Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas rahmat -Nya
kami selaku penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah Keperawatan dengan tema “Patens
Ductus Arteriosus (PDA)” sebagai tugas kelompok dalam semester ini. Makalah ini disusun dari
berbagai sumber reverensi yang relevan, baik buku-buku diklat kedokteran dan keperawatan, artikel-
artikel nasional dan internasional dari internet dan lain sebagainya.Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ririn W., S.Kep.,Ns,MSN yang telah memberikan
masukan serta bimbingan dalam proses pembuatan makalah ini.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi kelompok kami sendiri maupun bagi para pembaca pada umumnya.

Tentu saja sebagai manusia, penulis tidak dapat terlepas dari kesalahan dan penulis
menyadari makalah yang dibuat ini jauh dari sempurna.Karena itu penulis mengharapkan masukan
baik berupa saran maupun kritikan demi perbaikan yang selalu perlu untuk dilakukan agar kesalahan
- kesalahan dapat diperbaiki di masa yang akan datang.

Yogyakarta, 6 Oktober 2018

Penulis

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 1


Universitas Respati Yogyakarta
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB   I      PENDAHULUAN.........................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................4
BAB   II    LANDASAN TEORI.....................................................................................5
A. Definisi  PDA........................................................................................................5
B. Klasifikasi PDA.....................................................................................................5
C. Etiologi PDA.........................................................................................................6
D. Patofisiologi PDA..................................................................................................7
E. Pathway PDA........................................................................................................8
F. Manifestasi Klinis PDA.........................................................................................9
G. Pemeriksaan Diagnostik PDA...............................................................................9
H. Komplikasi PDA..................................................................................................10
I. Penatalaksanaan PDA..........................................................................................10
J. Konsep askep PDA..............................................................................................10
BAB   III   ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................14
A. Kasus...................................................................................................................26
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................34
BAB V PENUTUP.........................................................................................................35
A. Kesimpulan..........................................................................................................35
B. Saran....................................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................36

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 2


Universitas Respati Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah penyakit jantung bawaan yang disebabkan
karena kegagalan dari penutupan Ductus Arteriosus (DA) pada saat dan beberapa saat setelah
kelahiran. PDA ini terjadi pada kurang lebih 1 dari 2000 kelahiran hidup. Atau mencapai 5-
10% dari seluruh penyakit jantung bawaan. Bahkan jika diestimasikan, penderita PDA yang
tanpa komplikasi mencapai 1 dari 500 kelahiran hidup (Schneider & Moore 2006).
Komplikasi yang sering terjadi pada PDA adalah gagal jantung, disfungsi renal,
Necrotizing Enterocolitis, perdarahan intra ventrikular, gangguan nutrisi dan perkembangan,
dan juga merupakan faktor risiko berkembangnya penyakit paru kronis. Gejala dan tanda
yang timbul akibat komplikasi PDA tergantung dari besarnya (diameter) ukuran lubang dan
status kardiovaskular pada pasien. Pasien dengan PDA dapat ditemukan tanpa gejala (tidak
tampak secara klinis tetapi dapat terdiagnosis secara tidak sengaja dengan echocardiography
(ECHO) yang dilakukan saat pemeriksaan lain yang berukuran kecil, sedang atau besar.
(Dice & Bhatia 2007) Gangguan Nutrisi dan perkembangan pada pasien penyakit jantung
bawaan (PJB) merupakan masalah yang sering didapatkan. Pada beberapa penelitian
menyatakan malnutrisi pada pasien PJB adalah 27% (Varan et al. 1999) dan peneliti lain
menyatakan malnutrisi mencapai angka 18% pada PJB asianotik dan 8% pada PJB sianotik
(Nasiruzzaman et al. 2011).
Secara umum malnutrisi adalah suatu keadaan klinis yang dimana nutrisi yang
didapat pada suatu individu tidak mencukupi kebutuhan untuk pertumbuhan, perkembangan
dan aktivitas. Keadaan tersebut dapat disebabkan oleh karena kurangnya asupan makanan,
gangguan absorbs distribusi atau kebutuhan yang meningkat (UNICEF 2007). Kecukupan
nutrisi saat ini dapat di evaluasi menggunakan standar World Health Organization (WHO)
untuk pertumbuhan, yaitu suatu alat yang diperkenalkan WHO pada tahun 2009 untuk
pemantauan percepatan pertumbuhan sehingga diharapkan pemantauan pertumbuhan lebih
mendetil dan dapat dijadikan dasar untuk kewaspadaan sebelum terjadi malnutrisi (De Onis
2008; Das et al. 2010).
Operasi penutupan PDA diharapkan dapat mencegah atau mengurangi gejala yang
diakibatkan dari PDA.(Pass et al. 2004) Seperti yang telah diketahui, salah satu gejala dan
tanda yang sering didapatkan pada pasien dengan PDA adalah gangguan pertumbuhan,
sehingga standar WHO untuk pertumbuhan diharapkan dapat diterapkan untuk pemantauan
pasien PDA.

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 3


Universitas Respati Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk evaluasi perbedaan percepatan pertumbuhan pasien
PDA sebelum penutupan dan setelah penutupan menggunakan standar pertumbuhan WHO
yang baru

B.  Rumusan Masalah
1.  Apakah konsep dari asuhan keperawatan pada penderita Patens Ductus Arteriosus pada bayi?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu memahami konsep teori dan asuhan keperawatan pada pasien
dengan patent ductus arteriosus.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa memahami definisi patent ductus arteriosus.
b. Mahasiswa memahami klasifikasi patent ductus arteriosus.
c. Mahasiswa memahami etiologi patent ductus arteriosus.
d. Mahasiswa memahami patofisiologis patent ductus arteriosus.
e. Mahasiswa memahami phatway patent ductus arteriosus.
f. Mahasiswa memahami manifestasi klinis patent ductus arteriosus.
g. Mahasiswa memahami komplikasi patent ductus arteriosus.
h. Mahasiswa memahami pemeriksaan diagnostik patent ductus arteriosus.
i. Mahasiswa memahami penatalaksanaan patent ductus arteriosus.
j. Mahasiswa memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan patent ductus
arteriosus.

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 4


Universitas Respati Yogyakarta
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI PDA
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah suatu saluran yang berasal dari arcus aorta ke
IV pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis aorta desendens.pada bayi normal
ductus tersebut menutupi secara fungsional 10-15 jam setelah lahir dan secara anatomis
ligament arteriosis pada usia 2-3 minggu.bila tidak menutup ductus arteriousus persistens
(ductus arteriousus persistens:PDA)Buku Ajar Kardiologi FKUI 2001:227).
Patent Ductus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriousus (arteri
yang menghubungkan aorta dan pulmonal).pada minggu pertama kehidupan yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi kepada arteri pulmonal
yang bertekanan rendah (Suriadi Rita yuliani,2001: 235).
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya ductus arterious setelah
lahir,yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi)
kedalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah).Bets & Sowden,2002: 375).

B. KLASIFIKASI PDA
Klasifikasi PDA ditentukan berdasarkan perubahan anatomi jantung bagian kiri,
tahanan arteri pulmonal, saturasi oksigen, dan perbandingan perbandingan sirkulasi pulmonal
dan sistemik.

