Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Sainsmat, September 2014, Halaman 143-153 Vol. III, No.

2
ISSN 2086-6755
http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat

Seleksi dan Karakterisasi Bakteri Penambat Nitrogen Non


Simbiotik Pengekskresi Amonium Pada Tanah Pertanaman
Jagung (Zea mays L.) dan Padi (Oryza sativa L. ) Asal
Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Indonesia
Selection and Characterization of Non Symbiotic Nitrogen-Fixing
Bacteria Excreting Ammonium On Corn Land (Zea mays L.) and Rice
(Oryza sativa L.) Origin Barru, South Sulawesi, Indonesia
Hartono* dan Oslan Jumadi

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Makassar. Jl. Dg Tata Raya, Makassar

Received 2nd June 2014 / Accepted 9th July 2014

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menyeleksi


(screening) bakteri penambat nitrogen non simbiotik yang diisolasi dari rhizosfer tanaman
jagung (Zea mays L.) dan padi (Oryza sativa L.) yang memiliki kemampuan
mengekskresikan amonium. Sampel diambil dari daerah Mangkoso, Kabupaten Barru,
Provensi Sulawesi Selatan pada daerah rhizosfer tanaman. Isolasi bakteri penambat
nitrogen dilakukan dengan menggunakan medium pertumbuhan bebas nitrogen yaitu
medium Burk’s dan Ashby. Koloni bakteri yang tumbuh pada medium pertumbuhan
selanjutnya dimurnikan dan diuji kemampuan ekskresi amoniumnya dengan menggunakan
metode spectrophotometry. Isolat bakteri yang memiliki kemampuan mengekskresikan
amonium dikarakterisasi secara morfologi dan fisiologis. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat 20 isolat bakteri yang mampu tumbuh pada medium bebas nitrogen, namun
setelah dilakukan uji ekskresi amonium hanya diperoleh 9 isolat yang memiliki
kemampuan mengekskresikan amonium dari masing-masing medium pertumbuhan. Isolat
bakteri dan konsentrasi amonium yang diekskresikan masing-masing adalah ABJ211 (179
µg/L), ABP213 (269 µg/L), ABP211 (162 µg/L), ABP131 (254 µg/L), ABP242 (104
µg/L), BBJ221 (263 µg/L), BBJ222 (272 µg/L), BBP222 (269 µg/L) dan BBP214 (257
µg/L). Kesembilan isolat tersebut memiliki karakteristik morfologi dan fisiologis yang
bervariasi terutama pada sifat struktur dinding sel (gram), kemampuan hidrolisis pati,
gelatin dan kasein, sementara kemampuan dalam mereduksi nitrat dan H2O2 (reaksi
katalase positif) serta fermentasi glukosa menunjukkan karakter yang seragam.

Kata kunci: Bakteri Penambat Nitrogen, Non Simbiotik, Ekskresi Amonium, Karakterisasi
Morfologi dan Fisiologis

*Korespondensi:
email: hartono@unm.ac.id

143
Hartono dan Jumadi (2014)

ABSTRACT

This research is a descriptive study that aims for selecting (screening) non-symbiotic
nitrogen-fixing bacteria isolated from rhizosper maize (Zea mays L.) and rice (Oryza sativa
L.) that has the ability to excrete ammonium. Samples were taken from the area Mangkoso,
Barru, Provensi South Sulawesi in the area of plant rhizosphere. Isolation of nitrogen-
fixing bacteria is done by using nitrogen-free growth medium which medium Burk's and
Ashby. Bacterial colonies growing in growth medium further refined and tested the ability
of ammonium excretion by using spectrophotometry. Bacterial isolates that have the ability
to excrete ammonium characterized morphologically and physiologically. The results
showed that 20 isolates of bacteria that can grow in nitrogen-free medium, but after the test
ammonium excretion obtained only 9 isolates that have the ability to excrete ammonium
from each of the growth medium. Isolates and ammonium concentrations are excreted each
is ABJ211 (179 g / L), ABP213 (269 g / L), ABP211 (162 g / L), ABP131 (254 g / L),
ABP242 (104 ug / L) , BBJ221 (263 g / L), BBJ222 (272 g / L), BBP222 (269 g / L) and
BBP214 (257 ug / L). The nine isolates have morphological and physiological
characteristics that vary mainly on the nature of the structure of the cell wall (gram), the
ability of the hydrolysis of starch, gelatin and casein, while the ability to reduce nitrate and
H2O2 (positive catalase reaction) as well as the fermentation of glucose showed a uniform
character.

