Anda di halaman 1dari 22

PENILAIAN EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN OBLIGASI

Mata Kuliah/Kelas : Teori Pasar Modal (EKU 331 A3)


Dosen Pengampu : Dr. Ni Ketut Rasmini, S.E.,MSi, Ak, CA

Oleh :
Kelompok 5

Nama Anggota :
1. Desak Made Dian Lestari (1907531021/Absen 10)
2. Ni Kadek Meilani (1907531027/Absen 14)
3. Ni Wayan Sutiani (1907531029/Absen 15)
4. Salsabilla Amalia Prapta Deadewi (1907531037/Absen 16)
5. Adelayde Ronauli Simangunsong (1907531129/Absen 21)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2021
DAFTAR ISI

ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
PETA KONSEP........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
BAB II ISI..................................................................................................................................3
2.1 Penilaian Efek Bersifat Ekuitas......................................................................................3
2.1.1 Valuasi Saham.......................................................................................................3
2.1.2 Saham Preferen.....................................................................................................3
2.1.3 Saham Biasa..........................................................................................................4
2.2 Penilaian Efek Bersifat Obligasi..................................................................................10
2.2.1 Beberapa Istilah dalam Valuasi Obligasi............................................................10
2.2.2 Metode Valuasi Obligasi.....................................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................15
3.1 Simpulan......................................................................................................................15
3.2 Saran.............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

iii
PETA KONSEP

PENILAIAN EFEK BERSIFAT


EKUITAS DAN OBLIGASI

PENILAIAN EFEK PENILAIAN EFEK


BERSIFAT BERSIFAT

Saham Preferen Istilah Dalam


(Preferred Stock) Valuasi Obligasi

Karakteristik Saham Preferen


 Nilai Buku (Book Value): nilai yang
 Tidak memiliki hak voting dalam RUPS terdapat dalam neraca
 Memiliki klaim tertinggi atas asset dan  Nilai Likuiditas: uang yang dapat
laba perusahaan direalisasikan jika asset dijual
 Memiliki hak pembayaran dividen tetap  Harga Pasar: nilai yang teramati atas
 Disebut hybrid security (memiliki hak asset yang ada di pasar
seperti efek bersifat hutang)
 Nilai Intrinsik: nilai sekarang dari arus
kas masa depan yang diharapkan
Valuasi Menghitung Present Value  Kupon: jumlah yang dibayarkan telah
Annual Dividend ditentukan sebelumnya
VPS =
Required Rate of Return  Jatuh Tempo (Maturity)
*VPS: Present Value of Preferred Stock  Nilai Par: harga dasar di pasar perdana
 Harga Diskon: Harga Pasar < Nilai Par
atau Nilai Intrinsiknya
Saham Biasa  Harga Premium: Harga Pasar > Nilai
(Common Stock) Par atau Nilai Intrinsiknya

Pembayaran Kupon dan Par Value


DDM (Dividend Discount Model)
 Kupon/bunga yang tetap (fixed coupon/
interest) dibayar dalam interval waktu
Karakteristik Saham Biasa yang tetap (tiap enam bulan atau satu
 Tidak menjanjikan penghasilan tahun)
 Par value (nilai par/nominal) dibayar
bunga atau pembayaran pokok pada
pada saat jatuh tempo
saat jatuh tempo
 Tidak member dividen tetap.
 Dividen didasarkan pada
keuntungan perusahaan dan Metode Valuasi Obligasi
keputusan manajemen untuk
membayar dividen atau Nilai Obligasi merupakan fungsi dari:
menginvestasikan kembali
iv  Jumlah dan waktu penerimaan dari
keuntungannya arus kas
 Required rate of return dari investor
Pedoman Current Market Price dalam melakukan investasi
 Apabila nilai intrinsik (V0) > harga Arus kas dari obligasi berupa:
pasar (P0), maka saham tersebut
undervalued, sehingga layak dibel  The coupon payment (tahunan/tengah
atau ditahan apabila saham tersebut tahunan/3 bulanan)
dimiliki  The par value payment (satu kali pada
saat jatuh tempo)
 Apabila nilai intrinsik (V0) < harga
pasar (P0), maka saham tersebut Rumus Nilai Intrinsik Obligasi
overvalued, sehingga layak dijual
 Apabila nilai intrinsik (V0) = harga
pasar (P0), maka saham tersebut
dianggap menunjukkan nilai yang
𝑉𝐵 = harga obligasi (nilai intrinsik
wajar dan kondisi seimbang obligasi)
𝐶𝑡 = coupon (kupon obligasi)
Rumus Perhitungan DDM untuk i = tingkat bunga
Holding Period 1 Tahun n = jangka waktu
D1 P1
Vcs = +
(1 + kcs) (1 + kcs) Yield to Maturity atau
Vcs = nilai intrinsik atau nilai sekarang Expected Rate of Return
dari saham biasa
D1 = dividen yang akan diterima tahun Ketentuan Perhitungan
depan (tahun ke-1) Yield to Maturity
P1 = harga saham biasa tahun depan
(tahun ke-1)  Mencari discount rate yang
kcs = tingkat pengembalian yang menghasilkan present value dari
diinginkan pemilik saham biasa seluruh pembayaran kupon dan
prinsipal sama dengan harga pasar
obligasi saat ini
Rumus Perhitungan DDM untuk  Diperoleh jika obligasi dipegang
Multiple Holding Period oleh investor sampai dengan jatuh
tempo, dengan catatan perusahaan
yang mengeluarkan tidak mengalami
kegagalan pembayaran (default)