Perbandingan
Hipertrofi Tekanan Sirkulasi
Ventrikel dan Arteri Saturasi Pulmonal-
Tingkat Atrium Kiri Pulmonal Oksigen Sistemik

I Tidak ada Normal Normal <1,5

30-60
II Minimal mmHg Normal 1,5-2,5

>60 mmHg,
Signifikan + tetapi masih
hipertrofi ventrikel di bawah
kanan yang tahanan Kadang
III minimal sistemik sianosis >2,5

Lebih tinggi
Hipertrofi daripada
biventrikel + tahanan
IV atrium kiri sistemik Sianosis <1,5

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 5


Universitas Respati Yogyakarta
a. Tingkat I
Umumnya pasien PDA tingkat I tidak bergejala. Pertumbuhan dan perkembangan fisik
berlangsung dengan baik. Pada pemeriksaan EKG dan foto polos dada tidak ditemukan
pembesaran jantung.

b. Tingkat II
Pasien sering menderita infeksi saluran napas, tetapi pertumbuhan fisik masih sesuai
dengan umur. Peningkatan aliran darah ke sirkulasi pulmonal dapat terjadi sehingga timbul
hipertensi pulmonal ringan. Umumnya pada pasien yang tidak tertangani dengan baik pada
tingkat ini PDA akan berkembang menjadi tahap III atau IV.

c. Tingkat III

Infeksi saluran napas makin sering terjadi. Pertumbuhan anak biasanya terlambat; pada
pemeriksaan, anak tampak kecil tidak sesuai umur dengan gejala-gejala gagal jantung. Nadi
memiliki amplitudo yang lebar. Jika melakukan aktivitas, pasien akan mengalami sesak
napas yang disertai dengan sianosis ringan. Pada pasien dengan duktus berukuran besar,
gagal jantung dapat terjadi pada minggu pertama kehidupan. Pada foto polos dada dan EKG
ditemukan hipertrofi ventrikel kiri dan atrium kiri serta hipertrofi ventrikel kanan ringan.
Suara bising jantung dapat didengar di antara sela iga 3 dan 4.

d. Tingkat IV

Keluhan sesak napas dan sianosis semakin nyata. Tahanan sirkulasi paru lebih tinggi
daripada tahanan sistemik sehingga aliran darah di duktus berbalik dari kanan ke kiri. Foto
polos dada dan EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri, atrium kiri, dan ventrikel kanan.
Kondisi pasin ini disebut sindrom Eisenmenger.

C. ETOLOGI PDA
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara
pasti,tetapi ada beberapa factor yang diduga mempunyai pengaruh ada peningkatan kejadian
penyakit jantung bawaan:

1.Faktor Pre-natal:

a) Ibu menderita penyakit infeksi.


b) Ibu alkoholisme.
c) Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d) Ibu menderita penyakit diabetes mellitus (DM) memerlukan insulin.
e) Meminum obat-obat penenang atau jamu.

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 6


Universitas Respati Yogyakarta
2.Faktor Genetik:

a) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.


b) Ayah/ibu menderita penyakit jantung bawaan.
c) Kelainan kromosom seperti syndrome down.
d) Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

D. PATOFISIOLOGI PDA
Duktus arteriosus secara fungsional akan menutup sehari sampai beberapa hari
setelah lahir, bila tidak menutup maka terjadi pirau kiri ke kanan, yaitu aliran dari sirkulasi
sistemik ke sirkulasi pulmonal. Aliran darah pulmoner yang berlebihan ini memicu
terjadinya edema paru dan penurunan komplian paru. Kelebihan volume yang berlangsung
lama ke sirkulasi pulmuner akan mengakibatkan dilatasi vaskular pulmoner. Secara
mikroskopi terlihat penebalan pada bagian medial muskular dari arteri dan vena pulmoner,
terjadi pula muskulaisasi dari arteriol. Pada beberapa kasus PDA berkembang menjadi
hipertensi pulmoner berat dan penyakit vaskular pulmoner yang ireversible [ CITATION
Uta13 \l 1057 ]
Besarnya aliran darah ke sirkulasi pulmoner melalui DA ditentukan oleh :
1. Diameter internal begian paling sempit dari DA, semakin sempit diameternya maka
semakin kecil aliran pirau yang terjadi.
2. Panjang dari DA, semakin panjang DA semakin kecil aliran pirau yang terjadi.
3. Hubugan antara resistensi vaskular pulmoner dengan resistensi pembuluh darah sistemik,
jika resistensi pembuluh darah sistemik tinggi dan atau resistensi vaskular pulmoner
rendah maka aliran pirau yang terjadi melalu DA meningkat.
Pirau kiri ke kanan yang besar melalui PDA menghasilkan dilatasi ventrikel kiri dan
atrium kiri. Arteri dan vena pulmoner juga melebar, bahkan aorta asenden dapat melebar pada
PDA yang cukup besar [ CITATION Uta13 \l 1057 ]

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 7


Universitas Respati Yogyakarta
E. PATHWAY

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 8


Universitas Respati Yogyakarta
F. MANIFESTASI KLINIS PDA
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering dinamakan oleh masalah-masalah
lain yang berhubungan dengan premature (misalnya syndrome gawat nafas).Tanda-tanda
kelebihan beban ventrikel terlihat selama 4-6 jam sesudah lahir.Bayi dengan PDA kecil
mungkin asimptomatik,bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukan tanda-tanda jantung
kongesif (CHF).

1. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung.


2. Machinery mur-mur persistens (sistolik,menetap,paling nyata terdengar ditepi sternum
kiri atas).
3. Tekanan nadi besar (Water Hamer Pulses) nadi menonjol dan meloncat-meloncat,tekanan
nadi yang lebar(lebih dari 25 mmHG).
4. Takikardia (denyut afek lebih dari 170).ujung jari hiperemik.
5. Risiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonial.
6. Infeksi saluran nafas berulang,mudah lelah.
7. Apnea.
8. Takipnea.
9. Nasal Flaring.
10. Retraksi dada.
11. Hipoksemia.
12. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru).

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PDA

1. Foto Thorak :atrium dan ventrikel kiri membesar secara siknitifikan (kardiomegali)
gambaran vaskuler paru meningkat
2. Ekhokardiografi : rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada bayi
cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh peningkatan
volume atrium kiri sebagai akibat dari pintu kiri kanan
3. Pemeriksaan dengan dopler berwarna :digunakan untuk mengevaluasi aliran darah
dan arahnya.
4. Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan pada PDA kecil tidak
ada abnormalitas, hipertropi ventrikel pada PDA yang lebih besar.

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 9


Universitas Respati Yogyakarta
5. Kateterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh dari hasil
ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan tambahan lainya.
(betz & sowden, 2002 ;337)

H. KOMPLIKASI PDA

1. Edokarditis
2. Obstruksi Pembuluh Darah Pulmonal
3. CHF
4. Hepatomegali
5. Enterokolitis Nekrosis
6.Gangguan Paru Yang Terjadi bersamaan (sindrom gawat nafas atau dysplasia
bronkkopulmoner)
7. Perdarahan Gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit
8. Hiperkalemia (penurunan keluarnya urin)
9. Aritmia
10 .Gagal Tumbuh (betz & sowden, 2002 :376-337, Suriadi, Rita,Yuliani,,2001;236)

I. PENATALAKSANAAN PDA

1. Penatalaksanaan Konservatif : restriksi cairan dan pemberian dan pemberian obat-obatan


: Foursemide (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan dieresis dan
mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskuler, Pemberian Indomethacin (Inhibitor
Prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus , pemerian antibiotic profilakti
untuk mencegah endokarditis bacterial.
2. Pembedahan :pemotongan atau pengikatan duktus
3. Non Pembedahan : penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi
jantung

(betz & sowden, 2002 :378-337, Suriadi, Rita,Yuliani,,2001;236)

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PDA (PATENS DUCTUS ARTERIOUS)

1.1    Pengkajian
1.    Identitas pasien, meliputi:

Nama              : untuk membedakan pasien satu dengan pasien   yang lain karena banyak orang yang
namanya sama
Umur             : pada usia anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut dapat terserang

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 10


Universitas Respati Yogyakarta
Jenis kelamin : tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin
Alamat            : untuk mengetahui lingkungan dan tempat tinggal pasien,   berhubungan dengan  
penyakitnya
Pekerjaan      : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan
Pendidikan     : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim memdapakan pengetahuan tentang
ASD (Atrium Septum Defek), maka akan menganggap remeh penyakit ini, dan dapat 
sembuh dengan cara cukup  beristirahat.

