Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH


(AGH250) PENETAPAN KADAR AIR BENIH

ARIF

WIBOWO

A24190009

KELAS PARALEL : 8

DOSEN PEMBIMBING : ENY

WIDAJATI ASISTEN : ADHITYA

VISHNU

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN


HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
A. PENDAHULUA
N Latar belakang

Kadar air benih merupakan salah satu faktor penting yang harus
diperhatikan pada kegiatan pemanenan, pengolahan, proses
berkecambah dan penyimpanan. Kadar air benih sangat menentukan
ketepatan saat panen, tingkat kerusakan mekanis saat pengolahan,
kemampuan benih mempertahankan viabiliatsnya selama penyimpanan
sehingga penetapan kadar air benih harus dilakukan dalam pengujian
mutu benih (termasuk uji rutin).

Tujuan

Praktikum ini bertujuan mempelajari penetapan kadar air benih


menggunakan metode langsung dengan oven.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Benih berukuran besar atau berkulit keras harus digiling atau


dipotong agar tidak menahan penguapan air dari benih. Berat benih
setelah digiling atau dipotong sekurang-kurangnya adalah 5-10 g
(Amira 2010).

Pengukuran kadar air benih padi dapat dilakukan dengan


menggunakan metode oven suhu tinggi konstan 130-133ºC(Kuswanto
2007).

C. METODE

Bahan dan Alat

- 5 lot padi masing-masing 5 g

- Grinder

- Cawan porselen dan tutup

- Oven

- Timbangan

- Desikator

Metode Langsung
- Ambil benih padi kemudian dihancurkan dengan grinder selama
satu menit terus-menerus

- Timbang cawan dan tutup (M1), kemudian masukkan benih yang


sudah dihancurkan ke dalam cawan dan timbang kembali (M2)

- Masukkan cawan tersebut ke dalam oven 130-135ºC selama 17


jam dengan kondisi cawan terbuka

- Setelah 17 jam cawan dikeluarkan dari oven, kemudian


dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit dengan kondisi
cawan tertutup

- Timbang benih, cawan dan tutup yang telah dingin tersebut (M3)

- Hitunglah kadar air benih dengan menggunakan rumus berikut :


(M2-M3)
KA = × 100
% (M2-M1)

- Lakukan penetapan kadar air benih sebanyak dua kali

D. HASIL DAN

PEMBAHASAN Pengolahan

Data

Lot 1
(M2-M3)
1. KA = × 100 %
(M2-M1)

(45.17-44.52)
= (45.17-40.04)× 100 %

(0.65)
= (5.13) × 100 %

= 12.67 %
(M2-M3)
2. KA = × 100 %
(M2-M1)
(45.54-44.93)
= (45.54-40.65)× 100 %

(0.61)
= (4.89) × 100 %

= 12.47 %

Penyimpangan KA benih Lot 1 = 12.67-12.47 %

= 0.2 %

Lot 2
(M2-M3)
1. KA = × 100 %
(M2-M1)

(41.87-41.25)
= (41.87-36.76)× 100 %

(0.62)
= (5.11) × 100 %

= 12.13 %

(M2-M3)
2. KA = × 100 %
(M2-M1)

(42.90-42.30)
= (42.90-37.89)× 100 %

(0.6)
= (5.01)
× 100
%

= 11.97 %

Penyimpangan KA benih Lot 2 = 12.13-11.97 %

= 0.16 %
Lot 3
(M2-M3)
1. KA = × 100 %
(M2-M1)

(35.66-35.03)
= (35.66-30.47)× 100 %

(0.63)
= (5.19) × 100 %

= 12.13 %
(M2-M3)
2. KA = × 100 %
(M2-M1)

(44.69-44.07)
= (44.69-39.57)× 100 %

(0.62)
= (5.12) × 100 %

= 12.10 %

Penyimpangan KA benih Lot 3 = 12.13-12.10 %

= 0.02 %

Lot 4
(M2-M3)
1. KA = × 100 %
(M2-M1)

(43.22-42.63)
= (43.22-38.44)× 100 %

(0.59)
= (4.78) × 100 %

= 12.34 %
(M2-M3)
2. KA = × 100 %
(M2-M1)
(44.17-43.56)
= (44.17-39.52)× 100 %

(0.61)
= (4.65) × 100 %

= 13.11 %

Penyimpangan KA benih lot 4 = 13.11-12.34 %

= 0.77 %

Lot 5
(M2-M3)
1. KA = × 100 %
(M2-M1)

(41.28-40.61)
= (41.28-36.16)× 100 %

(0.67)
= (5.12) × 100 %

= 13.08 %
(M2-M3)
2. KA = × 100 %
(M2-M1)

(43.78-43.05)
= (43.78-38.23)× 100 %

(0.73)
= (5.55) × 100 %

= 13.15 %

Penyimpangan KA benih Lot 5 = 13.15-13.08 %

= 0.7 %
Pembahasan

Kadar air benih merupakan faktor utama yang menyebabkan


kemunduran mutu benih sehingga kadar air benih harus ditentukan
dengan tepat (Dewi 2015).

Berdasarkan pengamatan didapat bahwa masing-masing lot


memiliki nilai penyimpangan berturut-turut 0.2 %, 0.16 %, 0.02 %, 0.77
%, 0.7 %. Nilai penyimpangan yang didapat pada lot 1, lot 2, dan lot 3
masih termasuk dalam batas toleransi karena tidak melebihi dari 0.2 %
(Hidayat 2016). Sedangkan pada lot 4 dan lot 5 nilai penyimpangan yang
didapat melewati batas toleransi sehingga benih termasuk heterogen.

Penyimpangan ini terjadi kemungkinan karena pada saat


grinder benih masih terdapat kotoran sehingga hasil grinderan tidak
murni benih padi.

E. KESIMPULAN

Benih pada lot 1,2,dan 3 telah memenuhi syarat mutu benih.


Sedangkan benih pada lot 4 dan 5 adalah benih heterogen.

F. DAFTAR PUSTAKA

Amira.2010.The Advances Seed Technology in The


Philippinnes.Manila:Berau of Plant Industry Ministry of
Agriculture

Dewi TK.2015.Pengaruh kombinasi kadar air benih dan lama


penyimpanan terhadap viabilitas dan sifat fisik benih padi sawah
kultivar ciherang.Jurnal Agrorektan.2(1):53-61

Kuswanto H.2007.Analisis Benih.Yogyakarta:Kanisius


Hidayat R.2016.Pengembangan alat pengukur kadar air padi
(gabah) untuk mewujudkan petanian industrial di Kabupaten
Indramayu.CR Jurnal.2(1):55-68

Anda mungkin juga menyukai