Key words: Nitrogen-fixing Bacteria, Non-symbiotic, Ammonium Excretion,


Morphological and Physiological Characterization

PENDAHULUAN amonium (NH4+). Unsur ini dapat diperoleh


dari tanah dengan bantuan mikrorganisme
Nitrogen merupakan salah satu unsur tertentu yang dikenal sebagai bakteri
yang melimpah di alam ini. Unsur ini dapat penambat nitrogen. Setelah sel bakteri ini
ditemukan di udara, tanah maupun didalam mati dan lisis, senyawa nitrogen organik
air. Keberadaan nitrogen di alam sangat dalam sel seperti protein dan asam nukleat
dibutuhkan oleh organisme hidup untuk akan dilepaskan ke lingkungan dan
melangsungkan kehidupannya. Meskipun selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh
hampir 80% dari atmosfer terdiri dari organisme lain seperti tanaman setelah
molekul nitrogen, namun sangat sedikit melalui proses mineralisasi.
mahluk hidup yang dapat menggunakannya Bakteri yang hidup bebas pada
dalam keadaan bebas. Sebagian besar perakaran dan dalam jaringan tanaman
organisme hanya dapat menggunakannya padi, seperti Pseudomonas spp.,
bila dikombinasikan dengan unsur-unsur Enterobacteriaceae, Bacillus, Azotobacter,
lain seperti oksigen dan hidrogen (Benson, Azospirillum, dan Herbaspirillum telah
2001). terbukti mampu melakukan fiksasi nitrogen
Nitrogen dalam bentuk N2 bebas (James dan Olivares, 1997). Bakteri
diatmosfer tidak dapat langsung diserap penambat nitrogen pada rizosfer tanaman
oleh tanaman tingkat tinggi. Tumbuhan gramineae, seperti Azotobacter paspali dan
menyerap unsur nitrogen dari Beijerinckia spp adalah salah satu dari
lingkungannya dalam bentuk senyawa kelompok bakteri aerobik yang

144
Bakteri Penambat Nitrogen Non-Simbiotik

mengkolonisasi permukaan akar (Baldani protein, asam amino dan asam nukleat
dkk, 1997). Bakteri penambat nitrogen (Reitzer, 1996).
dapat menambat nitrogen dari atmosfer Daerah perakaran tanaman (rhizosfer)
karena bakteri jenis ini memiliki enzim merupakan bagian tanaman yang paling
spesifik didalam sel yang dikenal sebagai kaya akan mikroorganisme (Bruehl,1987).
Nitrogenase yang disusun oleh dua Tingginya populasi mikroorganisme yang
komponen yang saling menunjang yaitu ada di rhizosfer disebabkan karena pada
protein Fe (komponen I) dan protein Mo-Fe daerah tersebut merupakan bagian yang
(komponen II). sangat kaya akan nutrisi seperti asam
Walaupun terdapat banyak spesies amino sebagai sumber nitrogen dan gula
bakteri yang memiliki kemampuan sebagai sumber karbon yang dibutuhkan
menambat nitrogen dari udara, tetapi sangat untuk pertumbuhan mikroorganisme.
sedikit yang mampu mengekskresikan Penelitian ini bertujuan untuk
nitrogen yang ditambat dalam bentuk mendapatkan isolat bakteri penambat
amonium ke lingkungan sehingga nitrogen non simbiotik yang memiliki
kontribusinya dalam menyediakan nitrogen kemampuan mengekskresikan amonium
tersedia bagi tanaman juga masih rendah dengan konsentrasi tinggi yang diisolasi
(Dobbelaere dkk, 2003). Weniger dan Veen dari dari rhizosper tanaman budidaya.
(1991) melaporkan bahwa kemampuan Isolat bakteri yang diperoleh akan
Azospirillum brasilense untuk digunakan sebagai inokulum untuk pupuk
+
mengekskresikan NH4 hanya sekitar 1 hayati yang diharapkan dapat berperan
sampai 2 % dari nitrogen yang difiksasi penting dalam menyediakan sumber
dari atmosfer. nitrogen untuk meningkatkan kesuburan
Beberapa hasil penelitian menunjukkan tanah.
bahwa ada beberapa spesies bakteri
penambat nitrogen strain wild type dapat METODE
mengekskresikan amonium yang ditambat
1. Isolasi Bakteri Penambat Nitrogen
dari atmosfer ke lingkungan dalam bentuk Sampel tanah diambil dari daerah
amonium, (Kleiner, 1982; Castorph dan Mangkoso, Kabupaten Barru, Sulawesi
Kleiner, 1984; Brewin dkk, 1999).
Selatan pada daerah rizosfer dua tanaman
Amonium yang diekskresikan keluar sel
budidaya yaitu padi dan jagung. Sampel
oleh bakteri dapat langsung dimanfaatkan
diambil pada rhizosfer tanaman pada
oleh tanaman dan organisme lain.
kedalaman 30 cm dari permukaan tanah
Kenyataannya, ini dapat meningkatkan
kemudian dimasukkan ke dalam kantung
kontribusi bakteri penambat nitrogen dalam
sampel steril dan dibawa ke Laboratorium
menyediakan senyawa nitrogen bagi
Biologi FMIPA UNM. Sampel tanah
tanaman (Colnaghi dkk, 1997). Amonium
kemudian disaring dengan ayakan
yang dieksresikan keluar sel melalui
berdiameter 2,00 mm mesh. Satu gram dari
mekanisme difusi sederhana (Kleiner,
setiap sampel tanah dimasukkan ke dalam
1982; Castorph dan Kleiner, 1984), akan
labu erlenmeyer 250 ml yang berisi 100 ml
diserap oleh tumbuhan dan dikonversi medium bebas nitrogen yaitu medium
menjadi nitrogen organik kompleks seperti

