Anda di halaman 1dari 21

Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus

Asuhan Keperawatan Pada Lansia dengan Reumatik

Oleh:

Nama: Fitri Amalia

NIM: 18112185

Dosen Pembimbing
Aida Minropa, SKM,M.Kes

Prodi D III Keperawatan

STIKes Mercubaktijaya Padang

2020
Fitri Amalia (18112185)

Laporan Pendahuluan

A. Konsep Dasar
1. Definisi
Rheumatoid Arthritis adalah penyakit kronis (jangka panjang) yang menyebabkan
nyeri, kekakuan gerak dan fungsi sendi terbatas dan bengkak. Rheumatoid arthritis
dapat mempengaruhi banyak sendi, sendi-sendi kecil di tangan dan kaki cenderung
yang paling sering terlibat. Peradangan rheumatoid arthritis kadang-kadang bisa
mempengaruhi organ lain seperti mata dan paru-paru. Pada rheumatoid arthritis
kekakuan yang paling buruk sering terjadi pada pagi hari. Kekakuan ini dapat
berlangsung satu sampai dua jam (atau bahkan sepanjang hari). Kekakuan pada pagi
hari dalam waktu lama tersebut merupakan petunjuk bahwa seseorang mungkin
mengidap rheumatoid arthritis karena beberapa penyakit rematik lainnya berperilaku
seperti ini. Misalnya osteoarthritis paling sering tidak menyebabkan kekakuan pagi
yang berkepanjangan (Ruderman et al.,2012)

2. Etiologi
Etiologi Rheumatoid arthritis belum diketahui dengan pasti. Namun kejadiannya
dikorelasikan dengan interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan lingkungan
(Surjana,2009).
1) Genetik, berupa hubungan dengan gen HLA-DRB1 dan faktor ini memiliki angka
kepekaan dan ekspresi penyakit sebesar 60% (Suarjana, 2009).
2) Hormon Sex, perubahan profil hormon berupa stimulasi dari Placental
Corticotraonin Releasing Hormone yang mensekresi Dehidropiandrosteron
(DHEA), yang merupakan substrat penting dalam sintesis estrogen plasenta. Dan
stimulasi esterogen dan progesteron pada respon imun humoral (TH2) dan
menghambat respon imun selular (TH1). Pada RA respon TH1 lebih dominan
sehingga estrogen dan progesteron mempunyai efek yang berlawanan terhadap
perkembangan penyakit ini (Suarjana, 2009).
3) Faktor Infeksi, beberapa agen infeksi diduga bisa menginfeksi sel induk semang
(host) dan merubah reaktivitas atau respon sel T sehingga muncul timbulnya
penyakit RA (Suarjana, 2009).

1
Fitri Amalia (18112185)

4) Heat Shock Protein (HSP), merupakan protein yang diproduksi sebagai respon
terhadap stres. Protein ini mengandung untaian (sequence) asam amino homolog.
Diduga terjadi fenomena kemiripan molekul dimana antibodi dan sel T mengenali
epitop HSP pada agen infeksi dan sel Host. Sehingga bisa menyebabkan
terjadinya reaksi silang Limfosit dengan sel Host sehingga mencetuskan reaksi
imunologis (Suarjana, 2009).
5) Faktor Lingkungan, salah satu contohnya adalah merokok (Longo, 2012).

