Oleh:
NIM: 18112185
Dosen Pembimbing
Aida Minropa, SKM,M.Kes
2020
Fitri Amalia (18112185)
Laporan Pendahuluan
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Rheumatoid Arthritis adalah penyakit kronis (jangka panjang) yang menyebabkan
nyeri, kekakuan gerak dan fungsi sendi terbatas dan bengkak. Rheumatoid arthritis
dapat mempengaruhi banyak sendi, sendi-sendi kecil di tangan dan kaki cenderung
yang paling sering terlibat. Peradangan rheumatoid arthritis kadang-kadang bisa
mempengaruhi organ lain seperti mata dan paru-paru. Pada rheumatoid arthritis
kekakuan yang paling buruk sering terjadi pada pagi hari. Kekakuan ini dapat
berlangsung satu sampai dua jam (atau bahkan sepanjang hari). Kekakuan pada pagi
hari dalam waktu lama tersebut merupakan petunjuk bahwa seseorang mungkin
mengidap rheumatoid arthritis karena beberapa penyakit rematik lainnya berperilaku
seperti ini. Misalnya osteoarthritis paling sering tidak menyebabkan kekakuan pagi
yang berkepanjangan (Ruderman et al.,2012)
2. Etiologi
Etiologi Rheumatoid arthritis belum diketahui dengan pasti. Namun kejadiannya
dikorelasikan dengan interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan lingkungan
(Surjana,2009).
1) Genetik, berupa hubungan dengan gen HLA-DRB1 dan faktor ini memiliki angka
kepekaan dan ekspresi penyakit sebesar 60% (Suarjana, 2009).
2) Hormon Sex, perubahan profil hormon berupa stimulasi dari Placental
Corticotraonin Releasing Hormone yang mensekresi Dehidropiandrosteron
(DHEA), yang merupakan substrat penting dalam sintesis estrogen plasenta. Dan
stimulasi esterogen dan progesteron pada respon imun humoral (TH2) dan
menghambat respon imun selular (TH1). Pada RA respon TH1 lebih dominan
sehingga estrogen dan progesteron mempunyai efek yang berlawanan terhadap
perkembangan penyakit ini (Suarjana, 2009).
3) Faktor Infeksi, beberapa agen infeksi diduga bisa menginfeksi sel induk semang
(host) dan merubah reaktivitas atau respon sel T sehingga muncul timbulnya
penyakit RA (Suarjana, 2009).
1
Fitri Amalia (18112185)
4) Heat Shock Protein (HSP), merupakan protein yang diproduksi sebagai respon
terhadap stres. Protein ini mengandung untaian (sequence) asam amino homolog.
Diduga terjadi fenomena kemiripan molekul dimana antibodi dan sel T mengenali
epitop HSP pada agen infeksi dan sel Host. Sehingga bisa menyebabkan
terjadinya reaksi silang Limfosit dengan sel Host sehingga mencetuskan reaksi
imunologis (Suarjana, 2009).
5) Faktor Lingkungan, salah satu contohnya adalah merokok (Longo, 2012).
2
Fitri Amalia (18112185)
(c) Diartrosis adalah sendi yang dapat bergerak bebas, disebut jugasendi
sinovial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairansinovial, suatu
kapsul sendi (artikular) yang menyambung keduatulang, dan ujung tulang
pada sendi sinovial dilapisi kartilagoartikular.
3
Fitri Amalia (18112185)
4. Patofisiologi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi synovial seperti edema,kongesti
vascular, eksudat fibrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan,synovial
menjadi menebal, terutama pada sendi articular kartilago dari sendi. Pada persendian
ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus
masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang
menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang
4
Fitri Amalia (18112185)
menyebabkan tendon dan ligament jadi lemah dan bias menimbulkan subluksasi atau
dislokais dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bias menyebabkan
osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rheumatoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa
adanya serangan dan tidak ada serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang mempunyai faktor
rheumatoid (seropositive gangguan rheumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang
progresif.