Rumus untuk Yield to Maturity


Vcs = nilai intrinsik atau nilai sekarang
dari saham biasa
D1 = dividen yang akan diterima tahun
depan (tahun ke-1) Vn = harga obligasi (nilai intrinsik
kcs = tingkat pengembalian yang obligasi)
diinginkan pemilik saham biasa Ct = coupon (kupon obligasi)
g = tingkat pertumbuhan dividen YTM = tingkat bunga
terhadap nilai buku n = jangka waktu

Simpulan Hasil Yield to Maturity


Cash Flow Model
 Premium : C > YTM
Present Value of Operating Free Cash  Par : C = YTM
Flow atau FCFF  Discount : C < YTM
(Free Cash Flow for the Firm)
 Menunjukkan besarnya kas yang
mampu dihasilkan perusahaan untuk Zero Coupon Bond
mempertahankan atau melakukan v
ekspansi bisnis Tipe Zero Coupon Bond
 Didapat dari Operating Cash Flow
dikurang Capital Expenditures  Tidak ada pembayaran kupon
Rumus FCFF  Return investor ditentukan
seluruhnya dari diskon harga
FCFF = FCFE + Interest expense (1-Tax obligasi
Rate) + Principal Repayment –
New Debt Issue + Preferred
Dividend Rumus Perhitungan
atau Zero Coupon Bond
FCFF = EBIT ( 1- Tax Rate) + Depresiasi –
Capital Expenditure - ∆Working
Capital
VB = harga obligasi (nilai intrinsik
Rumus Menghitung Nilai obligasi)
i = tingkat bunga
n = jangka waktu
Vj = nilai perusahaan j
n = banyaknya periode diasumsikan infinite
(tak hingga)
OFCFt = operating free cash flow
perusahaan pada periode t
WACC = WE.KE + WD.KD dan WD+WE
=1
WE = Porsi pembiayaan modal
sendiri/ekuitas
KE = Biaya modal sendiri (Cost of equity)
WD = Porsi Pembiayaan Hutang
KD = Biaya Modal pihak ketiga (Cost of
Debt)

OFCF1 = operating free cash flow pada


periode 1 = OFCF0(1+gOFCF)
gOFCF = tingkat pertumbuhan konstan jangka
panjang dari operating free cash
flow
Present Value of Free Cash Flow of
Equity atau FCFE
 Cash flow yang tersedia untuk
semua pihak yang memiliki klaim
pada perusahaan

Rumus FCFE
FCFE = Net Income + Depresiasi -
Capital Expenditure -
∆working capital - Principal
Debt + New Debt Issue
atau
FCFE = Net Income – (1 – g)(Capital
Expenditure- Depresiasi) – (1 -
g) ∆Working Capital