145
Hartono dan Jumadi (2014)

Burk’s (Sukrosa, 20.0 g; K2HPO4, 0.64 g; Tiga mL supernatan diambil dan diatur ke
KH2PO4, 0.16 g; MgSO4.7H2O, 0.20 g; pH 11 dengan penambahan NaOH 1N
NaCl, 0.20 g; CaSO4.2H2O, 0.05 ; kemudian ditambahkan 0,07 ml EDTA,
Na2MoO4.2H2O, (0.05%) 5.0 ml; 0,07 ml Sodium Potassium tartrat, dan 0,13
FeSO4.7H2O, (0.3%) 5.0 ml; agar 15 g dan ml reagen Nessler (hartono dkk, 2009) lalu
aquadest, 1000 ml) (Jack dkk 1953) dan dihomogenkan dan diinkubasi selama 30
medium Ashby’s (mannitol, 20 g; K2HPO4, menit pada suhu 25ºC. Absorbansi diukur
0.2 g; MgSO4.7H2O, 0.2 g; NaCl,0.2 g; pada panjang gelombang 435 nm dengan
K2SO4, 0.1 g and CaCO3, 0.5 g. aquadest, menggunakan spektrofotometer (Yuen dan
1000 ml (Subba Rao, 1984) kemudian Pollard, 1952; Leonard, 1961).
diinkubasi selama 14 hari pada suhu 27°C. 3. Karakterisasi Morfologi dan
Satu mL medium cair diambil secara Fisiologis Isolat Bakteri
aseptis kemudian diencerkan sampai Sembilan isolat bakteri penambat
pengenceran 10-3 kemudian diinokulasi nitrogen yang memiliki kemampuan
pada medium Burk’s dan Ashby’s padat mengekskresikan amonium dengan
dengan metode cawan sebar kemudian konsentrasi yang tinggi selanjutnya
diinkubasi selama 7 hari pada suhu 27ºC. dikarakterisasi secara morfologi dan
Koloni terpisah dimurnikan sebanyak tiga fisiologis sesuai dengan metode yang
kali dengan metode goresan. Koloni murni dijelaskan oleh Gothwal dkk. (2008).
yang tumbuh dengan penampakan Karakterisasi ini meliputi pengecatan gram,
morfologi yang berbeda kemudian uji katalase, uji hindrolisis pati dan sumber
dikarakterisasi secara morfologi sesuai kasein, uji gelatinase, uji reduksi nitrat dan
dengan prosedur yang dijelaskan oleh john uji methyl-red dilakukan sesuai dengan
dkk 1994. Isolat yang telah dikarakterisasi prosedur standar.
kemudian disimpan dalam agar miring
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk kebutuhan analisis lebih lanjut.
2. Pengukuran Konsentrasi Amonium
1. Isolasi Bakteri Penambat Nitrogen
Uji ekskresi amonium dilakukan pada
dua medium pertumbuhan yaitu medium Hasil isolasi bakteri pada sampel tanah
Burks dan Ashby dengan cara isolat murni dengan menggunakan dua medium bebas
pada tabung reaksi disuspensi dengan 5 mL nitrogen diperoleh sebanyak 20 isolat yang
medium cair kemudian diambil sebanyak 1 memiliki karakteristik koloni yang berbeda.
mL kemudian diinokulasi ke dalam Karakteristik morfologi koloni isolat
Erlenmeyer yang berisi medium cair 29 mL tersebut disajikan dalam tabel 1.
kemudian diinkubasi dengan cara di shaker Isolat yang diperoleh pada penelitian
selama 24 jam pada suhu 27ºC. Waktu ini adalah isolat bakteri penambat nitrogen
inkubasi ini adalah waktu dimana sel karena telah melalui proses seleksi awal
bakteri diprediksi berada pada fase dengan menumbuhkannya pada medium
pertumbuhan eksponensial memasuki fase bebas nitrogen yaitu Ashby dan Burk’s.
stasioner. Setelah 24 jam inkubasi, sampel Medium ini bersifat selektif karena tidak
kemudian diambil dan disentrifugasi pada mengandung unsur nitrogen sehingga
kecepatan 13.000 rpm selama 15 menit. hanya bakteri yang memiliki kemampuan

