Proposal penelitian
Oleh:
SITI RAHAYU BIDARNINGSIH DG TIJA
NIM.
Proposal penelitian ini telah disetujui untuk diuji oleh Tim Penguji Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III
Keperawatan Palu.
Nama :
Nim :
Palu,
Pembimbing I
Palu,
Pembimbing II
ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Proposalinitelahdiperiksadandisetujuioleh Tim
pengujiPoltekkesKemenkesPalujurusanKeperawatan Prodi D-III
KeperawatanPalupadatanggal ….. 2021.
Nama :
Nim :
Palu,Penguji I
………………………..
…………………………
Palu,
Penguji II
……………………………
……………………………….
Palu,
Penguji III
……………………………
……………………………….
Mengetahui,
Ketua Prodi D-III Keperawatan
…………………………………………
………………………………………..
iii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ...........................................................1
B. RumusanMasalah ......................................................3
C. Tujuan Penelitian ........................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KonsepDiare…………………………………………. .5
1. Definisi……………………………………………. 5
2. Etiologi……………………………………………. 7
3. ManifestasiKlinis…………………………………. 9
4. PatofisiologidanPenyimpangan KDM……………. 10
5. Komplikasi…………………………………………. 13
6. Penatalaksanaan……………………………………. 14
B. KonsepDasarAsuhanKeperawatanDiare …………......... 23
1. PengkajianKeperawatan…………………………... 23
2. DiagnosaKeperawatan…………………………….. 32
3. IntervensiKeperawatan…………............................ 34
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Penanganandehidrasiringan/sedangdenganoralitsesuaiusia…………
…………………………...................................................... 18
vi
DAFTAR LAMPRAN
Lampiran 3 : LembarPersetujuanMenjadiResponden
Lampiran 4 : LembarKonsul
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair, dengan kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya yaitu lebih
dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Buang air besar encer tersebut dapat berisi
atau tanpa desertai lendir dan darah.Diare bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari
(Kemenkes RI 2017).
Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi di dunia dan
dilaporkan terdapat hampir 1,7 milyar kasus setiap tahunnya. Penyakit ini
sering menyebabkan kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita).
Dalam satu tahun sekitar 760.000 anak usia balita meninggal karena penyakit
sarana kesehatan. Target cakupan pelayanan penderita Diare semua umur (SU)
yang datang ke sarana kesehatan adalah 10% dari perkiraan jumlah penderita
dalam waktu satu tahun). Insiden diare semua umur secara nasional adalah
270/1.000 penduduk (Rapid Survey Diare tahun 2015). Terjadi 10 kali kejadian
luar biasa (KLB) Diare pada tahun 2018 yang tersebar di 8 provinsi, 8
1
fatality rate (CFR 4,76%). Angka kematiancase fatality rate (CFR) saat KLB
Diare diharapkan <1%. Tahun 2018 angkacase fatality rate(CFR) saat KLB
masih cukup tinggi (>1%) kecuali pada tahun 2011 case fatality rate(CFR)
pada saat KLB sebesar 0,40%, sedangkan tahun 2018case fatality rate(CFR)
diare saat KLB mengalami peningkatan di banding tahun 2017 yaitu menjadi
penyakit Diare dibagi atas 2 (dua) kategori yaitu pada balita dan semua
turut sejak tahun 2015 - 2019 cenderung menurun dan belum mencapai target.
Capaian cakupan kasus diare dilayani tahun 2018 untuk semua umur dilayani
pelayanan untuk semua umur yang tertinggi dicapai oleh Kabupaten Buol
(34,9%). Demikian pula cakupan pelayanan diare pada balita yang diharapkan
100% ternyata cakupan tertinggi dicapai oleh Kabupaten Buol sebesar 67,5%
pasien yang menderita Diare di ruang perawatan 1 pada bulan oktober sampai
2
Berdasarkan latar belakang diatas dan melihat banyaknya pasien yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
komprehensif.
dengan diare.
