Anda di halaman 1dari 1

Nama : Asyifa Meidiana Utami

NIM : 2042500351
Kelompok : FC
Jurusan : Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Matakuliah : Agama Islam

Perhatian umat manusia di seluruh dunia tertuju pada virus Korona yang mewabah di banyak
negara sejak ditemukannya kasus wabah Korona di Tiongkok pada sekitar bulan Nopember -
Desember 2019. Lembaga WHO, sebagai Badan Kesehatan Dunia, menyatakan bahwa virus
Korona atau Covid-19 merupakan pandemi yang telah merenggut nyawa ribuan orang.
Berbagai otoritas kesehatan di seluruh dunia, mulai dari Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Wabah Amerika Serikat hingga Badan Kesehatan Dunia mengingatkan soal
pentingnya tinggal di rumah selama penyebaran virus Korona masih terjadi. Sejumlah
kalangan juga memberikan respons terhadap fenomena munculnya virus Korona ini, mulai
dari kalangan pemerintah, ilmuwan dan agamawan.
Bagaimana cara kita menyeimbangkan iman, imun atau rasio?
Untuk iman, kita bisa melaksanakan sholat. Karena gerakan-gerakan sholat dapat membantu
kita untuk menjaga keseimbangan energi tubuh, melemaskan otot-otot sendi, memperlancar
peredaran darah, dan kalori dalam tubuh akan terbakar dengan teratur. Dan untuk Imun, kita
bisa puasa, karena puasa sendiri mampu meningkatkan kadar IgA dan IgG, yaitu antibodi
terbanyak dalam tubuh untuk membunuh kuman maupun virus yang ada di tubuh kita.
Karena makanan yang bergizi membantu kita untuk menjaga dan meningkatkan sistem imun
yang sudah ada ditubuh kita. Menjaga imun juga bisa dengan cara minum vitamin C, vitamin
A, vitamin D, vitamin E, dll.
Dalam kajiannya, Ustadz Rosihan mengajak umat muslim untuk selalu sabar menghadapi
pandemi Covid-19, karena hal ini merupakan salah satu ujian yang diberikan Allah SWT
untuk membuktikan kebenaran iman umatnya. Pertama, bahwa pandemi ini merupakan cara
Allah untuk menguji seberapa besar tingkat keimanan manusia dalam menghadapi setiap
ujian yang diberikan. Kedua yaitu semakin menguatkan rasa keimanannya kepada Allah
SWT. Sedangkan hikmah ketiganya yaitu, manusia dalam hal ini dapat lebih mengenal
perkembangan ilmu teknologi, ilmu kesehatan, ilmu kedokteran, serta mengumpulkan sendi-
sendi kehidupan dalam berumah tangga ataupun keluarga “Saatnya kembali memperbaiki
kehidupan dalam berkeluarga, barangkali selama ini hal tersebut kurang diperhatikan,”
ujarnya. Sebab sikap tersebut menyebabkan mereka mengabaikan aturan kesehatan
sehingga berpotensi tertular dan menularkannya kepada orang lain. Egoisme keagamaan tak
lain dan tak bukan dipicu oleh sebuah anggapan yang kemudian pada masa tertentu telah
mengental menjadi sebuah doktrin, dan kemudian memadat menjadi sebuah fanatisme yang
terwujud dalam sebuah egoisme yang berbaju agama. Karena itu, kasus virus Korona ini
seharusnya menjadi pelajaran untuk tidak dengan gampang menghakimi orang lain, apalagi
dengan menggunakan ayat atau hadis yang ketika disampaikan oleh ulama yang dianggap
kompeten dalam bidang agama kepada orang awam sebagai sebuah kebenaran yang tak
terbantahkan.
Rasulullah SAW mengajarkan apabila terdengar kabar valid mengenai adanya wabah
penyakit yang sedang berjangkit di suatu negeri, maka kita dilarang memasuki negeri
itu.Dengan demikian, wabah penyakit itu tidak semakin tersebar luas dan penyebarannya
dapat dibatasi.Agama sifatnya transendental sedangkan ilmu pengetahuan bersifat empiris
rasional yang dapat diuji kebenarannya. ebuah teori masih dianggap benar jika belum ada
teori baru yang membuktikan teori lama itu salah. Oleh sebab itu, dalam menghadapi Covid-
19 umat Islam tidak hanya mengandalkan ritual saja apalagi terobsesi dengannya . Umat
Islam harus bermula dari ritual lalu mempraktikkannya dengan cara-cara baik sesuai dengan
anjuran ahlinya.

Anda mungkin juga menyukai