Rumus Menghitung Nilai

Vj = nilai perusahaan j
n = banyaknya periode diasumsikan infinite vi
(tak hingga)
FCFEt = free cash flow to equity perusahaan
pada periode t
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan berbagai upaya dalam rangka menjaga
terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien. Salah satunya tercermin
dalam Peraturan Nomor II-A: Tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas yang bertujuan
untuk melakukan pengawasan terhadap perdagangan efek. BEI melakukan pemantauan
terhadap informasi atas efek yang berkaitan dengan fluktuasi harga dan volume,
fruekuensi, order atau pesanan, transaksi, pola transaksi, informasi penyelesaian transaksi,
serta informasi lain yang penting dan relevan.
Saham adalah efek bersifat ekuitas yang dibedakan menjadi 2 macam, sesuai
dengan hak yang melekat padanya, yaitu Saham Preferen (Preferred Stock) dan Saham
Biasa (Common Stock). Kedua jenis saham ini memiliki metode penilaian (valuasi)
masing-masing karena memiliki jenis arus kas yang berbeda sehingga tidak cukup apabila
hanya menggunakan satu rumus untuk menghitung valuasi dari masing-masing saham.
Valuasi saham dapat diartikan sebagai tata cara atau prosedur untuk mendapatkan nilai
atas saham dari suatu perusahaan.
Obligasi (bond) adalah surat hutang, atau kesanggupan jangka panjang dengan janji
untuk membayar kepada pemegangnya berupa sejumlah uang yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam jumlah yang tetap pada setiap periodenya sampai jatuh tempo.
Pengetahuan mengenai efek bersifat hutang seperti obligasi beserta metode valuasinya
tidak dapat dipisahkan dari beberapa istilah yang sering digunakan di dalamnya,
contohnya nilai buku, nilai likuiditas, harga pasar, nilai intrinsik, kupon, nilai par, harga
diskon, dan harga premium. Obligasi dan saham adalah instrumen keuangan yang disebut
sekuritas namun bedanya apabila pemilik saham dikatakan sebagai bagian dari pemilik
perusahan penerbit saham. Sedangkan pemegang obligasi dikatakan sebagai pemberi
pinjaman atau kreditur kepada penerbit obligasi.
Agar dapat mengetahui lebih dalam mengenai penilaian efek bersifat ekuitas dan
penilaian obligasi di pasar modal maka akan dibahas lebih terperinci dalam paper ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud valuasi saham dalam penilaian efek bersifat ekuitas?
1
2. Bagaimanakah saham preferen dalam valuasi saham sebagai efek bersifat ekuitas?
3. Bagaimanakah saham biasa dalam valuasi saham sebagai efek bersifat ekuitas?
4. Apa sajakah istilah dalam valuasi obligasi?
5. Bagaimanakah metode valuasi obligasi dalam penilaian obligasi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui valuasi saham dalam penilaian efek bersifat ekuitas.
2. Untuk mengetahui saham preferen dalam valuasi saham sebagai efek bersifat ekuitas.
3. Untuk mengetahui saham biasa dalam valuasi saham sebagai efek bersifat ekuitas.
4. Untuk mengetahui istilah dalam valuasi obligasi.
5. Untuk mengetahui metode valuasi obligasi dalam penilaian obligasi.

2
BAB II
ISI

2.1 Penilaian Efek Bersifat Ekuitas


2.1.1 Valuasi Saham
Valuasi saham adalah proses penaksiran, prediksi atau estimasi terhadap nilai
sebuat aset harga saham. Valuasi berasal dari kata value yang artinya nilai,
sedangkan nilai itu sendiri merupakan persepsi seseorang yaitu harga yang
diberikan oleh seseorang terhadap suatu pada tempat dan waktu tertentu. Dengan
mengetahui valuasi saham atau harga sesungguhnya dari suatu saham maka hal
tersebut tentunya akan dapat membantu investor untuk memutuskan terhadap suatu
saham.
Saham adalah efek bersifat ekuitas yang dibedakan menjadi 2 macam, sesuai
dengan hak yang melekat padanya, yaitu Saham Preferen (Preferred Stock) dan
Saham Biasa (Common Stock). Kedua jenis saham ini memiliki metode penilaian
atau valuasi masing-masing.
2.1.2 Saham Preferen
Saham preferen adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan
dengan menunjukan nilai nominal yang dapat memberi pengembangannya berupa
pendapatan yang tetap dalam bentuk deviden yang akan diterima setiap tiga bulan.
Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan yaitu
antara obligasi dan saham biasa. Hal ini karena saham preferen dapat menghasilkan
pendapatan tetap, akan tetapi kemungkinan juga tidak mendatangkan hasil, misalnya
seperti yang dikehendaki oleh investor.
a. Karakteristik Saham Preferen
Saham preferen tidak memiliki hak voting di dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Meskipun demikian saham preferen memiliki klaim
tertinggi di atas saham biasa atas aset dan laba perusahaan, serta memiliki hak
pembayaran dividen yang tetap. Apabila perusahaan belum sanggup
membayarkan dividen, bukan berarti perusahaan tersebut mangkir dari
kewajibannya, melainkan dividen pemegang saham preferen tersebut akan
diakumulasikan. Oleh karena itu, saham preferen disebut juga hybrid security,
karena meskipun bersifat ekuitas, namun juga memiliki hak seperti efek bersifat
hutang.
3
b. Metode Perpetuity
Valuasi untuk menghitung present value dari preferred stock dapat
dilakukan dengan metode perpetuity seperti di bawah ini:
Vps = Annual Dividend / Required Rate of Return
Vps = Present Value of Prefered Stock
Contoh:
PT. Sejahtera
dividen per saham /kuartal Rp 15
dividen per saham /tahun Rp 60
required rate of return 6%
PV = Rp60 / 6% = Rp 1,000

