Anda di halaman 1dari 14

MAKA

LAH
PROMO
SI
KESEH
ATAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Promosi Kesehatan ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Promosi Kesehatan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Perencanaan Program Promosi Kesehatan di Puskesmas
B. Kebutuhan Pendidikan Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan
C. Peran Bidan Dalam Promkes Dalam Pelayanan Kebidanan
D. Evaluasi Promkes Dalam Pelayanan Kebidanan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO, Promosi Kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang untuk


meningkatkan kontrol atas faktor-faktor penentu kesehatan dan dengan demikian
meningkatkan kesehatan mereka. Promosi kesehatan berarti : Membangun kebijakan publik
yang sehat menciptakan lingkungan yang mendukung, memperkuat aksi komunitas,
mengembangkan keterampilan pribadi, dan mengorientasikan layanan kesehatan. 

Program promosi kesehatan dan pencegahan penyakit fokus pada menjaga orang
sehat. Promosi kesehatan melibatkan dan memberdayakan individu dan masyarakat untuk
terlibat dalam perilaku sehat, dan membuat perubahan yang mengurangi risiko
pengembangan penyakit kronis dan morbiditas lainnya. 

Promosi kesehatan dilakukan dalam konteks prinsip-prinsip kemitraan , partisipasi


dan perlindungan aktif untuk mencapai kesehatan optimal. Promosi kesehatan adalah proses
diarahkan memungkinkan orang untuk mengambil tindakan. Dengan demikian , promosi
kesehatan bukanlah sesuatu yang dilakukan pada atau orang, hal itu dilakukan oleh, dengan
dan untuk orang-orang baik sebagai individu maupun sebagai kelompok . 

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat keterampilan dan kemampuan
individu untuk mengambil tindakan dan kapasitas kelompok atau masyarakat untuk bertindak
secara kolektif untuk melakukan kontrol atas faktor-faktor penentu kesehatan dan mencapai
perubahan yang positif. 

Promosi kesehatan tidak hanya mencakup tindakan diarahkan untuk memperkuat


keterampilan dan kemampuan individu tetapi juga tindakan diarahkan perubahan kondisi
sosial, lingkungan, politik dan ekonomi untuk mengurangi dampaknya terhadap populasi dan
kesehatan individu.
B. Tujuan

1. Mengetahui perencanaan program promkes di puskesmas


2. Mengetahui kebutuhan pendidikan kesehatan dalam pelayanan kebidanan
3. Mengetahui peran bidan dalam promkes
4. Mengetahui evaluasi promkes dalam pelayanan kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perencanaan Program Promosi Kesehatan di Puskesmas

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sarana


kesehatan yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu
peranan puskemas hendaknya tidak lagi menjadi sarana pelayanan pengobatan dan
rehabiliatif saja tetapi juga lebih ditingkatkan pada upaya promotif dan preventif. Oleh karena
itu promosi kesehatan (promkes) menjadi salah satu upaya wajib di puskesmas. Promosi
kesehatan di puskesmas merupakan upaya puskesmas dalam memberdayakan pengunjung
dan masyarakat baik didalam maupun di luar puskesmas agar berperilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) untuk mengenali masalah kesehatan, mencegah dan menanggulanginya.
Dengan promosi kesehatan juga menjadikan lingkungan puskesmas lebih aman, nyaman,
bersih dan sehat dalam mendukung perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Perencanaan adalah serangkaian kegiatan dimana keputusan yang dibuat dituangkan
dalam bentuk tindakan. Perencanaan merupakan salah satu siklus dari proses pemecahan
masalah untuk mengubah posisi yang ada saat ini kepada posisi yang diinginkan.
Manfaat Perencanaan Promosi Keshatan, yaitu:

1. Memusatkan perhatian pada tujuan yang ingin dicapai


2. Mengurangi resiko ketidakpastian terhadap proses kegiatan yang harus dilakukan
3. Mencegah pemborosan sumberdaya dan mengoptimalkan penggunaan secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai
4. Kegiatan terjadwal dengan baik
5. Menjadi dasar bagi fungsi manajemen yang lain, yaitu pelaksanaan pengawasan,
pemantauan dan penilaian.

