Anda di halaman 1dari 9

TITRASI ASAM BASA

Danang Supriyo XI MIPA C

Indikator 1 : Menyimpulkan pengertian titrasi

Indikator 2 : Menentukan titik ekivalen dan titik akhir titrasi asam-basa dari model

INFORMASI
Prinsip titrasi asam basa adalah pencampuran larutan asam dan basa yang dilakukan secara
bertahap. Proses pencampuran ini akan mengubah konsentrasi asam atau basa karena terjadi
reaksi netralisasi. Terjadinya reaksi netralisasi dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi
asam atau basa dalam suatu sampel.
Titrasi asam basa dilakukan dengan meneteskan larutan standar atau larutan titran atau
pentiter ke dalam larutan analit atau titrat. Larutan standar atau titran (pentiter) adalah larutan
penitrasi yang terdapat di dalam buret yang sudah diketahui konsentrasinya baik itu asam
maupun basa. Larutan titrat adalah larutan yang akan dianalisa kadar atau konsentrasinya yang
terdapat di dalam erlenmeyer. Adapaun alat-alat yang digunakan dalam titrasi sederhana yaitu
buret, buret clam, batang statif, dan erlenmeyer seperti yang terlihat di bawah ini:
Gambar 1. Rancangan Alat Titrasi Asam Basa

Fungsi dari alat-alat titrasi asam


basa :

1. Buret sebagai tempat titran.


2. Klem buret untuk memegang
buret yang digunakan untuk
Batang titrasi
statif
3. Erlenmeyer sebagai tempat
larutan titrat.
Keran buret
4. Batang Statif dipakai untuk
menahan buret (meletakkan
buret) pada waktu titrasi.

Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan analit (titrat) dapat menggunakan rumus di
bawah ini:

Mol ekivalen asam = Mol ekivalen basa Mol ekivalen = jumlah mol x n

(Mol x n) asam = (Mol x n) basa

(M x V x n ) asam = (M x V x n ) basa Mol = M x V

Keterangan :

M = Konsentrasi/Molaritas (mol/L)
V = Volume (L)
n = bilangan bulat yang menyatakan jumlah ion H+ dalam larutan asam atau jumlah ion
OH- dalam larutan basa. Contoh: larutan H2SO4 memiliki n = 2, Larutan NaOH n = 1.
MODEL 1. Titrasi Sederhana Asam Kuat (HCl) Oleh Basa Kuat (NaOH)

Larutan NaOH 0,1 M, 50 mL

Larutan HCl (25 mL)

Penambahan Saat Titrasi dilakukan Titrasi dihentikan


Indikator Fenolftalein

Pertanyaan :

1. Berperan sebagai apakah NaOH pada model 1?

2. Berdasarkan model 1, berapakah volume NaOH yang digunakan untuk mentitrasi larutan HCl
sampai titrasi dihentikan?

3. Berdasarkan model 1, berperan sebagai apakah larutan HCl?

4. Dari model 1 dan informasi di atas, hitunglah berapa konsentrasi asam klorida (HCl) setelah
dititrasi!

Jawab :

1. berperan sebagai titran


2. pada volume 50 ml NaOH titrasi berhenti
3. berperan sebagai Analit atau titrat
4. M1. V1 = M2 . V2
MODEL 2. TITiK EKIVALEN DAN TITiK AKHIR TITRASI

Keterangan:

Dalam buret larutan NaOH (basa) ditulis


OH
Dalam erlenmeyer larutan HCl (asam)
ditulis H+

1. Berdasarkan model 2 a (awal titrasi),


a. Berapa jumlah ion H+ pada erlenmeyer?
b. Berapa ion OH- pada buret?
c. Bagaimana warna larutan dalam erlenmeyer?
d. Bagaimana sifat lalrutan dalam erlenmeyer?
Jawab:
a. 5..............................................................................................................................
b. 10..............................................................................................................................
c. bening..............................................................................................................................
d. netral..........................................................................................................................
2. Berdasarkan model 2 b (saat titrasi),
a. Berapa jumlah ion H+ pada erlenmeyer?
b. Mengapa jumlah ion H+ berkurang dari jumlah awal titrasi?
c. Molekul baru apa yang terdapat dalam erlenmeyer?
d. Bagaimana warna larutan dalam erlenmeyer?
Jawab:

a. 3.................................................................................................................
b. karna bergabung dengan ion H+..............................................................
c. H2O.................................................................................................................
d. bening.................................................................................................................