3
D. Manfaat Penelitian
2. Masyarakat
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan sebagai pedoman dan acuan atau tolak ukur
selanjutnya.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi
konsistensi feses. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses berair dari
biasanya, dan bila buang air besar lebih dari tiga kali, atau buang air besar
yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Dinkes, 2016).
Diare adalah buang air besar (defakasi) dengan tinja bebentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
pada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain
memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari tiga kali per hari.
diare karena infeksi melalui transmisi fekal oral langsung dari penderita
yang berasal dari tinja manusia/ hewan atau bahan muntahan penderita dan
juga dapat melauli udara atau melalui aktifitas seksual kontak oral-genital
5
b. Mekanisme patofisiologis: osmotic atau sekrotik dll
Kebutuhan rehidrasi oral (CRO) menurut usia untuk 4 jam pertama pada
2. Etiologi
sebagainya.
6
2) Defisiensi imun terutama SIGA (secretory imonolbulin A) yang
mineral.
a. Faktor infeksi
Adeno virus, rota virus, astrovirus, dan lain-lain, dan infeksi parasite:
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah dua
tahun.
7
b. Faktor malabsorbsi
Pada anak serta bayi yang paling berbahaya adalah intoleransi laktosa.
2) Protein.
3) Lemak.
5) Factor psikologis
Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak dapt
3. Manifestasi klinis
nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare.Tinja makin
cair, mungkin mengandung darah dan atau lendir, wama tinja berubah
defekasi, anus dan sekitarya lecet karena tinja makin lama menjadi asam
akibat banyaknya asam laktat, yang terjadi dari pemecahan laktosa yang
8
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.Bila penderita telah
berat badan turun, pada bayi ubun-ubun cekung, tonus dan turgor kulit
berkurang selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering (Kapita Selekta
a. Patofisiologi
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
usus, isi rongga usus yang berlebih ini akan merangsang usus, isi rongga
9
mengeluarkan toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
10
b. Penyimpangan KDM
DIARE
Resiko syok
Nanda 2015
11
5. Komplikasi
Akibat diare yang utama adalah terjadi kehilangan cairan dan elektrolit
a. Dehidrasi.
b. Renjatan hipovolemik (bila terjadi maka denyut cepat lebih dari 120
kali/menit).
d. Hipoglikemia.
enzim laktose.
i. Malnutrisi energi protein, (akibat muntah dan diare, jika lama atau
(≤10%-15% BB).
menyebabkan TD menurun)
12
3) Hipokalemia
4) Hipoglikemia
5) Kejang
6) Malnutrisi
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
perlu diperhatikan.
a) Jenis cairan
yang dikeluarkan.
(1) Cairan per oral, pada pasien dehidrasi ringan dan sedang cairan
13
d) Jadwal pemberian cairan Diberikan 2 jam pertama,selajutnya
keburtuhan cairan.
(2) Terapi sistemik seperti pemberian obat anti diare, obat anti
b. Pengobatan dietetic
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
1) Susus (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah adan
lainnya).
2) Makan setengah padat (bubur) atau makan padat (nasi tim), bila anak
misalnya susus yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang
c. Penatalaksanaan keperawatan
elektrolit, seperti oralit. Bila tidak ada oralit dapat diberikan larutan
garam dan 1 gelas air matang yang agak dingin dilarutkan dalam satu
sendok teh gula pasir dan 1 jumput garam dapur. Jika anak terus
14
muntah tidak mau minum sama sekali perlu diberikan melalui sonde.
Bila cairan per oral tidak dapat dilakukan, dipasang infuse dengan
cairan Ringer Laktat (RL) atau cairan lain (atas persetujuan dokter).
dehidrasi.
a) Jumlah tetesan per menit dikali 60, dibagi 15/20 (sesuai set infuse
yang dipakai). Berikan tanda batas cairan pada botol infuse waktu
memantaunya.
d) Berikan minum teh atau oralit 1-2 sendok jam untuk mencegah
15
Penanganan diare lainya yaitu dengan rencana terapi A, B, dan C sebagai
berikut:
1) Rencana terapi
(a) Beri ASI lebih sering danlebih lama pada setiap kali
pemberian.