146
Bakteri Penambat Nitrogen Non-Simbiotik

menambat nitrogen yang dapat tumbuh pada medium tersebut.

Tabel 1. Karakteristik morfologi koloni isolat bakteri penambat nitrogen.

Nama Karakteristik Morfologi Koloni


Isolat Bentuk Elevasi Permukaan Margin Warna
ABJ111 Bulat Cembung Halus Mengkilap Rata Transparan
ABJ211 Tidak teratur Cembung Kering Berombak Transparan
ABP113 Tidak teratur Tinggi Halus Mengkilap Rata Putih transparan
ABP131 Tidak teratur Tinggi Halus Mengkilap Berombak Transparan
ABP143 Tidak teratur Tinggi Halus Mengkilap Rata Transparan
ABP153 Tidak teratur Tinggi Halus Mengkilap Rata Transparan
ABP211 Bulat Tinggi Halus Mengkilap Rata Putih
ABP213 Bulat Cembung Halus Mengkilap Rata Transparan
ABP242 Tidak teratur Tinggi Halus Mengkilap Berombak Transparan
ABP245 Bulat Tinggi Halus Mengkilap Rata Transparan
BBJ221 Bulat Cembung Halus Mengkilap Berombak Putih Keruh
BBJ222 Tidak teratur Cembung Halus Mengkilap Berombak Putih Keruh
BBP113 Bulat Tinggi Halus Mengkilap Rata Putih Keruh
BBP114 Tidak teratur Tinggi Halus Mengkilap Berombak Transparan
BBP147 Bulat Tinggi Halus Mengkilap Rata Transparan
BBP212 Bulat Tinggi Halus Mengkilap Rata Transparan
BBP214 Bulat Tinggi Halus Mengkilap Berombak Transparan
BBP222 Bulat Tinggi Halus Mengkilap Rata Kekuningan
BBP232 Bulat Tinggi Halus Mengkilap Rata Putih transparan
BBP231 Bulat Tinggi Halus Mengkilap Rata Putih Keruh

Berdasarkan data pada tabel 1dapat cukup tinggi diantara isolat yang diperoleh
dilihat bahwa sebagian besar isolat bakteri adalah warna koloni. Data yang diperoleh
memiliki koloni berbentuk bulat, walaupun ini konsisten dengan beberapa data
ada beberapa isolat yang bentuknya tidak morfologi koloni bakteri penambat nitrogen
teratur. Bentuk elevasi koloni sebagian yang telah dilaporkan pada peneltian
besar menunjukkan elevasi yang rata sebelumnya oleh Metasari dkk, (2011),
dengan permukaan yang halus mengkilap, Wibowo dkk, (2012), dan Tarigan dkk,
sementara margin koloni ada yang rata dan (2012). Adanya variasi karakter dari koloni
ada yang berombak. Karakter koloni yang berhasil diamati mengindikasikan
bakteri yang menunjukkan keragaman beragamnya jenis bakteri penambat

