Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain


untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Manajemen juga
merupakan proses pengumpulan dan mengorganisasi sumber-sumber dalam mencapai tujuan
(melalui kerja orang lain) yang mencerminkan dinamika suatu organisasi. Tujuan ditetapkan
berdasarkan misi, filosofi dan tujuan organisasi. Proses manajemen meliputi kegiatan
mencapai tujuan organisasi melalui perencanaan organisasi, pengarahan dan pengendalian
sumber daya manusia, fisik dan teknologi. Semua perawat yang terlibat dalam manajemen
keperawatan dianggap perlu memahami misi, filosofi dan tujuan pelayanan keperawatan serta
kerangka konsep kerjanya.

Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk


merencanakan, mengatur dan menggerakan karyawan dalam memberikan pelayanan
keperawatan sebaik-baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan. Agar
dapat memberikan pelayanan keperawatan sebaik-baiknya pada pasien, diperlukan suatu
standar yang akan digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan tersebut.
Kemajuan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, telah memperluas peran dan fungsi
keperawatan. Selain itu, telah terjadi pula perubahan mendasar pada manajemen keperawatan
dan penggunaan sumber daya yang represif menuju kependayagunaan sumber daya yang
bersifat proaktif. Pelaksanaa manajemen sumberdaya proaktiflebih ditekankan pada
tejaminnya aktivitas kolaborasi dan keterbukaan dalam setiap kegiatan untuk mencapai
tujuan.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan manajemen?
2. Apa saja fungsi manajemen?
3. Perbedaan manajemen dan leadership?
4. Apa saja teori kepemimpinan dan prinsip manajemen?
1.3 Tujuan
Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan konsep dan proses manajemen di
kehidupan sehari-hari.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen

Secara umum pengertian manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi
dan pengunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan
sebelumnya. Manajemen memiliki kegiatan memimpin, mengatur, mengelola,
mengendalikan, dan mengembangkan.

Manajemen dapat dikatakan sebagai seni. Manajemen merupakan seni dalam


menyelesaikan pekerjaan melalui kerja sama dengan orang lain. Seni manajemen terdiri dari
kemampuan untuk melihat totalitas di bagian-bagian yang terpisah dari suatu kesatuan
gambaran tentang visi. Seni manajemen mencakup kemampuan komunikasi visi tersebut.
Aspek-aspek perencanaan kepemimpinan, komunikasi dan pengambilan keputusan mengenai
unsur manusia tentang cara menggunakan pendekatan manajemen seni.

Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli

Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan yang secara sistematis untuk memahami
mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi kemanusiaan. Berikut beberapa definisi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli
yaitu sebagai berikut.

a.Manullang:

Pengertian manajemen menurut Manullang adalah seni dan ilmu pencatatan,


pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, pengawasan terhadap sumber daya manusia
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b. John D. Millet

Menurut John. D. Millet yang berpendapat dalam bukunya yang berjudul Managemen
in the public service bahwa pengertian manajemen adalah proses dalam memberikan arahan
pekerjaan kepada orang-orang dalam suatu organisasi guna mencapai tujuan.

2
c. Harold Koontz dan Cyrill O' Donnel

Pengertian manajemen menurut Harold Koontz dan Cyrill O'Donnel dalam bukunya
The Principles of Management yang mendefinisikan pengertian manajemen bahwa
manajemen adalah cara untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan yang lain.

d. George R. Terry

Pengertian manajemen menurut George R. Terry bahwa dalam bukunya


ThePrinciples of Management yang mengemukakan bahwa pengertian manajemen adalah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan kegiatan orang
lain.

e. Henry Fayol

Menurut Henry Fayol, bahwa pengertian manajemen dalam bukunya General


Industrial Management bahwa manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya manusia dan menggandakan
pengendalian dalam rangka mencapai tujuan.

