Anda di halaman 1dari 9

Nama : Talina Arytha Jhandri

Nim : F1071171062

Kelas: VIII-A2

TUGAS BIOKONSERVASI TINKAT SPESIES, POPULASI,


KOMUNITAS, EKOSISTEM

1. Konservasi Tingkat Spesies

Spesies adalah sekelompok individu yang berpotensi untuk bereproduksi


dalam satu kelompok dan tidak mampu bereproduksi dengan kelompok lain
(definisi secara biologis). Definisi lain spesies adalah sekelompok individu yang
mempunyai karakter morfologi, fisiologi atau biokimia berbeda dengan kelompok
lain (definisi secara morfologis).

Konservasi tingkat spesies merupakan upaya pelestarian suatu spesies tertentu


baik yang dilaksanakan di dalam habitat alami (konservasi in-situ) maupun di luar
habitat alaminya (konservasi ex-situ).

Tujuan konservasi adalah untuk melindungi habitat atau di wilayah yang


digunakan sebagai pengganti untuk spesies dikawasan itu, spesies dari habitat
yang sama, jenis tingkat ini taksonomi yang berbeda dapat bekerja membentuk
habitat di mana perlindungan harus terjadi.

Dalam pendekatan konservasi berbasiskan spesies, berbagai istilah digunakan


oleh para konservasionist untuk menciptakan ikon dalam mempromosikan
konservasi, yaitu:

 umbrella species,

 Umumnya didefinisikan:

 spesies yang memiliki penyebaran yang luas yang membutuhkan banyak


spesies lain
 spesies yang membutuhkan area yang luas sehingga perlindungan jenis ini
juga melindungi hewan lain yang juga menempati daerah yang sama.

Deskripsi lain:

 perlindungan umbrella species otomatis akan memperluas perlindungan ke


jenis lain misalnya spotted-owl dan pohon tua.

 umbrella species secara tradisional digunakan pada hewan yang badannya


relatif lebih besar dan jenis hewan vertebrata tingkat tinggi yang
penyebarannya luas

 flagship species 

Adalah spesies yang dipilih sebagai duta besar, ikon atau simbol untuk
mendefinisikan suatu habitat, isu, kampanye atau dampak lingkungan.
Dengan memfokuskan dan mengusahakan konservasi jenis ini, status dari
jenis lain yang menempati habitat yang sama atau rawan menjadi ancaman
yang sama juga akan menjadi lebih baik. Flagship species biasanya relatif
berukuran besar, dan kharismatik dalam budaya barat contohnya panda.
Rafflesia, dan jenis lainnya yang biasa dijadikan simbol di dalam lambang
dsb. Flagship species biasanyamerupakan keystone species, atau indicator 
species maupun tidak sama sekali.

 keystone species

Adalah spesies yang dipilih sebagai duta besar, ikon atau simbol untuk
mendefinisikan suatu habitat, isu, kampanye atau dampak lingkungan.
Dengan memfokuskan dan mengusahakan konservasi jenis ini, status dari
jenis lain yang menempati habitat yang sama atau rawan menjadi ancaman
yang sama juga akan menjadi lebih baik. Flagship species biasanya relatif
berukuran besar, dan kharismatik dalam budaya barat contohnya panda.
Rafflesia, dan jenis lainnya yang biasa dijadikan simbol di dalam lambang
dsb. Flagship species bias
merupakan keystone species, atau indicator species maupun tidak sama
sekali.
Berikut faktor-faktor yang menyebabkan berkurangnya jumlah spesies
yang mendiami suatu habitat diantaranya :

 Keruskan/hilangnya habitat 35%

 Eksploitasi jenis yang berlebihan 4%

 Indtrodukasi jenis eksotik 30%

 Gangguan pada habitat (termasuk pencemaran)

 Penyebaran penyakit

 Persaingan ganguan air

 Dan pemanasan global

spesies yang yang rentan terhadap kepunahan adalah spesies yang:

 Sebaran geografi yang sempit

 Terdiri atas satu atau beberapa (tidak banyak) populasi

 Populasinya sedikit - Ukuran populasinya menurun

 Kepadatan populasi rendah - Memerlukan daerah jelajah yang luas

 Hewan dengan ukuran tubuh besar - Kemampuan menyebar yang lemah

 Bermigrasi musiman (tergantung pada 2 atau lebih haitat yang berlainan)

 Variasi genetik rendah

 Memerlukan habitat khusus

 Hanya dijumpai pada lingkungan utuh stabil

 Membentuk kelompok, permanen atau sementara

 Terisolasi atau belum pernah kontak dengan manusia

 Diburu atau dipanen manusia

 Berkerabat dekat dengan spesies yang telah punah

Contoh Konservasi Terhadap Spesies

Burung Kasuari Kerdil atau Casuarius bennetti


Jumlah populasi burung Kasuari Kerdil atau Casuarius bennetti tidak
diketahui secara pasti tetapi diduga mengalami penurunan populasi secara pesat.
Oleh IUCN Red List burung Kasuari Kerdil dikategorikan sebagai spesies Near
Threatened. Di Indonesia, termasuk salah satu burung yang dilindungi
berdasarkan PP. Nomor 7 Tahun 1999. Bentuk kegiatan konservasi yang dapat
dilakukan untuk tetap mempertahankan populasi Casuarius bennetti salah satunya
melalui kegiatan penangkaran, yaitu suatu kegiatan pengembang-biakan satwa di
luar habitat aslinya (ex-situ).

