pemeriksaan
ini terdiri dari susunan 4 buah titik yang
disusun sedemikian rupa, yang biasanya
berupa titik merah, putih dan 2 titik hijau.
• Pasien memakai kacamata red filter pada
satu mata dan green filter pada mata
lain. Cahaya merah dapat dilihat mata
dengan kacamata red filter tetapi cahaya
hijau tidak tampak karena lensa red filter
(merah) menyerap gelombang cahaya
hijau begitu pun sebaliknya
Tes wfdt (worth four dot test)
Tes wfdt (worth four dot test)

normal
Tes wfdt (worth four dot test)

Diplopia (exotropic deviation)


Tes wfdt (worth four dot test)

Diplopia (esotropic deviation)


Tes wfdt (worth four dot test)

Vertical deviation
Binocular balancing

• Tujuan Binocular Balancing bukan


untuk mencari ketajaman kedua mata
namun untuk menyeimbangkan usaha
akomodasinya
• Pemeriksaan ini dilakukan bila sudah
didapat koreksi penuh terhadap
gangguan refraksinya.
Posisi bola mata / muscle balance
COVER TEST COVER/UNCOVER TEST
• Untuk menentukan mata juling •Menentukan mata juling
nyata/ manifest tersembunyi/ laten
• Pemeriksa menutup mata •Pemeriksa menutup salah satu mata
sehat •Perhatikan mata tersebut sewaktu
• Pasien melihat lurus kedepan penutup dibuka
• Sambil menyinari mata •Adakah gerakan yang muncul?
dengan senter, lihat gerakan •Bila ada: foria?
mata yang tidak ditutup
•Esoforia? exoforia, hiperforia,
• Ada tropia? Eso tropia, exo hipoforia?
tropia, hipertropia, hipotropia?
Posisi bola mata / muscle balance
Thank you

Anda mungkin juga menyukai