Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH TAWURAN TERHADAP PERILAKU SISWA STM

YKTB

Di susun oleh :
Muhammad Rafikuddin
Nadya Ramadusti
Putri Lestari
Reza Pramudya
Rizky Parlagutan Lubis
Septia nur annisa
Sukma
Shelvy yanti
Velialfini rahmatia
Zahra Oktavia

1
LATAR BELAKANG
Tawuran sering terjadi di kalangan pelajar kurang lebih pada umur 12 – 18 tahun.
Karena pada masa itu, siswa masih sangat labil dan tidak dapat mengontrol emosinya.
Sikap siswa yang kurang mengerti tentang bahaya tawuran membuat para siswa tidak
berfikir selaras logika tentang bahaya tawuran yang mungkin mereka tau. Tawuran sudah
menjadi bahaya di kalangan pelajar sehingga mereka tidak mengerti bahaya tawuran, dari
hal tersebut di khawatirkan para siswa menjadi anak yang brutal, dan kriminal. Dan para
siswa berfikiran bahwa tawuran merupakan pelampiasan emosi, penyebab yang paling
kuat dari tawuran siswa adalah faktor saling membela antar sekolah. Bahkan para siswa
yang sering melakukan tawuran tidak memikirkan dampak yang terjadi akibat tawuran
seperti kerugian fisik. siswa yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik
itu cidera ringan, cidera berat, bahkan sampai kematian. Dan dampak lainnya yaitu
tertangkap polisi, tertangkap warga, dihukum oleh pihak sekolah, dan dikeluarkan dari
sekola. Tawuran juga dapat mengganggu proses belajar mengajar. Yang seharusnya
proses belajar mengajar berjalan normal akibat adanya tawuran akhirnya pihak sekolah
sampai mengambil keputusan untuk meliburkan para siswanya untuk menghindari
kemungkinan terjadinya tawuran balas dendam dari pihak sekolah yang melakukan
tawuran, selain itu tawuran juga dapat menurunkan moralitas para pelajar, hilangnya
perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai antar sesama.

RUMUSAN MASALAH

1. Kenapa para siswa melakukan tawuran?


2. Apa saja faktor penyebab tawuran?
3. Bagaimana cara menangani tawuran tersebut?

Tujuan
1. Untuk memberi motivasi kepada para siswa agar tawuran bisa berhenti.
2. Untuk mengetahui cara mengatasi tawuran.
3. Untuk mengetahui akibat tawuran bagi para siswa.

2
Landasan Teori

1. Teori Perkembangan Kepribadian1


Menurut teori perkembangan kepribadian Erikson, seorang pemuda akan
memasuki masa kekaburan identitas. Ia sadar bahwa dunia yang di diaminya
kompleksjawaban-jawaban yang diperolehnya memadai. Pertanyaan “Who am I?”
semakin menguat. Selanjutnya, Richard Logan mengutarakan bahwa pada masa ini, akan
ada suatu mekanisme pertahanan untuk mengurangi kecemasan yang timbul akibat
kekaburan identitas, yaitu munculnya identitas negatif. Identitas negatif ini akan menjadi
pelarian dan barang pengganti atas kecemasan akan kekaburan identitas yang dialaminya.
Salah satu bentuk identitas negatif adalah tawuran.
2. Pengertian Tawuran2
Tawuran (tubir) adalah bentuk dari kekerasan antar geng sekolah dalam
masyarakat urban di Indonesia. Wirumoto, sosiolog Indonesia, berpendapat bahwa
tindakan tersebut sebagai salah satu cara untuk menghilangkan stress selama ujian. W.D
Mansur juga berpendapat bahwa tindakan tersebut terjadi bukan akibat faktor dari
pribadi, melainkan berasal dari pengaruh lingkungan di sekitar serta prasangka dari
masyarakat.
Dalam kamus bahasa Indonesia “Tawuran” dapat diartikan sebagai perkelahian
yang meliputi banyak orang. Sedangkan “Pelajar” adalah seorang manusia yang belajar.
Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok
orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh pelajar
3. Teori Kriminalitas3
Kriminalitas menurut bahasa adalah sama dengan kejahatan (pelanggaran yang
dapat di hukum) yaitu perkara kejahatan yang dapat di hukum menurut undang-undang.
Sedangkan pengertian kriminalitas menurut istilah diartikan sebagai suatu kejahatan yang
tergolong dalam pelanggaran hukum positif ( hukum yang berlaku dalam suatu negara ).
Pengertian kejahatan sebagai unsur dalam pengertian kriminalitas, secara
sosiologis mempunyai dua unsur-unsur yaitu: 1) kejahatan itu iyalah perbuatan yang
merugikan secara ekonomis dan merugikan secara psikologis. 2) melukai perasaan susila
dari suatu segerombolan manusia, dimana orang-orang itu berhak melahirkan celaan.
Dengan demikian, pengertian kriminalitas adalah segala macam bentuk tindakan dan

