Anda di halaman 1dari 4

Penggunaan Tembakau Tanpa Asap di antara Pasien Muda Pengidap Stroke Iskemik

Akut

Abstrak:
Untuk menentukan frekuensi dari penggunaan tembakau tanpa asap diantara pasien muda yang
terjangkit Stroke Iskemik Akut

Metode:
Penelitain Cross Sectional ini dilakukan dari April sampai September 2015 pada Jurusan Darurat
di Universitas Aga Khan. Total jumlah dari 135 pasien telah memperlihatkan tanda-tanda dan
gejala dari Stroke Iskemik Akut dimasukkan kedalam sampel penelitian ini. Pasien-pasien
tersebut dipilih melalui teknik pengambilan sampel yang tidak memungkinkan berurutan (Non
Probability Consecutive Sampling). Analisis data menggunakan SPSS 20. Sebuah rancangan
awal secara proforma telah diisi. Rancangan terdapat tiga bagian termasuk Socio-Demographics,
faktor-faktor stroke seperti hipertensi, Diabetes Mellitus, Dislipidemia, menghisap rrokok dan
catatan penggunaan tembakau tanpa asap. Stroke muda dapat didefiniskan sebagai pasien yang
berumur diantara 20-49 tahun yang mengalami gejala Stroke Iskemik Akut. Pengguna tembakau
tanpa asap adalah: Seseorang yang menggunakan lebih banyak dari dan setara 3 paket dari
seseorang yang berada diantara pengguna gutka, mainpuri, dan pan dalam kehidupan sehari-hari
selama dua tahun terakhir, itulah seorang pengguna tembakau tanpa asap.

Hasil:
Ada 62.2% pria dan 37.78% wanita. hipertensi ada (81.5%,) diabetes Mellitus ada (75.6%) dan
Dislipidemia ada (63%) telah diobservasi sebagai faktor yang biasanya berkaitan dengan stroke.
Kebiasaan merokok telah diobervasi sekitar 17.04% didalam (23/135) kasus. Rata-rata durasi
merokok dari para pasien adalah 10.22±2.43 tahun dan jumlah rokok yang dihisap rata-rata 5
batang perhari (IQR=2). Frekuensi dari tembakau tanpa asap yang bisa dikunyah dalam bentuk
gutka, mainpuri, dan pan di kehidupan sehari-hari pada pasien stroke iskemik di temukan sebesar
28.15% (38/135) kakus. Durasi rata-rata pengguna tembakau kunyah adalah 7.55±2.79 tahun.

Kesimpulan:
Penggunaan produk tembakau kunyah memiliki frekuensi tinggi pada pasien Stroke Iskemik
Akut.
Kata Kunci:
Stroke Iskemik Akut, Tembakau Tanpa Asap, Menghisap rokok.

Pendahuluan:
Stroke muda menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Pakistan. Menurut penelitian,
beberapa rumah sakit telah mengungkapkan secara keselurugan memiliki proposi yang tinggi
dari penyakit stroke muda. Penggunaan tembakau adalah sebuah faktor resiko pada
aterosklerosis. Terkait stroke morbiditas berasal dari fakta bahwa tembakau mengandung lebih
dari 4000 zat kimia yang berbeda-beda termasuk logam berat dan toksin (racun) lainnya yang
mendorong perkembangan dari radikal bebas, menginduksi disfungsi vascular endothelial dan
inflamasi, yang pada akhirnya mengarah pada pengembangan dan percepatan proses
aterosklerotik. Tembakau juga mengakibatkan perkembangan dari sirkulasi global pada keadaan
procoagulan yang diperkirakan disebabkan oleh perubahan hemostatik dan konsentrasi pada
penanda inflamasi. Itu dapat mengurangi peredaraan darah pada otak yang semakin lama bisa
meningkatkan resiko penggumpalan darah dan selanjutnya akan beresiko stroke melalui
perlambatan aliran darah atau fenomena tetap secara oral dan nasal pada produk tembakau tanpa
asap yang telah digunakan di banyak negara selama berabad-abad. Sepanjang abad 20,
penggunaan dari produk ini ditolak di negara Eropa dan Amerika Utara, tetapi tren yang
berlawanan dari cara penggunaan yang seharusnya telah dilaporkan pada beberapa dekade lalu,
khususnya pada orang-orang yang berumur dibawah 40.

