Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK Nama : Nur Afifah


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK
GEOLOGI NIM : F12118019
Acara 1 : Morfometri Daerah Aliran Sungai
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Daerah Aliran Sungai (DAS) juga dapat didefinisikan sebagai suatu daerah
yang dibatasi oleh topografi alami, dimana semua air hujan yang jatuh
didalamnya akan mengalir melalui suatu sungai dan keluar melalui outlet pada
sungai tersebut.
Morfometri DAS merupakan ukuran kuantitatif karakteristik DAS yang
terkait dengan aspek geomorfologi suatu daerah. Karakteristik ini terkait dengan
proses pengatusan (drainase) air hujan yang jatuh di dalam DAS. Parameter
tersebut adalah luas DAS, bentuk DAS, jaringan sungai, kerapatan aliran, pola
aliran, dan gradien kecuraman sungai.
Siklus hidrologi dihitung dalam bentuk neraca kesetimbangan air (water
balance). Batasan wilayah perhitungan ditentukan oleh batas cekungan
topografi/daerah tangkapan (catchment area)/daerah aliran sungai (DAS).
Dibatasi garis pemisah air (water divide line). Sehingga dalam menentukan atau
mencari kuantitas air bawah permukaan akan sangat dipengaruhi oleh luas
daerah aliran sungai. Untuk penentuan potensi air tanah diperlukan batasan
daerah, yaitu dengan menarik batas luas daerah aliran sungai (DAS). Menurut
Lindsley (1993) seluruh aliran air tanah dalam suatu DAS yang besar akan
keluar di sungai sebagai baseflow bersama-sama dengan air limpasan permukaan
(surface runoff).

1.2 Tujuan
Pada praktikum ini bertujuan untuk menentukan parameter kuantitatif
daerah aliran sungai meliputi: luas DAS, bentuk DAS, jaringan sungai, kerapatan
aliran, pola aliran, dan gradien kecuraman sungai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS)


Daerah aliran sungai secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan
wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang
menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara serta
mengalirkannya melalui anak-anak sungai keluar pada sungai utama ke laut atau
danau (Asdak, 2007: 4).
Definisi DAS berdasarkan fungsi DAS dibagi dalam beberapa batasan,
yaitu pertama DAS bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola
untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi. Fungsi
konservasi dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas
air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan. Kedua, DAS bagian
tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat
memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain
dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air,
dan ketinggian muka air tanah serta terkait pada prasarana pengairan seperti
pengelolaan sungai, waduk, dan danau. Ketiga, DAS bagian hilir didasarkan
pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk memberikan manfaat
bagi kepentingan sosial dan ekonomi yang diindikasikan memalui keantitas dan
kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait
untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah.

2.2 Karakteristik Daerah Aliran sungai.


Meskipun semua jaringan alur sungai bercabang-cabang dengan cara yang
sama akan tetapi masing-masing menunjukkan pola yang berbeda satu dengan
yang lain, tergantung pada medan dan kondisi geologinya. Beberapa pola aliran
yang terdapat di Indonesia antara lain:
- Dendritik Pola ini terjadi pada daerah berbatuan sejenis dengan
penyebrangan yang luas. Misalnya suatu daerah ditutupi oleh endapan
sedimen yang meliputi daerah yang luas dan yang umumnya endapan itu
terletak pada suatu bidang horizontal.
- Radial Biasanya pola radial dijumpai pada lereng gunung api daerah
topografi berbentuk kubah.
- Rektangular Terdapat di daerah yang batuannya mengalami retakan-
retakan, misalnya batuan jenis limestone.
- Terllis Akan dapat dijumpai pada daerah dengan lapisan sedimen keras
yang diselingi oleh sedimen lunak yang mengalami lipatan.