(b) Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau air
(2) Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6
kepada ibu beberapa banyak oralit atau caian lain yang harus
16
Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian
berhenti.
2) Rencana terapi B
Tabel 1.2
Umur ≤ 4 bulan 4 - ≤12 bulan 1 - < 2 tahun 2-<5
Berat < 6 kg 6 - < 10 kg 10 - < 12 kg 12 – 19 kg
Jumlah 200-400 400 - 700 700 - 900 900 - 1400
Sumber : MTBS, 2016
pedoman diatas.
(2) untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu,
lebih lambat.
17
(1) Umur <6 bulan : 10 mg/hari
d) Setelah 3 jam
bungkus lagi
(4) Jelas 4 aturan perawatan diare dirumah (lihat rencana terapi A).
3) Rencana terapi C
biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri juga
tablet Zinc.
18
d) Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam.
melanjutkan pengobatan.
f) Jika anak bisa minum, bekali ibu larutan oralit dan tunjukan cara
ml/kg).
(1) Jika anak muntah terus atau perut makin kembung, beri cairan
lebih lambat.
(2) Jika setelah 3 jam keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak
19
b) Dosis tablet Zinc (1 tablet – 20 mg). berikan dosis tunggal selama
10 hari.
(1) Larutan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh
penuh.
(3) Ingatkan ibu untuk memberikan tablet Zinc setiap hari selama
20
pH usus dengan memproduksi asam laktat sehingga menghambat
Antibiotik saat ini banyak digunakan sebagai salah satu terapi suportif
efetif dalam mencegah dan mengobati diare akut pada anak (Yonata,
2016).
5) Kebutuhan nutrisi
Pasien yang menderita diare biasanya juga menderita anoreksia
timbul komplikasi.
makanan biasa, di anjurkan makan bubur tanpa sayuran pada saat masih
21
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Diare
1. Pengkajian Keperawatan
(Nursalam, 2015).
a. Pengumpulan data
1) Tipe data
a) Data subjectif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau
mual.
b) Data objectif
kulit.
2) Karakteristik data
a) Lengkap
keperawatan klien.
22
b) Akurat dan nyata
c) Relevan
mengidentifikasi.
1) Riwayat keperawatan
a) Keluhan Utama
Buang air besar lebih dari 3 kali sehari.BAB kurang dari 4 kali
2016).
(1) Bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin
23
(2) Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dandarah.
empedu.
sedikit gelap pada dehidrasi ringan atau sedang. Tidak ada urine
campak. Diare ini lebih sering terjadi dan berakibat berat bdan
pasien.
24
melihat tanda atau gejala infeksi lain yang menyebabkan diare,
2018).
e) Riwayat Nutrisi
meliputi:
masak dan diberikan dengan botol atau dot, karena botol yang
c. Pemeriksaan Fisik
25
1) Keadaan umum
2) Berat badan
3) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
b) Mata
c) Hidung
26
Biasanya tidak ada kelainan dan gangguan pada hidung,tidak
d) Telinga
f) Leher
g) Thorak
(1) Jantung
(a) Inspeksi
(b) Auskultasi
(2) Paru-paru
(a) Inspeksi
27
Diare tanpa dehidrasi biasanya pernapasan normal,diare
(3) Abdomen
(a) Inspeksi
(b) Palpasi
(c) Auskultasi
ususnyameningkat.
(4) Ekstermitas
dingin,
sianosis.
(5) Genitalia
Anak dengan diare akan sering BAB maka hal yang perludi
28
4) Pemeriksaan diagnostic
a) Pemeriksaan laboratrium
29
b) Pemeriksaan Penunjang
(1) Endoskopi
kanker.
(2) Radiologi
cocokmenjalani kolonoskopi.
30
(a) Osmolalitas dan volume feses setelah 48 jam
(Emmanuel,2015).
2. Diagnosis Keperawatan
a. Pengertian
penyakit.
masalah.