Beberapa penelitian telah di lakukan untuk melihat keterkaitan antara penggunaan tembakau
tanpa asap dan stroke. Meta-analisis dari negara United States and Swedia menunjukkan ada
peningkatkan resiko dari pelanggaran fatal myocardial dan stroke fatal diantara pengguna dari
produk tembakau tanpa asap dengan yang bukan pengguna. Dua penelitian yang dinantikan dari
kematian antara pengguna tembakau kunyah telah dilakukan di United States, menyediakan bukti
yang menggunakan tembakau dengan air ludah secara statistic bertujuan mengaitkan dengan
kematian dari penyakit Coronary Heart Disease (CHD), stroke, dan penyakit pernafasan,
pencernaan, dan organ kelamin, tetapi tidak dengan kematian dari penyakit kanker. Penelitian
baru-baru ini diantara remaja dan orang dewasa dari pemukiman liar Karachi dilaporkan bahawa
40% dari populasinya menggunakan setidaknya satu produk kunyah jenis sirih, pinang dan
tembakau setiap hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan frekuensi dari
penggunaan tembakau tanpa asap pada pasien penderita stroke iskemis akut jadi strategi tersebut
dapat dijadikan bahan penelitian lebih jauh mengenai hal ini dan untuk meningkatkan kualitas
dari kepedulian kita untuk menyediakan informasi kepada pasien ini.

Bahan dan Metode:


Penelitian jenis Cross-Sectional ini dilakukan dari bulan April sampai September 2015 di
Universitas Aga Khan, rumah sakit Karachi. Ukuran sampel dikalkulasikan menggunakan
pengukuran sampel ukuran WHO, mengambil frekuensi dari penggunaan tembakau tanpa asap
pada pasien stroke iskemik akut 22.15% dan batas dari kegagalan sebesar 7% dengan jarak pasti
dari 95% dari perkiraan ukuran sampel dari 135 pasien dengan penyakit stroke iskemik akut.
Sampel dikumpulkan melalui teknik pengambilan sampling kemungkinan tidak berurutan (Non
Probability Sampling). Usia pasien antara 20-49 tahun, pria dan wanita keduanya dikatakan
darurat dengan tanda-tanda dan gejala dari stroke iskemik akut dan pengecekan dari iskemia
melalui MRI ottak juga dimasukkan.

Mereka yang akan mengidap penyakit stroke akut disebabkan oleh pendarahan otak kepala atau
pendarahan subarachnoid dikecualikan. Mereka yang tidak bersedia untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini juga dikecualikan atau dipindahkan ke rumah sakit lain dari ruang darurat.
Penjelasan persetujuan dari pasien atau pengunjung didapatkan. Pasien direkrut yang memenuhi
kriteria pemasukan. Sebuah desain awal proforma (terlampir) terisi untuk setiap pasien yang
setuju berpatisipasi dalam penelitian ini. Desain tersebut memiliki tiga bagian termasuk Socio-
demographics, faktor-faktor stroke seperti hipertensi, diabetes Mellitus, dilipidemia, menghisap
rokok dan catatan penggunaan tembakau tanpa asap.
Informasi yang dikumpulkan dimasukkan kedalam SPSS versi 19 dan di analisis melalui bentuk
statistic. Varibel kuantitatif yaitu umur, durasi menghisap rokok dan penggunaan tembakau tanpa
asap di tampilkan sebagai rata-rata dengan standar deviasi. Variabel kualitatif yaitu jenis
kelamin, hipertensi, diabetes Mellitus, dyslipidemia dan hasil dari variabel pada pasien penderita
stroke iskemik yang ada dan catatan dari penggunaan tembakau tanpa asap dikalkulasikan
(dihitung) dalam bentuk frekuensi dan persentase. Stratifikasi telah dilakukan dengan
memperhatikan umur, jenis kelamin, faktor yang mempengaruhi penggunaan tembakan tanpa
asap seperti status pendidikan, pekerjaan, faktor-faktor dari stroke seperti hipertensi, diabetes,
dyslipidemia dan perbandingan dengan hasil variabel seperti catatan penggungaan tembakau
tanpa asap untuk mengendalikan efek dari pengubah melalui penerapan Chi Square, mengambil
nilai p ≤0.05 secara signifikan.