5
Fitri Amalia (18112185)
Gejala Extraartikular :
1) Pada jantung : Reumatoid heard diseasure, Valvula lesion (gangguan
katub), Pericarditis, Myocarditis
2) Pada mata : Keratokonjungtivitis, Scleritis
3) Pada lympa : Lhymphadenopathy
4) Pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis
5) Pada otot : Mycsitis
6. Klasifikasi
Buffer (2010) mengklasifikasikan reumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
1. Reumatoid arthritis klasik; pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
2. Reumatoid arthritis deficit; pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
3. Probable Reumatoid arthritis; pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
4. Possible Reumatoid arthritis; pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 3 bulan.
Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu (Nasution, 2011):
1. Stadium sinovitis; Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan
sinovial yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat
bergerak maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.
2. Stadium destruksi; Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan
sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi
tendon.
3. Stadium deformitas; Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan
berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.
6
Fitri Amalia (18112185)
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan
leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan
subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
3. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
4. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-
produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas
dan komplemen ( C3 dan C4 ).
6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
panas.
7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris
yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-
kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-
artikuler pada foto rontgen
8. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi adalah:
1. Meringankan rasa nyeri dan peradangan
2. Mempertahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.
3. Mencegah atau memperbaiki deformitas
7
Fitri Amalia (18112185)
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan
sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1. Istirahat
2. Latihan fisik
3. Panas
4. Pengobatan
a) Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat
serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
b) Natrium kolin dan asetamenofen meningkatkan toleransi saluran cerna
terhadap terapi obat
c) Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari.
mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga
menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.
d) Garam emas
e) Kortikosteroid
f) Nutrisi. diet untuk penurunan berat badan yang berlebih
Bila Reumatoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan
indikasinya sebagai berikut:
1. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk
mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali
inflamasi.
2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
3. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.
4. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada
persendian.
8
Fitri Amalia (18112185)
Synovial Menebal
< Informasi tentang proses penyakit
Kurang Pengetahuan
B. Askep Teoritis
1. Pengkajian
a. Biodata
Nama klien, umur,,jenis kelamin , pendidikan pekerjaan, suku bangsa, agama,
status perkawinan, alamat, No MR, ruang rawat, tanggal masuk, diagnosa
medis
b. Riwayat kesehatan
1) Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
2) Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode / waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati
warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
2) Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi synovial
(a) Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
(b) Catat bila ada krepitasi
(c) Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
3) Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
(a) Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
(b) Ukur kekuatan otot
4) Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
5) Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
d. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang,
pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
e. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
10
Fitri Amalia (18112185)
f. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor- faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan
(situasi ketidakmampuan). Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas
pribadi (misalnya ketergantungan pada orang lain).
g. Makanan/ cairan
Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/
cairan adekuat: mual, anoreksia Kesulitan untuk mengunyah
Tanda : Penurunan berat badan\ Kekeringan pada membran mukosa.
h. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
i. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan., Pembengkakan sendi simetris
j. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi).
k. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah
tangga.Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.
l. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi
apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia
merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan
kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian
terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh rheumatoid arthritis
b. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatann otot, rasa nyeri.
c. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh,
sendi, bengkok, deformitas.
d. Gangguan aktifitas sehari-hari berhubungan dengan terbatasnya gerakan
e. Gangguan mobilitas berhubungan dengan kelemahan sendi.
11
Fitri Amalia (18112185)
Laporan Kasus
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Tanggal Pengkajian : 22 Juni 2020
b. Nama : Ny. M
c. Umur : 74 tahun
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. Pendidikan Terakhir : SMP
g. Pekerjaan : Tidak Ada
h. Status Perkawinan : Janda
i. Alamat : Jl. Apel
Penanggung Jawab:
a. Nama : Ny. A
b. Hubungan dengan Klien : Anak Klien
c. Pekerjaan : Swasta
d. Alamat : Jl. Apel
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan sudah 2 hari ini mengalami nyeri pada sendi-sendinya terutama
sendi pada kaki dengan skala 5. Nyeri sering muncul ketika hari dingin dan pada
pagi hari, sehingga klien sulit berjalan dan sering duduk saja di depan tempat
tidurnya.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Penilaian nyeri Berdasarkan PQRST
a. Provocative/Palliative
- Apa Penyebabnya; Klien mengatakan nyeri akan muncul bila hari dingin
dan pada pagi hari
- Hal-hal yang memperbaiki Keadaan; dengan memakai selimut yang tebal
dan juga kaos kaki, dan juga meminum air jahe. Tetapi nyeri masih selalu
kambuh.
b. Quantity/Quality
- Bagaimana dirasakan; Klien mengatakan bahwa kakinya akan terasa sakit
bila dibawa berjalan.