3. Anatomi dan Fisiologi


Suatu artikulasi, atau persendian, terjadi saat permukaan dari dua tulang bertemu,
adanya pergerakan atau tidak bergantung pada sambungannya. Persendian dapat
diklasifikasi menurut struktur dan menurut fungsi persendian.
1) Klasifikasi Struktural Persendian.
a. Persendian fibros;  tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan
jaringan ikat fibrosa.
b. Persendian kartilago; tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan
jaringan kartilago.
c. Persendian synovial;  memiliki rongga sendi dann diperkokoh dengan kapsul
dan ligamen artikular yang membungkusnnya.
2) Klasifikasi Fungsional Persendian
a. Sendi sinartrosis atau sendi mati
(a) Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikatfibrosa rapat
dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak.Contoh sutura adalah sutura
sagital dan sutura parietal.
(b) Sinkondrosis adalah sendi yang tulang-tulangnyadihubungkan dengan
kartilago hialin. Salah satu contohnyaadalah lempeng epifisis sementara
antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang seorang anak. Saat
sinkondrosis sementara berosifikasi, maka bagian tersebut dinamakan
sinostosis. 
b. Amfiartrosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yangmemungkinkan
terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadaptorsi dan kompresi.

2
Fitri Amalia (18112185)

(a) Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkandengan diskus


kartilago, yang menjadi bantalan sendi danmemungkinkan terjadinya
sedikit gerakan. Contoh simfisis adalah simfisis pubis; antara tulang-
tulang pubis dan diskusintervertebralis antara badan vertebra yang
berdekatan
(b) Sindesmosis terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatandihubungkan
dengan serat-serat jaringan ikat kolagen. Contohsindesmosis dapat
ditemukan pada tulang yang terletak bersisian dan dihubungkan dengan
membran interoseus, seperti pada tulang radius dan ulna, serts tibia dan
fibula.

(c) Diartrosis adalah sendi yang dapat bergerak bebas, disebut jugasendi
sinovial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairansinovial, suatu
kapsul sendi (artikular) yang menyambung keduatulang, dan ujung tulang
pada sendi sinovial dilapisi kartilagoartikular.

3
Fitri Amalia (18112185)

3) Klasifikasi Persendian Sinovial


a. Sendi sferoidal; terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang
masuk dengan pas ke dalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain.
Memungkinkan rentang gerak yang lebih besar,menuju ke tiga arah. Contoh
sendi sferoidal adalah sendi panggul serta sendi bahu. 
b. Sendi engsel; Sendi ini memungkinkan gerakan kesatu arah sajadan dikenal
sebagai sendi uniaksial. Contohnya adalah persendian pada lutut dan siku.
c. Sendi kisar (pivot joint); Sendi ini merupakan sendi uniaksial yang
memungkinkan terjadinya rotasi disekitar aksial sentral, misalnya persendian
tempat tulang atlas berotasi di sekitar prosesus odontoidaksis.
d. Persendian kondiloid; Sendi ini merupakan sendi biaksial, yang
memungkinkan gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. Contohnya
adalah sendi antara tulang radius dan tulang karpal.
e. Sendi pelana; Persendian ini adalah sendi kondiloid yang termodifikasi
sehingga memungkinkan gerakan yang sama. Contohnya adalah persendian
antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari.
f. Sendi peluru; Sedikit gerakan ke segala arah mungkin terjadidalam batas
prosesus atau ligamen yang membungkus persendian. Persendian semacam ini
disebut sendi non aksial; misalnya persendian invertebrate dan persendian
antar tulang tulang karpal dan tulang-tulang tarsal.

4. Patofisiologi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi synovial seperti edema,kongesti
vascular, eksudat fibrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan,synovial
menjadi menebal, terutama pada sendi articular kartilago dari sendi. Pada persendian
ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus
masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang
menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang

4
Fitri Amalia (18112185)

menyebabkan tendon dan ligament jadi lemah dan bias menimbulkan subluksasi atau
dislokais dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bias menyebabkan
osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rheumatoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa
adanya serangan dan tidak ada serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang mempunyai faktor
rheumatoid (seropositive gangguan rheumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang
progresif.