1) Masalah (problem)
31
Tujuan penyataan menjelaskan status kesehatan atau masalah
2) Etiologi ( penyebab)
Faktor klinik dan personal yang dapat merubah status kesehatan atau
3) Definsi karakteristik
d. Diagnosis keperawatan
32
5) Disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan
NANDA 2015).
3. Intervesi Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan.
c. Intervensi keperawatan.
kekuatan dan perilaku sehat serta membantu pasien mencapai kriteria hasil
iritasi, malabsorbsi.
Tujuan :
Kriteria hasil :
33
2) Secara konsisten minum cairan secara adekuat.
Intervensi :
porsisecara bertahap.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
34
1) Monitor status hidrasi (misalnya, membran mukosa lembab, denyut
nadi adekuat).
harian.
Tujuan :
adekuat.
Kriteria hasil :
Intervensi:
35
2) Instruksikan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
vitamin, mineral).
penurunan imunologis.
Tujuan :
Kriteria hasil :
3) Elastisitas terjaga.
Intervensi :
36
e. Disfungsi motilitas gastrointestinal berhubungan dengan diare,
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Tujuan :
Kriteria hasil :
37
2) Intake cairan tidak terganggu.
Intervensi:
terkait penyakit.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu
Studi kasus ini akan dilaksanakan pada bulan Mei tahun 2021di ruang
dimulai sejak pasien pertama kali masuk Rumah Sakit sampai pulang atau di
Partisipan dalam penelitian ini adalah yang memiliki criteria sebagai berikut:
39
b. Pasien anak yang berumur > 12 bulan.
Tahun 2021.
D. Definisi Operasional
karakteristik yang dapat di observasi dari apa yang sedang di definisikan atau
menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat di amati dan yang dapat di
uji dan di tentukan kebenarannya oleh orang lain (Sibagariang, dkk, 2015).
a. Pengkajian
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
b. Diagnosis
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
40
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan membatasi,
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
41
tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukan tercapainya
tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan.
Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali ke dalam siklus tersebut mulai
biasanya, dan bila buang air besar lebih dari tiga kali, atau buang air besar
2. Format analisa data terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik,data,
42
3. Format diagnosis keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor
keperawatan.
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.Triangulasi teknik
untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti akan menggunakan
1. Observasi
daripasien, seperti keadaan umum pasien dan keadaan pasien, selain itu
43
juga mengobservasi tanda-tanda terjadinya dehidrasi seperti anak lesu,rasa
haus pada anak, turgor kulit abdomen, mata cekung, bibir, mukosamulut,
lidah kering dan respon tubuh terhadap tindakan apa yang telahdilakukan.
2. Pengukuran
3. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
4. Dokumentasi
44
menunjang penelitian yang akan dilakukan yaitu datalaboratorium
1. Pengumpulan data
Data yang dibuat dalam bentuk asuhan keperawatan oleh peneliti sesuai
3. Penyajian data
a. Data yang disajikan secara tekstural/ narasi dan dapat disertai dengan
4. Kesimpulan
45
Data yang disajikan selanjutnya di bahas dan dibandingkan dengan hasil
H. Etika Penelitian
untuk menjadi responden, dengan tujuan agar subjek mengerti maksud dan
3. Confidentiality (kerahasiaan)
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai
hasil penelitian.
46
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2019. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun 2019. Jakarta:
Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
2
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONCENT)
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan
dari pihak manapun.
(………………........)
PENJELASAN SEBELUM PENELITIAN
Kepada Yth:
Calon Resoponden
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswi jurusan D-III Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu:
Nama : Siti Rahayu Bidarningsih Dg Tija
Nim : …………………………………..
Akan mengadakan penelitian dengan judul: “Auhan Keperawatan Pada
Anak dengan Diare di ruang Perawatan I RSU Bhayangkara Palu”
Jika Bapak/Ibu telah menjadi responden dan terjadi hal-hal yang merugikan,
maka Bapak/Ibu diperbolehkan untuk mengundurkan diri dan tidak berpartisipasi
dalam penelitian ini.
(Siti R. B. dg tija)