Anda di halaman 1dari 5

Geologi Struktur

Geologi struktur didefinisikan sebagai suatu studi yang membahas mengenai


bangun arsitektur dari kulit bumi dan gejala-gejala yang menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan pada kulit bumi. Inti daripada geologi struktur dengan
demikian adalah deformasi daripada bumi, apa yang menyebabkan, dan apa
akibatnya. Penafsiran tentang definisi daripada geologi struktur tersebut harus
dibedakan dengan tektonik, meskipun keduanya berurusan dengan rekonstruksi
gerak-gerak yang dinamis dari kulit bumi yang telah membentuk evolusi lapisan
luar bumi atau kerak bumi.

Geologi struktur merupakan studi mengenai unsur-unsur daripada struktur itu


sendiri yaitu studi tentang antiklin, rekahan, sesar, kelurusan dan sebagainya, yang
terdapat dalam satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik
dianggap sebagai suatu studi yang mencakup soal bangun, pola serta evolusi dari
suatu satuan tektonik dalam ukuran yang jauh lebih besar, seperti bangun
cekungan, rangkaian pegunungan, paparan, dan sebagainya. Kedua disiplin ini
saling tergantung satu dengan yang lain apalagi jika skalanya mencapai regional.

Pembentukan struktur kulit bumi dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur pada
saat pembentukannya dengan gaya distribusi yang menyebabkan bentuk akhir
(akan mempengaruhi hasilnya). Gaya adalah suatu aksi yang mempunyai
kecenderungan untuk menyebabkan terjadinya perubahan pada gerak atau bentuk
dari suatu bahan. Bilamana suatu benda mengalami gangguan yang disebabkan
oleh suatu sistem gaya yang bekerja terhadapnya, maka benda tersebut akan
mengalami gerak translasi atau transport relatif terhadap suatu sistem koordinat,
gerak rotasi, distorsi atau perubahan bentuk, dan dilatasi atau perubahan volume.

Suatu kenyataan bahwa tidak setiap gaya yang sifat dan besarnya sama akan
menghasilkan suatu bentuk deformasi yang sama, atau dengan perkataan lain akan
menghasilkan suatu gejala struktur geologi yang sama. Terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi pada pembentukan daripada struktur yang dihasilkan, antara
lain yang terpenting adalah sifat daripada bahan (batuan) yang mengalami
derormasi itu sendiri, umpamanya: elastisitas daripada batuan, keplastikan
(plasticitet), kerapuhan (brittloness), ketegaran (rigidity), viscocity, kekuatan dan
sebagainya. Sifat-sifat batuan tersebut ditentukan setelah diadakan percobaan-
percobaan yang dilakukan di laboratorium.

Gaya dapat dianggap sebagai suatu besaran vektor sehingga mempunyai besar dan
arah. Dengan analisa vektor kita dapat mencari resultan dari dua atau lebih gaya
yang bekerja pada satu titik. Arah daripada gaya yang bekerja pada atau dalam
kulit bumi dapat bersifat:
1. Gaya yang arahnya berlawanan tetapi bekerja dalam satu garis, dan gaya
demikian dapat bersifat:
o Tarikan (tension), yaitu gaya yang cenderung untuk menarik pada
suatu benda.
o Tekanan (compression), yaitu gaya yang sifatnya menekan pada
suatu benda.
2. Gaya yang arahnya berlawanan, sama dengan gaya di atas, tetapi bekerja
dalam satu bidang sehingga sering disebut sebagai kopel.
3. Gaya yang arahnya berlawanan tetapi bekerja pada kedua ujung daripada
bahan sehingga sering disebut torsion.
4. Gaya-gaya yang bekerja dari segala jurusan terhadap suatu benda
umumnya berlangsung di dalam kulit bumi dan sering disebut sebagai
tekanan litostatis (lithostatic pressure).

Struktur batuan yang bentuk dan kedudukannnya kita lihat sekarang ini
merupakan hasil daripada dua proses (berdasarkan terjadinya), yaitu:
1. Proses yang berhubungan dengan pembentukan daripada batuan tersebut,
dimana pada saat itu akan dibentuk struktur-struktur primer. Struktur
primer yang terbentuk pada batuan beku berupa struktur aliran (flow
structure) yang sering dijumpai pada lava atau bagian tepi dari batolith.
2. Proses-proses yang bekerja kemudian, yaitu yang berupa baik deformasi
mekanis akibat adanya gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi, yang
menimpa batuan, sehingga batuan menjadi retak-retak, terlipat, bergeser
dari kedudukan semula ataupun pengubahan kimiawi yang mempengaruhi
batuan tersebut, setelah mereka terbentuk. Struktur yang terbentuk pada
proses ini disebut struktur sekunder, dimana yang termasuk didalam
struktur sekunder adalah kekar, sesar, dan lipatan.