Suku/bangsa  : untuk mengetahui darimana asal dan letak geografis tempat tinggal pasien

2.    Keluhan Utama

Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung dari jenis defek yang
terjadi baik pada ventrikel maupun atrium, tapi biasanya terjadi sesaknafas, cemas ,suhu tubuh
meningkat, lemas ,jantung berdebar - debar.

3.  Riwayat Kesehatan

 Riwayat kesehatan sekarang


Anak mengalami sesak nafas berkeringat banyak  dan jantung berdebar-debar tapi biasanya
tergantung pada derajat dari defek yang terjadi.
 Riwayat kesehatan lalu

 Prenatal History
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi virus Rubella), mungkin ada
riwayat pengguanaan alkohol dan obat-obatan serta penyakit DM pada ibu.
 Intra natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
 Riwayat Neonatus

 Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea

 Anak rewel dan kesakitan

 Tumbuh kembang anak terhambat

 Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegali

 Sosial ekonomi keluarga yang rendah.

 Riwayat Kesehatan Keluarga

 Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami kelainan defek jantun

 Penyakit keturunan atau diwariskan

 Penyakit congenital atau bawaan

4. Pemeriksaan Fisik

 TTV (Tanda-tanda vital)


Tekanan Darah (TD) : Meningkat
Nadi (N) : Takikardi
Suhu Tubuh (S) : 38.7 ˚C
Respirasi (RR) : dispnea pada saat istirahat atau pada saat  aktivitas

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 11


Universitas Respati Yogyakarta
 Pemeriksaan fisik menggunakan Head To Toe.
1.      Kepala : rambut bersih, tidak ada ketombe, tidak ada tumor, rambut warna hitam sedikit ada
uban, tidak ada nyeri tekan , tidak ada lesi.

2.      Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.

3.      Mata : simetris, konjungtiva anemis, fungsi penglihatan sedikit buram

4.      Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung

5.      Telinga : bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran

6.      Mulut : bibir tampak kering, gigi bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan pada gusi

7.      Payudara : tidak ada pembengkakan di kelenjar mammae

8.      Dada : perkembangan dada simetris

Jantung: iktus cordis

a)    Inspeksi           : bentuk asimetris, irama nafas tidak teratur

b)   Palpasi : teraba adanya bising pada ics II atau III kiri

c)    Perkusi : suara jantung pekak, suara paru sonor

d)   Auskultasi : bunyi paru vasikuler, terdapat bunyi jantung tambahan

9.    Abdomen :

a)    Inspeksi : bentuk simetris, datar

b)    Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan abdomen

c)    Perkusi : timpani

d)   Auskultasi       : batas normal 5-12x/menit

10. Genetalia : tidak terpasang kateter

11. Ekstremitas :

a)    Ekstremitas atas : terpasang infus RL pada tangan kiri, tidak terdapat oedem

b)   Ektremitas bawah : tidak terdapat luka, tidak terjadi kelumpuhan, terdapat oedem pada
pergelangan kaki

5. Pemeriksaan penunjang

 Laboratorium
 foto thorak
 ecg
 echo
6. Pola fungsi kesehatan

a)    Pola Aktivitas dan latihan

      Keletihan/kelelahan
      Dispnea
      Perubahan tanda vital

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 12


Universitas Respati Yogyakarta
      Perubahan status ment
      Takipnea
      Kehilangan tonus otot
b)    Pola persepsi dan pemeriksaan kesehatan

      Riwayat hipertensi
      Endokarditis
      Penyakit katup jantung.

c)    Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress

      Ansietas, khawatir, takut


      Stress yang b/d penyakit
d)    Pola nutrisi dan metabolik

      Anoreksia
      Pembengkakan ekstremitas bawah/edema
e)    Pola persepsi dan konsep diri

      Kelemahan
      Pening
f)    Pola peran dan hubungan dengan sesama

      Penurunan peran dalam aktivitas sosial dan keluarga.

Diagnosa yang mungkin muncul

1. Penurunan curah jantung


2. Gangguan pertukaran gas
3. Ansietas

Intervensi

Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan di lakukan perawat kepada pasien.

Implementasi

Implementasi adalah tindakan yang di lakukan perawat kepada pasien.

Evaluasi

Evaluasi dapat di ambil dari respon pasien tiap-tiap diagnosa keperawatan.

Evaluasi dapat di lakukan tiap shift , tiap hari atau sesuai waktu yang di tentukan dalam rencana
keperawatan.

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 13


Universitas Respati Yogyakarta
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

 An. By umur 1 tahun di bawa orang tuanya ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas dan
merasa letih dan lemas. Ibu klien mengatakan anaknya sering mengalami sesak nafas terutama
saat ia beristirahat dan Saat menetek/minum, bayi Nampak berkeringat banyak di dahi, napas
terengah-engah. Minum tidak bisa banyak dan tidak lama dan anaknya selalu rewel dan gelisah.
Ibu klien mengatakan saat lahir anaknya premature dan riwayat keluarga ayahnya ada yang
menderita PDA.orang tua klien sangat gelisah dan emosinya tidak  stabil karena cemas akan
keadaan anaknya sehingga menyebabkan kedua orang tua tidak ikut berpartisipasi dalam
pengobatan anaknya. Saat pemeriksaan fisik di temukan adanya bunyi tambahan saat bernafas
dan adanya otot bantu nafas inspirasi dan, edema tungkai, sianosis serta adanya suara jantung
tambahan (machinery mur-murpersisten).TTV : Tekanan Darah : 110/70 mmHg ( normalnya
99/65 mmHg) , Nadi : 130 x/menit (normalnya 110x/menit) , Frekuensi jantung (detak
jantung): 160 x/menit , RR : 50 x/menit (normalnya 30-40 x/menit), Suhu : 380 C (normalnya
360 C – 370 C
) Pemeriksaan penunjang: HB  8,5gr Hb/Dl (12gr Hb/dl, BB: 10 kg BB
sebelumnya 12 kg, leukosit 10.000/mm3 (normalnya 9000 – 12.000/mm)  Albumin 45%
(normalnya 55%), Limfosit 40% (normalnya 35%).

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 14


Universitas Respati Yogyakarta
PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama Perawat : Anggita Rahayu

Tanggal pengkajian : 1 Oktober 2018

Jam pengkajian : 08.00 WIB

1. Biodata :
a. Pasien
Nama : An.By
Umur : 1 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Pekerjaan : Belum bekerja
Status Pernikahan : Belum menikah
Alamat : Jalan kenari II
Tanggal Masuk RS : 01-Oktober- 2018
Jam MRS : 07.00
DiagnosaMedis : Patent Ductus Arteriosus

b. Penanggung Jawab

Nama : Ny. Ar
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jalan Kenari II
Hubungan dengan : Ibu
klien

2. Keluhan utama :
Pasien mengeluh sesak nafas

3. Riwayat Kesehatan :
1) Riwayat Penyakit Sekarang :

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 15


Universitas Respati Yogyakarta
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sering mengalami sesak nafas terutama saat ia beristirahat dan
Saat menetek/minum tidak bisa banyak dan tidak lama dan anaknya selalu rewel dan gelisah karena
cemas akan keadaaan anaknya ibu pasien mengatakan takut akan terjadi apa-apa pada pasien lalu
pasien dibawa ke UGD RS Medika Respati pada tanggal 01- Oktober 2018 jam 07.00 dan segera di
lakukan rawat inap.

