Anda di halaman 1dari 4

V.

DATA DAN ANALISA DATA

1. Efek tyndall
Menghamburkan cahaya
Koloid
Ya Tidak 
FeCl3 0,25% 

FeCl3 0,5% 

Gelatin 5% 

Gelatin 10% 

 NaLS 0,5% 

 NaLS 1% 

Aquadest 

2. Viskositas koloid
Kolid Waktu alir
FeCl3 0,25% 10,44 detik 
FeCl3 0,5% 10,40 detik 
Gelatin 5% 12,23 detik 
Gelatin 10% 19,95 detik 
 NaLS 0,5% 10,51 detik 
 NaLS 1% 10,40 detik 

3. Pengaruh elektrolit terhadap koloid


Koloid Volume NaCl Keterangan
FeCl3 0,25% 7,0 ml Terjadi endapan
Gelatin 5% 36,1 ml Tidak terjadi endapan
 NaLS 0,5% - Tidak terjadi endapan
FeCl3+gelatin 9,5 ml Terjadi endapan
4. Pengaruh alcohol terhadap koloid
Koloid Volume alkohol Keterangan
Gelatin 5% 8,7 ml Terjadi endapan
Gelatin 10% 11,3 ml Terjadi endapan

5. Reversibilitas kolid
Koloid Keterangan
FeCl3 0,25% Irreversible
Gelatin 5% Reversible
 NaLS 0,5% Reversible

VI. PEMBAHASAN

Tujuan praktikum ini adalah mengetahui sifat-sifat koloid. Koloid adalah suatu
 bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar).
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan
tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti
adalah sistem koloid. Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah -olah stabil,
tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Aplikasi system koloid dalam bidang farmasi
adalah sediaan minyak ikan, pensilin untuk suntikan.

Adapun sifat-sifat kolid diantaranya yaitu efek tyndal, elektroforesis, koagulasi,


gerak brown, adsorbsi, dan dialisis. Dan koloid yang digunakan dalam praktikum ini adalah
gelatin 5% dan 10%, NaLS 1% dan 0,5%, FeCl3 0,5% dan 0,25%.

Praktikum diawali dengan cara disperse yaitu pembuatan partikel koloid dari
 partikel kasar menjadi partikel koloid. Pembuatan gelatin 5% dan 10% dilakukan dengan
melarutkan gelatin pada air panas sampai semua larut. Karena jika dilarutkan dalam
aquadest dingin, gelatin akan susah untuk larut. Gelatin termasuk koloid gel yaitu koloid
yang setengah kaku (antara padat dan cair) dimana fase terdispersinya adalah zat cair 
(aquadest) dan medium pendispersinya adalah zat padat (gelatin). Larutan FeCl3 0,25% dan
0,5% dibuat dengan cara kondensasi yaitu partikel larutan sejati (molekul atau ion)
 bergabung menjadi partikel koloid. Lebih tepatnya, dibuat dengan cara hidrolisis. Dibuat
dengan cara melarutkan sejumlah FeCl3 dalam air mendidih. Penggunaan air mendidih
dalam pembuatan FeCl3 ini dimaksudkan untuk menghidrolisis FeCl3. Berikut reaksi
hidrolisisnya:

FeCl3 + 3H2O (panas)  Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl

Fe(OH)3 yang terbentuk merupakan koloid sol yaitu jenis koloid dengan fase terdispersinya
 berupa zat padat dan medium pendispersinya zat cair. Koloid Fe(OH)3 ini berwarna
+
kecoklatan. Fe(OH)3 mampu mengadsorpsi ion-ion H , sehingga Sol Fe (OH)3 bermuatan
 positif.
Pada praktikum ini dilakukan percobaan efek tyndall, pengaruh elektrolit terhadap
koloid, pengaruh alcohol terhadap koloid, dan reversibilitas koloid.

Percobaan yang pertama adalah efek tyndall. Efek tyndall merupakan salah satu
sifat dari koloid. Percobaan ini dilakukan dengan menyorotkan seberkas sinar pada koloid
dan mengamati apakah sinar yang diberikan mampu dihamburkan oleh koloid tersebut atau
tidak. Koloid yang diuji adalah gelatin, FeCl3, NaLS. Diperoleh hasil yaitu ketiga koloid
tersebut mampu menghamburkan cahaya. Hal ini ditandai dengan larutan dalam beaker glass
menjadi berwarna merah (sesuai sinar yang diberikan) dan sinar pada larutan menjadi lebih
 banyak. Penghamburan cahaya terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-
 partikel yang relatif besar (diameter partikel 1nm - 10nm) untuk dapat menghamburkan sinar 
tersebut. Untuk pembandingnya, juga dilakukan uji efek tyndall pada aquadest. Didapatkan
hasil yaitu aquadest tidak dapat menghamburkan cahaya. Hal ini dikarenakan aquadest
merupakan larutan sejati dimana pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil
(diameter partikel <1 nm) sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit
diamati. Terjadinya efek tyndal ini dapat diilustrasikan dengan gambar sebagai berikut:
VII. KESIMPULAN

1. FeCl3, gelatin, dan NaLS termasuk koloid karena partikel kolodnya dapat
menghamburkan cahaya, sedangkan aquadest tidak dapat.
2. Semakin kecil konsentrasi kolid, maka semakin kecil kekentalan dari koloid tersebut
sehingga waktu yang diperlukan bagi koloid tersebut untuk mengalir semakin cepat.
3. FeCl3 kurang stabil daripada gelatin dan NaLS, sehingga FeCl3 lebih mudah
terkoagulasi
4. Gelatin dan NaLS setelah dikeringkan dan ditambah air, partikel koloidnya dapat
terdispersi kembali. Sedangkan FeCl3 tidak dapat terdispersi kembali
5. Alcohol mempengaruhi kestabilan koloid (gelatin), gelatin dengan konsentrasi kecil
(5%) membutuhkan alcohol lebih sedikit daripada gelatin dengan konsentrasi tinggi
(10%).

Anda mungkin juga menyukai