Disusun oleh :
Yoepy Hapsaputra
E0011334
Kelas A
FAKULTAS HUKUM
SURAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
KOJA (Pos Kota) -Kasus ibu hamil yang berniat menjual bayi dalam
kandungannya di Kampung Beting, Koja, Jakut, menguak. Sang ibu mengaku terpaksa
menjual anaknya karena tak mampu membiayai persalinan anak dalam kandungan yang
mencapai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Motif utama kasus ini adalah karena kemiskinan
dan mereka tidak punya biaya untuk persalinan, ini juga karena pemerintah tak mampu
menyejahterakan rakyatnya. 1
pada dasarnya telah diatur dalam KUHP. Konsep pengaturan larangan ini seumur dengan
pembentukan KUHP itu sendiri, yakni sejak tahun 1918. Dengan demikian, KUHP telah
mengatur tentang larangan perbudakan, (lihat Pasal 297 KUHP yang khusus mengatur
perdagangan perempuan dan anak laki-laki di bawah umur) yang menunjukkan bahwa
pada masa penjajahanpun perdagangan perempuan dan anak sudah dikualifikasi sebagai
suatu kejahatan atau dianggap sebagai tindakan yang tidak manusiawi dan layak
mendapatkan sanksi pidana. Narnun ketentuan Pasal 297 tersebut tidak dapat diterapkan
secara lintas negara (kejahatan intemasional atau transnasional) dalam arti bahwa
ketentuan tersebut terbatas pada lingkup nasional. Selain KUHP 2, perlindungan terhadap
1
Suara Merdeka 21 februari 2013
2
Draf Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Anti Perdagangan
perlindungan hak asasi manusia (HAM). Dalam satu ketentuannya menyebutkan bahwa
terdapat prinsip nondiskriminasi yaitu bahwa setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat
dan martabat yang sama dan sederajat, serta hak setiap orang untuk mendapatkan
perlindungan HAM dan kebebasan dasar manusia, tanpa diskriminasi. Karena sifatnya
yang payung tersebut, dalam arti umum, maka Undang-undang Nomor 39 tidak bisa
Dalam hal ini saya akan membahas kasus trafficking dengan analisis dan
B. Perumusan Masalah
3
Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
BAB II
PEMBAHASAN
yang tidak layak itulah yang menyebabkan semakin banyaknya pengangguran maka
Dalam kasus ini faktor yang paling mendasar adalah masalah tingkat pendidikan
yang rendah yang membuat masyarakat tidak memperoleh pekerjaan yang layak untuk
kepadatan penduduk serta mengurangi beban kelarga. Program ini adalah suatu cara yang
Selazimnya dalam sebuah keluarga itu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak
sebagai seorang anak serta mendapatkan haknya. Namun yang terjadi dalam contoh kasus
yang terjadi di Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara melenceng jauh dari kewajiban
4
Soerjono Soekanto.2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
seorang ayah dan ibu yang tega menjual anak kandungnya sendiri dengan berbagai alasan
perekonomian. 5
Maka kembali kepada kurangnya tingkat pendidikan serta pekerjaan yang layak bagi
masyarakat sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu
pemerintah harusnya lebih memperhatikan faktor yang paling mendasar tersebut, agar
Faktor lembaga hukum di Indonesia juga masih sangat lemah dalam menyikapi
informasi tentang sanksi yang diberikan pada pelaku jual beli bayi serta Undang-undang
hukum pidana tersebut6. Ketentuan mengenai larangan perdagangan orang pada dasarnya
telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal 297 KUHP
menentukan mengenai larangan perdagangan wanita dan anak laki-laki belum dewasa
memperdagangkan, menjual, atau menculik anak untuk diri sendiri atau untuk dijual8.
5
Howard S. Becker: sosiologi penyimpangan/Soerjono Soekanto; Ratih Lestarini. Pengarang : Soekanto,
6
Kusunah, Mulyana., Beberapa Perkembangan dan Masalah dalam Sosiologi Hukum
7
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal 297 KUHP
8
Pasal 83 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Pasal 297 KUHP memberikan sanksi yang terlalu ringan dan tidak sepadan dengan
dampak yang diderita korban akibat kejahatan perdagangan orang. Namun, ketentuan
perdagangan orang yang tegas secara hukum. Oleh karena itu, diperlukan undang-undang
khusus tentang tindak pidana perdagangan orang yang mampu menyediakan landasan
hukum materiil dan formil sekaligus. Untuk tujuan tersebut, undang-undang khusus ini
mengantisipasi dan menjerat semua jenis tindakan dalam proses, cara, atau semua bentuk
eksploitasi yang mungkin terjadi dalam praktik perdagangan orang, baik yang dilakukan
antar wilayah dalam negeri maupun secara antar negara, dan baik oleh pelaku perorangan
maupun korporasi. 9
9
Metode penelitian hukum Pengarang : Ashoshofa, Burhan; Penerbitan : Jakarta : Rineka Cipta, 2004
BAB III
KESIMPULAN
peta permasalahan yang ada. Dari hal yang sangat mendasar yaitu tingkat pendidikan dan
Disamping itu, keseriusan pemerintah dan keterlibatan seluruh elemen bangsa diharapkan
masalah ini dengan cara memberikan fasilitas kesehatan gratis pada warga masyarakat
yang kurang mampu, dan yang paling penting memberikan jasa persalinan secara cuma-
cuma bagi warga miskin. Dan juga memberikan sosialisasi akan pentingnya Program KB
Tindakan lembaga hukum dalam menangani kasus trafficking ini masih sangat
lemah. Walaupun ketentuan mengenai kasus ini sudah di atur dalam KUHP, namun
sanksi yang di berikan kepada pelaku tidak sepadan dengan dampak yang di derita oleh
para korban kejahatan kasus ini. Untuk itu seharusnya lembaga hukum bisa membbuat
hukum materiil dan formil sekaligus. Di nmana undang-undang khusus ini dapat
mengantisipasi dan menjerat semua jenis tindakan dalam proses, cara, atau semua bentuk
Persada
Hukum