2) Riwayat Penyakit Dahulu :


1) Penyakit yang pernah dialami
a. Kanak-kanak : Ibu pasien mengatakan anaknya pernah batuk, pilek
b. Kecelaakan : ibu pasien mengatakan anaknya pernah jatuh saat belajar berjalan
tetapi tidak menimbulkan luka yang serius
c. Pernah dirawat : ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sebelumnya belum pernah
di rawat di Rumah Sakit
d. Operasi : ibu pasien mengatakan bahwa anaknya belum pernah di oprasi.
2) Alergi : ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada riwayat alergi makanan,
minuman, maupun obat
3) Imunisasi : ibu pasien mengatakan terakhir kemarin imunisasi polio

4) Kebiasaan :
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah
Kopi Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah
Alkohol Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah

5) Obat-obatan
a. Lamanya : ibu pasien mengatakan anaknya tidak mengkonsusmsi obat-obatan
tertentu
b. Macam : tidak ada
3) Riwayat Penyakit Keluarga :
Ibu pasien mengatakan bahwa ada riwayat keluarga ayahnya ada yang menderita PDA

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 16


Universitas Respati Yogyakarta
4.) Genogram

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 17


Universitas Respati Yogyakarta
4. Basic Promoting physiology of Health

1. Aktivitas dan latihan


1) Sebelum Sakit
DS : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya selalu aktif bermain.

2) Selama Sakit
DS : ibu mengatakan selama sakit anaknya hanya duduk dan tidak semangat
bermain karna cepat letih dan terlihat lesu sertasering sesak napas.
DO : anak tampak lemah, letih, lesu
: RR: 50 x/menit
: Nadi: 130 x/menit
 Kemampuan ambulasi & ADL (Indeks Barthel):

Aspek Kriteria Sebelum sakit Selama sakit

Makan/minum 0 : Tidak mampu


1 :Butuh bantuan memotong, menyuap 1 0
2 : mandiri
Mandi 0:Tergantug orang lain
0 0
1 : Mandiri
Perawatan diri 0 :Membutuhkan bantuan orang lain
(Grooming) 1 : Mandiri dalam perawatan muka, rambut, 0 0
gigi, dan bercukur
Berpakaian/ber 0 :  Tergantung
dandan orang lain
1 : Sebagian dibantu(misal mengancing 0 0
baju)
2  :  Mandiri
BAK 0  : inkontinensia
atau pakai kateter
dan tidak
terkontrol Tidak terkaji Tidak terkaji
1  : Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)
2 :   Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7
hari)
Buang air besar 0  : Inkontinensia(tidak teratur atau perlu
(Bladder) enema)
1: Kadang Tidak terkaji Tidak terkaji
Inkontensia (sekali seminggu)
2 : Kontinensia(teratur)
Penggunaan 0 : Tergantung
toilet bantuan orang
lain
0 0
1 : Membutuhkanbantuan, tapi dapat
melakukan beberapa hal sendiri
2 :  Mandiri
Berpindah 0 : Tidak mampu
1 : Butuh bantuan untuk bisa duduk (2
orang) 1 0
2 : Bantuan kecil (1orang)
3 :Mandiri
Berjalan/mobili 0 : Immobile (tidak mampu) 1 0
tas 1  :Menggunakan kursi roda
2  : Berjalan dengan bantuan satu orang
3  : Mandiri (meskipun menggunakan alat

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 18


Universitas Respati Yogyakarta
bantu seperti, tongkat)
Naik turun 1 :  Tidak mampu
tangga 1:Membutuhkan bantuan
0 0
1 (alat bantu)
2 :    Mandiri

Interpretasi hasil Nilai


Ketergantungan total 0–4
Ketergantungan Berat 5-8
Ketergantungan Sedang 9-11
Ketergantungan ringan 12-19
Mandiri 20

Hasil interpretasi Penilaian pasien: Ketergantungan Total

Tabel skala jatuh dari morse :

N Pengkajian Skala Nilai Ket


o

1 Riwayat jatuh: apakah jatuh dalam Tidak 0


3 bulan terakhir.
Ya 25 0
2 Diagnosa sekunder : Apakah Tidak 0
memiliki lebih dari satu penyakit.
Ya 15 0
3 Alat Bantu jalan : 0
     Bedrest / dibantu perawat
      Kruk / tongkat / walker. 15 0
     Berpegangan pada benda – benda 30
sekitar.(Kursi,lemari,meja).
4 Terapi intravena : Apakah saat ini Tidak 0
terpasang infus.
Ya 20 20
5 Gaya Berjalan / cara Berpindah: 0
      Normal / Besrest /immobile (tidak
dapat bergerak sendiri)
10
      Lemah tidak bertenaga. 10
      Gangguan atau tidak 20
normal(pincang /diseret).
6 Status mental: 0
      Menyadari kondisi dirinya. 0
M mengalami keterbatasan daya ingat. 15
Total nilai 30

Tingkatan Resiko Nilai MPS


Tidak Beresiko 0 – 24

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 19


Universitas Respati Yogyakarta
Resiko Rendah 25 – 50
Resiko Tinggi ≥51

Hasil interpretasi Penilaian pasien : Tidak Beresiko

2. Tidur dan istirahat


a. Sebelum Sakit
DS : ibu mengatakan sebelum sakit anaknya tidur selama 8 jam (malam hari) dan
(siang hari) tidur selama 3 jam.
b. Selama Sakit
DS : ibu mengatakan selama sakit anaknya hanya mampu tidur selama 5 jam pd
saat malam hari dan tidak bisa tidur siang karna anaknya sering rewel. Serta
mengeluh sesak napas dan sering terbangun.

DO : pasien tampak gelisah


RR: 50x/menit

3. Kenyamanan dan nyeri


a. Sebelum Sakit
DS : ibu pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidak pernah mengeluh nyeri
dan tidak pernah mengeluh sesak napas.

b. Selama Sakit
Data Subyektif

Onset : Ibu pasien mengatakan nyeri dirasakan anaknya sejak 3 hari yang lalu

Paliatif : Ibu pasien mengatakan nyeri yang dirasakan anaknya timbul jika
beristirahat dan saat mentek / minum.

Provocatif : Ibu pasien mengatakan nyeri yang dirasakan itu kadang membuat anaknya
sering terbangun saat istirahat

Quality : ibu pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditekan sehingga
rasanya sesak didada

Region : ibu pasien mengatakan nyeri yang dirasakan anaknya ada di sekitar dada
sebelah kiri.

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 20


Universitas Respati Yogyakarta
Severity/Scale : ibu pasien mengatakan nyeri yang dirasakan anaknya berat sehingga pasien
sering rewel.
Time : ibu pasien mengatakan nyeri yang dirasakan timbul saat istirahat dan
hilang selama beberapa menit lalu timbul lagi.sehingga kadang-kadang
mengganggu waktu istirahat anaknya.
Data Obyektif : RR : 50x/menit, pasien tampak rewel, saat menetek nafas tampak
terengah-engah, tampak ada otot bantu nafas, serta adanya suara jantung
tambahan (machinery mur-mur persisten).

4. Nutrisi
a. Sebelum Sakit
DS : ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya minum/ menetek dengan
baik tidak ada masalah dengan nutrisinya

Selama Sakit

DS : ibu pasien mengatakan selama sakit anaknya Minum tidak bisa banyak dan
tidak lama dan anaknya selalu rewel dan gelisah. karena mengalami sesak
nafas dan pada saat minum nafasnya terengah-engah.