Lipatan (Fold)

Lipatan adalah bentuk ombak atau gelombang pada suatu lapisan kulit bumi, yang
ditunjukkan oleh perlapisan batuan sedimen, batuan vulkanik, maupun batuan
metamorf. Bentuk lengkung suatu benda yang pipih/lempeng, dapat disebabkan
oleh dua macam mekanisme, yaitu buckling dan bending (Sukendar Asikin,
1978). Pada gejala buckling atau melipat, gaya penyebab adalah gaya tekan yang
arahnya sejajar dengan permukaan lempeng, sedangkan bending atau
pelengkungan gaya utamanya mempunyai arah yang tegak lurus pada permukaan
lempeng.

Menurut kejadiannya lipatan sering diklasifikasikan sebagai hasil gejala tektonik


maupun non-tektonik. Sebagai hasil gejala tektonik, lipatan yang dihasilkan
karena ada gaya langsung pada kulit bumi seperti horizontal compression dan
tension. Sedangkan sebagai hasil gejala non-tektonik biasanya lipatan dihasilkan
karena gerakan akibat beda gravitasi.

Didalam mempelajari struktur lipatan kita harus mengenal unsur serta istilah
dalam lipatan, yaitu:

1. Antiklin, yaitu unsur struktur lipatan dengan bentuk cembung ke bawah.


2. Sinklin, yaitu unsur struktur lipatan dengan bentuk cembung ke atas.
3. Limb (sayap), yaitu bagian dari lipatan yang terletak downdip dimulai dari
lengkungan maksimum suatu antiklin atau updip bila dari lengkungan
maksimum sinklin. Ada dua jenis limb, sayap yang curam pada bentuk
lipatan yang tidak simetri (fore limb), dan sayap yang landai (back limb).
4. Axial line (garis poros), yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik
dari lengkungan maksimum pada setiap permukaan lapisan dari struktur
lipatan.
5. Axial surface; yaitu permukaan khayal dimana terdapat semua axial line
dari suatu lipatan. Pada beberapa lipatan permukaan ini dapat merupakan
suatu bidang planar, dan kemudian disebut sebagai axial plane.
6. Crestal line (garis puncak), yaitu garis khayal yang menghubungkan
puncak tertinggi pada setiap puncak lapisan antiklin.
7. Crestal surface, yaitu suatu permukaan khayal yang didalamnya terletak
semua garis puncak dari lipatan.
8. Trough surface, yaitu permukaan khayal yang didalamnya terletak semua
garis terendah dari sinklin.
9. Pith atau rake, yaitu sudut antara garis poros dan horizontal yang diukur
pada bidang poros (axial plane)
10. Plunge, yaitu sudut yang dibuat oleh poros dengan horizontal pada bidang
vertikal.
11. Amplitudo suatu struktur, yaitu jarak vertikal antar garis poros antiklin dan
garis poros dari sinklin pada bidang perlapisan yang bersamaan.
Secara morfologis yang didasarkan atas perubahan bentuk daripada lipatan pada
kedalaman dan susunan atau pola daripada struktur lipatan, maka jenis-jenis
lipatan adalah:

1. Concentric Fold (lipatan konsentris/lipatan paralel), adalah sebutan untuk


perlipatan dimana jarak-jarak (tebal) tiap lapisan yang terlipat tetap sama.
2. Similar Fold, adalah sebutan untuk perlipatan dimana lapisan-lapisan yang
terlipat/dilipat dengan bentuk-bentuk yang sama sampai kedalam. Antiklin
maupun sinklin ukurannya tidak banyak berubah ke dalam maupun ke
atas.

Pada setiap perlipatan, beban di atas lapisan sangat besar pengaruhnya terhadap
perlapisan itu sendiri, dan umumnya lapisan batuan akan lebih mudah
melengkung ke atas daripada ke bawah, sehingga gejala perlipatan juga
mengakibatkan pengangkatan. Menurut kejadiannya struktur lipatan terjadi akibat
adanya suatu gaya, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam kerak bumi.

Anda mungkin juga menyukai