5. Tanda dan Gejala


Pasien-pasien dengan Rheumatoid Arthritis akan menunjukan tanda dan gejala
seperti:
1) Nyeri persendian
2) Bengkak (Reumatoid nodule)
3) Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
4) Terbatasnya pergerakan
5) Sendi-sendi terasa panas
6) Demam (pireksia)
7) Anemia
8) Berat badan menurun
9) Kekuatan berkurang
10) Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
11) Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
12) Pasien tampak anemic
Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
1) Gerakan menjadi terbatas
2) Adanya nyeri tekan
3) Deformitas bertambah pembengkakan
4) Kelemahan
5) Depresi

5
Fitri Amalia (18112185)

Gejala Extraartikular :
1) Pada jantung : Reumatoid heard diseasure,  Valvula lesion (gangguan
katub), Pericarditis, Myocarditis
2) Pada mata : Keratokonjungtivitis, Scleritis
3) Pada lympa : Lhymphadenopathy
4) Pada thyroid : Lyphocytic thyroiditis
5) Pada otot : Mycsitis

6. Klasifikasi
Buffer (2010) mengklasifikasikan reumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
1. Reumatoid arthritis klasik; pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
2. Reumatoid arthritis deficit; pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
3. Probable Reumatoid arthritis; pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6 minggu.
4. Possible Reumatoid arthritis; pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan
gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 3 bulan.
Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu (Nasution, 2011):
1. Stadium sinovitis; Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan
sinovial yang ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat
bergerak maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.
2. Stadium destruksi; Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan
sinovial terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi
tendon.
3. Stadium deformitas; Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan
berulang kali, deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.

6
Fitri Amalia (18112185)

7. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan
leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak,
erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal )
berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan
subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
3. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
4. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/
degenerasi tulang pada sendi
5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari
normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-
produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas
dan komplemen ( C3 dan C4 ).
6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan
panas.
7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau
atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan
kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris
yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-
kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-
artikuler pada foto rontgen

8. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi adalah:
1. Meringankan rasa nyeri dan peradangan
2. Mempertahankan fungsi sendi dan kapasitas fungsional maksimal penderita.
3. Mencegah atau memperbaiki deformitas

7
Fitri Amalia (18112185)

Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan
sarana pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1. Istirahat
2. Latihan fisik
3. Panas
4. Pengobatan
a) Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat
serum yang diharapakan adalah 20-25 mg per 100 ml
b) Natrium kolin dan asetamenofen  meningkatkan toleransi saluran cerna
terhadap terapi obat
c) Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari.
mengatasi keluhan sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga
menurunkan kebutuhan steroid yang diperlukan.
d) Garam emas
e) Kortikosteroid
f) Nutrisi. diet untuk penurunan berat badan yang berlebih
Bila Reumatoid artritis progresif dan, menyebabkan kerusakan sendi, pembedahan
dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi. Pembedahan dan
indikasinya sebagai berikut:
1. Sinovektomi, untuk mencegah artritis pada sendi tertentu, untuk
mempertahankan fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali
inflamasi.
2. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian.
3. Arthrodesis, sering dilaksanakan pada lutut, tumit dan pergelangan tangan.
4. Arthroplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran pada
persendian.

8
Fitri Amalia (18112185)

9. WOC (Web of Caution)


Reaksi faktor R dg Antibodi, faktor metabolic, infeksi dg kecenderungan virus

Nyeri Reaksi Peradangan

Synovial Menebal
< Informasi tentang proses penyakit

Pannus Nodul Deformitas Sendi Gangguan Body Image

Kurang Pengetahuan

Infiltrasi Ke dlm os. Subcondria

Hambatan nutrisi pada kartilago artikularis

Kerusakan Kartilago & tulang


Kartilago nekrosis

Tendon & ligament Melemah Erosi kartilago

Adhesi pd permukaan sendi


Mudah Luksasi & Subluksasi

Ankilosis fibrosa Ankilosis tulang


Hilangnya Kekuatan Otot

Kekakuan sendi Terbatasnya gerakan sendi

Resiko Cedera Gangguan Mobilitas Fisik 9 Defisit Self care


Fitri Amalia (18112185)

B. Askep Teoritis
1. Pengkajian
a. Biodata
Nama klien, umur,,jenis kelamin , pendidikan pekerjaan, suku bangsa, agama,
status perkawinan, alamat, No MR, ruang rawat, tanggal masuk, diagnosa
medis
b. Riwayat kesehatan
1) Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
2) Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode / waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati
warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
2) Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi synovial
(a) Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
(b) Catat bila ada krepitasi
(c) Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
3) Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
(a) Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
(b) Ukur kekuatan otot
4) Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
5) Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
d. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.
Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang,
pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
e. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).