- Bagaimana dilihat; Klien memijat kaki dan wajahnya tampak meringis
12
Fitri Amalia (18112185)
c. Region
- Dimana reaksinya; pada kedua kakinya.
- Apakah menyebar; Klien mengatakan sakitnya menyebar hingga lutut.
d. Severity (menganggu aktivitas)
Klien mengatakan sakitnya sangat menganggu aktivitasnya sehari-hari karena
sendi lututnya memerah dan membengkak. Bila sakit ini klien hanya bisa
duduk saja di tempat tidurnya.
e. Time
Klien mengatakan sakitnya dimulai sejak 2 tahun yang lalu
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan tidak mengingat penyakit apa yang diderita pada masa
anak-anak, klien tidak pernah dirawat dirumah sakit dan tidak pernah melakukan
operasi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Orang tua:
- Klien mengatakan orang tuanya tidak mempunyai penyakit reumatik
- Klien mengatakana bahwa kakaknya memiliki penyakit yang sama
seperti klien dan kini meninggal dunia.
Anggota Keluarga yang meninggal:
- Klien mengatakan suami, 2 orang tua dan satu saudaranya sudah
meninggal dunia
Genogram:
: Perempuan : Meninggal
13
Fitri Amalia (18112185)
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum; kondisi kaki klien lemah, klien dapat menilai dirinya ketika
mengalami kesakitan atau tidak, klien tidak mampu melakukan kegiatan sehari
hari
b. Tanda-tanda vital
TD= 110/80 mmHg
HR= 74 kali/menit
R= 20 kali/menit
9) Pemeriksaan Muskuloskeletal
Klien mengalami kekakuan pada kakinya, lutut klien terdapat
pembengkakan dan memerah, skala nyeri yang dirasakan 5 dengan nyeri
yang hialng timbul. Klien mengalami kelemahan otot dan mengalami
masalah berjalan, gerakan klien terbatas pada saat kakinya sakit,
10) Pemeriksaan integumen
Kulit klien tampak bersih, turgor kulit baik.
7. Pola kebiasaan Sehari-hari
Pola Sehat Sakit
Eliminasi
-BAK -Warna kekuningan -Warna kekuningan frekuensi ±6-7
frekuensi ±6-7 kali x/hari dan tidak ada rasa nyeri atau
sehari kesulitan saat BAK
Aktivitas dan latihan -klien dapat beraktivitas -klien dibantu oleh anaknya
tanpa bantuan orang lain
15
Fitri Amalia (18112185)
Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Data Subjektif: Kondisi Muskuloskeletal Kronis (D.0078) Nyeri Kronis
- Klien mengatakan
P=sakit di kaki
Q=seperti ditusuk-tusuk
S=Skala 5
T=hilang timbul
- Klien mengatakan sakit terasa pada pagi hari dan ketika cuaca
dingin
Data Objektif:
- Klien terlihat meringis
- Lutut klien terlihat bengkak
- Klien bersikap protektif
Data Subjektif: Nyeri (D.0054) Gangguan Mobilitas Fisik
- Klien mengatakan tidak sanggup melakukan pergerakan
karena dapat membuat kakinya sakit
Data Objektif:
- Gerakan Klien terbatas
- Klien terlihat selalu meluruskan kakinya
- Klien terlihat hanya berbaring saja ditempat tidur
Diagnosa Keperawatan
16
Fitri Amalia (18112185)
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal kronis dibuktikan dengan klien mengatakan sakit terasa pada pagi hari dan
cuaca dingin, skala nyeri 5, lutut klien terlihat bengkak.
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri dibuktikan dengan Gerakan yang terbatas, klien hanya berbaring saja ditempat
tidur.
17
Fitri Amalia (18112185)
Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
18
Fitri Amalia (18112185)
19
Fitri Amalia (18112185)
20