Ketentuan Pasal 2 ayat (4) ini melarang negara anggota menggunakan kekerasan
dalam hubungannya satu sama lain. Dengan demikian pelarangan penggunaan
kekerasan dan penyelesaian sengketa secara damai telah merupakan norma-norma
imperatif dalam hubungan antar bangsa. Oleh karena itu hukum internasional telah
menyediakan berbagai cara penyelesaian sengketa internasional secara damai demi
terpeliharanya perdamaian dan keamanan serta terciptanya hubungan antar bangsa
yang serasi.
Metode penyelesaian sengketa-sengketa Internasional secara damai atau
bersahabat dapat dibagi menjadi beberapa klasifikasi. Pengklasifikasian ini tidak
berarti bahwa proses-proses ini secara kaku terpisah sama sekali, yang masing-
masing hanya sesuai untuk memecahkan satu kelompok sengketa tertentu. Posisi ini
tidak demikian dalam praktek. Klasifikasi metode penyelesaian secara damai dapat
dibagi menjadi:
1) Negosiasi
4) Mediasi
kedudukan yang tidak sama di hadapan Mahkamah (Pasal 35 statuta ICJ). Yuridiksi
ICJ dapat dibedakan menjadi 2 macam yakni:
a) Memutuskan perkara-perkara pertikaian (contentious case)
5) Intervensi
Prinsip ini adalah sumber di mana pengadilan akan memutus sengketa berdasarkan
prinsip-prinsip keadilan, kepatutan atau kelayakan suatu penyelesaian sengketa.
Kebebasan memilih ini harus dihormati oleh badan peradilan sebagai contoh yakni,
Pasal 28 ayat (1) UNCITRAL Model Law on International Commercial
Arbitration.