147
Hartono dan Jumadi (2014)

nitrogen yang berhasil diisolasi pada tahap isolat ABP213 dengan ABJ111
ini. penampakan morfologinya sama, tapi isolat
Data pada tabel 1 juga menunjukkan ini berasal dari sampel yang berbeda.
bahwa dari 20 isolat yang berhasil diisolasi, ABP213 berasal dari sampel tanah padi,
16 isolat diantaranya berasal dari rhizosfer sedangkan ABJ111 berasal dari tanah
tanaman padi sementara 4 isolat berasal jagung.
dari rhizosfer tanaman jagung. Hal ini 2. Analisis Kemampuan Eksresi
menunjukkan bahwa keragaman bakteri Amonium
yang hidup pada rhizosfer tanaman padi Pengukuran konsentrasi amonium pada
lebih tinggi jika dibandingkan dengan medium pertumbuhan isolat bakteri
tanaman jagung. Pada penelitian ini juga penambat nitrogen dilakukan pada waktu
terlihat bahwa tidak ada perbedaan jumlah inkubasi 24 jam yakni ketika sel bakteri
isolat yang tumbuh pada medium burks’s memasuki fase pertumbuhan eksponensial
dan medium Ashby. (gambar 1). Pada fase ini kematian sel
Isolat dengan karakter morfologi yang bakteri sangat rendah sedangkan
sama pada satu medium, tetapi berasal dari pertumbuhan sel maksimum sehingga
sampel tanah yang berbeda tetap dipilih produk amonium yang diekskresikan
dengan asumsi bahwa isolat tersebut diasumsikan bukan berasal dari sel yang
merupakan isolat yang berbeda. Contohnya telah mati dan lisis.

Gambar 1. Grafik pertumbuhan untuk isolat bakteri penambat nitrogen


Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa ekskresi amonium tertinggi terjadi
bahwa ekskresi amonium pada bakteri pada saat pertumbuhan bakteri memasuki
Clostridium pasterurianum strain W5 dan akhir fase eksponensial menjelang masuk
Anabaena siamensis terjadi pada awal fase stationer ketika pertumbuhan bakteri
pertumbuhan (lag phase) (Zelithc dkk, mulai berhenti, (Narula dkk, 1981; Bali
1952; Thomas dkk, 1990), sementara dkk, 1992)
penelitian lain yang dilakukan pada bakteri Hasil pengujian ekskresi amonium
A. Chrococcum, A. vinelandii, dan pada 20 isolat bakteri penambat nitrogen
Klebsiella pneumoniae menunjukkan yang berhasil di isolasi pada tahap pertama,

148
Bakteri Penambat Nitrogen Non-Simbiotik

diperoleh 9 isolat yang memiliki BBJ221 263


kemampuan eksresi amonium yang tinggi
BBJ222 272
sebagaimana disajikan dalam tabel 2.
Berdasarkan data pada tabel 2, BBP222 269
diketahui bahwa isolat bakteri yang tumbuh BBP214 257
pada medium Burk’s memiliki ekskresi
amonium yang lebih tinggi dari pada hasil Hartono dkk (2009) telah melakukan
dari isolat medium Ashby. Keempat isolat penelitian pada beberapa isolat bakteri
yang tumbuh pada medium Burk’s yakni penambat nitrogen yang mengekresikan
BBJ221, BBJ222, BBP222 dan BBP214 amonium yaitu GMA1, GMA3, GMA6 dan
sedangkan isolat dari medium Ashby yaitu GMA9. Konsentrasi amonium tertinggi
isolat ABJ211, ABP213, ABP211, ABP131 terdeteksi pada medium pertumbuhan isolat
dan ABP242. Isolat BBJ222 dari medium GMA6 yaitu 1107,692 µMol. Selain itu,
pertumbuhan Burk’s yang diisolasi dari penelitian sebelumnya pun telah berhasil
tanah jagung memiliki angka ekskresi menguji kemampuan ekskresi amonium
amonium tertinggi yakni 272 µg/L. Iwata pada beberapa bakteri penambat nitrogen
dkk, (2010) dan Iwata dkk (2012) strain wild type seperti Azotobacter
melaporkan bahwa bakteri penambat vinelandii strain OP dengan konsentrasi
nitrogen strain wildtype yang ditumbuhkan sebesar 260,251 µM (Gordon dkk, 1983).
pada medium Burk’s yang mengandung Penelitian yang dilakukan oleh Bali dkk
sumber karbon sukrosa dengan konsentrasi (1992) melaporkan bahwa isolat bakteri
yang bervariasi dapat menginduksi A. Azotobacter vinelandii dapat
beijerinckii mengekskresikan amonium mengekskresikan amonium dengan
sebesar 0,192 mM sedangkan A. vinelandii konsentrasi sekitar 200 µM.
dapat mengekskresikan amonium dengan 3. Karakteristik Morfologis dan
konsentrasi 0,63 mM. Penelitian ini juga Fisiologis Isolat Bakteri Penambat
melaporkan bahwa perbedaan sumber Nitrogen
karbon dapat berpengaruh pada Setiap spesies bakteri memiliki
kemampuan sel bakteri dalam karakteristik yang berbeda antara satu
mengekskresikan amonium. spesies dengan spesies yang lainnya baik
itu karakteristik morfologi, fisiologi
Tabel 2. Ekskresi amonium pada isolat
maupun biokimiawinya. Perbedaan
bakteri penambat nitrogen.
karakter tersebut dapat dijadikan sebagai
panduan untuk mengetahui posisi
Konsentrasi Amonium
Kode isolat taksonominya. Berdasarkan hal tersebut,
(µg/L)
maka dilakukan pengujian fisiologis dan
ABJ211 179
morfologis untuk mengetahui karakter-
ABP213 269 karakter bakteri penambat nitrogen yang
ABP211 162 telah diperoleh pada penelitian ini. Tabel 3
ABP131 254 menunjukkan hasil karakterisasi terhadap 9