Langkah-langkah perencanaan promosi kesehatan merupakan siklus yang terdiri dari


beberapa tahapan kegiatan yaitu:
1. Analisa situasi, identifikasi masalah, masyarakat, wilayah dan kebijakan
2. Menetapkan prioritas masalah
3. Melakukan identifikasi penyebab masalah
4. Menentukan prioritas penyebab masalah
5. Menentukan tujuan promosi kesehatan
6. Menentukan sasaran promosi kesehatan
7. Menentukan jenis kegiatan promosi kesehatan
8. Menentukan metode promosi kesehatan
9. Menentukan media promosi kesehatan
10. Menentukan pelaksanaan kegiatan
11. Menentukan alokasi dana kegiatan
12. Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan
13. Menentukan kegiatan monitoring
14. Menentukan kegiatan evaluasi

B. Kebutuhan Pendidikan Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan

Pendidkan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku yang dinamis di mana


perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer/teori dari seseorang ke orang lain dan
bukan pula seperangkat prosedur akan tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya
kesadaran dari dalam diri individu, kelompok, atau masyarakat sendiri.
Salah satu kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan (bidan), karena salah satu
peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan asuhan kebidanan di mana saja ia
bertugas, apakah itu terhadap individu,kelompok, keluarga dan masyarakat.
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang
kesehatan. Merupakan suatu kegiatan untuk membantu individu, kelompok, atau masyarakat
dalam meningkatkan kemampuan atau perilakunya, untuk mencapai kesehatan secara
optimal.
Peran pendidikan kesehatan diantaranya yaitu :
1. Peran pendidikan kesehatan dalam faktor lingkungan
Telah banyak fasilitas kesehatan lingkungan yang dibangun oleh instansi baik
pemerintah, swasta, maupun LSM. Banyak pula proyek pengadaan sarana sanitasi lingkungan
dibangun untu masyarakat. Namun, karena perilaku masyarakat, sarana atau fasilitas sanitasi
tersebut kurang atau tidak dimanfaatkan dan dipelihara sebagaimana mestinya. Agar sarana
sanitasi lingkungan tersbut dimanfaatkan dan dipelihara secara optimal maka perlu adanya
pendidikan kesehatan bagi masyarakat. Demikian pula dengan lingkungan non fisik, akibat
masalah-masalah social banyak warga masyarakat yang menderita stress dan gangguan jiwa.
Oleh karena itu baik dalam memperbaiki masalah social maupun menangani akibat masalah
social diperlukan pendidikan kesehatan.
2. Peran pendidikan kesehatan dalam faktor perilaku
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku
masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan kesehatn berupaya agar
masyarakat menyadarai atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka,
bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan bilamana sakit dan
kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari kesehatan bilamana sakit dan sebaginya.
Kesadaran masyarakat diatas disebut tingkat kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan atau disebut “melek kesehatan” (healthy literacy). Pendidikan kesehatan juga
penting untuk mencapai perilaku kesehatan (healthy behavior). Jadi kesehatan bukan hanya
disadari dan disikapi melainkan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Peran pendidikan kesehatan dalam pelayanan kesehatan


Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah Indonesia dalam hal ini
Departemen Kesehatan telah menyediakan fasilitas kesehatan masyarakat dalam bentuk pusat
pelayanan kesehatan (puskesmas). Namun, pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat belum
optimal atau masih rendah (35% masyarakat yang menggunakan puskesmas).

4. Peran pendidikan kesehatan dalam faktor hereditas


Orangtua, khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status
kesehatan bagi anak-anak mereka. Orang tua yang sehat dan gizinya baik akan mewariskan
kesehatan yang baik pula pada anaknya. Sebaliknya, kesehatan orang tua khususnya kesehatn
ibu yang rendah dan kurang gizi, akan mewariskan kesehatan yang rendah pula bagi anaknya.
Oleh karena itu, pendidikan kesehatan diperlukan pada kelompok ini, agar masyarakat atau
orang tua menyadari dan melakukan hal-hal yang dapat mewariskan kesehatan yang baik
pada keturunan mereka.

