Anda di halaman 1dari 2

Menurut Permen PUPR No 29/2015, Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yang terkandung di

dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara alami di lahan yang relatif
datar atau cekung dengan endapan mineral atau gambut, dan ditumbuhi vegetasi, yang merupakan
suatu ekosistem. Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang panjang
dalam setahun, selalu jenuh air (saturated) atau tergenang (waterlogged) air dangkal.

Karakteristik yang dimilki rawa terbagi menjadi 3 bagian, yaitu berdasarkan fisik, kimiawi dan biologis.
Berdasarkan karakter fisik, rawa memiliki topografi yang relative datar/ cekung dan tanahnya
merupakan tanah lunak atau gambut. Berdasarkan karakter kimiawi, rawa memiliki derajat keasaman
yang rendah. Rawa menjadi habitat bagi ikan-ikan rawa, tumbuhan rawa dan membentuk hutan rawa
sesuai dengan karakteristik biologis yang dimilikinya.

Ciri ekologis yang dimiliki rawa tanpa hutan adalah didominasi oleh rumput-rumputan dan herba aquatik
lainnya, serta memiliki badan air tergenang yang cukup luas, biasanya dikenal dengan lebak, rawa herba,
rawa rumput dan rawa gambut permanen serta badan-badan air tergenang lainnya yang mengalami
pendangkalan.

Ciri ekologis rawa air tawar yaitu, hutan ini terletak di daerah peralihan antara hutan rawa gambut
dengan hutan dataran rendah, Lapisan gambutnya hanya beberapa centimeter atau tidak mengandung
gambut sama sekali, Tanahnya berupa tanah alluvial yang subur dengan drainase baik, Air yang
menggenang berasal dari air hujan, sungai dan air permukaan, pohon-pohon yang tumbuh di daerah
tersebut memiliki diameter relative kecil, serta ketika musim kemarau atau kering terdapat genangan
yang tersisa.

Ciri – ciri ekologis rawa lahan gambut diantaranya adalah

- Terbentuk di daerah pesisir sebagai lahan basah pesisir, di belakang hutan bakau di sekitar
sungai atau danau.
- Daerah rawa yang tanahnya berupa gambut dengan kedalaman minimal 50 cm dan ditumbuhi
oleh pohon yang cukup besar dan tajuknya rapat
- Di Indonesia, merupakan gabungan antara hutan gambut dan hutan basah tropis
Rawa lahan gambut terbentuk dari timbunan sisa-sisa tumbuhan atau bahan organik. Timbunan
tersebut sangat lama terdekomposisi karena dekomposer kurang aktif akibat salinitas tinggi
(kawasan mangrove yang sudah tidak terjangkau ps surut), dan anaerob sehingga membentuk
genangan yg pasif.

Jadi gambut hanya mungkin bisa terbentuk apabila terdapat limpahan biomass atau vegetasi pada
suatu kawasan yang mengalami hambatan dalam proses dekomposisi. Faktor penghambat utama
adalah genangan air yang bersifat asam sepanjang tahun atau rawa.

Substrat yang ada di daerah rawa secara umum terdiri dari tanah alluvial (tanah endapan) yang
terbentuk sebagai hasil sedementasi oleh endapan laut, sungai atau campuran keduanya. Jika di
dalam tanah rawa terdapat akumulasi gambut dalam jumlah besar (tebal) maka disebut rawa
gambut.

Proses pembentukan tanah masam sulfide dimulai sejak sekitar 10.000 tahun yang lalu setelah
proses peningkatan muka air laut (transgresi) dimana air laut yang banyak mengandung sulfat
tercampur dengan oksida besi dan bahan organik.

Reaksi pemebentukan pirit adalah

FeS2 (Pirit) + 15/4 O2 + 5/2 H2O + 1/3K+  1/3 KFe3 (SO4)2 (OH)6 (Jerosit) + 4/3 SO42- + 3 H+

rawa air tawar dibentuk dari luapan air sungai, air hujan, air tanah dan air danau, rawa air tawar
biasanya berada di hutan hutan dengan lokasi yang dekat dengan aliran sungai dengan kondisi tanah
yang selalu tergenang oleh air tawar dan tidak terpengaruh oleh iklim, membentuk suatu lapisan
vegetasi yang selalu subur.

Anda mungkin juga menyukai