2.2 Fungsi Manajemen

Dari berbagai fungsi manajemen tersebut, fungsi manajemen yang paling mendasar
yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan mencakup hal-hal pemilihan/penetaan tujuan organisasi dan penetuan


strategi, kebijakan, proyeksi, program, metode, sistem, anggaran, dan standar yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Ada empat tahap yang harus dilalui dalam proses perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan Tujuan, perencanaan dimulai dengan keputusan tentang keinginan kebutuhan


organisasi/kelompok kerja.

b. Merumuskan Keadaan Saat Ini, pemahaman akan posisi perusahaan, maka dapat
diperkirakan untuk masa depan.

3
c. Mengidentifikasi Kemudahan dan Hambatan, kemudahan, hambatan, kekuatan, dan
pelemahan dari organisasi perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi
dalam mencapai tujuan.

d. Mengembangkan Rencana untuk Pencapaian Tujuan, Tahap terakhir dari proses


perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif untuk mencapai tujuan, penilaian
alternatif, dan pengambilan keputusan untuk menentukan pilihan yang terbaik diantara
berbagai alternatif yang ada.

Tanpa perencanaan yang baik, maka operasi organisasi mengalami hambatan. Perencanaan
yang baik memberikan manfaat. Manfaat perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi peluang masa depan


2. Mengembangkan langkah-langkah yang strategis
3. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
4. Mengidentifikasi dan menghindarkan permasalahan yang timbul di masa yang akan
datang.
5. Mudah melakukan pengawasan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai


dengan tujuan, sumber daya organisasi, dan lingkungan tempat organisasi berada.
Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan yang besar menjadi kegiatan-kegiatan
yang lebih kecil. Selain dari itu, mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugasnya yang telah dibagi-
bagi tersebut.

Ada tiga aspek dari fungsi manajemen mengenai pengorganisasian yaitu sebagai berikut:

1. Menetapkan struktur organisasi


2. Mendelegasikan wewenang
3. Memantapkan hubungan

Ada beberapa bentuk organisasi, antara lain sebagai berikut:

a. Organisasi Garis

4
Organisasi garis mempunyai struktur organisasi yang wewenang pimpinan langsung
ditujukan kepada bawahan. Bawahan yang bertanggung jawab langsung pada atasan.
Contohnya adalah garis komando yang dilaksanakan kesatuan militer.

Ada beberapa kebaikan dari organisasi garis antara lain sebagai berikut:

1. Kesatuan komando terjamin berada pada satu tangan


2. Proses pengambilan keputusan cepat
3. Jumlah karyawan sedikit dan rasa solidaritas tinggi
4. Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan

Sedangkan kelemahan dari organisasi garis adalah sebagai berikut:

1. Maju mundurnya organisasi berada di tangan satu orang


2. Kecenderungan pimpinan bertindak otoriter
3. Sistem kerja pada tiap individual bersifat individual
4. Kesematan kerja untuk berkembang terbatas

b. Organisasi Garis dan Staf

Organisasi garis dan staf memberikan wewenang pada pimpinan untuk memberikan
komando pada bawahan. Pimpinan dibantu oleh staf dalam pelaksanaan tugas. Bentuk
organisasi tersebut banyak ditemukan diberbagai instansi atau perusahaan.

Kebaikan dari organisasi garis dan staf adalah sebagai berikut:

1. Cocok diterapkan dalam organisasi yang sifatnya kompleks


2. Memungkinkan adanya spesialisasi dengan berpedoman pada prinsip the right man in
the right place.
3. Keputusan yang diambil lebih rasional karena dipikirkan lebih dari satu orang.
4. Adanya pembagian tugas secara lebih tegas antara pimpinan, staf, dan bawahan.
Koordinasi dapat berjalan dengan baik karena setiap bidang telah memiliki tugas
masing-masing.