10
Fitri Amalia (18112185)

f. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor- faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan
(situasi ketidakmampuan). Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas
pribadi (misalnya ketergantungan pada orang lain).
g. Makanan/ cairan
Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/
cairan adekuat: mual, anoreksia Kesulitan untuk mengunyah
Tanda : Penurunan berat badan\ Kekeringan pada membran mukosa.
h. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
i. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan., Pembengkakan sendi simetris
j. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi).
k. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah
tangga.Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.
l. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi
apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia
merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan
kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian
terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan perubahan patologis oleh rheumatoid arthritis
b. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatann otot, rasa nyeri.
c. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh,
sendi, bengkok, deformitas.
d. Gangguan aktifitas sehari-hari berhubungan dengan terbatasnya gerakan
e. Gangguan mobilitas berhubungan dengan kelemahan sendi.
11
Fitri Amalia (18112185)

Laporan Kasus
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Tanggal Pengkajian : 22 Juni 2020
b. Nama : Ny. M
c. Umur : 74 tahun
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. Pendidikan Terakhir : SMP
g. Pekerjaan : Tidak Ada
h. Status Perkawinan : Janda
i. Alamat : Jl. Apel
Penanggung Jawab:
a. Nama : Ny. A
b. Hubungan dengan Klien : Anak Klien
c. Pekerjaan : Swasta
d. Alamat : Jl. Apel
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan sudah 2 hari ini mengalami nyeri pada sendi-sendinya terutama
sendi pada kaki dengan skala 5. Nyeri sering muncul ketika hari dingin dan pada
pagi hari, sehingga klien sulit berjalan dan sering duduk saja di depan tempat
tidurnya.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Penilaian nyeri Berdasarkan PQRST
a. Provocative/Palliative
- Apa Penyebabnya; Klien mengatakan nyeri akan muncul bila hari dingin
dan pada pagi hari
- Hal-hal yang memperbaiki Keadaan; dengan memakai selimut yang tebal
dan juga kaos kaki, dan juga meminum air jahe. Tetapi nyeri masih selalu
kambuh.
b. Quantity/Quality
- Bagaimana dirasakan; Klien mengatakan bahwa kakinya akan terasa sakit
bila dibawa berjalan.
- Bagaimana dilihat; Klien memijat kaki dan wajahnya tampak meringis
12
Fitri Amalia (18112185)

c. Region
- Dimana reaksinya; pada kedua kakinya.
- Apakah menyebar; Klien mengatakan sakitnya menyebar hingga lutut.
d. Severity (menganggu aktivitas)
Klien mengatakan sakitnya sangat menganggu aktivitasnya sehari-hari karena
sendi lututnya memerah dan membengkak. Bila sakit ini klien hanya bisa
duduk saja di tempat tidurnya.
e. Time
Klien mengatakan sakitnya dimulai sejak 2 tahun yang lalu
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan tidak mengingat penyakit apa yang diderita pada masa
anak-anak, klien tidak pernah dirawat dirumah sakit dan tidak pernah melakukan
operasi.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Orang tua:
- Klien mengatakan orang tuanya tidak mempunyai penyakit reumatik
- Klien mengatakana bahwa kakaknya memiliki penyakit yang sama
seperti klien dan kini meninggal dunia.
Anggota Keluarga yang meninggal:
- Klien mengatakan suami, 2 orang tua dan satu saudaranya sudah
meninggal dunia
Genogram:

Keterangan: : Laki laki : Klien

: Perempuan : Meninggal

13
Fitri Amalia (18112185)

6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum; kondisi kaki klien lemah, klien dapat menilai dirinya ketika
mengalami kesakitan atau tidak, klien tidak mampu melakukan kegiatan sehari
hari

b. Tanda-tanda vital
TD= 110/80 mmHg
HR= 74 kali/menit
R= 20 kali/menit

c. Pemeriksaan Head to Toe


1) Kepala dan rambut
Kepala klien simetris, kulit kepala klien bersih dan rambut klien juga
sudah banyak uban.
2) Mata
Penglihatan mata klien sudah berkurang dan membutuhkan alat bantu
yaitu kacamata baik itu ketika membaca maupun tidak, konjungtiva klien
tidak anemia.
3) Hidung
Indra penciuman klien masih baik, dapat membedakan bau.
4) Telinga
Telinga klien simetris antara kanan dan kiri, ketajaman pendengaran klien
berkurang karena faktor usia.
5) Mulut dan tenggorokan
Tidak ada masalah pada sistem mulut dan tenggorokan.
6) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, klien mengeluarkan suara
dengan kata kata yang jelas.
7) Pemeriksaan Thorax/dada
bentuk dada simetris kanan dan kiri, frekuensi nafas 20 kali/menit, irama
teratur dan tidak ada suara tambahan, tidak ada kesulitan dalam bernafas.
8) Pemeriksaan abdomen
Tidak ada benjolan pada abdomen, tidak ada nyeri tekan dan juga tidak
ada pembengkakan.
14
Fitri Amalia (18112185)

9) Pemeriksaan Muskuloskeletal
Klien mengalami kekakuan pada kakinya, lutut klien terdapat
pembengkakan dan memerah, skala nyeri yang dirasakan 5 dengan nyeri
yang hialng timbul. Klien mengalami kelemahan otot dan mengalami
masalah berjalan, gerakan klien terbatas pada saat kakinya sakit,
10) Pemeriksaan integumen
Kulit klien tampak bersih, turgor kulit baik.
7. Pola kebiasaan Sehari-hari
Pola Sehat Sakit
Eliminasi
-BAK -Warna kekuningan -Warna kekuningan frekuensi ±6-7
frekuensi ±6-7 kali x/hari dan tidak ada rasa nyeri atau
sehari kesulitan saat BAK

-BAB -Warna kekuningan bau - Warna kekuningan bau khas,


khas, konsistensi padat konsistensi padat lembek frekuensi
lembek frekuensi 1x 1x sehari dan tidak ada riwayat
sehari pendarahan

Nutrisi -Makan 1 porsi habis, - Makan 1 porsi habis, frekuensi


frekuensi 3x1/hari,minum ± 2 liter/hari tetapi
3x1/hari,minum ± 2 semenjak mengalami penyakit
liter/hari rematik klien mempunyai makanan
pantangan

Tidur/Istirahat -waktu tidur siang ± 2 -Tidur siang tidak teratur, tidur


jam/hari,tidur malam malam terganggu ±4-5 jam/hari
±7-8 jam/hari

Aktivitas dan latihan -klien dapat beraktivitas -klien dibantu oleh anaknya
tanpa bantuan orang lain

Personal Hygiene -klien dapat -klien dibantu oleh anaknya


melakukannya sendiri
tanpa bantuan dari orang
lain

15
Fitri Amalia (18112185)

Analisa Data
Data Etiologi Masalah Keperawatan
Data Subjektif: Kondisi Muskuloskeletal Kronis (D.0078) Nyeri Kronis
- Klien mengatakan
P=sakit di kaki
Q=seperti ditusuk-tusuk
S=Skala 5
T=hilang timbul
- Klien mengatakan sakit terasa pada pagi hari dan ketika cuaca
dingin
Data Objektif:
- Klien terlihat meringis
- Lutut klien terlihat bengkak
- Klien bersikap protektif
Data Subjektif: Nyeri (D.0054) Gangguan Mobilitas Fisik
- Klien mengatakan tidak sanggup melakukan pergerakan
karena dapat membuat kakinya sakit
Data Objektif:
- Gerakan Klien terbatas
- Klien terlihat selalu meluruskan kakinya
- Klien terlihat hanya berbaring saja ditempat tidur