Kesimpulan dari contoh soal di atas adalah apabila seorang investor ingin
memiliki saham preferen PT. Sejahtera, yang membagikan dividen tetap per
saham sebesar Rp15,- tiap kuartalnya, dan mengharapkan imbal hasil 6% dalam
setahun, maka seorang investor harus membeli.
2.1.3 Saham Biasa
Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling
akhir dalam hal pembagian dividen, hak atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut mengalami likuidasi. Besarnya harga nominal saham ini
tergantung pada keinginan emiten.
a. DDM (Dividend Discount Model)
Dividend Discount Model (DDM) adalah salah satu metode klasik yang
digunakan untuk menentukan harga wajar saham. Dividend Discounted Models
ini termasuk dalam pendekatan nilai sekarang untuk menentukan harga intrinsik.
Pendekatan nilai sekarang ditentukan oleh komponen aliran kas (cash flow).
Seperti menilai obligasi dan saham preferen, nilai saham biasa sama dengan
nilai sekarang dari semua arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima
oleh pemegang saham. Akan tetapi berbeda dengan obligasi, saham biasa tidak
menjanjikan kepada pemegangnya penghasilan bunga atau pembayaran pokok
pada saat jatuh tempo. Untuk saham biasa, dividen didasarkan kepada
keuntungan perusahaan dan keputusan manajemen untuk membayar dividen
atau menginvestasikan kembali keuntungan untuk pengembangan perusahaan.

4
Ada beberapa langkah mengenai perhitungan valuasi menggunakan DDM
(Dividend Discount Model) pada pertumbuhan yang konstan, yaitu mencari data
dividen tahunan, menghitung tingkat pertumbuhan (%), menghitung tingkat
timbal hasil yang diinginkan atau expected return, menghitung menggunakan
rumus, dan menyimpulkan. Dalam analisis saham, nilai intrinsik yang ditaksir
dibandingkan dengan nilai per saham saat ini (Current Market Price). Pedoman
yang digunakan, yaitu:
1. Apabila nilai intrinsik (V0) > harga pasar (P0), maka saham tersebut
undervalued, sehingga layak dibeli atau ditahan apabila saham tersebut
dimiliki.
2. Apabila nilai intrinsik (V0) < harga pasar (P0), maka saham tersebut
overvalued, sehingga layak dijual.
3. Apabila nilai intrinsik (V0) = harga pasar (P0), maka saham tersebut
dianggap menunjukkan nilai yang wajar dan berada dalam kondisi
keseimbangan.
Bagi investor yang memegang saham biasa hanya untuk satu periode
(misal satu tahun), maka nilai dari saham biasa adalah sebesar nilai sekarang
dari dividen yang akan diterima selama satu tahun, dan nilai sekarang dari harga
pasar tahun depan. Rumus untuk menghitungnya, yaitu:
D1 P1
V cs= +
(1+kc s ) (1+kc s )
Dengan keterangan:
Vcs = nilai intrinsik atau nilai sekarang dari saham biasa
D1 = dividen yang akan diterima tahun depan (tahun ke-1)
P1 = harga saham biasa tahun depan (tahun ke-1)
kcs = tingkat pengembalian yang diinginkan pemilik saham biasa.
1. Contoh perhitungan DDM untuk holding period 1 tahun, yaitu:
PT. Sejuk Alam Raya
Dividen per saham/tahun Rp. 500
Harga jual tahun depan (expected) Rp. 8.000
Required rate of return 12%
Berapakah harga yang dianggap wajar untuk membeli saham PT
Sejuk Alam Raya?
D1 P1
Vcs= +
(1+ Kes) (1+ Kes)

5
500 8000
Vcs= + =7.589,29
(1+12 %) (1+12 %)
Jadi harga yang dianggap wajar untuk saham biasa PT Sejuk Alam Raya
adalah Rp7.589,29 per lembar.
Karena saham biasa tidak mempunyai tanggal jatuh tempo dan sering
dipegang selama bertahun-tahun (multiple holding period). Dapat
didefinisikan sebagai berikut:
D1 D2 Dn D∞
Vcs= 1
+ 2
+…+ n1
+ …+
(1+ Kes) (1+ Kes) ( 1+ Kes ) ( 1+ Kes )∞