Sedangkan kelemahan dari struktur organisasi garis dan staf adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan tugas sering bingung karena dimungkinkan terjadinya perintah lebih dari
satu orang
2. Karyawan cenderung tidak mengenal tanggung jawab

5
3. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan cukup banyak
4. Solidaritas karyawan kurang

c. Organisasi Fungsional

Organisasi fungsional disusun berdasarkan sifat dan macam fungsi yang harus
dilaksanakan. Adapun kebaikan dan kelemahan dari struktur organisasi fungsional adalah
sebagai berikut:

Kebaikan organisasi fungsional adalah sebagai berikut:

1. Kesimpangsiuran perintah dari atasan dapat dihindari karena ada pembagian tugas yang
ada
2. Penggunaan tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya
3. Produktivitas relatif tinggi karena adanya spesialisasi pekerjaan
4. Mudah dalam melakukan organisasi.

Sementara kelemahan adalah sebagai berikut:

1. Sulit mengadakan mutasi kerja tanpa terlebih dahulu mengadakan latihan


2. Koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan
3. Terjadi pengkotak-kotakan karyawan karena bidang tugas yang berlainan
4. Kesimpangsiuran tugas masih mungkin terjadi karena perintah bisa datang lebih dari
satu orang

3. Penyusunan Personalia (Staffing)

Staffing merupakan penarikan, pelatihan, dan pengembangan serta penempatan dan


pemberian orientasi pada karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan
produktif. Fungsi staffing mencakup kegiatan berikut:

a. Perencanaan sumber daya manusia

b. Rekruitmen karyawan

c. Seleksi

d. Pengenalan dan orientasi

e. Penilaian dalam pelaksanaan kerja

6
f. Pemberian balas jasa dan penghargaan

g. Perencanaan dan pengembangan karier.

4. Pengarahan (Leading/Directing)

Fungsi pengarahan adalah membuat karyawan melakukan apa yang diinginkan dan
harus dilakukan. Fungsi yang melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin. Kegiatan
kepemimpinan misalnya komunikasi, motivasi, dan disiplin perlu diintensifkan oleh atasan.

5. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai dan mengendalikan


jalannya suatu kegiatan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian,
tujuan pengawasan adalah memperbaiki kesalahan, penyimpangan, penyelewengan dan
kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan rencana.

Ada beberapa langkah dalam proses pengawasan, antara lain sebagai berikut:

a. Menetapkan standar dan metode untuk mengukur prestasi

b. Mengukur prestasi kerja

c. Menentukan apakah prestasi kerja sudah sesuai dengan standar atau belum

d. Pengambilan tindakan koreksi bila pelaksanaannya menyimpang dari standar.

2.3 Pengertian Leadership

Organisasi dalam bentuk apapun pasti memerlukan seseorang untuk menempati posisi
sebagai pimpinan / pemimpin (leader). Menurut Hadari Nawawi (Kepemimpinan yang
Efektif, 9)Pemimpin (leader)adalah orangnya dan kepemimpinan (leadership) adalah
kegiatannya.

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan / kecerdasan mendorong


sejumlah orang agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada
tujuan bersama. Adapun pengertian kepemimpinan menurut para ahli adalah:

1. Stephen P. Robbins (Perilaku Organisasi, 40) Kepemimpinan adalah kemampuan untuk


mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan.

7
2. Herman Sofyandi dan Iwa Garniwa (Perilaku Organisasional, 174) :

a. Kepemimpinan adalah Perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-


aktivitas kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama.(Hemhill & Coons, 1957;
7)

b. Kepemimpinan adalah Pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalanm suatu situasi
tertentu serta diarahkan melalui proses komunikasi, kea rah pencapaian satu atau
beberapa tujuan tertentu (Tannenbaum,Weschler & Massarik, 1961;24)

c. Kepemimpinan adalah Pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan


dan interaksi (Stogdill, 1974; 411)

d. Kepemimpinan adalah Peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada
diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi (Katz & Khan, 1978 ;
528)

e. Kepemimpinan adalah Proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang


diorganisasi kearah pencapaian tujuan (Rauch & Behling, 1984;46)

f. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap
usaha kolektif yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan
untuk mencapai sasaran (Jacobs & Jacques, 1990;281)

