Anda di halaman 1dari 4

NAMA : RISKI ARYA DANDI

NIM : BCA 118 092


KELAS : B
M . K : ASPEK PERILAKU DALAM AKUNTANSI
TUGAS PERTEMUAN 14
1. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 23 (revisi 2009)
PENDAPATAN
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 23 (revisi 2009) terdiri dari paragraf 1-36.
Seluruh paragraf tersebut memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang
dicetak dengan huruf tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 23
(revisi 2009) harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan
untuk unsur-unsur yang tidak material. PSAK 25 memberikan dasar pemilihan dan
penerapan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan secara eksplisit.
Ruang Lingkup :
1. Pernyataan ini diterapkan dalam akuntansi pendapatan yang timbul dari transaksi
dan kejadian berikut ini:
(a) penjualan barang;
(b) penjualan jasa; dan
(c) penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti,
dan dividen.
6. Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini :
Nilai wajar adalah jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu
liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction).
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 25 (REVISI 2009)
KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN
KESALAHAN
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan terdiri dari paragraf 1-55 dan panduan
implementasi. Seluruh paragraf tersebut memiliki kekuatan mengatur yang sama.
Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 25
(revisi 2009) harus dibaca dalam konteks prinsip-prinsip utama dan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan
untuk unsur-unsur yang tidak material.
Ruang lingkup
03. Pernyataan ini diterapkan dalam pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi,
dan pencatatan perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan
koreksi kesalahan periode lalu.
Definisi
05. Berikut ini pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini: Kebijakan
akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang
diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kesalahan
periode lalu adalah penghilangan dari, dan kesalahan-pelaporan dalam, laporan
keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari kegagalan untuk
mempergunakan, atau kesalahan penggunaan, informasi andal yang: (a) tersedia
ketika laporan keuangan untuk periode tersebut disahkan untuk diterbitkan; dan (b)
secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan tersebut. Kesalahan semacam itu termasuk dampak
kesalahan perhitungan matematis, kesalahan penerapan kebijakan akuntansi,
kekeliruan (oversights) atau kesalahan interpretasi fakta, dan kecurangan.
Material Kelalaian-pencantuman atau kesalahan-penyajian item (omissions or
misstatements of item) adalah material jika hal tersebut, secara individual atau
kolektif, mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil berdasarkan
laporan keuangan. Materialitas tergantung pada ukuran dan sifat kelalaian-
pencantuman atau kesalahan-pencatatan dengan mempertimbangkan keadaan yang
melingkupinya. Ukuran atau sifat item, atau kombinasi keduanya, dapat merupakan
faktor yang menentukan materialitas.
Penerapan retrospektif adalah penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa, dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan sejak awal
transaksi.
Penerapan prospektif suatu perubahan kebijakan akuntansi dan pengakuan dampak
perubahan estimasi akuntansi, masing-masing adalah: (a) penerapan kebijakan
akuntansi baru untuk transaksi atau peristiwa dan kondisi lainnya yang terjadi setelah
tanggal perubahan kebijakan tersebut; dan (b) pengakuan dampak perubahan estimasi
akuntansi pada periode berjalan dan periode mendatang yang dipengaruhi oleh
perubahan tersebut. Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan,
pengukuran, dan pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah
kesalahan periode lalu tidak pernah terjadi.
Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau laibilitas,
atau jumlah pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini, dan
ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan laibilitas.
Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan
baru dan, oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK), Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) dan produk
standar lain yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK - IAI).
Tidak praktis Penerapan suatu pengaturan adalah tidak praktis ketika entitas tidak
dapat menerapkannya setelah seluruh usaha yang rasional dilakukan. Untuk suatu
periode lalu tertentu, adalah tidak praktis untuk menerapkan suatu perubahan
kebijakan akuntansi secara retrospektif atau menyajikan-kembali secara retrospektif
untuk mengoreksi kesalahan, jika: (a) dampak penerapan retrospektif atau penyajian-
kembali retrospektif tidak dapat ditentukan; (b) penerapan retrospektif atau penyajian-
kembali secara retrospektif memerlukan asumsi mengenai maksud (intent)
manajemen yang ada pada periode lalu tersebut; atau (c) penerapan retrospektif atau
penyajian-kembali retrospektif memerlukan estimasi signifi kan atas jumlah dan tidak
mungkin untuk membedakan secara obyektif informasi mengenai estimasi yang:
(i) menyediakan bukti atas keadaan yang ada pada tanggal di mana jumlah
tersebut diakui, diukur atau diungkapkan; dan
(ii) akan tersedia ketika laporan keuangan periode lalu disahkan untuk diterbitkan
dari informasi lain.
2. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahab posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Penyajian dan
klasifikasi pos – pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten, kecuali
terjadi perubahan signifikan terhadap sifat operasi perusahaan atau perubahan
penyajian akan menghasilkan penyajian yang lebih tepat atas suatu transaksi atau
peristiwa atau perubahan tersebut dipersyaratkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan atau diwajibkan oleh suatu ketentuan perundang – undangan. Apabila
penyajian atau klasifikasi pos – pos dalam laporan keuangan diubah maka penyajian
periode sebelumnya direklasifikasi untuk memastikan daya banding. Sifat, jumlah
serta alasan reklasifikasi harus diungkapkan. Apabila reklasifikasi tersebut tidak
praktis dilakukan maka alasannya harus diungkapkan.
3. Penyajian aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang
sebagai klasifikasi yang terpisah, Kecuali penyajian berdasarkan likuiditas
memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan maka digunakan
urutan likuiditas. Perusahaan keuangan berdasarkan likuiditas. Pemisahan jumlah
yang diharapkan dapat dipulihkan atau diselesaikan setelah lebih dari dua belas bulan
untuk setiap pos aset dan liabilitas, jika nilainya digabung.
4. Tujuan catatan kaki dalam laporan keuangan haruslah untuk mengungkapkan
informasi yang tidak dapat disajikan secara memadai dalam tubuh suatu laporan tanpa
mengurangi kejelasan laporan. Catatan kaki tidak boleh digunakan sebagai pengganti
klasifikasi atau penilaian dan deskriptif yang semestinya di dalam laporan, juga tidak
boleh berkontradiksi atau mengulang informasi di dalam laporan.
5. a. Prospect Theory memprediksi bahwa suatu keputusan tergantung pada bagaimana
suatu masalah disusun. Jika suatu nilai referensi di definisikan sebagai suatu
pengeluaran yang terlihat sebagai sebuah keuntungan,maka hasil fungsi akan menjadi
cekung dan pembuat keputusan akan menolak mengambil resiko