DO : RR : 50x/menit, Nadi : 130x/menit, pasien tampak rewel, saat menetek


nafas tampak terengah-engah, tampak ada otot bantu nafas,

1. Cairan, Elektrolit dan Asam Basa


a. Sebelum Sakit
DS : ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya bisa menetek 5 kali sehari
dan tidak ada masalah saat minum/menetek.

b. Selama Sakit
DS : ibu pasien memngatakan selama sakit hanya menetek 3 kali sehari, itupun
tidak bisa banyak dan tidak lama dan anaknya selalu rewel dan gelisah.
karena mengalami sesak nafas dan pada saat minum nafasnya terengah-
engah.

DO : penurunan BB sebanyak 2 kg.


Hb : 8,5 g/dl
Input Output

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 21


Universitas Respati Yogyakarta
Makan 100 ml -300 (x3) Urin 1000 ml/ 24 jam
Minum 200 ml= 1000 (5x) Feses 200 ml
Air metabolisme 80 IWL 290
Infus* 15 tpm=1000 cc Drainage* -
Nutrisi NGT* - Perdarahan* -
Obat* - Muntah* -
Lainnya - Lainnya -
Total 1.380 cc Total 1,490 cc
*kalau ada
Balance cairan = Input – Output
= 1.380 cc - 1,490 cc = - 0,11

1. Oksigenasi
a. Sebelum Sakit
DS :ibu pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada masalah dengan pola
pernafasannya

b. Selama Sakit
DS : ibu pasien mengatakan selama sakit anaknya sering mengeluh sesak nafas
terutama saat istirahat dan metetek

DO : RR : 50x/menit, Nadi : 130x/menit, pasien tampak rewel, saat menetek


nafas tampak terengah-engah, tampak ada otot bantu nafas.

2. Eliminasi Fekal/Bowel
a. Sebelum Sakit
DS : ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya tidak ada masalah dengan
eliminasiya , anaknya bisa BAB 1x sehari, tidak mengalami konstipasi ,
BABnya juga lancar

b. Selama Sakit
DS : ibu pasien mengatakan selama sakit BABnya lancer tidak mengalami
konstipasi
DO : kosistensi feses lembek, berwarna kuning.
1. Eliminasi urin
a. Sebelum Sakit
DS : ibu pasin mengatakan sebelum sakit anaknya tidak ada masalah dalam
buang air kecil, biasanya pasien BAK 5x sehari.

b. Selama Sakit
DS : ibu pasien mengatakan selama sakit anaknya hanya BAK 3x kali sehari

DO : urin output: 1000 cc/24 jam


Warna : kuning.
1. Sensori, persepsi dan kognitif
a. Sebelum Sakit

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 22


Universitas Respati Yogyakarta
DS : ibu pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada masalah dengan
pengetihatannya, pengecapan, perasanya,

b. Selama Sakit
DS : ibu pasien mengatakan bahwa selama sakit ia tidak bisa bernafas dengan
baik karena sering sesk nafas, sehngga istirahat ankanya terganggu dan
makan minumnya juga bergangu.

DO : tampak ada pernfasan cuping hidung ketika ia bernafas.

5. Pemeriksaan Fisik :
1) Keadaan Umum :
Kesadaran : compos mentis
GCS :9
Vital Sign : TD :110/70 mmHg
Nadi : Frekuensi : 130 x/mnt
Irama : irreguler
Kekuatan/isi : lemah

Respirasi : Frekuensi : 50 x/mnt


Irama : vasikuler
Suhu :38 oC
2) Kepala :

Kulit Kepala : bersih, tidak ada ketombe, tidak ada lesi


Rambut : tidak kering/ rontok, hitam, lembut.
Muka : simetris, tidak ada edema, tidak ada moon face
Mata : simetris
Palpebra : tidak ada lesi, tidak edema, bulu mata tidak rontok
Kornea : tidak berkabut
Sklera : tidak ada ikterik
Pupil : isokor
Lensa : lensa bening
Visus : 6/6
Hidung : tidak ada lesi, terlihat adanyacuping hidung, tidak ada polip dan sinusitis
Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada candidiasis.
3) Telinga : simetris, tidak ada lesi, tidak ada sumbatan
4) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid& getah benig,tidak ada nyeri telan.
5) Punggung : simetris
6) Pinggang : tidak terkaji
7) Dada : Bentuk : simetris, tidak ada (funnel, barrel, pigeon chest)
a) Pulmo : Inspeksi : adanya otot bantu napas, adanya retraksi dinding dada,simetris.
Palpasi : nyeri saat di palasi
Perkusi : suara sonor

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 23


Universitas Respati Yogyakarta
Auskultasi :vasikuler
b) Cor : Inspeksi : adanya otot bantu nafas inspirasi, adanya sianosis, RR 50x/menit
Palpasi : adanya otot bantu nafas inspirasi
Perkusi : adanya perubahan bunyi galoop rhytem
Auskultasi : adanya suara jantung tambahan (machinery mur-murpersisten)
8) Abdomen
Inspeksi : tidak spyder navy, tidak ada edema
Palpasi : teraba normal (tidak ada asites)
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus :15 x/menit

9) Genetalia :
DS : ibu pasien mengatakan bagian kemaluan normal, tidak ada masalah saat
BAK
DO : tidak ada lesi, skotum ada 2, tidak ada kelainan pada lubang penis

10) Rectum :
DS : ibu pasien mengatakan tidak ada masalah saat BAB.
DO : terdapat lubang anus, tidak ada hemoroid.

11) Ektremitas :
DS : ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada masalah pada pergerakanya
hanya lemas saat sakit
DO : Pasien tampak lemah, pasen tampak gelisah,
4444 4444
4444 4444

13. Psiko sosio budaya Dan Spiritual :

1). Psikologis :

a.Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah


Ibu pasien mengatakan sangat gelisah dan emosinya tidak  stabil karena cemas akan keadaan anaknya
.
c. Cara mengatasi perasaan tersebut
Ibu pasien mengatakan cara mengatasinya yaitu dengan berdoa dan bersabar agar anaknya segera
diberi kesembuhan.
d.Rencana klien setelah masalah terselesaikan adalah
Ibu pasien mengatakan akan menjaga kesehatan anaknya agar sesak nafasnya tidak kambuh lagi
e.Jika rencana klien tidak dapat diselesaikan maka :
Ibu pasien mengatakan hanya bisa pasrah kepada tuhan , iya berharap agar anaknya segera di beri
kesembuhan
f.pengetahuan klien tentang masalahah/penyakit yang ada :
ibu pasien mengatakan bahwa riwayat keluarga ayahnya ada yang menderita PDA. orang tua klien
sangat gelisah dan emosinya tidak  stabil karena cemas akan keadaan anaknya sehingga
menyebabkan kedua orang tua tidak ikut berpartisipasi dalam pengobatan anaknya.

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 24


Universitas Respati Yogyakarta
2). Sosial :

a. Aktivitas atau peran di masyarakat adalah :


Ibu pasien mengatakan biasanya dia dan anaknya sering mengikuti pengajian di masjid bersama
dengan temen- teman anaknya.
b.kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah :
ibu pasien mengatakan anaknya tidak suka lingkungan yang bising atau ribut, jika ada yang bising
anaknya pasti rewel atau menangis
c .cara mengatasinya :
ibu pasien mengatakan cara mengatasinya yaitu dengan membuat ketennagan agar anaknya tidak
rewel
d.pandangan klien tentang aktifitas sosial dilingkungannya :
ibu pasien mengatakan di lingkunagannya sangat positif, masyarakat saling membantu, gotong
royong dan sering melaksanakan pengajian bersama di lingkungannya.