Dt
Vcs=∑
t=1 (1+ Kes)t
Jika dianggap dividen tumbuh dengan tingkat pertumbuhan konstan
sebesar g, maka persamaan di atas dapat ditulis menjadi:
D1
Vcs=
(k cs−g)
Dengan keterangan sebagai berikut:
Vcs = nilai intrinsik atau nilai sekarang dari saham biasa
D1 = dividen yang akan diterima tahun depan (tahun ke-1)
kcs = tingkat pengembalian yang diinginkan pemilik saham biasa
g = tingkat pertumbuhan dividen terhadap nilai buku.
2. Contoh perhitungan DDM untuk Multiple Holding Period, yaitu:
PT. ABCD
Pertumbuhan dividen/tahun, konstan 5%
Dividen tahun ini Rp.300
Required rate of return 10%
Berapakah harga wajar saham PT. ABCD apabila seorang investor
ingin membelinya sekarang dan dipegang untuk periode waktu yang tak
terhingga?
D1
Vcs=
( k cs−g )
Do(1+ g)
Vcs=
(k cs−g)
300 (1+5 %)
Vcs= =6.300
(10 %−5 %)
Jadi, harga yang dianggap wajar untuk saham biasa PT ABCD adalah
Rp6.300 per lembar.

6
Berikut adalah contoh perhitungan DDM untuk Multiple Holding
Period dan Multiple Dividend Growth Rate:
Pertumbuhan akan datang dari dividen yang dibagikan oleh PT ABCD
pada dua tahun pertama sebesar 5%, kemudian dua tahun kedua sebesar 8%,
dan tahuntahun berikutnya konstan 10%. Anda berencana untuk membeli
saham PT ABCD tersebut. Tahun ini, PT ABCD baru saja membagikan
dividen sebesar Rp300 per lembar sahamnya kepada pemegang saham biasa.
Dengan tingkat pengembalian yang diharapkan sebesar 12%, dan berencana
untuk memegang saham PT ABCD hingga waktu yang tidak ditentukan,
berapakah harga yang dianggap wajar untuk membeli saham PT ABCD?
PT. ABCD
Pertumbuhan div tahun 1 5%
Pertumbuhan div tahun 2 5%
Pertumbuhan div tahun 3 8%
Pertumbuhan div tahun 4 8%
Pertumnuhan div tahun-tahun berikutnya, konstan 10%
Dividen tahun ini Rp. 300
Required rate of return 12
Diketahui:
𝐷1 = 300(1 + 5%) = 315
𝐷2 = 315(1 + 5%) = 330.75
𝐷3 = 330.75(1 + 8%) = 357.21
𝐷4 = 357.21(1 + 8%) = 385.79
𝐷5 = 385.79(1 + 10%) = 424.37
𝐷6 = 424.37(1 + 10%) = 466.81
D1 D2 D3 D4
Vcs= + + +
( 1+ Kcs ) ( 1+ Kcs ) (1+ Kcs ) ( 1+ Kcs )4
1 2 3

+ D5
+P5
( 1+ Kcs )5
D1 D2 D3 D4
Vcs= + + +
( 1+ Kcs ) ( 1+ Kcs ) (1+ Kcs ) ( 1+ Kcs )4
1 2 3

+ D5 D6
+
( 1+ Kcs ) ( Kcs−g)+ ( 1+ Kcs )5
5

315 330.75 357.21 385.79


Vcs= + + +
( 1+12 % ) (1+12 % ) ( 1+ 12% ) ( 1+12 % ) 4
1 2 3

+424.37 466.81
+
( 1+12 % ) (12 %−10 %)+ ( 1+12 % )5
5

7
Vcs=281.25+263.67+254.26+245.18+ 240.80+13,244.03
Vcs=14,529.1
Harga yang dianggap wajar umtuk saham biasa PT ABCD adalah
sebesar 14,529.1 per lembar.
b. Cash Flow Model
1. Present Value of Operating Free Cash Flow (FCFF)
Biasa disingkat FCFF (free cash flow for the firm), yang didapat dari
Operating Cash Flow dikurang Capital Expenditures. Free Cash Flow
(FCF) menunjukkan besarnya kas yang mampu dihasilkan perusahaan untuk
mempertahankan, atau melakukan ekspansi bisnis dan mengembangkan
asetnya. Secara umum juga dapat dijelaskan sebagai cash flow setelah direct
cost dan sebelum pembayaran kepada capital supplier. Artinya operating
free cash flow merupakan free cash flow setelah memenuhi interest,
principal payment, dan capital expenditure. Untuk mengelola aset guna
mendanai aset baru yang berpengaruh pada pertumbuhan dari perusahaan
tersebut.
n
OFCFt
V J =∑ t
t=1 ( 1+WACC J )
Keterangan:
Vj = nilai perusahaan j
n = banyaknya periode diasumsikan infinite (tak hingga)
OFCFt = operating free cash flow perusahaan pada periode t
WACCj = weighted average cost of capital perusahaan
Di mana,
WACC = WE.KE + WD.KD dan WD+WE = 1
WE = Porsi pembiayaan modal sendiri/ekuitas
KE = Biaya modal sendiri (cost of equity)
WD = Porsi Pembiayaan Hutang
KD = Biaya Modal pihak ketiga (cost of debt)
Jika dengan infinite period, maka:
OFCF1
Vj =
WACC1 - gOFCF
Keterangan:
OFCF1 = operating free cash flow pada periode 1 = OFCF0(1+gOFCF)