Hasil:
Jumlah dari 135 pasien ditampilkan pada ER dengan tanda-tanda dan gejala-gejala dari stroke
iskemik yang dimasukkan kedalam penelitian ini. Ada 62.2 % pria dan ada 37.78% wanita
dengan Hipertensi ada (81.5%,) diabetes Mellitus ada (75.6%) dan Dislipidemia ada (63%) telah
diobservasi sebagai faktor yang biasanya berkaitan dengan stroke. Kebiasaan merokok telah
diobervasi sekitar 17.04% didalam (23/135) kasus. Rata-rata durasi merokok dari para pasien
adalah 10.22±2.43 tahun dan jumlah rokok yang dihisap rata-rata 5 batang perhari (IQR=2). Dari
penelitian ini, frekuensi dari tembakau tanpa asap yang bisa dikunyah dalam bentuk gutka,
mainpuri, dan pan di kehidupan sehari-hari pada pasien stroke iskemik di temukan sebesar
28.15% (38/135) kakus. Jangka waktu rata-rata para pengguna tembakau kunyah adalah
7.55±2.79 tahun. Angka dari penggunaan tembakau kunyah tinggi pada kasus pria jika
dibandingkan dengan kasus wanita (35.7% vs. 15.7%).

Diskusi:
Di Pakistan dan bagian benua Asia Selatan, produk kunyah yang terkenal yaitu Paan, Chaalia,
Gutka, Niswar, dan Tumbaku. Komposisi dari produk ini bervariasi dari satu dengan yang
lainnya tetapi bahan utamanya tetap Sirih, Pinang, dan Tembakau. Paan mengandung pinang,
daun sirih dan kalsium hidroksida tetapi tembakau dan biasanya ditambahkan beberapa bumbu
lainnya. Secara industrililasi, mereka menyiapkan campuran dari pinang, jeruk nipis, katekin yg
mengandung zat, wangi cendana dengan tembakau (gutka) atau tanpa tembakau (chaalia)
diperkenalkan dalam beberapa dekade terakhir, yang telah memberi kontribusi pada
pertumbuhan dan penggunaan produk-produk ini. Di Pakistan, sebuah penelitian baru-baru ini
diantara remaja dan orang dewasa dari pemukiman liar di Karachi melaporkan sekitar 40% dari
populasi setidaknya sedang menggunakan produk sirih, pinang dan tembakau pada hari-hari
biasa. Diantara faktor risiko vaskular yang dipancing untuk stroke, hipertensi adalah faktor risiko
modifikasi tunggal yang paling penting bagi stroke iskemik dan stroke hemoragik. Kamal et al.
mencatat bahwa hipertensi ada sekitar 64% didalam pasien stroke dalam multi etnis mereka
sesuai dengan survey komunitas. Didalam penelitian kami menemukan hipertensi didalam pasien
stroke sekitar 81.5%. pada penelitian ini, frekuensi dari tembakau kunyah tanpa asap dalam
bentuk gutka, mainpuri dan pan dalam kehidupan sehari-hari pada pasien muda stroke iskemik
ditemukan sebesar 28.15% (38/135). Rata-rata durasi waktu pengguna tembakau kunyah tanpa
asap adalah 7.55±2.79 tahun. Pada satu penelitian di Pakista, frekuensi dari tembakau kunyah
dalam bentuk pan, gutka atau supari (tersedia dalam bentuk lokal dengan pinang dan sirih)
ditemukan didalam pasien stroke iskemik menjadi 22.15%.
Kesimpulan:
Frekuensi dari penggunaan produk tembakau kunyah tinggi pada pasien stroke iskemik. Secara
industrialisasi, mereka menyiapkan produk Chaalia dan Gutka, untuk menaikkan popularitas
diantara pemuda dan itu dapat menyebabkan masalah kesehetan besar didalam komunitas.
Strategi ini dapat dibuat menjadi penelitian lebih lanjut pada kesempatan lain dan dapat
meningkatkan kualitas dari rasa kepedulian kita dalam menyediakan informasi kepada pasien-
pasien ini.

Anda mungkin juga menyukai