Anda di halaman 1dari 6

A.

Dasar-dasar pengenaan pajak


1. Manajemen Pajak
Manajemen Pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar
tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh
laba dan likuiditas yang diharapkan. Tujuan Manajemen Pajak dapat dibagi menjadi 2
bagian, yaitu:
a. Menerapkan peraturan perpajakan secara benar.
b. Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya.

Tujuan dari manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen yang
terdiri dari:
1) Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Tujuan Perencanaan Pajak adalah merekayasa agar beban pajak (Tax Burden)
serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada.
2) Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan (Tax Implemetation)
Untuk mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang perlu dikuasai dan
dilaksanakan yaitu antara lain :
a. Memahami ketentuan dan peraturan perpajakan dengan mempelajari peraturan
perpajakan
b. Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat
3) Pengendalian Pajak (Tax Control)
Tujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak telah dilaksanakan sesuai dengan
yang telah direncanakan dan telah memenuhi persyaratan formal maupun materil.
Dalam pengendalian pajak yang penting adalah pengecekan pembayaran pajak. Oleh
sebab itu pengendalian dan pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi
penghematan pajak. Pengendalian pajak termasuk pemeriksaan jika perusahaan telah
membayar pajak lebih besar dari jumlah pajak terutang.
2. Motivasi Dilakukan Perencanaan Pajak
Ada 3 unsur perpajakan yang memotivasi dilakukannya perencanaan pajak yaitu :
a. Kebijaksanaan Perpajakan (Tax Policy)
Faktor-faktor yang mendorong dilakukannya perencanaan pajak yaitu :
1) Jenis Pajak yang akan dipungut
a) PPh Badan dan Orang Pribadi.
b) Pajak atas Capital Gain.
c) Withholding tax, gaji, upah, sewa, bunga, dan royalty.
d) Pajak atas ekspor, impor dan bea masuk.
e) Pajak atas undian/hadiah.Bea Materai.
f) Capital transfer taxes/transfer duties.
g) Lisensi usaha dan pajak perdagangan lainnya.
2) Subjek Pajak
Indonesia mengadakan pemisahan antara Badan Usaha dengan pribadi pemiliknya
(pemegang saham), yang akan menimbulkan pajak ganda. Adanya perbedaan
perlakuan perpajakan atas pembayaran dividen kepada pemegang saham dari
Badan Usaha dimana pemegang saham adalah orang pribadi atau perorangan dan
pemegang saham adalah berbentuk Badan Usaha (PT), maka disini menimbulkan
usaha untuk perencanaan pajak dengan baik agar beban pajaknya rendah dan
meringankan arus kas (cashflow) perusahaan sehingga bisa dimanfaatkan untuk
tujuan lain.
3) Objek Pajak
Adanya perlakuan perpajakan yang berbeda atas obyek pajak yang secara
ekonomis hakekatnya sama akan menimbulkan usaha perencanaan pajak, agar
beban pajak rendah. Jadi karena objek pajak merupakan basis perhitungan (tax
bases) besarnya pajak, maka dalam rangka optimalisasi alokasi sumber dana,
manajemen akan merencanakan pajak yang tidak lebih dan tidak kurang.
a) Undang-undang Perpajakan (Tax Law)
Kenyataannya di manapun tidak ada undang-undang yang mengatur setiap
permasalahan secara sempurna, maka dalam pelaksanaannya selalu diikuti
oleh ketentuan-ketentuan lain, maka tidak jarang ketentuan pelaksanaan
tersebut bertentangan dengan Undang-undang itu sendiri karena disesuaikan
dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam mencapai tujuan lain yang
ingin dicapainya.
b) Administrasi Perpajakan (Tax Administration)
Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah
memaksimalkan laba setelah pajak karena pajak itu ikut mempengaruhi dalam
pengembalian keputusan atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk
melakukan investasi dengan cara menganalisis secara cermat dan
memanfaatkan peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan
yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk memberikan perlakuan yang
berbeda atas objek yang secara ekonomi hakikatnya sama (karena pemerintah
mempunyai tujuan lain tertentu) dengan memanfaatkan:
 Perbedaan tarif pajak (Tax Rates).
 Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (Tax
Base).
 Loopholes, Shelters dan Havens.
B. Manfaat yang dapat diperoleh dari adanya perencanaan pajak
Penghematan kas keluar, perencanaan pajak dapat menghemat pajak yang merupakanbiaya
bagi perusahaan. Mengatur aliran kas (cash flow), perencanaan pajak dapat mengestimasi
kebutuhankas untuk pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan
dapatmenyusun anggaran kas secara lebih akurat.
C. Prosedur dan Strategi Perencanaan Pajak
1. Prosedur Perencanaan Pajak
a. Menganalisis Informasi yang ada
b. Membuat rencana kemungkinan besaran pajak
c. Melakukan evaluasi
d. Mencari kelemahan dan memperbaiki
e. Memutakhirkan
2. Faktor-Faktor Pajak
a. Tipe pajak yang ada
Dalam merencanakan pajak, manajer harus mengetahui secara pasti kewajiban
perpajakan apa saja yang berhubungan dengan perusahaan, baik pajak lokal maupun
pajak luar negeri.
b. Penafsiran atas undang-undang atau perjanjian
Manajer harus berhati-hati dalam menafsirkan atau menentukan definisi dari suatu
perjanjian, karena perjanjian umumnya merumuskan istilah-istilah tertentu namun
tidak didefinisikan secara khusus.
Faktor penghubung
Faktor-faktor penghubung yang memperngaruhi besarnya beban pajak antara lain :
a. Bentuk badan dari pembayar pajak
b. Sumber penghasilan
Sumber penghasilan merupakan dasar pertimbangan apakah wajib pajak akan
dikenai pajak atau tidak. Terutama bagi negara yang menganut system perpajakan
schedular (schedular tax system) dimana dalam sistem ini diatur apa saja yang
dikenakan pajak, siapa saja yang dikenai pajak, apa dasar pengenaan pajaknya,
berapa tarifnya, apa saja yang di kurangkan, dan lain sebagainya.
c. Sifat dari transaksi atau operasi
Dalam merencanakan pajak, manajer harus memperhatikan setiap aspek perpajakan
yang melekat dalam setiap transaksi yang akan dilakukan, karena transaksi tertentu
mungkin akan mendapatkan perlakuan yang menguntungkan atau sebaliknya.
d. Hubungan antara pembayar dengan pihak lain.
Perlakuan pajak dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain dengan siapa dan dalam
bentuk apa kita berhubungan. Bahkan, ada beberapa negara yang memberikan
perlakukan khusus terhadap perusahaan yang melaporkan keuntungan dan
kerugiannya secara terkonsolidasi dengan anak perusahaannya.
e. Insentif Pajak
Insentif pajak adalah salah satu fasilitas perpajakan yan g diberikan kepada investor
luar negeri untuk aktivitas tertentu atau untuk suatu wilayah tertentu. Insentif ini
diberikan guna pembangunan ekonomi suatu negara khususnya negara berkembang.
3. Faktor Non Pajak Lainnya
a. Masalah badan hukum (legal entity)
b. Masalah mata uang dan nilai tukar
Manajer harus membuat suatu strategi yang baik seperti mengatasi kerugian akibat
fluktuasi nilai mata uang asing dengan menggunakan forward market, SWAP
maupun future market.
c. Masalah pengawasan devisa (exchange control)
Hal ini sangat mempengaruhi manajer dalam membuat perencanaan pajak karena
bagaimanapun pengaturan pengawasan devisa berdampak pada transfer
pembayaran, misalnya pembayaran pinjaman dari residen ke bukan residen.
d. Masalah program insentif investasi
Pilihan insentif yang diberikan oleh pemerintah dapat merang sang perusahaan
untuk melakukan investasi ditempat tersebut.
e. Masalah faktor non pajak lainnya
Faktor-faktor seperti hukum dan sistem administrasi yang berlaku, kestabilan
ekonomi dan politik, tenaga kerja, pasar, tenaga profesional, fasilitas perbankan,
iklim usaha, bahasa, sistem akuntansi, dan lain-lain juga harus dipertimbangkan oleh
manajer dalam menyusun perencanaan pajak.
4. Strategi Umum Perencanaan Pajak
a. Tax Saving
Tax Saving merupakan upaya efisiensi beban pajak melalui pemilihan alternatif
pengunaan pajak dengan tarif yang lebih rendah.
b. Tax Avoidance
Tax Avoidance merupakan upaya efisiensi beban pajak dengan menghindari
pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan onjek pajak.
c. Menghindari pelanggaran atas Peraturan Perpajakan
Dengan menguasai peraturan pajak yang berlaku, perusahaan dapat menghindari
timbulnya sanksi perpajakan berupa sanksi administrai (denda, bunga, atau
kenaikan ) dan sanksi pidana ( Pidana atau kurungan ).
d. Menunda Pembayaran Kewajiban Wajib Pajak.
Menunda pembayaran kewajiban wajib pajak tanpa melangar peraturan yang berlaku
dapat dilakukan melalui penundaan pembayaran PPN, dengan menunda penerbitan
faktur pajak keluaran.
e. Mengoptimalkan Kredit Pajak yang Diperkenankan.
Wajib pajak sering kurang memperoleh informasi tentang pembayaran pajak yang
dapat dikreditkan, yang merupakan pajak dibayar dimuka.
5. Strategi Mengefisienkan Beban Pajak
a. Pemilihan badan hukum yang sesuai
b. Pemilihan lokasi berdirinya perusahaan
c. Keuntungan yang maksimal
d. Mendirikan usaha dalam satu jalur usaha
e. Memisahkan profit center dan cost center
f. Pemilihan metode pembukuan

Anda mungkin juga menyukai