3). Budaya :

a.Budaya yang diikuti klien adalah budaya:jawa


Kebudayaan yang dianut merugikan kesehatannya:pasien mengatakan tidak ada kebudayaan yang
merugikan kesehatannya.
4). Spiritual :

a. Aktivitas ibadah sehari-hari ibu pasien mengatakan bahwa anaknya belum bisa sholat karena masih
kecil.

b.Kegiatan keagamaan yang biasa di lakukan :


ibu pasien mengtakan bahwa dia dan anaknya sering mengikuti pengajian bersama.

c.Keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami :

Ibu pasien mengatakan bahwa ananknya pasti akan sembuh, ia percaya kepada tuhan akan
memberikan kesembuhan kepada anaknya.

6. Pemeriksaan Penunjang :
(Hasil pemeriksaan laboratorium,radiology, EKG,EEG dll)

Pemeriksaan Laboratorium :

Tanggal 13 Oktober 2018 Jam :13.00

Jenis Pemeriksaan Hasil Harga Normal Satuan Interpretasi hasil

Hemoglobin HB  8,5gr 10-16 Gr/dL Tidak normal


Hb/Dl

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 25


Universitas Respati Yogyakarta
Leukosit 10.000/mm3 9.000-12.000 Mm3 Dalam batas normal

Albumin 45% % Dalam batas normal


55%

35%
Limfosit 40% % Tidak Normal

Pemeriksaan Radiologi, EKG/EEG/USG/SCANNING/dsb :

Tanggal 12 oktober 2018, Jam : 09:00

1) Terapi Medis :
Jenis Terapi Nama Obat Dosis Rute Implikasi Keperawatan

Cairan IV Infus Nacl 0,5% 15tpm Per IV Pemenuhan kebutuhan


cairan pasien
Obat parenteral Indomethasin 0,2 Per IV Sebagai inhibitor
mg/kgBB prostaglandin untuk
perhari, mempermudah penutupan
dilanjutkan duktus arteriosus.
pemberian
0,25
mg/kgBB
setelah 12
jam
sebanyak 2
kali.
Oksigen Oksigen 1 liter / Nasal kanul Untuk memenuhi kebutuhan
menit oksigen pasien

KASUS

 An. By umur 1 tahun di bawa orang tuanya ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas dan
merasa letih dan lemas. Ibu klien mengatakan anaknya sering mengalami sesak nafas terutama
saat ia beristirahat dan Saat menetek/minum, bayi Nampak berkeringat banyak di dahi, napas
terengah-engah. Minum tidak bisa banyak dan tidak lama dan anaknya selalu rewel dan gelisah.
Ibu klien mengatakan saat lahir anaknya premature dan riwayat keluarga ayahnya ada yang
menderita PDA.orang tua klien sangat gelisah dan emosinya tidak  stabil karena cemas akan

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 26


Universitas Respati Yogyakarta
keadaan anaknya sehingga menyebabkan kedua orang tua tidak ikut berpartisipasi dalam
pengobatan anaknya. Saat pemeriksaan fisik di temukan adanya bunyi tambahan saat bernafas
dan adanya otot bantu nafas inspirasi dan, edema tungkai, sianosis serta adanya suara jantung
tambahan (machinery mur-murpersisten).TTV : Tekanan Darah : 110/70 mmHg ( normalnya
99/65 mmHg) , Nadi : 130 x/menit (normalnya 110x/menit) , Frekuensi jantung (detak
jantung): 160 x/menit , RR : 50 x/menit (normalnya 30-40 x/menit), Suhu : 380 C (normalnya
360 C – 370 C ) Pemeriksaan penunjang: HB  8,5gr Hb/Dl (normalnya 10-16 gr Hb/dl), BB: 10
kg BB sebelumnya 12 kg, leukosit 10.000/mm3 (normalnya 9000 – 12.000/mm)  Albumin 45%
(normalnya 55%), Limfosit 40% (normalnya 35%).

Nama klien : An. By No. Registrasi : 161301949


Umur : 1 tahun Diagnosa medis : Patent Ductus Arteriosus
Ruang rawat : Bangsal Anak Alamat : Maguwoharjo

1. ANALISA DATA

N DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


O
1 DS: Ibu pasien mengatakan Perubahan frekuensi Penurunan curah jantung
anaknya sering mengalami jantung ditandai dengan
sesak nafas. adanya suara jantung
tambahan (machinery mur-
DO : pasien tampak gelisah
murpersisten).
dan rewel

Frekuensi jantung (detak


jantung): 160 x/menit
(normalnya 89-151)

RR : 50 x/menit (normalnya
30-40 x/menit)

suara jantung tambahan


(machinery mur-
murpersisten).

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 27


Universitas Respati Yogyakarta
2. DS: ibu pasien mengatakan Ancaman status terkini Ansietas
sangat gelisah dan
ditandai dengan gelisah
emosinya tidak  stabil
karena cemas dan akan
keadaan anaknya.

DO:orang tua pasien


tampak gelisah

3. DS:ibu mengatakan pasien Ketidakseimbangan Ganguan pertukaran gas


mengalami sesak ventilasi–perfusi ditandai
nafas(dispnea). dengan dipsnea

DO.pasien tampak
sesak(dispnea)

Terpasang O2 4 lpm

Terpasang infuse RL 15
tpm

2. Prioritas Diagnosa

1.Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi ditandai dengan


dispnea.

2.Penurunan curah jantung b.d Perubahan frekuensi jantung ditandai dengan adanya suara
jantung tambahan (machinery mur-murpersisten).

3.Ansietas b.d Ancaman status terkini ditandai dengan gelisah.

2. RENCANA TINDAKAN
Nama klien : An. B No. Registrasi : 15130181
Umur : 5 minggu Diagnosa medis : Patent Ductus Arteriosus
Ruang rawat : Bangsal Anak Alamat : Maguwoharjo

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


No Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 28


Universitas Respati Yogyakarta
1. Gangguan Setelah dilakukan Terapi Oksigen 1. Penambahan
tindakan keperawatan (3320) oksigen untuk
pertukaran gas
selama 3 x 24 jam memenuhi
b.d diharapkan status  Berikan oksigen kebutuhan
pernafasan pasien tambahan sesuai pasien
ketidakseimbang
ditingkatkan dari level instruksi 2. Perningkatan
an ventilasi- 4 (deviasi ringan dari  Monitor efektivitas saturasi oksigen
kisaran normal) ke pemberian oksigen menunjukan
perfusi ditandai
level 5 (tidak ada  Konsultasi dengan pemberian
dengan dispnea deviasi) dengan tenaga kesehatan oksigen efektif
kriteria hasil : lain mengenai 3. Pemberian
penggunaan oksigen tidak
1. Frekuensi boleh melebihi
oksigen tambahan
pernafasan dalam dosis.
selama
batas normal 4. Adanya
kegiatan/tidur
2. Penggunaan otot perubahan
Manajemen energi
bantu nafas tidak kardiorespirasi
(0180)
ada 5. Tirah baring
3. Retraksi dinding meminimalkan
 Monitor
dada tidak ada penggunaan
kardiorespirasi
4. Dipsnea dengan energi
pasien selama
aktivitas ringan 6. Stimulasi yang
kegiatan
tidak ada berlebihan
5. Pernafasan  tingkatkan tirah
baring atau mengurangi
cuping hidung relaksasi pasien
tidak ada. pembatasan
kegiatan
 Batasi stimuli
lingkungan untuk
memfasilitasi
relasksasi