8
gOFCF = tingkat pertumbuhan konstan jangka panjang dari operating free
cash
FCFF = FCFE + Interest expense (1-Tax Rate) + Principal
Repayment – New Debt Issue + Preferred Dividend
atau,
FCFF = EBIT ( 1- Tax Rate) + Depresiasi – Capital Expenditure -
∆Working Capital

2. Present Value of Free Cash Flow of Equity (FCFE)


Merupakan penghitungan cash flow yang tersedia untuk pemegang
equity setelah perusahaan membayar utang dan memberikan kesempatan
expenditure untuk mengelola aset perusahaan. Dengan kata lain, free cash
flow of equity merupakan cash flow yang tersedia untuk semua pihak yang
memiliki klaim pada perusahaan.
n
FCFE t
V J =∑ t
t=1 ( 1+k J )
Keterangan:
Vj = nilai perusahaan j
n = banyaknya periode diasumsikan infinite (tak hingga)
FCFEt = free cash flow to equity perusahaan pada periode t

FCFE= Net Income + Depresiasi - Capital Expenditure - ∆working capital -


Principal Debt + New Debt Issue
atau,
FCFE = Net Income – (1 – g)(Capital Expenditure- Depresiasi) – (1 - g)
∆Working Capital

2.2 Penilaian Efek Bersifat Obligasi


2.2.1 Beberapa Istilah dalam Valuasi Obligasi

9
Pengetahuan mengenai efek bersifat hutang seperti obligasi beserta metode
valuasinya tidak dapat dipisahkan dari beberapa istilah yang sering digunakan di
dalamnya, antara lain:
1. Nilai Buku (Book Value) adalah nilai yang ditunjukkan pada laporan neraca
perusahaan. Nilai ini menggambarkan biaya historis dari aset, bukan dari yang
sedang berlangsung.
2. Nilai Likuiditas adalah sejumlah uang yang dapat direalisasikan jika asset dijual
secara individual dan bukan sebagai bagian dari keseluruhan perusahaan.
Contohnya, jika operasional perusahaan dijual, dan asetnya dibagi serta dijual,
maka harga jual tersebut lah yang dimaksud dengan nilai likuiditas asset.
3. Harga Pasar adalah nilai yang teramati atas aset yang ada di pasar. Nilai ini
ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual
yang sepakat.
4. Nilai Intrinsik atau nilai ekonomi adalah nilai sekarang dari arus kas masa depan
yang diharapkan. Mencakup faktor risiko, kewajiban, jangka waktu, dan arus
kas di masa yang akan datang.
5. Kupon, prinsipnya sama seperti bunga pada deposito, yang dibayarkan oleh
penerbit obligasi (obligor) kepada investornya dengan jumlah dan pada periode
yang telah ditentukan sebelumnya. Beberapa obligor menerapkan nilai kupon
tetap sampai jatuh tempo, namun ada juga yang menerapkan nilai kupon
mengambang (floating) dengan acuan tertentu.
6. Jatuh tempo (maturity) adalah tanggal saat pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi, untuk saat ini, periode
obligasi mulai dari 365 hari sampai dengan 30 tahun. Obligasi yang akan jatuh
tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga
memilki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki
periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh
tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon/bunganya.
7. Nilai Par adalah harga dasar pada saat obligasi dijual di pasar perdana, biasanya
100 atau 1.000. Namun ada juga beberapa tipe obligasi tertentu yang dijual pada
harga diskon atau premium di pasar perdana. Par (nilai par) juga merupakan
harga obligasi sama dengan nilai nominal. Misalnya obligasi dengan nilai