ABP242 104

149
Hartono dan Jumadi (2014)

isolat bakteri penambat nitrogen yang salah satu karakter yang umum ditemukan
mengekskresikan amonium tinggi. pada bakteri penambat nitrogen (Agustian
Berdasarkan tabel 3 diatas, diketahui dkk, 2010; Wibowo dkk, 2012; Tarigan
bahwa secara umum bakteri penambat dkk, 2013; Metasari dkk, 2012). Secara
Nitrogen yang dikarakterisasi memiliki sel umum bakteri penambat nitrogen yang
yang berbentuk bulat dan umumnya diisolasi dapat menghidrolisis pati sebagai
merupakan jenis gram negatif. Secara sumber karbon kecuali isolat ABP133 dan
umum bentuk sel yang bulat dan sifat dapat mereduksi nitrat.
dinding sel berupa gram negatif merupakan

Tabel 3. Hasil uji mikroskopik dan Fisiologis isolat bakteri penambat nitrogen yang
memiliki kemampuan mengekskresikan amonium tinggi

Mikroskopik Biokimiawi
Kode
Isolat Bentuk Hidrolisis Reduksi Hidrolisis Methyl
Gram Katalase Kasein
sel Pati Nitrat Gelatin Red

ABJ211 Batang - + + - - - -
ABP211 Bulat - + + - - - -
ABP213 Bulat - + + - - - -
ABP131 Bulat + - + - - - -
ABP242 Batang + + + - - + -
BBJ221 Bulat - + + - - + -
BBJ222 Bulat - + + + - - -
BBP222 Bulat - + + - - - -
BBP214 Bulat - + + + - - -

Pada pengujian hidrolisis gelatin dan memfermentasikan glukosa untuk


kasein hanya 2 isolat yang menunjukkan menghasilkan asam. Sifat katalase negatif
hasil yang positif yaitu isolat BBJ222 dan dari isolat yang diteliti sangat berbeda
BBP214. Penelitian yang dilakuan oleh dengan hasil penelitian sebelumnya. Stella
Firrani (2011), menunjukkan bahwa semua dkk, (2010) dan Tarigan dkk, (2013)
isolat bakteri penambat nitrogen yang melaporkan bahwa pada penelitian mereka
diisolasi dari akar kelapa sawit bersifat sebelumnya menunjukkan secara umum
negatif setelah diuji gelatin. Pada pengujian bakteri penambat nitrogen yang diisolasi
katalase dan methyl red semua isolat dari rhizosfer tanaman mampu mereduksi
menunjukkan hasil yang negatif. Hal ini H2O2 atau bersifat katalase positif ,
menunjukkan bahwa semua isolat yang sementara penelitian yang dilakukan oleh
diteliti tidak memiliki kemampuan dalam Metasari dkk, (2012) melaporkan bahwa
mereduksi H2O2 dan tidak mampu semua isolat bakteri penambat nitrogen