2.    2. Penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan Jantung 1. Tanda-tanda


tindakan keperawatan (4040) vital sering
jantung b.d
selama 3 x 24 jam berubah-ubah
Perubahan diharapkan status - Monitor TTV setiap waktu,
keefektifan pompa secara rutin. sehingga perlu
frekuensi
jantung pasien - Instruksikan pasien pemantauan
jantung ditandai ditingkatkan dari level dan keluarga 2. Terapi
3 (deviasi sedang dari mengenai terapi modalitas dan
dengan adanya
kisaran normal) ke modalitas, batasan batasan
suara jantung level 4 (deviasi ringan aktivitas dan aktivitas dapat
dari kisaran normal) kemajuan. memberikan
tambahan
dengan kriteria hasil : - Monitor toleransi dampak pada
(machinery mur- aktivitas pasien. perubahan
1. Ukuran jantung - Monitor sesak curah jantung
murpersisten). pembesaran ringan nafas, kelelahan, pasien.
2. Denyut nadi perifer takipnea dan 3. Semakin berat
dalam batas normal orthopnea. aktivitas,
3. Suara jantung - Lakukan terapi kebutuhan
abnormal relaksasi oksigen juga
berkurang sebagaimana semakin
4. Dipsnea dengan mestinya. meningkat.
aktivitas ringan 4. Keadaan tenang
berkurang akan

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 29


Universitas Respati Yogyakarta
mengurangi
penggunaan
oksigen.

3.    3.   Ansietas b.d Setelah dilakukan Pengurangan 1.


tindakan keperawatan kecemasan (5820) 1.agar keluarga
  Ancaman status
selama 3 x 24 jam - jelaskan semua klien dapat
terkini ditandai diharapkan status mengetahui
prosedur termasuk
tingkat kecemasan prosedur yang
dengan gelisah
klien menurun dari sensasi yang akan dialami klien,
skala 3 (sedang) ke sehingga
dirasakan yang
skala 4 (ringan) kecemasan
dengan kriteria hasil : mungkin akan
dapat
dialami klien berkurang.
1. perasaan gelisah
2. kesulitan selama 2.agar keluarga
berkonsentrasi klien
prosedur(dilakuka mengetahui
3. rasa takut yang
disampaikan n) segala
secara lisan perawatan dan
- berikan informasi prognosis dari
factual terkait klien
3. mendampingi
diagnosis
klien dapat
perawatan dan mengurangi
prognosis kecemasan
keluarga karna
- dorong keluarga sudah dekat
untuk mendapingi dengan klien
klien dengan cara
yang tepat

3.CATATAN PERKEMBANGAN

Nama klien : An. B No. Registrasi : 15130181


Umur : 5 minggu Diagnosa medis : Patent Ductus Arteriosus
Ruang rawat : Bangsal Anak Alamat : Maguwoharjo
HARI PERTAMA
NO TANGGAL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI TTD/PARAF
Dx
1. 1 13 oktober 08.00 Perawatan Jantung 13 oktober 2018
2018 WIB
a.Monitor TTV secara rutin 11.00 wib
S: ibu mengatakan
DO: suhu 38 c, RR 50 x/menit, pasien tenang dan
nadi 130x/menit, TD 110/70 rileks saat dipeluk
dan dielus-elus
mmHg.
punggungnya.
Pasien sesak setelah
b.Melakukan terapi relaksasi menyusu dan
(memeluk bayi dan bekurang setelah
diberikan oksigen
memberikan sentuhan lembut

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 30


Universitas Respati Yogyakarta
pada punggung bayi) O: suhu :380c ,
DS: ibu mengatakan pasien N:130x/ menit,
RR:50x/menit
tenang setelah dipeluk dan
TD :100/70,
dielus-elus punggungnya.
Pasien terlihat
DO: pasien terlihat rilks dan
relaks dan nyaman
nyaman didalam pelukan dalam pelukan ibu
ibunya. nya
A: Tujuan belum
tercapai
P: Lanjutkan
intervensi , monitor
TTV

2. 13 oktober 08.00 Terapi oksigen 13 oktober 2018


2018 WIB 13.50 WIB
a.Memberikan oksigen sesuai
instruksi S:ibu pasien
DO : pasien telah diberikan mengatakan sesak
oksigen dosis 1 L/menit nafas pasien
dengan nasal kanul berkurang setelah
dipasang oksigen,
b.Memonitor efektivitas pasien sudah tidur 1
pemberian oksigen jam
DS : ibu mengatakan sesak O:pasien telah
pasien berkurang setelah diberikan oksigen
dipasang oksigen dosis 1 L/menit
DO : tidak terdapat dengan nasal kanul,
pernafasan cuping hidung, tidak terdapat
RR : 38 x/menit pernafasan cuping
hidung, RR : 38
x/menit,
pengunjung pasien
dibatasi hanya 2
orang setiap hari.
A:Tujuan tercapai
sebagian
P:lanjutkan intervensi
pemberian oksigen
1 liter

13.55 WIB
Manajemen energi S:ibu pasien
a. Meningkatkan tirah baring mengatakan pasien
atau pembatasan kegiatan sudah tidur 1 jam
DS : ibu pasien mengatakan O:pengunjung pasien
pasien sudah tidur 1 jam dibatasi hanya 2
b. Membatasi stimuli orang setiap hari.
lingkungan untuk A:Tujuan belum
memfasilitasi relaksasi tercapai

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 31


Universitas Respati Yogyakarta
DO : pengunjung pasien P:Lanjutkan
intervensi. tingkat tirah
dibatasi hanya 2 orang
baring atau pembatasan
setiap hari kegiatan.

113 oktober 09.00 13 oktober 2018


Pengurangan kecemasan 15.00 WIB
2018 Ds.orang tua klien
mengatakan cemas S: orang tua klien
mengenai anaknyaa masih mengatakan
Do.orang tua klien tampak cemas mengenai
cemas dan selalu murung kondisi anaknyaa
dalam melihat kondisi O: orang tua klien
anaknya tampak cemas dan
selalu murung dalam
melihat kondisi
anaknya
A.masalah belum
tercapai
P: Intervensi di
hentikan

CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KEDUA
NO Dx tanggal Jam implementasi Evaluasi Ttd/paraf
1. 1 14 oktober 08.00 Perawatan Jantung 14 oktober 2018

a.Monitor TTV secara rutin 11.00 WIB


2018
DO: suhu 38 c, RR 50 x/menit,
nadi 130x/menit, TD 110/70 S:ibu mengatakan
mmHg. anaknya kelihatan
tenang saat
b.Melakukan terapi relaksasi digendong dan
(memeluk bayi dan memberikan dipeluk sambil
sentuhan lembut pada punggung dielus elus
bayi) O: suhu 370C
DS: ibu mengatakan pasien
N:126x/ menit,
tenang setelah dipeluk dan
dielus-elus punggungnya.
RR:46x/menit
DO: pasien terlihat rilks dan TD :90/70,
nyaman didalam pelukan
ibunya. Pasien terlihat
relaks dan nyaman
dalam pelukan ibu
nya

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 32


Universitas Respati Yogyakarta
A:tujuan sudah
tercapai
P : intervensi
dihentikan
2 14 oktober 08.30 Terapi oksigen 14 oktober 2018
2018
13.50 WIB
a.Memberikan oksigen sesuai
instruksi S:ibu pasien
DO : pasien telah diberikan mengatakan pasien
oksigen dosis 1 L/menit tidak sesak nafas
dengan nasal kanul nafas lagi setelah
dipasang oksigen.
b.Memonitor efektivitas O:pasien telah
pemberian oksigen diberikan oksigen
DS : ibu mengatakan sesak dosis 1 L/menit
pasien berkurang setelah dengan nasal kanul,
dipasang oksigen tidak terdapat
DO : tidak terdapat pernafasan cuping
pernafasan cuping hidung, hidung, RR : 30
RR : 38 x/menit x/menit.
A:Tujuan sudah
tercapai
P:intervensi
dihentikan