3. Berdasarkan model 2 c (saat titik ekivalen titrasi),


a. Berapa jumlah ion H+ pada erlenmeyer?
b. Berapa jumlah ion OH- pada erlenmeyer?
c. berdasarkan jawaban pertanyaan a dan b, jelakan mengapa hal tersebut dapat
terjadi?
d. Bagaimana warna larutan dalam erlenmeyer?
e. Berdasarkan model 2 c, Molekul apa yang terdapat dalam erlenmeyer?
f. Apakah sama jumlah ion H+ dan ion OH- dalam molekul H2O yang terbentuk
dalam erlenmeyer?
g. Berdasarkan jawaban dari pertanyaan e dan f, kondisi inilah yang di sebut
dengan tiitk ekivalen. Jadi, coba ananda simpulkan apa itu tiitk ekivalen?
Jawab:

a. 0.................................................................................................................
b. 0.................................................................................................................
c. karna ion H+ dan ion OH- telah bergabung menjadi H2O.............
d. bening.................................................................................................................
e. H2O.................................................................................................................
f. beda
g. gabungan 2 ion menjadi ion baru

4. Berdasarkan model 2b (saat titrasi berlangsung) dan 2d (saat titrasi dihentikan),


a. Pada saat titrasi berlangsung, bagaimana warna larutan dalam erlenmeyer?
b. Pada saat titrasi dihentikan, bagaimana warna larutan dalam erlenmeyer?
c. Berdasarkan jawaban pertanyaan a dan b, kondisi tersebut disebut sebagai titik
akhir titrasi. Jadi, menurut ananda apa itu titik akhir titrasi?
Jawab :
a. bening.........................................................................................................................
...................................................................................................................................
b. ungu............................................................................................................................
................................................................................................................................
c. saat indikator asam dan basa mengalami perubahan warna......................................

Indikator 3: Menentukan indikator yang tepat untuk digunakan pada percobaan titrasi asam-basa
berdasarkan data pengamatan percobaan titrasi asam-basa

Informasi

Indikator yang tepat digunakan dalam titrasi adalah indikator yang perubahan
warnanya mendekati sesuai sekitar titik ekuivalennya. Batas-batas pH ketika indikator
mengalami perubahan warna di dalam larutan disebut trayek perubahan warna indikator.
Perubahan warna indikator dalam larutan, tergantung pada sifat larutan dan pH dari
larutan garam asam basa. Di bawah ini merupakan beberapa trayek perubahan warna
indikator dan Sifat-sifat larutan garam asam basa dan pH nya.

Tabel 1. Trayek pH dan Perubahan Warna yang Digunakan Dalam Titrasi


Indikator Trayek pH Perubahan warna
Fenolftalein 8.3 - 10 Bening-merah muda
Metil Jingga 2.9 - 4.0 Merah-kuning
Metilen Merah 4.2 - 6.3 Merah-kuning

Tabel 2. Sifat-sifat larutan garam asam basa dan pH nya:


Larutan Garam Sifat Garam pH
Larutan garam dari asam kuat dan basa kuat Netral 7
Larutan garam dari asam kuat dan basa lemah Asam <7
MODEL 2. Tabel Pengamatan Hasil Percobaan Penentuan Indikator Titrasi Asam Basa