2.4 Perbedaan Leadership dan Manajemen

Manajemen dan leadership adalah dua kata yang mempunyai arti yang hampir sama .
Namun pada hakekatnya terdapat perbedaan. Manajemen adalah suatu proses pencapaian
tujuan organisasi lewat usaha orang-orang lain. Atau manajemen adalah orang senantiasa
memikirkan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Manajemen dapat diterapkan
pada setiap organisasi (organisasi perusahaan,pendidikan, rumah sakit,politik dsb) .

Manajemen merupakan jenis pemikiran yang khusus dari kepimpinan di dalam


usahanya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan dapat digunakan setiap orang dan tidak
hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi. Kepemimpinan tidak harus diikat dalam suatu
organisasi tertentu, melainkan kepemimpinan bisa terjadi dimana saj, asalkan seseorang
menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang kearah tercapainya tujuan
tertentu.

8
Apabila kepemimpinan dibatasi oleh tata karma birokrasi atau dikaitkan dalam suatu
organisasi tertentu, maka dinamakan manajemen. Dari penjelasan diatas dapat saja terjadi
seorang manajer berperilaku sebagai seorang pemimpin, asalkan dia mampu mempengaruhi
orang-orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tetapi seorang pemimpin belum tentu harus
menyandang jabatan manajer untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kata lain
seorang leader atau pemimpin belum tentu seorang manajer, tetapi seorang manajer bisa
berperilaku sebagai seorang leader atau pemimpin.

Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen berdasarkan Karakteristiknya

Berikut ini adalah kunci perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen berdasarkan


Karakteristiknya.

Karakteristik Kepemimpinan Karakteristik Manajemen


Strategik dan berorientasi pada Orang Taktikal dan berorientasi pada Organisasi
Menetapkan arah dan tujuan Merencanakan dan Mengkordinasikan
Kegiatan
Memotivasi dan Menginspirasi Orang Administratif dan Menjaga kelangsungan
system
Membentuk Prinsip Merumuskan Prinsip
Membangun Tim dan Mengembangkan Mengalokasikan dan Mendukung Sumber
Talenta mereka daya Manusia
Mengembangkan Peluang Baru Pemecahan Masalah
Mempromosikan Inovasi dan Memastikan Kesesuaian Standar dan
penemuan baru prosedur
Memberdayakan dan Membina Orang Memerintah dan mengarahkan orang
Perspektif Jangka Panjang Merinci Jangka Pendek

Pemahaman tentang perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen ini sangat penting


dalam mengoperasikan sebuah organisasi. Kepemimpinan dan Manajemen seharusnya
berjalan secara beriringan. Untuk menjadi Manajer yang baik diperlukan keterampilan dalam
kepemimpinan. Sedangkan untuk menjadi Pemimpin yang efektif, dibutuhkan keterampilan
Manajemen untuk mencapai Visinya.

2.5 Teori-teori Kepemimpinan (Leadership Theory)

9
Selain definisi-definisi mengenai Kepemimpinan yang dikemukakan oleh para ahli,
terdapat juga beberapa teori kepemimpinan (leadership) yang menjadi dasar dari
kepemimpinan itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa teori kepemimpinan yang dimaksud.

1. Teori Orang Hebat (Great Man Theory)

Great Man Theory atau Teori Orang Hebat ini berasumsi bahwa sifat kepemimpinan
dan bakat-bakat kepemimpinan ini dibawa dari sejak orang tersebut dilahirkan. Great Man
Theory ini berkembang sejak abad ke-19. Meskipun tidak dapat diidentifikasikan dengan
kepastian ilmiah tentang karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat
dikatakan sebagai pemimpin hebat, namun semua orang mengakui bahwa hanya satu orang
diantara mereka yang memiliki ciri khas sebagai pemimpin hebat.

