Anda di halaman 1dari 7

NAMA : GUSTINA ZIANA ADHA

NIM : 856215253
JURUSAN : PGSD BI
POKJAR : HARAU

MODUL 5 - PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR

KEGIATAN BELAJAR 1
PERKEMBANGAN KURIKULUM SEKOLAH DASAR SAMPAI DENGAN
TAHUN 1975
Perkembangan kurikulum sekolah dasar di indonesia sangat berkaitan dengan
perkembangan pendidikan secara nasional dari waktu ke waktu. Sebelum masa
kemerdekaan, tujuan dan isi kurikulum sekolah dasar lebih ditekankan kepada
pemenuhan kepentingan-kepentingan para penjajah. Baru setelah Indonesia merdeka,
terdapat upaya upaya bagi penyempurnaan. Tujuan dan isi kurikulum diupayakan unuk
tujuan pendidikan, yaitu membentuk manusia susila yang cakapdan warga Negara yang
demokratis, serta bertanggung jawab bagi kesejahteraan masyarakat dan tanah air.
Kurikulum sd tahun 1964
Merupaan kurikulum transisi antara masa orde lama dengan masa orde baru.
Banyak perubahan perubahan yang terjadi, diantaranya isi kurikulum dibagi menjadi 3
kelompok besar yaitu:
1. Kelompok pembinaan jiwa pancasila
2. Kelompok pembinaan pengetahuan dasar
3. Kelompok pembinaan kecakapan khusus
Struktur kurikulum dibagi kedalam 2 struktur program yaitu untuk sekolah
sekolah yang bahasa pengantarnya bahasa daerah dari kelas 1-3, dan untuk sekolah
sekolah yang bahasa pengantarnya bahasa Indonesia dari kelas 1.

Kurikulum sd tahun 1975


Merupakan tonggak pembaharuan yang nyata dan mantap dalam sisitim
pendidikan nasional. Kemunculannya lebih diarahkan untuk keselarasan dan kebijakan
baru bidang pendidikan, peningkatan efisiesi dan efektifitas, peningkatan mutu lulusan,
dan peningkatan relefansi dengan tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
Kurikulum ini menganut pendekatan yang berorientasi pada tujuan pendekatan
integrative, pendekatan system, dan pendekatan ekosistem. Prinsip yang digunaan yaitu.
Prinsip relevansi, efisiensi, efektifitas, fleksibilitas, kontinuitas, dan pendidikan seumur
hidup. Struktur kurikulum terdiri atas program pendidikan umum, program pendidikan
akademis dan program pendidikan ketrampilan.

KEGIATAN BELAJAR 2
KURIKULUM SEKOLAH DASAR TAHUN 1984 SAMPAI DENGAN TAHUN
2004
Pemberlakuan kurikulum 1984
Dilatar belakangi oleh adanya sejumlah unsure baru dalam GBHN 1983 yang
perlu ditampung dalam kurikulum adanya kesenjangan program pendidikan dan terlalu
syaratnya materi kurikulum yang harus diberikan. Kurikulum tersebut berorientasi pada
pendekatan proses belajar dan mengau kepada 3 aspek perkembangan yaitu ranah
kognitif, efektif dan psikomotorik. Materi kurikulum tidak banyak berbeda dengan materi
kurikulum sebelumnya kecuali dalam organisasi, pelaksanaannya kurikulum pendidikan
yang dilaksanaan meliputi kegiatan intrakulikuler, kokulikuler, dan ekstrakulikuler.
Pendekan proses belajar mengajar diarahkan guna membentuk ketrampilan. Proses yang
lebih banyak mengacu pada bagaimana seorang belajar selain apa yang ia pelajari dan
tanpa mengabaikan ketuntasan belajar. Dengan memperhatikan keepatan belajar murid.
Penilaian dilakuan dengan berkesinambungan dan terus menerus untuk keperluan
peningkatan proses maupun hasil belajar. Prinsip prinsip yang dikembangkan dalam
kurikulum ini yaitu prinsip relevansi. Prinsip kontinuitas. Prinsip pendidikan seumur
hidup dan prinsip fleksibilitas.
Kurikulum tahun 1994
Disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan.
Kebutuhan pembangunan nasional. Perkembangan IPTEK, serta kesenian. Kurikulum
menekankan kemampuan dan ketrampilan dasar baca tulis itu. Isi kurikulum memuat
bahan kajian yang mengau pada pembentukan kepribadian dan unsure-unsur
kemampuanyang diajarkan dan dikembangkan di sd. Ma-pel merupakan sekumpulan
bahan kajian.yang memperkenalkan konsep pokok bahasan, tema dan nilai yang
dihimpun dalam satu kesatuan ilmu pengetahuan. Program pengajaran terdiri atas
program kurikuler dan ekstra kurikuler.
Kurikulum tahun 2004
Lebih difokuskan pada penyempurnaan urikulum berbasis kompetensi peserta
didik dan dikembangkan atas 2 prinsip yaitu prinsip pengembangan dan pelaksanaan.
Kompetensi tersebut terdiri atas pengetahuan, ketrampilan serta sikap dan nilai nilai yang
dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indicator yang dapat diukur measurable
dan diamati observable. Penyusunan kurikulum di dasarkan pada standart nasional
pendidikan yaitu standar kompetensi lulusan SKL yang merupaakn seperangkat
kompetensi yang dibakukan dan harus dicapai peserta didik sebagai hasil belajarnya
dalam setiap satuan pendidikan. SKL dijabarkan kedalam standar isi yang meuat bahan
kajian dan ma-pel serta kegiatan belajar pembiasaan. Kompetensi dalam bahan kajian
disajikan secara bertahap dan berkesinambungan dalam bentuk pemeringkatan kelas dan
level.