Tabel Pengamatan Percobaan

1. Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat

Indikator Volume NaOH 0,1 M Perubahan pH larutan


Volume HCl
No ketika warna warna campuran
0,1 M
berubah

1 Fenolftalein 20 ml 20 ml Merah muda 8

2 Metil Jingga 20 ml 20 ml Kuning 4

3 Metil Merah 20 ml 20 ml Kuning 7

2. Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat

Volume NaOH 0,1 Perubahan pH larutan


Volume
No Indikator M ketika warna warna campuran
CH3COOH 0,1 M
berubah

1 Fenolftalein 20 ml 20 ml Merah muda 10

2 Metil Jingga 20 ml 20 ml Kuning 4

3 Metil Merah 20 ml 20 ml Merah 4

3. Titrasi Basa Lemah oleh Asam Kuat

Volume Volume HCl 0,1 M Perubahan warna pH larutan


No Indikator NH4OH 0,1 ketika warna berubah campuran
M

1 Fenolftalein 20 ml 20 ml Merah muda 8

2 Metil Jingga 20 ml 20 ml Kuning 5

3 Metil Merah 20 ml 20 ml Merah 6

1. Berdasarkan tabel pengamatan percobaan 1 (titrasi asam kuat oleh basa kuat),
a. Bagaimana perubahan warna larutan pada masing-masing indikator setelah tercapai
titik akhir titrasi?
Jawab :
Indikator Fenolftalein : merah muda..............................................................................
Indikator Metil Jingga :kuning..................................................................................
Indikator Metil Merah : kuning....................................................................................
b. Berapakah pH larutan campuran pada masing-masing indikator setelah tercapai titik
akhir titrasi ?
Jawab :
Indikator Fenolftalein : 8.............................................................................................
Indikator Metil Jingga : 4.............................................................................................
Indikator Metil Merah : 7............................................................................................
c. Berdasarkan tabel 2. pada informasi, berapakah pH larutan garam yang dibentuk dari
asam kuat dan basa kuat?
Jawab:
7........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................

d. Berdasarkan jawaban b dan c di atas indikator apa yang tepat digunakan dalam titrasi
asam kuat oleh basa kuat ?
Jawab :
metilmerah.......................................................................................................................
..........................................................................................................................................
.........................................................................................................................

2. Berdasarkan tabel pengamatan percobaan 2 (titrasi asam lemah oleh basa kuat),
a. Bagaimana perubahan warna larutan pada masing-masing indikator setelah tercapai
titik akhir titrasi?
Jawab :
Indikator Fenolftalein : merah muda...............................................................................
Indikator Metil Jingga : kuning.......................................................................................
Indikator Metil Merah : merah...................................................................................

b. Berapakah pH campuran pada masing-masing indikator setelah tercapai titik akhir titrasi ?

Jawab :

Indikator Fenolftalein : 10.......................................................................................


Indikator Metil Jingga : 4..............................................................................................
Indikator Metil Merah : 4..............................................................................................

c. Berdasarkan tabel 2. pada informasi, berapakah pH larutan garam yang dibentuk dari asam
lemah dan basa kuat?

Jawab:

ph > 7

Berdasarkan jawaban b dan c di atas indikator apa yang tepat digunakan dalam titrasi asam
lemah oleh basa kuat ?

Jawab:

Fenolftalein...........................................................................................................................................
..............................................................................................................................................................
.......................................................................

3. Berdasarkan tabel pengamatan percobaan 3 (titrasi basa lemah oleh asam kuat),

a. Bagaimana perubahan warna larutan pada masing-masing indikator setelah tercapai titik
akhir titrasi?

Jawab :
Indikator Fenolftalein : merah muda..............................................................................
Indikator Metil Jingga : kuning..........................................................................
Indikator Metil Merah : merah......................................................................................

b. Berapakah pH campuran pada masing-masing indikator setelah tercapai titik akhir titrasi ?

Jawab :

Indikator Fenolftalein : 8.........................................................................................


Indikator Metil Jingga : 5............................................................................................
Indikator Metil Merah : 6.............................................................................................

c. Berdasarkan tabel 2. pada informasi, berapakah pH larutan garam yang dibentuk dari basa
lemah oleh asam kuat?