Diagnosa Keperawatan
16
Fitri Amalia (18112185)

1. Nyeri Kronis berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal kronis dibuktikan dengan klien mengatakan sakit terasa pada pagi hari dan
cuaca dingin, skala nyeri 5, lutut klien terlihat bengkak.
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri dibuktikan dengan Gerakan yang terbatas, klien hanya berbaring saja ditempat
tidur.

Perencanaan Tindakan Keperawatan


Hari/
Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
Tanggal
22 Juni 2020 Nyeri Kronis berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nyeri (I.08238)
dengan kondisi selama 4x24 jam maka tingkat nyeri Tindakan:
muskuloskeletal kronis menurun dengan kriteria hasil: - Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi,
dibuktikan dengan klien - Keluhan nyeri menurun (skala 5) frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
mengatakan sakit terasa pada - Meringis menurun (skala 5) - Identifikasi skala nyeri
pagi hari dan cuaca dingin, - Sikap protetif menurun (skala 5) - Identifikasi respons nyeri non verbal
skala nyeri 5, lutut klien - Gelisah menurun (skala 5) - Identifikasi faktor yang memperberat dan
terlihat bengkak. - Perasaan takut cedera berulang memperingan nyeri
menurun (skala 5) - Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. Hypnosis,
akupresur, terapi pijat)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)

17
Fitri Amalia (18112185)

- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri


- Jelaskan strategi meredakan nyeri
22 Juni 2020 Gangguan Mobilitas Fisik Setelah dilakukan intervensi keperawatan Dukungan Mobilisasi (I.05173)
berhubungan dengan nyeri selama 3x24 jam maka mobilitas fisik Tindakan:
dibuktikan dengan Gerakan meningkat dengan kriteria hasil: - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
yang terbatas, klien hanya - Pergerakan ekstremitas meningkat lainnya
berbaring saja ditempat tidur. (skala 5) - Identifikasi toleransi fisik melakukan
- Kekuatan otot meningkat (skala 5) pergerakan
- Rentang gerak (ROM) meningkat - Monitor kondisi umum selama melakukan
(skala 5) mobilisasi
- Nyeri menurun (skala 5) - Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
- Kaku sendi menurun (skala 5) bantu
- Kelemahan fisik menurun (skala 5) - Fasilitasi melakukan pergerakan
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan

Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi

18
Fitri Amalia (18112185)

Senin/22 juni - Mengidentifikasi lokasi,karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, S:


2020 intensitas nyeri Klien menyatakanbahwa kakinya terasa nyeri
- Mengidentifikasi skala nyeri terutama pada pagi hari dan ketika hari dingin
- Mengidentifikasi respons nyeri non verbal O:
- Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan -Klien memijat mijat kakinya
nyeri -nyeri:5
- Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa A:
nyeri (mis. Hypnosis, akupresur, terapi pijat) Nyeri belum teratasi
- Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu P:
ruangan, pencahayaan, kebisingan) Intervensi dilanjutkan
- Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Menjelaskan strategi meredakan nyeri
- Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya S:
- Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan Klien menyatakan bahwa tidak sanggup untuk
- Memonitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi berjalan
- Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu O:
- Memfasilitasi melakukan pergerakan Klien lebih banyak duduk dan juga tidur
- Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam A:
meningkatkan pergerakan Gangguan mobilitas fisik belum teratasi
- Menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi P:
- Menganjurkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan Intervensi dilanjutkan

19
Fitri Amalia (18112185)

20

Anda mungkin juga menyukai