1
Erik Eriksen. 1950. Childhood and Society. University of California, Barkeley
2
Jeffrey Jensen Arnett (2007). Internatonal encyclopedia of adolencence: A-J, Index. Taylor & Francis. Pp.467-.ISBN
978-0-416-96667-2

3
W.J.S. Poewadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (cet.lvi;Jakartas:Pt. Bulan, bintang 1985). Sidik doedireja
kriminalitas (Bogor:pelita, 1855

3
perbuatan yang merugikan secara ekonomis dan psikologis secara hukum yang berlaku
dalam Negara Indonesia serta norma-norma sosial dan agama.
4. Teori Perilaku4
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang di miliki oleh manusia dan di
pengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan atau genetika.
Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat di terima,
perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam sosiologi perilaku di anggap sebagai
sesuatu yang tidak di tujukan kepada orang lain, dan oleh karenanya merupakan suatu
tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh di salah artikan
sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi,
karena perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus di tujukan kepada orang lain.
Penerimaan terhadap perilaku seseorang di ukur relatif terhadap norma sosial dan di atur
oleh berbagai kontrol sosial. Dalam kedokteran perilaku seseorang dan keluarganya
dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab, pencetus, atau yang mempererat
timbulnya kesehatan. Intervensi terhadap perilaku yang sering kali dilakukan dalam
rangka penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia
1. Genetika
2. Sikap adalah suatu tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu.
3. Norma sosial adalah pengaruh tekanan sosial
4. Kontrol perilaku pribadi adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya
melakukan suatu perilaku.
Tawuran antar pelajar bisa di masukkan dalam beberapa kategori, antara lain:
perilaku agresif, penyimpangan, kenakalan remaja, dan perkelahian massal
a. Perilaku agresif
Secara sepintas setiap perilaku yang merugikan atau menimbulkan korban
pada pihak orang lain dapat disebut sebagai perilaku agresif. Peran kognisi
sangat besar dalam menentukan apakah suatu perbuatan di anggap agresif
(jika di beri atribusi internal) atau tidak agresif (dalam hal atribusi eksternal).
Dengan atribusi internal yang di maksud adalah adanya niat, intensi, motif,
atau kesengajaan untuk menyakiti atau merugikan orang lain. Dalam atribusi
eksternal, perbuatan di lakukan karena desakan situasi, tidak ada pilihan lain,
atau tidak sengaja.
Pengaruh kelompok terhadap perilaku agresif, antara lain adalah menurunkan
hambatan dari kendali moral. Selain karena faktor ikut terpengaruh, juga
karena ada perancuan tanggung jawab (tidak merasa ikut bertanggung jawab
karena di kerjakan beramai-ramai), ada desakan kelompok dan identitas
kelompok (kalau tidak ikut dianggap bukan anggota kelompok), dan ada
deindividuasi (identitas sebagai individu tidak akan di kenal).