150
Bakteri Penambat Nitrogen Non-Simbiotik

yang diteliti tidak dapat memfermentasi kemampuan mengekskresikan amonium


glukosa menghasilkan asam. tinggi dengan konsentrasi yang bervariasi
Hasil penelitian pada tabel 3 juga antara 104 µg/L – 272 µg/L. Isolat dengan
menunjukkan bahwa terdapat 2 kelompok kode BBJ222 dari medium pertumbuhan
isolat bakteri yang memiliki karakteristik Burk’s memiliki kemampuan ekskresi
morfologi sel dan fisiologis yang sama, amonium paling tinggi yakni 272 µg/L.
yaitu ABP211 dan ABP213 yang berasal Kesembilan isolat tersebut memiliki
dari rhizosfer tanaman padi dan isolat karakteristik morfologi dan fisiologis yang
BBJ222 dan BBP214 dimana isolat bervariasi terutama pada sifat struktur
BBJ222 berasal dari rhizosfer tanaman dinding sel (gram), kemampuan hidrolisis
jagung sementara BBP214 berasal dari pati, gelatin dan kasein, sementara
rhizosfer tanaman padi. Jika merujuk pada kemampuan dalam mereduksi nitrat dan
karakteristik koloni bakteri seperti yang H2O2 (reaksi katalase positif) serta
disajikan dalam tabel 1 tampak bahwa fermentasi glukosa menunjukkan karakter
kedua pasangan isolat ini memiliki yang seragam.
perbedaan. Walaupun demikian diduga
pasangan isolat tersebut memiliki UCAPAN TERIMA KASIH
hubungan kekerabatan yang dekat karena
memiliki kesamaan dalam karakter Terima kasih kami ucapkan kepada
morfologi sel, fisiologis dan aktivitas Direktorat Jendral pendidikan Tinggi
ekskresi amonium. (Dirjen Dikti) Republik Indonesia dan
Karakter-karakter yang telah diperoleh Lembaga Penelitian (Lemlit) Universitas
pada tahap penelitian ini nantinya akan Negeri Makassar atas bantuan dana
berguna pada proses identifikasi jenis Penelitian Hibah Bersaing (PHB) Tahun
bakteri penambat nitrogen untuk penentuan 2013 untuk jangka 1 tahun.
posisi taksonominya. Karakteristik
DAFTAR PUSTAKA
morfologi koloni dan sel serta fisiologis
yang terkumpul pada tahap penelitian ini Agustian, Nuriyani, Maira L, Emalinda O.
belumlah dianggap cukup untuk melakukan 2010. Rhizobakteria Penghasil
identifikasi bakteri. Masih dibutuhkan Fitohormon IAA pada Rhizosfir Tumbuhan
beberapa tambahan informasi lagi terutama Semak Karamunting, Titonia, dan
terkait karakteristik biokimiawi dan Tanaman Pangan. J. Solum. 7(1): 49-60.
molekularnya untuk bisa menentukan Baldani JI, L Caruso V, Baldani LD, Silvia RG,
posisi taksonomi isolat bakteri penambat Dobereiner J. 1997. Recent edvance in
nitrogen yang diperoleh. BNF with non-legume plants. Soil Biology
and Biochemistry.
KESIMPULAN Bali A, Blanco G, Hill S, Kennedy C. 1992.
Excretion of amonium by a nifL mutant of
Penelitian ini berhasil memperoleh 20 Azotobacter vinelandii fixing nitrogen.
isolat bakteri penambat nitrogen yang Appl. Environ. Microbiol. 58:1711–1718.
setelah dilakukan uji ekskresi amonium Benson. 2001. Microbiological Applications
diperoleh 9 isolat yang memiliki Lab Manual Eighth Edition. The
McGraw-Hill Companies.