MODUL 6 – KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KEGIATAN


BELAJAR
KEGIATAN BELAJAR 1
LANDASAN DAN PRINSIP PENGEMBANGAN KTSP
A. Pengertian KTSP
Menurut BNSP, KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP merupakan
kurikulum berbasis kompetensi yang disusun oleh dan dilaksanakan di sekolah
sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah untuk memenuhi
kebutuhan dan perkembangan siswa. Dengan memperhatikan pengertian KTSP,
dapat dikemukakan bahwa setiap sekolah akan memiliki kurikulum yang berbeda
satu sama lain. Untuk menghindari beragam kualitas proses dan hasil belajar di
sekolah BNSP mengemukakan bahwa pengembangan KTSP harus mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan (SNP) sehingga pencapaian tujuan pendidikan
nasional terjamin. SNP tersebut mencakup standar isi, standar proses, kompetensi
lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan, serta penilaian pendidikan. Artinya pengembangan dan pelaksanaan
kurikulum disekolah hendaknya memenuhi kriteria yang tercantum dalam setiap
standar yang telah ditetapkan.
B. Landasan Atau Rasional KTSP
Menurut Bolstad, pengembangan kurikulum berbasis sekolah menyediakan
mekanisme bagi sekolah untuk: 1. Memenuhi kebutuhan dan minat siswa secara
lebih baik 2. Mengaitkan belajar disekolah ke dalam pengetahuan dan sumber
local 3. Peka terhadap ide-ide dan teknologi baru dalam pendidikan 4. Mengambil
keuntungan dari kesempatan yang disebabkan oleh struktur kurikulum dan
asesmen baru Pengembangan kurikulum oleh sekolah diperlukan agar sekolah
dapat memperikan program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan belajar siswa, serta memenuhi tuntutan perkembangan daerah dan
kebutuhan nasional. Atau dengan kata lain, pengembangan KTSP memungkinkan
sekolah untuk resposif terhadap kebutuhan dan minat pendidikan para siswa dan
masyarakat. Dengan pemberian otonomi yang lebih besar siswa dituntut untuk
dapat mengembangkan kurikulum secara mandiri, inovatif serta berorientasi pada
kebutuhan mutu dan potensi yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan mutu
proses dan hasil pendidikan di sekolah. Melalui KTSP sekolah dapat berupaya
mengembangkan program kurikuler dan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
tuntutan peningkatan kualitas lulusan yang unggul (tuntutan nasional dan global)
dan sesuai dengan kebutuhan daerah (kebutuhan local). Selain itu,
profesionalisme guru juga merupakan alas an lain perlunya pengembangan KTSP.
Seorang guru professional dituntut untuk mampu mengembangkan,
melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum. Kompetensi pengembangan
kurikulum merupakan bagian integral dari profesonalisme guru.
C. Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP
BNSP mengemukakan tujuh prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan KTSP. Ketujuh prinsip tersebut adalah:
1. Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan dan Kepentingan Peserta
Didik dan Lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
potensinya agar menjadi manusis yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan potensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral, berarti
kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan Terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan
agama, suku, budaya, adat istiadat, status social ekonomi, dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan
local, pengembangan diri serta secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat da nisi kurikulum memberikan pengalaman peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni.
4. Relevan dengan Kebututuhan Kehidupan Perkembangan kurikulum
dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) untuk
menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk
didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir,
keterampilan social, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional
merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan Berkesinambungan Substansi kurikulim mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran
yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua
jenjang pendidikan.
6. Belajar Sepanjang Hayat Kurikulum diarahkan kepada potensi
pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang
serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepntingan
daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan moto Bhineka Tunggal IKA
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

KEGIATAN BELAJAR 2

PROSES PENGEMBANGAN KTSP


A. DASAR PENGEMBANGAN KTSP
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Kepmendiknas) No. 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

B. PROSEDUR PENGEMBANGAN KTSP


1. Penyiapan dan Penyusunan
2. Reviu dan revisi
3. Finalisasi
4. Pemantapan dan Penilaian
KTSP : Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan, Struktur dan
Muatan Kurikulum, Kalender Pendidikan, Silabus. Langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam pengembangan KTSP:
1. Analisis Konteks
2. Menelaah Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
3. Mengembangkan kompetensi untuk program Muatan Lokal dan
Pengembangan diri
4. Memilih serta Mengorganisasikan Pengalaman Belajar dan Materi
5. Menetapkan Pendekatan dan Prosedur Asesmen

C. PENGEMBANGAN SILABUS
1. Prinsip Ilmiah
2. Prinsip Relevan
3. Prinsip Sistematis
4. Prinsip Konsisten
5. Prinsip Mmemadai
6. Prinsip Aktual dan kontekstual
7. Prinsip Fleksibel
8. Prinsip Menyeluruh
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pengembangan silabus
adalah sebagai berikut :
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/ Pembelajaran
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
5. Menentukan Jenis Penilaian
6. Menentukan Alokasi Waktu
7. Menentukan Sumber Belajar

D. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PENGEMBANGAN KTSP


1. Kepala Sekolah
2. Guru
3. Komite Sekolah
4. Nara Sumber
5. Dinas Pendidikan
6. Pihak yang berkepentingan dengan sekolah (Stakeholders)

PERTANYAAN
Dalam prosedur pengembangan KTSP ada bebrapa langkah-langkah yang perlu
dilakukan, prosedur apa yang menjadi dasar dalam pengembangan KTSP tersebut?

Anda mungkin juga menyukai