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain
dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya dan dimensi
tingkat pelayanan kesehatan.
Dimensi sasarannya, pendidikan kesehatan dapat diberikan secara :
1. Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu.
2. Pendidikan kesehatn kelompok, dengan sasaran kelompok.
3. Pendidikan kesehatan masyarakat, dengan sasaran masyarakat luas.
C. Peran Bidan Dalam Promkes Dalam Pelayanan Kebidanan

a. Bidan sebagai Advocator


Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang/badan organisasi yang
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kelancaran suatu kegiatan.
Advokasi dapat dilakukan thd pengambil keputusan dari program atau sektor terkait masalh
kesehatan maternal neonatal. Bidan melakukan upaya agar pembuat keputusan mempercayai
dan meyakini bahwa program yang ditawarkan perlu mendapatkan dukungan melalui suatu
kebijakkan.

TARGET
a. Pembuat keputusan,
b. pembuat kebijakan
c. Tokoh masyarakat,
d. pimpinan agama
e. LSM , Media dan lain – lain

PERSYARATAN PROGRAM ADVOKASI


a. Credible, dapat meyakinkan para penentu kebijakan.
b. Feasible, baik secara teknis, politik, maupun ekonomi.
c. Relevant, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
d. Urgent, memiliki tingkat urgensi yang tinggi.
e. High priority, memiliki prioritas yang tinggi.

CONTOH KEGIATAN BIDAN SEBAGAI ADVOCATOR


a. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hak-haknya yang
diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal
b. Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman

b. Bidan sebagai Educator


a. Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien.
b. Melatih dan membimbing kader
c. Mentorship dan preseptorsip bagi calon tenaga kesehatan dan bidan baru.
Informasi yang disampaikan berkaitan dengan daur hidup wanita:
a. Masa Hamil
b. Bersalin
c. Nifas
d. BBL
e. Tum-Bang
f. Masa Reproduksi Sehat
g. Menopause dan Klimakterium

c. Bidan sebagai Fasilitator


Peran bidan sebagai fasilitator adalah peranan yang berkaitan dengan upaya dalam
menstimulasi dan mendukung upaya-upaya masyarakat sehingga mempermudah kegiatan
yang dilakukan masyarakat dalam bidang kesehatan. Istilah ”fasilitator” berasal dari kata
”fasilitasi” yang berarti sarana. Maka ”memfasilitasi” berarti memberikan sarana agar
tercapai tujuan. Sarana tersebut biasanya untuk memperlancar proses kegiatan, seperti
memfasilitasi proses agar kegiatan berjalan lancar.
Keberhasilan pelaku pemberdayaan dalam memfasilitasi proses pemberdayaan juga
dapat diwujudkan melalui peningkatan partisipasi aktif masyarakat. Fasilitator harus terampil
mengintegritaskan tiga hal penting:
a. optimalisasi fasilitasi
b. waktu yang disediakan
c. optimalisasi partisipasi masyarakat

d. Bidan sebagai Motivator


a. Sebagai motivator, bidan berperan untuk menumbuhkan dan mengembangkan
kepercayaan diri masyarakat dalam hal kesehatan.
b. Bidan memotivasi masyarakat untuk melakukan aktivitas guna mencapai tujuan
yang direncanakan

Contoh Kegiatan Motivasi


a. Bidan memberikan motivasi pada ibu hamil untuk mengkonsumsi nutrisi yang
baik.
b. Memotivasi untuk melakukan persalinan yang bersih dan aman.
c. Memotivasi dalam pemberian ASI eksklusif
D. Evaluasi Promkes Dalam Pelayanan Kebidanan

Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari proses manajemen, termasuk


manajemen promosi kesehatan. Mengapa orang melakukan evaluasi, tidak lain karena orang
ingin mengetahui apa yang telah dilakukan telah berjalan sesuai rencana, apakah semua
masukan yang diperkirakan sesuai dengan kebutuhan dana apakah kegiatan yang dilakukan
memberi hasil dan dampak yang seperti yang diharapkan.

Langkah-langkah Evaluasi dalam Program Promosi Kesehatan, adalah sebagai


berikut:
1. Menentukan Tujuan evaluasi
Pada tahap ini harus ditetapkan aspek apa saja yang akan dievaluasi. Misalnya:
pelaksanaan program promosi kesehatan, pengetahuan, sikap, praktek dan status
kesehatan sasaran program.