151
Hartono dan Jumadi (2014)

Bruehl GW. 1987. Soilborne Plant Pathogen. bacterium, Lisobactersp. E4. Journal of
New York : Macmillan Pubhlishing Bioscience
Company. Iwata K, Yu SS, Azlan A, Omori T. 2012.
Brewin B, Woodley P, Drummond M. 1999. Ammonia Accumulation of Novel
The Basis of Ammonium Release in nifL Nitrogen-Fixing Bacteria. Biotechnology -
Mutants of Azotobacter vinelandii. Journal Molecular Studies and Novel Applications
of Bacteriology. 181: 7356–7362. for Improved Quality of Human Life.
Colnaghi R, Green A, Luhong H, Rudnick P, InTech Janeza Trdine: Croatia.
Kennedy C. 1997. Strategies for increased Jack WN, Wilson PW, Burris RH. 1953. Direct
ammonium production in free-living or demonstration of ammonia as an
plant associated nitrogen fixing bacteria. intermediate in nitrogen fixation by
Plant Soil. 194:145–154. Azotobacter. J. Biol. Chem. 204.
Castorph H, Kleiner D. 1984. Some properties
James E, FL Olivares. 1997. Infection and
of Klebsiella pneumoniae amonium
colonization of sugarcane and other
transport negative mutant (Amt). Arch.
graminaceous plants by endophytic
Microbiol. 139: 245–247.
diazotrophicus. Plant Science. and
Dobbelaere S, Vanderleyden J, Okon Y. 2003.
Bioengineering. 110(4): 415-418.
Plant Growth-Promoting Effects of
John GH, Noel RK, Peter HAS, James TS,
Diazotrophs in the Rhizosphere. Critical
Stanley TW. 1994. Aerobic /
Reviews in Plant Sciences. 22(2): 107–
Microaerophilic , motile , helical / vibroid
149.
Gram negative bacteria. In: Bergey’s
Firrani M. 2011. Isolasi dan Uji Kemampuan
Manual of determinative bacteriology.
Bakteri Endofit Diazotrof yang Memfiksasi
USA: Lippincott Williams & Wilkins.
Nitrogen Bebas pada Akar Kelapa
Kleiner D. 1982. Ammonium
Sawit(Elaeis guineensis Jaqc.). [Skripsi].
(methylammonium) transport by Klebsiella
Medan. Universitas Sumatera Utara
pneumoniae. Biochim. Biophys. Acta.
Gordon JK, Jacobson MR. 1983. Isolation and
688: 702- 708.
characterization of Azotobacter vinelandii
Leonard RH. 1961. Quantitave Range Of
mutant strains with potential as bacterial
Nessler’s Reaction With Ammonia.
fertilizer. Can. J. Microbiol. 29: 973–978.
Clinical Chemistry.
Gothwal RK; Nigam VK, Mohan MK, Sasmal
Metasari K. 2011. Eksplorasi Bakteri
D, Gosh P. 2008. Screening Of Nitrogen
Penambat Nitrogen Non Simbiosis Dari
Fixers From Rhizosperic Bacterial Isolats
Tanah Kawasan Mangrove Wonorejo
Associated With Important Desert Plants.
Surabaya. Surabaya: Universitas
Applied ecology and environmental
Airlangga.
research.
Narula N, Lakshminarayana K, Tauro P. 1981.
Hartono, Widada J, kabirun S. 2009. 16s rRNA
Ammonia excretion by Azotobacter
Sequence Analysis and Amonium
chroococcum. Biotech. Bioeng. 23: 467-
Excretion Ability OfNitrogen Fixing
470.
Bacteria Isolatd From Mineral Acid Soil.
Reitzer. 1996, dalam Colnaghi R, Green A,
Indonesian Journal of Biotechnology.
Luhong H, Rudnick P, Kenney C. 1997.
14(22).
Strategies for increased amonium
Iwata K, Azlan A, Yamakawa H, Omori T.
productions in free-living or plant
2010. Ammonia accumulation in culture
associated fixing bacteria. Plant and Soil.
broth by the novel nitrogen-fixing

152
Bakteri Penambat Nitrogen Non-Simbiotik

Stella M, Suhaimi M. 2010. Selection of Nitrogen dan Bakteri Pelarut Fosfat pada
suitable growth medium for free-living Tanah Gambut di Provinsi Kalimantan
diazotrophs isolated from compost. J. Timur. http://biologi.fst.unair.ac.id/wp-
Trop. Agric. and Fd. Sc. 38(2): 211– 219. content/uploads/2012/04/Jurnal-
Subba Rao NS. 1984. Biofertilizers in Eksplorasi-Bakteri-Ario-080710379.pdf
agriculture. New Delhi: Oxford & IBH Weninger CC, Van Veen JA. 1991. NH4+-
Publishing Co. Excreting Azospirillum brasilense mutants
Tarigan RS, Jamilah I, Elimasni. 2012. Seleksi enhance the nitrogen supply of Wheat
Bakteri Penambat Nitrogen dan Penghasil host. Appl. Environ. Microbiol. 57: 3006-
Hormon IAA (indole acetic acid) dari 3012.
Rizosfer Tanah Perkebunan Kedelai Yuen SH, Pollard AG. 1952. The
(glycine max L.). http://repository.usu. Determination Of Nitrogen In Agricultural
ac.id/bitstream/123456789/38222/7/Cover. Materials By The Nessler Reagent. I-
pdf Preparation Of The Reagent. The Scottish
Thomas SP, Zaritsky A, Boussiba S, 1990. School of Bakery. The Royal Technical
Ammonium excretion by an L-methionine- Collega Glasgow, C.I.
DL-sulfoximine resistant mutant of the rice Zelitch I, Rosenblum ED, Burris RH, PW
field Cyanobacterium Anabaena Wilson. 1951. Isolation of the key
siamensis. Appl. Environ. Microbiol. 56: intermediate in biological nitrogen
3499-3504. fixation by Clostridium. J. Bact. 62: 747-
Wibowo AM, Supriyanto A, Hariyanto S. 298.
2012. Eksplorasi Bakteri Penambat

153

Anda mungkin juga menyukai