10
nominal Rp50.000.000,00 dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut
adalah 100% x Rp50.000.000,00 = Rp50.000.000,00
8. Harga Diskon adalah apabila Harga Pasar < Nilai Par atau Nilai Intrinsiknya.
Misalnya obligasi dengan nilai nominal Rp50.000.000,00 dijual dengan harga
102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp50.000.000,00 = Rp51.000.000,00.
9. Harga Premium adalah apabila Harga Pasar > Nilai Par atau Nilai Intrinsiknya.
Misalnya obligasi dengan nilai nominal Rp50.000.000,00 dijual dengan harga
98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp50.000.000,00 =
Rp49.000.000,00.
Dalam menghitung nilai intrinsik saham dan obligasi akan menggunakan
konsep nilai waktu dari uang (time value of money). Nilai intrinsik dari saham dan
obligasi sama dengan nilai sekarang dari sejumlah arus kas yang diharapkan akan
diterima oleh investor dari saham dan obligasi tersebut.

2.2.2 Metode Valuasi Obligasi


Obligasi (bond) adalah surat hutang, atau kesanggupan jangka panjang dengan
janji untuk membayar kepada pemegangnya berupa sejumlah uang yang telah
ditetapkan sebelumnya dalam jumlah yang tetap pada setiap periodenya (bisa
tahunan, kuartalan, semesteran, dll) sampai jatuh tempo. Pada saat jatuh tempo, nilai
pokok (principal) dari obligasi akan dibayarkan kepada pemegang obligasi.
Perjanjian kontrak dari sebuah obligasi secara spesifik menjelaskan tingkat
bunga kupon yang dinyatakan baik dalam persentase dari nilai par atau jumlah
bunga yang tetap di mana perusahaan peminjam berjanji untuk membayarkan
kepada pemegang obligasi setiap tahun. Misalkan obligasi dengan nilai par 1.000,
tingkat bunga kupon 9%, artinya pembayaran bunga tahunan adalah sebesar 90.
Obligasi membayar kupon/bunga yang tetap (fixed coupon/ interest) dalam
interval waktu yang tetap (biasanya tiap enam bulan atau satu tahun) dan membayar
par value (nilai par/nominal) pada saat jatuh tempo. Secara umum, nilai intrinsik
dari sebuah aset sama dengan present value dari sejumlah arus kas yang
diharapkan/perkirakan yaitu coupon dan hutang pokok dengan required rate of
return (tingkat pengembalian yang diinginkan) tertentu. Jadi nilai obligasi
merupakan fungsi dari:
1. Jumlah dan waktu penerimaan dari arus kas.
2. Required rate of return dari investor dalam melakukan investasi
11
Nilai dari sebuah aset dapat diperoleh dengan menghitung present value dari
seluruh arus kas yang diharapkan akan diperoleh di masa depan. Penilaian ini dapat
dinyatakan dalam persamaan umum present value. Untuk penilaian obligasi,
diskontokan arus kas yang diperoleh dari obligasi yang bersangkutan pada required
rate of return investor. Arus kas dari obligasi berupa:
1. The coupon payment (tahunan/tengah tahunan/3 bulanan)
2. The par value payment (satu kali pada saat jatuh tempo)
n
Ct Principal
Harga Obligasi(v B )=∑ t
+
t =1 ( 1+ⅈ ) (1+ⅈ )n
Dimana:
𝑉𝐵 = harga obligasi (nilai intrinsik obligasi)
𝐶𝑡 = coupon (kupon obligasi)
i = tingkat bunga
n = jangka waktu
Contoh:
PT. Kencana memiliki obligasi dengan nominal Rp. 1 juta, coupon rate 12%, dan
umur 5 tahun. Apabila tingkat return yang diminta investor sebesar 10%, maka
berapakah nilai intrinsik dari obligasi tersebut?
Jawab:
Nilai intrinsik dari obligasi dapat dihitung sebagai berikut:
5
12 % × 1 juta 1 juta
Nilai intrinsik obligasi(v B)=∑ t
+
t=1 ( 1+ 10 % ) ( 1+10 % )5
120.000 120.000 120.000 120.000 120.000 100.000
¿ + + + + +
(1+10 % ) ( 1+10 % ) ( 1+10 % ) ( 1+10 % ) ( 1+10 % ) (1+10 % )5
1 2 3 4 5

= 109,090 + 99,174 + 90,158 + 81,962 + 74,511 + 620,921


= Rp 1075,816
Bila investor menginginkan return 10% maka ia harus mendapatkan obligasi
tersebut maksimal seharga Rp 1.075.816.
a. Yield to Maturity
Dapat juga dikatakan sebagai expected rate of return (tingkat
pengembalian yang diharapkan dari obligasi). Menghitung expected rate of
return dengan mencari discount rate yang menghasilkan present value dari
seluruh pembayaran kupon dan prinsipal sama dengan harga pasar obligasi saat
ini. Return (YTM) ini akan diperoleh jika obligasi dipegang oleh investor