b. Teori Dissonansi Cognitive adalah salah satu pendekatan terhadap tingkah laku
yang paling penting, berdasarkan prinsip konsistensi. Teori Dissonansi Cognitive
mengemukakan bahwa orang termotivasi untuk menguranngi keadaan negatif dengan
cara membuat suatu keadaan sesuai dengan keadaan lainnya

c. Pembenaran diri menggambarkan bagaimana, ketika individu menghadapi situasi di


mana perilaku individu tidak konsisten dengan keyakinannya sehingga cenderung
membenarkan perilaku dan menolak umpan balik negatif apapun yang terkait dengan
perilaku tersebut.
d. Teori Agensi menjelaskan perilaku suatu perusahaan dari perspektif berbagai
kontrak antara berbagai pihak.

e. Approach Avoidance Theory Teori pendekatan-penghindaran menggambarkan


sistem utama yang memotivasi perilaku sebagai reaksi terhadap kelas rangsangan
nafsu makan (bermanfaat) dan permusuhan (menghukum).

f. Psychological Reactance Theory adalah gairah motivasi yang tidak menyenangkan


yang muncul ketika orang mengalami ancaman atau hilangnya perilaku bebas mereka.
Ini berfungsi sebagai motivator untuk memulihkan kebebasan seseorang. Jumlah
reaktansi tergantung pada pentingnya kebebasan yang terancam dan besarnya
ancaman yang dirasakan.

g. Secara sederhana teori atribusi di artikan sebagai suatu proses sebagai suatu proses
bagaimana seseorang mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku orang lain

h. Dalam teori ini, pengambilan keputusan tidak berasal dari keputusan atau aktivitas
masa lalu tapi dari beberapa motivasi seperti pertimbangan ekonomi, keingintahuan
(curiosity), dan kebutuhan untuk meningkatkan usaha agar proyek yang dikerjakan
menghasilkan banyak manfaat, dan untuk belajar mengenai fenomena.

Anda mungkin juga menyukai