Jawab:

ph < 7

Berdasarkan jawaban b dan c di atas indikator apa yang tepat digunakan dalam titrasi basa
lemah oleh asam kuat ?
Jawab:
1. Di bawah ini merupakan tabel trayek pH dan perubahan warna dari beberapa indikator.
Indikator Trayek pH Perubahan warna
Fenolftalein 8.3 – 10 Bening-merah muda
Metil Jingga 2.9 - 4.0 Merah-kuning
Metilen Merah 4.2 - 6.3 Merah-kuning

a. Jika Seorang murid SMA hendak melakukan titrasi 10 mL larutan asam asetat
(CH3COOH) dengan larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 M. Dari tabel trayek pH di
atas, indikator apa yang tepat digunakan oleh murid SMA tersebut?
jwb : Fenolftalein : karena asam lemah dititrasikan dengan basa kuat, maka hasil titrasi
akan menjadi basa. dan basa memiliki PH >7
b. Jika Seorang murid SMA hendak melakukan titrasi 10 mL larutan asam klorida (HCl)
dengan larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 M. Dari tabel trayek pH di atas,
indikator apa yang tepat digunakan oleh murid SMA tersebut?
jwb : metil merah : karena asam kuat + basa kuat = netral, dan metil merah memiliki
trayek mendekati angka 7
sebagai PH netral
c. Jika Seorang murid SMA hendak melakukan titrasi 10 mL larutan asam kolrida (HCl)
dengan larutan Amonium Hidroksida (NH4OH) 0,1 M. Dari tabel trayek pH di atas,
indikator apa yang tepat digunakan oleh murid SMA tersebut?
jwb : metil jingga : karena asam kuat + basa lemah = asam, dan metil jingga memiliki
trayek 2.9-4.0

EVALUASI
1.

pH larutan 9

Gambar 1. Kevin sedang melakukan titrasi


Kevin adalah seorang murid SMA yang sedang duduk di kelas XI. Kevin akan melakukan
praktikum titrasi 25 mL larutan asam cuka (CH3COOH) 0,01 M dengan larutan kalium
hidroksida (KOH) 0,01 M . Volume KOH di dalam buret sebelum titrasi adalah 50 mL. Pada saat
titrasi dihentikan volume larutan titran menjadi 30 mL dan warna larutan menjadi berwarna
merah muda serta pH larutan = 9.
a. Apa saja peralatan utama yang diperlukan Kevin untuk melakukan titrasi?
= biuret dan erlenmeyer
b. Larutan apa yang menjadi titrannya?
= KOH
c. larutan apa yang menjadi titratnya?
= CH3COOH
d. Berapakah volume KOH yang digunakan dalam titrasi tersebut?
= 50 ml
e. Dari ion H+ dan ion OH- dalam larutan selama titrasi berlangsung, ion apa yang
jumlahnya lebih dominan sebelum titrasi mencapai titik ekivalen?
= ion OH-
f. Apa warna larutan dan berapa pH larutan saat titik ekivalen dan tititk akhir titrasi?
= warna laruta merah muda dan juamlah pH 9

2. Tabel trayek pH dan perubaahan warna dari beberapa indikator.


Indikator Trayek pH Perubahan warna
Fenolftalein 8.3 - 10 Bening-merah muda
Metil Jingga 2.9 - 4.0 Merah-kuning
Metilen Merah 4.2 - 6.3 Merah-kuning
Berdasarkan Tabel trayek pH dan perubahan warna dari beberapa indikator di atas,
a. Jika Seorang murid SMA hendak melakukan titrasi 10 mL larutan asam cuka
(CH3COOH) dengan larutan Natrium Hidroksida (NH4OH) 0,1 M. Dari tabel
trayek pH di atas, indikator apa yang tepat digunakan oleh murid SMA tersebut?
Metil jingga :karena asam lemah + basa lemah
b. Jika Seorang murid SMA hendak melakukan titrasi 10 mL larutan asam cuka
(CH3COOH) dengan larutan Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 M. Dari tabel
trayek pH di atas, indikator apa yang tepat digunakan oleh murid SMA tersebut?
fenolftalein : karena asam lemah + Basa kuat.

Anda mungkin juga menyukai