Great Man Theory ini menyatakan bahwa pemimpin hebat itu ditakdirkan lahir untuk menjadi
pemimpin. Teori tersebut juga menganggap seorang pemimpin hebat akan muncul saat dalam
menghadapi situasi tertentu. Teori tersebut dipopulerkan oleh Thomas Carlyle dalam
bukunya yang berjudul “On Heroes, Hero-Worship, and the Heroic in History”.

2. Teori Sifat Kepribadian (Trait Theory)

Teori Sifat Kepribadian atau Trait Theory ini mempercayai bahwa orang yang
dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu akan menjadikan mereka unggul dalam
peran kepemimpinan. Artinya, kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan,
pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab,
disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik.

Teori kepemimpinan ini berfokus pada analisis karakteristik mental, fisik dan sosial untuk
mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang karakteristik dan kombinasi karakteristik
yang umum diantara para pemimpin. Keberhasilan seseorang dalam kepemimpinan sangat
tergantung pada sifat kepribadiannya dan bukan saja bersumber dari bakat namun juga
berasal dari pengalaman dan hasil belajarnya.

Menurut penelitian dari McCall dan Lombardo (1983), terdapat empat sifat kepribadian
utama yang menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan seorang pemimpin.

a. Stabilitas dan ketenangan emosional : Tenang, percaya diri dan dapat diprediksi
terutama pada saat mengalami tekanan.

10
b. Mengakui Kesalahan : Tidak menutupi kesalahan yang telah dibuat tetapi mengakui
kesalahan tersebut.
c. Keterampilan Interpersonal yang baik : mampu berkomunikasi dan menyakinkan orang
lain tanpa menggunakan taktik yang negatif dan paksaan.
d. Pengetahuan yang luas (Intelektual) : Mampu memahami berbagai bidang daripada
hanya memahami bidang-bidang tertentu ataupun pengetahuan tertentu saja.

3. Teori Perilaku (Behavioural Theory)

Sebagai reaksi dari Teori Sifat Kepribadian, Teori Perilaku atau Behavioural Theories
ini memberikan perspektif baru tentang kepemimpinan. Teori ini berfokus pada perilaku para
pemimpin daripada karakteristik mental, fisik dan sosial mereka. Keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan
perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Teori Perilaku ini bertolak belakang dengan
Teori Great Man (Teori Orang Hebat) yang mengatakan seorang pemimpin adalah dibawa
dari lahir dan tidak dapat dipelajari. Teori Perilaku ini menganggap bahwa kepemimpinan
yang sukses adalah didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari dan bukan hanya dari
bawaan sejak lahir.

4. Teori Kontingensi (Contingency Theory)

Teori Kontingensi atau Contingency Theory beranggapan bahwa tidak ada cara yang
paling baik untuk memimpin dan menyatakan bahwa setiap gaya kepemimpinan harus
didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu. Berdasarkan Teori Kontingensi ini, seseorang
mungkin berhasil tampil dan memimpin sangat efektif di kondisi, situasi dan tempat tertentu,
namun kinerja kepemimpinannya akan menurun apabila dipindahkan ke situasi dan kondisi
lain atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah. Teori Kontingensi atau Contingency
Theory ini juga sering disebut dengan Teori Situasional.

2.6. Prinsip-Prinsip Manajemen

Prinsip Manajemen - Menurut Henry Fayol yang mengemukkaan 14 prinsip manajemen


antara lain sebagai berikut:

a. Pembagian Kerja (Division of Labour)

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga


pelaksanaan kerja akan berjalan efektif. Oleh karena itu, pembagian kerja harus didasarkan

11
dari prinsip the right man in the right place dan bukan atas dasar like and dislike. Pembagian
kerja ini akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja seseorang dalam suatu
organisasi/instansi/perusahaan.

b. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)

Wewenang mencakup hak untuk memberi perintah dan dipatuhi, biasanya dari atasan
ke bawahan. Wewenang ini harus diikuti dengan pertanggungjawaban kepada pihak yang
memberikan perintah.