2. Menetapkan Indikator evaluasi


Berdasarkan tujuan evaluasi tetapkan standar evaluasi / indikator dari aspek tersebut
dengan mengacu pada tujuan (tujuan program, tujuan pendidikan dan tujuan perilaku)
yang telah ditetapkan sebelum program promosi kesehatan dilaksanakan.

3. Menentukan Cara / Desain evaluasi


Pemilihan desain evaluasi harus berdasarkan pada aspek dan indikator evaluasi. Jika
akan melakukan monitoring pelaksanaan program (evaluasi proses) maka pendekatan
penelitian kualitatif akan lebih tepat dan bermanfaat, sedangkan jika ingin menilai
perubahan pengetahuan, sikap, praktek, maupun status kesehatan sasaran program,
maka pendekatan penelitian kuantitatif yang harus dipilih.

4. Rencana pengumpulan data evaluasi


Pada tahap ini ditetapkan siapa yang akan melakukan evaluasi, dimana dan kapan
evaluasi akan dilakukan. Evaluasi sebaiknya dilakukan oleh pihak ketiga atau bukan
pelaksana program sehingga hasilnya akan lebih obyektif.
5. Evaluasi sebaiknya dilakukan di semua tempat program dilaksanakan, tetapi
kadang-kadang dana yang tersedia tidak mencukupi. Oleh sebab itu, harus ditetapkan
dimana evaluasi akan dilakukan. Berdasarkan aspek dan indikator yang telah
ditetapkan kita juga dapat menetapkan kapan evaluasi akan dilakukan. Jika ingin
menilai pelaksanaan program maka evaluasi harus dilakukan selama program sedang
berlangsung. Apakah hanya akan dilakukan sekali penilaian atau penilaian akan
dilakukan secara berkala, misalnya setiap 6 bulan atau setiap tahun. Jika akan menilai
perubahan pengetahuan, sikap dan praktek, kapan sebaiknya evaluasi dilakukan,
karena perubahan perilaku tidak secepat pada perubahan pengetahuan dan sikap.
Demikian pula halnya dengan perubahan status kesehatan yang memerlukan waktu
yang cukup lama.

6. Melakukan pengukuran evaluasi dengan Instrumen pengumpulan data.


Pada tahap ini dikembangkan instrumen yang akan digunakan untuk menilai aspek
yang telah ditetapkan pada tujuan dan indikator evaluasi.

7. Melakukan analisis dan interpretasi data.


Setelah data yang akan dievaluasi terkumpul, dilakukan analisis. Pada tahap ini yang
dilakukan oleh evaluator adalah membandingkan antara hasil dengan standar evaluasi
yang telah ditetapkan sebelumnya. Buat interpretasi dan selanjutnya ditarik
kesimpulan bagaimana pelaksanaan program promosi kesehatan dan dampaknya
terhadap pengetahuan, sikap, praktek maupun status kesehatan sasaran program. Agar
data yang dikumpulkan valid dan reliabel maka pengumpulan data harus dilakukan
oleh pengumpul data yang telah dilatih dulu sebelumnya dan disupervisi oleh
supervisor yang terlatih

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, selanjutnya dilakukan advokasi untuk


keberlanjutan atau modifikasi program jika program memberikan hasil yang positif.
Sedangkan jika hasil program tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka program
perlu dihentikan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Promosi Kesehatan merupakan proses perubahan perilaku/proses belajar secara


terencana pada diri individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan
(pengetahuan-sikap dan ketrampilan) untuk mencapai derajat hidup sehat yang optimal.

Tujuan Promosi Kesehatan secara umum adalah merubah perilaku di bidang


kesehatan dan secara khusus membuat klien/masyarakat menyadari nilai kesehatan, mandiri
mencapai hidup sehat dan memanfaatkan pelayanan kesehatan secara tepat guna. Secara
operasional ditujukan untuk membuat masyarakat dapat mengerti, bertanggung jawab,
melakukan langkah-langkah positip untuk kesehatannya sendiri, sesuai tujuan intervensi
perilaku dalam promosi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.mitrakesmas.com/2017/07/perencanaan-promosi-kesehatan-tenaga.html?m=1
http://prasko17.blogspot.com/2015/11/definisi-promosi-kesehatan.html?m=1
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Promkes-
Komprehensif.pdf

Anda mungkin juga menyukai