Gambar 2.1 Pola Aliran Sungai

Pola sungai akan menentukan bentuk dari suatu DAS. Bentuk suatu DAS
mempunyai arti penting dalam hubungannya dengan aliran sungai, yaitu
berpengaruh terhadap kecepatan terpusatnya aliran. Secara fisik setelah batas
DAS ditentukan garis batanya, maka bentuk DASnya dapat diketahui. Pada
umumnya dapat dibedakan menjadi empat bentuk yaitu:
- DAS berbentuk memanjang Biasanya induk sungainya akan memanjang
dengan anak-anak sungai langsung mengalir ke induk sungai. Kadang-
kadang berbentuk seperti bulu burung. Bentuk ini biasanya akan
menyebabkan besar aliran banjir relatif lebih kecil karena perjalanan banjir
dari anak sungai itu berbeda-beda. Tapi biasanya banjir berlangsung agak
lama.
- DAS berbentuk Radial Bentuk ini karena arah sungai seolah-olah memusat
pada suatu titik sehingga menggambarkan adanya bentuk radial, kadang-
kadang gambaran tersebut memberi bentuk kipas atau lingkaran. Sebagai
akibat dari bentuk tersebut 28 maka waktu yang diperlukan aliran yang
datang dari segala penjuru anak sungai memerlukan waktu yang hampir
bersamaan. Apabila terjadi hujan yang sifatnya merata di seluruh DAS
akan menyebabkan terjadinya banjir besar.
- DAS berbentuk Paralel DAS ini dibentuk oleh dua jalur DAS yang bersatu
di bagian hilir. Apabila terjadi banjir di daerah hilir biasanya terjadi setelah
di bawah titik pertemuan.
- DAS berbentuk Komplek Merupakan bentuk kejadian gabungan dari
beberapa bentuk DAS yang dijelaskan di atas.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


- Peta topografi
- Planimeter
- Mistar/Penggaris
- Busur derajat
- Alat tulis
- Pinsil Warna
- Kertas HVS
- Kalkulator

3.2 Langkah Kerja


- Luas DAS
Garis batas antara DAS adalah punggung permukaan bumi yang
dapat memisahkan dan membagi air hujan ke masing-masing DAS.
Garis batas tersebut ditentukan berdasarkan perubahan kontur dari peta
tofografi sedangkan luas DAS nya dapat diukur dengan penskalaan
peta adapun formula untuk perhitungan luas yaitu:
Luas = Jumlah kotak x skala.
Luas DAS dapat pula diukur dengan alat planimeter.
- Panjang dan lebar
Panjang DAS adalah sama dengan jarak datar dari muara sungai ke
arah hulu sepanjang sungai induk. Sedangkan lebar DAS adalah
perbandingan antara luas DAS dengan panjang sungai induk.
Lebar = Luas DAS/Panjang Sungai Induk.
- Kemiringan atau Gradien Sungai
Gradien atau kemiringan sungai dapat diperoleh dengan persamaan
sebagai berikut:
g = Jarak Vertikal/Jarak Horisontal
Ket : g = Gradien Sungai
Jarak Vertikal = Beda tinggi antara hulu dengan hilir (m)
Jarak. Horisontal = Panjang sungai induk (m)
- Orde sungai
Alur sungai dalam suatu DAS dapat dibagi dalam beberapa orde
sungai. Orde sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam
urutannya terhadap induk sungai di dalam suatu DAS. Dengan
demikian makin banyak jumlah orde sungai akan semakin luas pula
DAS nya dan akan semakin panjang pula alur sungainya.
- Tingkat percabangan Sungai
Tingkat percabangan sungai (bifurcation ratio) adalah angka atau
indeks yang ditentukan berdasarkan jumlah alur sungai untuk suatu
orde. Untuk menghitung tingkat percabangan sungai dapat digunakan
rumus:
Rb = Nu/Nu+1
Ket: Rb = Indeks tingkat percabangan sungai
Nu = jumlah alur sungai untuk orde ke u
Nu + 1 = jumlah alur sungai untuk orde ke u + 1

- Kerapatan sungai
Kerapatan sungai adalah suatu angka indeks yang menunjukkan
banyaknya anak sungai di dalam suatu DAS. Indeks tersebut diperoleh
dengan persamaan sebagai berikut:
Dd = L/A
Ket: Dd = indeks kerapatan sungai (km/km2)
L = jumlah panjang sungai termasuk anak-anak sungainya
A = Luas DAS (km2) Adapun karakteristik dari nilai indeks kerapatan
sungai (Dd) yaitu:

- Bentuk Daerah Aliran Sungai


Bentuk DAS mempengaruhi waktu konsentrasi air hujan yang
mengalir menuju outlet. Semakin bulat bentuk DAS berarti semakin
singkat waktu konsentrasi yang diperlukan, sehingga semakin tinggi
fluktuasi banjir yang terjadi. Sebaliknya semakin lonjong bentuk DAS,
waktu konsentrasi yang diperlukan semakin lama sehingga fluktuasi
banjir semakin rendah. Bentuk DAS secara kuantitatif dapat
diperkirakan dengan menggunakan nilai nisbah memanjang
('elongation ratio'/Re) dan kebulatan ('circularity ratio'/Rc).
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Nur Afifah
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK
GEOLOGI NIM : F12118019
Acara 1 : Morfometri Daerah Aliran Sungai
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Luas DAS
Luas Das = Panjang benang dibagi 4 sehingga membentuk persegi atau
grid kemudian luasnya di cari.
(Sisi×skala) × (Sisi×skala)
= (14,3 × 0,5) × (14,3 × 0,5)
= 7,15 × 7,15
= 51,1225 km2

2. Panjang dan Lebar


Panjang = Jarak Datar Sungai Induk × Skala
= 18,7 cm × 500 m
= 9,350 m
= 9,35 km
Luas DAS
Lebar =
Panjang Sungai Induk
51,1225 km2
=
9,35 km
= 5,46 km

3. Kemiringan/Gradien Sungai
- Jarak vertikal : Beda tinggi antara hulu dan hilir.
= 458-13
= 445
- Jarak horizontal : Jarak datar sungai induk = 9,350 m
Jarak Vertikal
g = × 100%
Jarak Horizontal
445 m
= × 100%
9,350 m
= 4,75 %

Tabel Hubungan Kemiringan Sungai dan Kecepatan Aliran


Kemiringan Rata-rata Saluran (%) Kecepatan Rata-rata (m/s)
<1 0,4
1–2 0,6
2–4 0,9
4–6 1,2
6 – 10 1,5
10 – 15 2,4

4. Orde
N=5

5. Tingkat Percabangan Sungai


Nu
Rb =
Nu + 1
29
Rb1 =
29 + 1
29
=
30
= 0,9
15
Rb2 =
15 + 1
15
=
16
= 0,9
6
Rb3 =
6 +1
6
=
7
= 0,8
1
Rb4 =
1+1
1
=2

= 0,5
1
Rb5 =
1+1
1
=2

= 0,5

Rbtotal = Rb1 + Rb2 + Rb3 + Rb4 + Rb5


= 0,9 + 0,9 + 0,8 + 0,5 + 0,5
= 3,6

Klasifikasi Tingkat Percangan Sungai

6. Kerapatan Sungai
L
Dd =
A
89,1 cm × 500 m
= 51,1225 km 2

44,550 m
= 51,1225 k m 2

44,55 km
= 51,1225 km 2

= 0,8 km/ km2 (Rendah)

Klasifikasi Kerapatan Sungai

7. Bentuk Daerah Aliran Sungai


- Circularity Ratio
4πA
Dd =
P2
4 × 3,14 × 51,1225 km 2
=
57,2 cm × 50.000
642,0986 km 2
=
2.860.000 cm
642,0986 km 2
=
( 28,6 km ) 2
642,0986 km 2
=
817,96 km2
= 0,7

8. Bentuk Daerah Aliran Sungai


- Elongation Ratio
A1/2
Re = 1,129 ×
Lb
51,1225 1/2
= 1,129 ×
9,35 km
7,15
= 1,129 ×
9,35 km
= 0,8
Klasifikasi Schumm (1956)
Bentuk Nilai
(A) Bundar (Circular) 0,9 – 1.0
(B) Oval (Oval) 0,8 – 0,9
(C) Kurang Memanjang (Less Elongated) 0,7 – 0,8
(D) Memanjang (Elongated) 0,6 – 0,5
(E) Lebih Memanjang (More Elogated) 0,5 – 0,4

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Nur Afifah
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK
GEOLOGI NIM : F12118019
Acara 1 : Morfometri Daerah Aliran Sungai
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unpas.ac.id/32140/1/7.%20BAB%20II%20Tinjauan
%20Teori%20DAS.pdf. Diakses pada tanggal 16 Maret 2021.
Jam 20.13 WITA.
Buku Penuntun Hidrogeologi Universitas Tadulako. Prodi Geologi.

Anda mungkin juga menyukai