c. Disiplin (Dicipline)

Disiplin mencakup mengenai rasa hormat dan taat kepada peranan dan tujuan
organisasi.

d. Kesatuan Perintah (Unity of Command)

Setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu hanya dari satu
alasan

e. Kesatuan Arah (Art of Direction)

Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan harus diarahkan


oleh seorang manajemer dengan penggunaan satu rencana.

f. Meletakkan kepentingan Organisasi dari pada kepentingan sendiri (Sub Ordination of


Individual Interest to General Interest)

g. Balas Jasa/Pemberian Upah (Remuneration)

Kompensasi untuk pekerjaan yang dilakukan haruslah adil, baik bagi karyawan
maupun dengan pemilik.

h. Sentralisasi/Pemusatan (Centralization)

Dalam pengambilan keputusan harus ada keseimbangan yang tepat antara sentralisasi
desentralisasi

i. Hierarki

12
Adanya hierarki akan menentukan batas kewenangan yang harus dimiliki oleh
masing-masing karyawan dalam perusahaan. Dengan adanya hierarki, setiap karyawan akan
mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapatkan perintah.

j.Ketertiban (Order)

Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama bagi


kelangsungan dan kenyamanan orang bekerja dalam perusahaan.

k. Keadilan dan Kejujuran (Equity)

Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dalam hal ini, harus ada perlakuan yang sama dalam sebuah organisasi.

L. Stabilitas Kondisi Karyawan

Kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan


dengan lancar. Kestabilan dapat terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya
ketertiban dalam kegiatan

m. Inisiatif (Initiative)

Bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan rencana


pekerjaan meskipun beberapa kesalahan mungkin terjadi.

n. Semangat Kesatuan, Semangat Korps

Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan,yaitu rasa senasip dan sepanggungan
sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik. Manajer yang baik akan mampu
melahirkan semangat kesatuan (esprit de corps ) sehingga karyawan akan memiliki
kebanggaan, kesetiaan, dan rasa memiliki fungsi terhadap perusahaan.

BAB III

13
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Istilah Managment
(management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda.
Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara
keduanya tidak bisa dipisahkan. Managment sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah
dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori.

Manajemen diartikan profesi karena manajemen membutuhkan keahlian tertentu dalam


mencapai tujuan. Manajemen menurut parker (stoner dan freeman2000) ialah seni
melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (the art of getting things done through poeple)

Adapun fungsi-fungsi manajemen meliputi beberapa hal yaitu:

1. Planning merupakan fungsi manajemen yg berkenaan dgn pendefinisian sasaran utk


kinerja organisasi di masa depan dan utk memutuskan tugas-tugas dan sumber daya-
sumber daya yg digunakan yg dibutuhkan utk mencapai sasaran tersebut.
2. Organizing merupakan fungsi manajemen yg berkenaan dgn penugasan
mengelompokkan tugas-tugas ke dalam departemen-departemen dan mengalokasikan
sumber daya ke departemen.
3. Leading fungsi manajemen yg berkenaan dgn bagaimana menggunakan pengaruh utk
memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi.
4. Controlling fungsi manajemen yg berkenaan dgn pengawasan terhadap aktivitas
karyawan menjaga organisasi agar tetap berada pada jalur yg sesuai dgn sasaran dan
melakukan koreksi apabila diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

14
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-kepemimpinan-teori-kepemimpinan-
definisi-leadership/

http://zocara.blogspot.com/2016/04/pengertian-manajemen-lengkap.html#ixzz59noAOkQP

https://bursanom.com/pengertian-manajemen/

http://rocketmanajemen.com/pengertian-manajemen/

http://pelatihan-leadership.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-perbedaan-leadership.h

https://ilmumanajemenindustri.com/perbedaan-kepemimpinan-dan-manajemen/

15

Anda mungkin juga menyukai