4
. Sobur, alex, 2009. Psikologi umum. Pustaka setia: bandung

4
Karena remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-
teman sebaya sebagai kelompok maka dapatlah di mengerti bahwa pengaruh
teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minta, penampilan, dan
perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga
b. Penyimpangan
Deviasi atau penyimpangan diartikan sebagai tingkah laku yang menyimpang
dari tendensi sentral atau ciri-ciri karakteristik rata-rata populasi. Konsep
deviasi hanya berarti apabila ada deskripsi dan pembahasan yang tepat
mengenai norma sosial. sedangkan norma sendiri bearti kaidah aturan pokok,
aturan, kadar atau patokan yang di terima secara utuh oleh masyarakat guna
mengatur kehidupan dan tingkah laku sehari-hari agar hidup terasa aman dan
menyenangkan. Norma social adalah batas-batas dari variasi tingkah laku
yang secara eksplisit dan implisit dimiliki dan di kenal secara retrospektif oleh
anggota suata kelompok.
c. Kenakalan remaja
Istilah kenakalan remaja (juvenile delinquency) mengacu kepada rentang
suatu perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat di terima secara
social (seperti bertindak berlebihan di sekolah), pelanggaran (seperti
melarikan diri dari rumah), hingga tindakan-tindakan kriminal (seperti
mencuri). Demi tujuan-tujuan hukum, dibuat suatu perbedaan antara
pelanggaran – pelanggran indeks (indeks offenses) dan pelanggaran –
pelanggaran indeks adalah tindakan kriminal, baik yang di lakukan oleh
remaja maupun orang dewasa.
d. Perkelahian massal
Inti dari pengaruh kelompok terhadap agresivitas pelajar di kota besar seperti
Jakarta atau terhadap agresivitas antar etnik di bosnia hezregovina adalah
sama, yaitu identitas kelompok yang sangat kuat yang menyebabkan timbul
sikap negatif dan mengekslusifkan kelompok lain. Faktor – faktor yang
mempengaruhi kegemaran berkelahi secara massal di bagi menjadi dua, yaitu
faktor internal dan fakor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam
menanggapi miliu di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Perilaku
merupakan reaksi ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi terhadap
lingkungan sekitar. Sedangkan faktor eksternal atau faktor eksogen di kenal
pula pengaruh alam sekitar, faktor sosial atau faktor sosiologis adalah semua
perangsang atau pengaruh luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu pada
remaja. Faktor eksternal terdiri atas: keluarga, lingkungan sekolah dan miliu.
Faktor Penyebab Tawuran
1. Faktor keluarga
a. Adanya parenting otoriter, dalam pengasuhan yang dipenuhi tindakan kekerasan
terhadap anak;
b. Kurang kasih sayang dari orangtua;
c. Tidak adanya perlindungan yang lebih dari orangtua
d. Broken home, karena orangtua yang selalu bertengkar;
e. Pengaruh buruk dari orangtua seperti tindakan asusila dan tingkah laku kriminal;

5
2. Faktor lingkungan sekolah
a. Kualitas pengajaran yang tidak begitu memadai dan kurang menunjang proses
belajar;
b. Guru yang lebih berperan sebagai pelaksana aturan dan sebagai penghukum
3. Faktor lingkungan
Anggota lingkungan yang memiliki perilaku buruk, seperti pemakai
narkoba,pengeroyokan,pemabuk, dan tindakan brutal lainnya.
a. Lingkungan kota yang penuh dengan kekerasan, yang disaksikan para remaja.
b. Adanya kelompok geng yang memiliki perilaku tidak baik.

c. Munculnya perbedaan resepsi yang akan mengakibatkan konflik diantara masyarakat


lingkungan.
4. Pergaulan bebas
Dampak tawuran
a. Kerugian fisik,pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban.baik itu
cedar ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian
b. Masyarakat sekitar juga dirugikan.
Contohnya : rusaknya rumah warga apabila pelajar yang tawuran itu melempari batu dan
mengenai rumah warga
c. Tergangguntya proses belajar mengajar
d. Menurunnya moralitas para pelajar
e. Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai.
Hal- hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi tawuran
a. Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar
b. Menghadirkan seorang figure yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti
hadirnya seorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar
untuk selalu bersikap baik
c. Memberikan perhatian yang lebih untuk para pelajar yang sejatinya sedang mencari jati
diri
d. Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan sekolah
untuk melakukan kegiatan- kegiatan yang bermanfaat diwaktu luangnya. Contohnya :
membentuk ikatan remaja masjid atau karang taruna dan membuat acara- acara yang
bermanfaat, mewajibkan setiap siswa memngikuti organisasi atau ekstrakulikuler
disekolahnya
Cara untuk mengurangi tawuran, diantaranya :
a. Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan
koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun
b. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik
dan sehat
c. Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja
jaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja

Hipotesis
6
1. Para pelajar melakukan tawuran karna ajakan dari teman sekolahnya dan juga karna
pergaulan yang terlalu bebas, biasanya orang yang melakukan tawuran tidak pandai dalam
memilih teman untuk di jadikan motoivasi atau sandaran bagi masalah temannya. Karena
biasanya seorang teman selalu bercerita masalahnya dengan temannya, bisa jadi karena
seorang yang tidak pandai memilih teman jika dia mempunyai masalah dan dia bercerita
kepada temannya yang tidak baik atau bisa di bilang sering mengikuti tawuran si teman yang
sedang mempunyai masalah tersebut karena telah bercerita kepada orang yang telah
mengikuti tawuran malah akan di ajak ikut tawuran dan pada akhirnya orang yang tidak
pernah mengikuti tawuran akan ikut tawuran.
2. Para siswa SMK/SMA bahkan siswa SMP biasanya mengikuti tawuran karena pergi sekolah
dan pulang sekolah selalu ditantang oleh sekolah lain, dan para siswa pun mau tidak mau
akhirnya melawan siswa yang telah menantang sekolah mereka, karena demi membela nama
baik sekolah dan/atau bisa juga karena tidak mau dibilang pengecut oleh sekolah lain
akhirnya para siswa pun mengikuti tawuran. Dan biasanya siswa yang mengikuti tawuran
ingin di bilang jagoan di sekolahnya sendiri maupun di sekolah lawan.

Metode

7
Metode kualitatif adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara
mendalam terhadap suatu masalah daripada elihat permasalahan untuk penelitian generalisasi.
Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam (in-depth analisys)
yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kualitataif yakin bahwa sifat
suatu masalah satu akan berada dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini
bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah.
Karakterisitik atau ciri-ciri metode kualitatif
1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Sumber data yang di gunakan
dalam penelitian kualitatif berupa lingkungan alamiah. Kajian utama dalam metode
kualitatif yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kondisi dan situasi sosial.
Penelitian di lakukan ketika berinteraksi langsung di tempat kejadian. Peneliti melakukan
pengamatan, mecatat, mencari tahu, menggali sumber yang berkaitan dengan peristiwa
yang terjadi pada saat itu. Hasil yang di peroleh segera di susun saat itu juga. Apa yang
telah di amati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan dimana tingkah laku itu
berlangsung.
2. Memiliki sifat deskriptif analitik. Data yang di peroleh dari hasil pengamatan wawancara,
dokumentasi, analisis, catatan lapangan, di susun peneliti di lokasi penelitian, bukan
dalam bentuk angka-angka. Peneliti melakukan analisisdata dengan memperbanyak
informasi, mencari hubungannya, membandingkan, dan menemukan hasil atas dasar data
sebenarnya (bukan dalam bentuk angka).
3. Tekanan pada proses bukan hasil. Data dan informasi yag di butuhkan dalam penelitian
kualitatif berkaitan dengan pertanyaan untuk mengungkapkan proses dan bukan hasil dari
suatu kegiatan.
4. Bersifat induktif. Penelitian kualitatif di awali mulai dari lapangan yaitu fakta empiris.
Peneliti terjun langsung ke lapangan, mempelajarari suatu proses penemuan yang terjadi
secara alami dengan mencatat, menganalisis, dan melaporkan serta menarik kesimpulan
dari proses peneltian tersebut.
5. Mengutamakan makna. Makna yang di ungkapkan berkisar pada persepsi orang
mengenai suatu peristiwa yang akan di teliti.
Kami mengambil metode kualitatif dalam penelitian kami karena metode ini yang paling tepat
untuk penelitian kami, kami meneliti tidak menggunakan angka – angka melainkan hanya
menggunakan penelitian langsung ke lapangan dengan cara observasi langsung dan
mewawancarai orang – orang yang berkaitan dengan judul penelitian kami, kami juga
mengambil informasi dari orang – orang yang sering mengikuti tawuran kami tidak menghitung
seberapa besar dampak tawuran bagi siswa dengan menggunakan angka, melainkan hanya
dengan hasil wawancara yang kami laksanakan.

Bukti fisik hasil wawancara dan orang yang sering mengikuti tawuran

8
9

Anda mungkin juga menyukai