12
sampai dengan p[jatuh tempo dengan cacatan perusahaan yang mengeluarkan
tidak mengalami kegagalan pembayaran (default).
n
Ct principal
Harga Obligasi¿)= ∑ t + n
t =1 (1+YTM ) (1+YTM )
Dimana:
𝑉𝐵 = harga obligasi (nilai intrinsik obligasi)
𝐶𝑡 = coupon (kupon obligasi)
YTM = tingkatbunga
n = jangka waktu
Selain itu, formula YTM yang seringkali digunakan oleh para pelaku
adalah YTM approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut:
C+ R-P
YTM
n
approximatio = x 100%
R+P
n
2

Keterangan:
C = kupon
n = periode waktu tersisa
R = redemption value (nilai tebusan)
P = harga pembelian (purchase value)
Dalam penerapannya, perhitungan Yield to Maturity memiliki beberapa
kelemahan, yaitu:
1. Karena setiap obligasi memiliki YTM yang berbeda, maka akan sulit untuk
membuat asumsi reinvestment rate untuk setiap obligasi.
2. YTM tidak bersifat additive, artinya YTM dari portofolio obligasi tidak
sama dengan rata-rata tertimbang dari YTM masing-masing obligasi dalam
portofolio tersebut.
b. Zero Coupon Bond
Zero coupon bond adalah tipe obligasi di mana:
1. Tidak ada pembayaran kupon.
2. Return investor ditentukan seluruhnya dari diskon harga obligasi.
Valuasi nilai intrinsik dari obligasi tanpa bunga adalah sebagai berikut:
principal
Harga Obligasi¿)= n
(1+ i)

13
Dimana:
𝑉𝐵 = harga obligasi (nilai intrinsik obligasi)
i = tingkat bunga
n = jangka waktu
Rumus lainnya yang dapat digunakan untuk menghitung zero coupon bond:
1. Zero Coupon Bond pada Waktu Nol

B0 = nilai obligasi pada waktu nol


M = nilai par
rd = required yield
n = lama jatuh tempo
2. Zero Coupon Bond yang Jatuh Tempo

Nilai Par
B 0=
(1+i/2 )r .2
B0 = nilai obligasi pada waktu nol
i = bunga yang dibayarkan setiap tahun
r = required yield

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Dalam penilaian efek bersifat ekuitas terdapat saham yang terbagi menjadi dua,
yaitu saham preferen (preferred stock) dan saham biasa (common stock) yang memiliki
metode penilaian berbeda. Untuk menghitung saham preferen (preferred stock) dapat
dilakukan dengan metode perpetuity, sedangkan saham biasa (common stock) dapat
menggunakan metode Dividend Discount Model (DDM) atau Cash Flow Model.
Dalam penilaian obligasi terdapat beberapa istilah yang sering digunakan, seperti
nilai buku (book value), nilai likuiditas, harga pasar, nilai intrinsik, kupon, jatuh tempo
(maturity), nilai par, harga diskon, dan harga premium. Untuk menghitung nilai intrinsik
saham dan obligasi, maka akan menggunakan konsep nilai waktu dari uang (time value of
money), yang mana sama dengan nilai sekarang dari sejumlah arus kas yang diharapkan
akan diterima oleh investor dari saham dan obligasi tersebut. Adapun untuk menghitung
penilaian obligasi terdapat dua metode yaitu yield to maturity atau expected rate of return
(tingkat pengembalian yang diharapkan dari obligasi) dan zero coupon bond.

3.2 Saran
Penilaian efek bersifat ekuitas dan penilaian obligasi tentunya memiliki kelebihan
serta kekurangan dalam metode yang digunakan untuk perhitungan. Oleh karena itu,
investor harus memiliki pengetahuan lebih mengenai metode penilaian (valuasi) dari
masing-masing saham atau obligasi dalam suatu perusahaan sehingga perekonomian
dalam perusahaan tersebut dalam keadaan yang stabil.

15
DAFTAR PUSTAKA

S. Soetiono, Kusumaningtuti, dkk. 2016. Pasar Modal. Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan

TICMI. Modul WPPE ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI


PENILAIAN EFEK BERSIFAT EKUITAS EDISI 2016. Jakarta Selatan: Gedung Bursa
Efek Indonesia.

TICMI. Modul WPPE ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI


PENILAIAN OBLIGASI EDISI 2016. Jakarta Selatan: Gedung Bursa Efek Indonesia.

16

Anda mungkin juga menyukai