09:00
Manajemen energy 11.20 WIB
S:ibu pasien
a.Meningkatkan tirah baring mengatakan pasien
atau pembatasan kegiatan sudah tidur 2 jam
DS : ibu pasien mengatakan O:pasien sudah tidak
pasien sudah lemas
A:Tujuan sudah
tercapai
P:intervensi
dihentikan

CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KEDUA
NO Dx tanggal Jam Implementasi Evaluasi Ttd/paraf
1 15 oktober 08:00 Perawatan Jantung 15 oktober 2018
2018
a.Monitor TTV secara rutin 11:00 WIB
DO: suhu 37 c, RR 30 x/menit, S:ibu mengatakan anaknya
nadi 116x/menit, TD 90/70 kelihatan tenang saat
mmHg. digendong dan dipeluk
sambil dielus elus
b.Melakukan terapi relaksasi O: suhu 360C
(memeluk bayi dan memberikan N:106x/ menit,
sentuhan lembut pada punggung RR:26x/menit
bayi)

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 33


Universitas Respati Yogyakarta
DS: ibu mengatakan pasien TD :90/60,
tenang setelah dipeluk dan
dielus-elus punggungnya. Pasien terlihat relaks
DO: pasien terlihat rilks dan dan nyaman dalam
nyaman didalam pelukan ibunya. pelukan ibu nya
A:tujuan sudah tercapai
P: intervensi di hentikan

2 15 oktober 08:30 Terapi oksigen 15 oktober 2018


2018
14.00 WIB
a.Memberikan oksigen sesuai
instruksi S:ibu pasien
DO : pasien telah diberikan mengatakan pasien
oksigen dosis 1 L/menit tidak sesak nafas
dengan nasal kanul nafas lagi setelah
dipasang oksigen.
b.Memonitor efektivitas O:pasien telah
pemberian oksigen diberikan oksigen
DS : ibu mengatakan sesak dosis 1 L/menit
pasien berkurang setelah dengan nasal kanul,
dipasang oksigen tidak terdapat
DO : tidak terdapat pernafasan cuping
pernafasan cuping hidung, hidung, RR : 26
RR : 38 x/menit x/menit.
A:Tujuan tercapai
P:intervensi
dihentikan

Program Pendidikan s-1 Keperawatan 34


Universitas Respati Yogyakarta
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
Paten duktus arteriosus yaitu adanya defek atau celah pada duktus arteriosus yang
seharusnya telah menutup pada usia 3 hari setelah lahir [ CITATION Nur08 \l 1057 ]. PDA
termasuk ke dalam kelainan jantung bawaan (KJB) Asianotik atau kelainan yang tidak
disertai adanya warna kebiruan pada mukosa tubuh. Dari pengkajian kasus yang kami
dapatkan sesuai teori karna terdapat tidak tertutupnya defek atau celah pada duktus
arteriosus di kasus tersebut.
a. Untuk pengkajian riwayat keperawatan secara teori yang mencakup
manifestasi klinis berupa adanya takipnea, dispnea, bayi tidak mau makan,
kesulitan pernafas. Pengkajian dalam kasus AN. By terdapat tanda dan
gejala yaitu dipsnea, sesak napas dan menolak untuk menyusu.
b. Untuk pemeriksaan fisik secara teori, pemeriksaan fisik didapatkan adanya
suara murmur, retraksi dada, dan pernafasan cuping hidung sedangkan
pada kasus AN. By terdapat tanda-tanda tersebut.

1. Diagnosa keperawatan
Diagnose yang muncul secara teori meliputi :
a. Penurunan curah jantung b.d malfirmasi jantung
b. Gangguan pertukaran gas b.d oksegenasi pulmonal
c. Intoleransi aktifitas b.d kesehimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh
dan suplai oksigen ke sel.
d. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai
oksigen dan zat nutrisi ke jaringan .
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat
makan dan peningkatan kebutuhan kalori.
f. Resiko infeksi b.d menurunya status kesehatan.
g. Perubahan peran orang tua b.d hospitalisasi anak , kekhawatiran terhadap
penyakit anak
Dari kasus An. By diagnose yang dapat kami tegakkan adalah :
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan frekuensi jantung
ditandai dengan adanya suara jantung tambahan (machinery mur-
murpersisten).

35
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi ditandai dengan dispnea.
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman status terkini ditandai dengan gelisah

36
BAB V

PENUTUP

A. Implikasi dalam Keperawatan


Pasien PDA cenderung tidak terjadi sianosis, karena aliran darah dari yang kaya
oksigen bercampur dengan darah yang kaya karbondioksida. Pengukuran tanda-tanda
vital pada kasus bayi harus diukur secara mendetail, agar deviasi yg terjadi bisa segera
ditangani. Pemberian indometasin juga harus diperhatikan, agar penutupan duktus
optimal dan dapat segera menutup, sehingga tindakan pembedahan dapat dihindari
bayi. Akibat adanya gangguan pertukaran gas, pemberian oksigen harus dilakukan
untuk pemenuhan kebutuhan pasien. Dosis pemberiannya juga harus diperhatikan agar
tidak terjadi keracunan akibat pemberian O2 secara berlebihan.
B. Kesimpulan
Paten duktus arteriosus merupakan kelainan jantung bawaan yang mana duktus
arteriosus tidak menutup setelah kelahiran, yang bisa disebabkan oleh infeksi Rubella,
riwayat keluarga dengan penyakit jantung, dan penyakit ibu selama kehamilan.
Kegagalan penutupan duktus arteriosus menyebabkan peningkatan tekanan ke arteri
pulmoner. Manifestasi klinis yang paling khas pada pasien PDA yaitu adanya suara
murmur. Pada pasien PDA juga bisa terjadi kardiomegali akibat kompensasi jantung.
Penatalaksanaan PDA bisa dilakukan secara konservatif, pembedahan dan non-
pembedahan. Pada pasien PDA bisa muncul masalah keperawatan penurunan curah
jantung, gangguan pertukaran gas, intoleransi aktivitas, risiko infeksi, risiko
pertumbuhan tidak proporsional.
C. Saran
Pada saat melakukan pengkajian pada pasien PDA, perlu ditanyakan riwayat
kehamilan dan kelahiran pasien, terutama jika ibu pasien terdapat infeksi Rubella,
yang bisa menjadi faktor risiko kejadian PDA. Jadi pengkajian secara menyeluruh
perlu dilakukan

37
DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, G., Butcher, H., Dochterman, J., & Wagner, C. (2013). Nursing Intervention
Classification (NIC) 6th Edition. Singapore: Mosby Elsevier.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Nanda Internasional Inc. Diagnosis Keperawatan :
Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcome
Classification 5th Edition. Singapore: Mosby Elsevier.

Nursalam, Susilaningrum, R., & Utami, S. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak.
Jakarta: Salemba Medika.

Oktavianus. (2014). Asuhan Keperawatan pada Sistem Kardiovaskuler Anak. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Padillah .(2013).Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.Yogyakarta:Nuha Medika

Rosdahl, C. B., & Kowalski, M. T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar Edisi 10. Jakarta:
EGC.

Suriadi, & Yuliani, R. (2006). Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Sagung Seto.

Utama, H. (2005). Kedokteran Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Utama, H. (2013). Lima Rahasia Penyakit Kardiovaskuler. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.

38
39

Anda mungkin juga menyukai