2. Konservasi Tingkat Populasi

Populasi merupakan kumpulan dari spesies yang sama dalam waktu dan
tempat yang sama. Konservasi pada tingkat populasi ini juga di lakukan untuk
melindungi dan melestarikan beberapa jumlah spesies yang terancam punah
yang mendiami suatu tempat dan waktu yang sama yang bertujuan untuk :

 Mempertahankan keanekaragaman genetik dan arena lingkungan

 Dinamika pembagian populasi berlaku pada permasalahan yang


disebabkan oleh fragmentasi habitat

 Analisis viabilitas populasi yang berpeluang untuk suatu spesies agar


bertahan hidup atau menjadi punah pada habitat yang tersedia baginya
 Menganalisis viabilitas spesies terpilih dapat membantu mempertahankan
spesies lain

Tujuan konservasi adalah untuk melindungi habitat atau di wilayah yang


digunakan sebagai pengganti untuk spesies dikawasan itu, spesies dari habitat
yang sama, jenis tingkat ini taksonomi yang berbeda dapat bekerja
membentuk habitat di mana perlindungan harus terjadi.

Contoh Konservasi Terhadap Populasi

Badak Jawa atau Rhinoceros sondaicus

Hewan langka yang hanya ada di Indonesia berikutnya adalah Badak Jawa.
Hewan ini juga terancam punah sebab populasinya dari tahun ke tahun semakin
menyusut. Hal ini tak lain karena Bada Jawa mengalami kesulitan untuk
berkembang biak dan mereka hanya hidup selama 80 tahun.

Secara ekologi badak jawa termasuk satwa yang soliter kecuali pada saat
musim kawin dan mengasuh anak. Perilaku sosial umumnya hanya ditunjukkan
pada masa berkembang biak, yakni sering dijumpai individu badak jawa dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas jantan dan betina atau jantan, betina,
dan anak (Schenkel & Schenkel-Hulliger 1969).

3. Konservasi Tingkat Komunitas


Komunitas adalah sekumpulan berbagai macam populasi makhluk hidup
yang hidup dalam suatu wilayah tertentu. Suatu komunitas tersusun dari
semua populasi yang hidup dan saling berinteraksi antara satu dengan yang
lain dalam suatu wilayah dan waktu tertentu.

Tujuan konservasi adalah untuk melindungi habitat atau di wilayah yang


digunakan sebagai pengganti untuk spesies dikawasan itu, spesies dari habitat
yang sama, jenis tingkat ini taksonomi yang berbeda dapat bekerja
membentuk habitat di mana perlindungan harus terjadi.

Contoh Konservasi Terhadap Komunitas

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)

merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan


hidup hingga saat ini. Harimau Sumatera termasuk juga dalam klasifikasi
satwa kritis yang terancam punah (critically endangered) dan dilindungi.
Populasi sekarang tidak lebih dari 400 ekor. Indonesia pada awalnya hanya
memiliki tiga spesies. 

Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus)


merupakan spesies payung bagi habitatnya dan mewakili keragaman
hayati di dalam ekosistem yang kompleks. Gajah Sumatera mempunyai tinggi
badan sekitar 1,7meter hingga 2,6 meter. Saat ini populasi semakin menurun
seiring tingginya laju kehilangan hutan Sumatera. Gajah Sumatera saat berada
dalam status kritis pada daftar merah spesies terancam punah ang dikeluarkan
oleh Lembaga Konservasi Dunia atau IUCN. Termasuk juga satwa yang
dilindungi. Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) populasi
Gajah Sumatera sekitar 2.000 ekor.

4. Konservasi Tingkat Ekosistem

Ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungan hidupnya yang


saling berinteraksi dan membentuk hubungan timbal balik. Oleh karena itu,
ekosistem disebut juga sistem lingkungan. Misalnya komunitas ikan air tawar
selalu berhubungan dengan kolam ikan, air, udara, tanah dan sinar matahari.
Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami adalah ekosistem
yang terbentuk karena pengaruh alam sekitar dan bukan karena campur tangan
manusia, contohnya, sungai, laut, dan gunung, sedangkan ekosistem buatan
adalah ekosistem yang dibentuk oleh manusia, contohnya, kolam ikan,
akuarium, waduk, dan sawah.
Tujuan konservasi adalah untuk melindungi habitat atau di wilayah yang
digunakan sebagai pengganti untuk spesies dikawasan itu, spesies dari habitat
yang sama, jenis tingkat ini taksonomi yang berbeda dapat bekerja
membentuk habitat di mana perlindungan harus terjadi.

Contoh Konservasi Terhadap Ekosistem

Hutan Sumatera, memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, dimana


didalamnya terdapat berbagai macam jenis satwa yang dilindungi. Baru-baru ini,
RER mempublikasikan Laporan Kemajuan mereka dalam melindungi kawasan
hutan yang merupakan habitat bagi 797 spesies ini. Dari jumlah itu, ada lebih dari
57 spesies yang dikategorikan oleh lembaga konservasi dunia International Union
for Conservation of Nature (IUCN) sebagai spesies yang populasinya terancam.

1. Beruang Madu (Helarctos malayanus)


2. Rangkong Badak (Buceros Rhinoceros )

3. Macan Dahan (Neofelis diardi)

4. Kucing Kepala Datar (Prionailurus planiceps)

Anda mungkin juga menyukai