Patens Ductus Arterious Fix
Patens Ductus Arterious Fix
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas rahmat -Nya
kami selaku penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah Keperawatan dengan tema “Patens
Ductus Arteriosus (PDA)” sebagai tugas kelompok dalam semester ini. Makalah ini disusun dari
berbagai sumber reverensi yang relevan, baik buku-buku diklat kedokteran dan keperawatan, artikel-
artikel nasional dan internasional dari internet dan lain sebagainya.Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ririn W., S.Kep.,Ns,MSN yang telah memberikan
masukan serta bimbingan dalam proses pembuatan makalah ini.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi kelompok kami sendiri maupun bagi para pembaca pada umumnya.
Tentu saja sebagai manusia, penulis tidak dapat terlepas dari kesalahan dan penulis
menyadari makalah yang dibuat ini jauh dari sempurna.Karena itu penulis mengharapkan masukan
baik berupa saran maupun kritikan demi perbaikan yang selalu perlu untuk dilakukan agar kesalahan
- kesalahan dapat diperbaiki di masa yang akan datang.
Penulis
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................5
A. Definisi PDA........................................................................................................5
B. Klasifikasi PDA.....................................................................................................5
C. Etiologi PDA.........................................................................................................6
D. Patofisiologi PDA..................................................................................................7
E. Pathway PDA........................................................................................................8
F. Manifestasi Klinis PDA.........................................................................................9
G. Pemeriksaan Diagnostik PDA...............................................................................9
H. Komplikasi PDA..................................................................................................10
I. Penatalaksanaan PDA..........................................................................................10
J. Konsep askep PDA..............................................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................14
A. Kasus...................................................................................................................26
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................34
BAB V PENUTUP.........................................................................................................35
A. Kesimpulan..........................................................................................................35
B. Saran....................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................36
A.Latar Belakang
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah penyakit jantung bawaan yang disebabkan
karena kegagalan dari penutupan Ductus Arteriosus (DA) pada saat dan beberapa saat setelah
kelahiran. PDA ini terjadi pada kurang lebih 1 dari 2000 kelahiran hidup. Atau mencapai 5-
10% dari seluruh penyakit jantung bawaan. Bahkan jika diestimasikan, penderita PDA yang
tanpa komplikasi mencapai 1 dari 500 kelahiran hidup (Schneider & Moore 2006).
Komplikasi yang sering terjadi pada PDA adalah gagal jantung, disfungsi renal,
Necrotizing Enterocolitis, perdarahan intra ventrikular, gangguan nutrisi dan perkembangan,
dan juga merupakan faktor risiko berkembangnya penyakit paru kronis. Gejala dan tanda
yang timbul akibat komplikasi PDA tergantung dari besarnya (diameter) ukuran lubang dan
status kardiovaskular pada pasien. Pasien dengan PDA dapat ditemukan tanpa gejala (tidak
tampak secara klinis tetapi dapat terdiagnosis secara tidak sengaja dengan echocardiography
(ECHO) yang dilakukan saat pemeriksaan lain yang berukuran kecil, sedang atau besar.
(Dice & Bhatia 2007) Gangguan Nutrisi dan perkembangan pada pasien penyakit jantung
bawaan (PJB) merupakan masalah yang sering didapatkan. Pada beberapa penelitian
menyatakan malnutrisi pada pasien PJB adalah 27% (Varan et al. 1999) dan peneliti lain
menyatakan malnutrisi mencapai angka 18% pada PJB asianotik dan 8% pada PJB sianotik
(Nasiruzzaman et al. 2011).
Secara umum malnutrisi adalah suatu keadaan klinis yang dimana nutrisi yang
didapat pada suatu individu tidak mencukupi kebutuhan untuk pertumbuhan, perkembangan
dan aktivitas. Keadaan tersebut dapat disebabkan oleh karena kurangnya asupan makanan,
gangguan absorbs distribusi atau kebutuhan yang meningkat (UNICEF 2007). Kecukupan
nutrisi saat ini dapat di evaluasi menggunakan standar World Health Organization (WHO)
untuk pertumbuhan, yaitu suatu alat yang diperkenalkan WHO pada tahun 2009 untuk
pemantauan percepatan pertumbuhan sehingga diharapkan pemantauan pertumbuhan lebih
mendetil dan dapat dijadikan dasar untuk kewaspadaan sebelum terjadi malnutrisi (De Onis
2008; Das et al. 2010).
Operasi penutupan PDA diharapkan dapat mencegah atau mengurangi gejala yang
diakibatkan dari PDA.(Pass et al. 2004) Seperti yang telah diketahui, salah satu gejala dan
tanda yang sering didapatkan pada pasien dengan PDA adalah gangguan pertumbuhan,
sehingga standar WHO untuk pertumbuhan diharapkan dapat diterapkan untuk pemantauan
pasien PDA.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah konsep dari asuhan keperawatan pada penderita Patens Ductus Arteriosus pada bayi?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu memahami konsep teori dan asuhan keperawatan pada pasien
dengan patent ductus arteriosus.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa memahami definisi patent ductus arteriosus.
b. Mahasiswa memahami klasifikasi patent ductus arteriosus.
c. Mahasiswa memahami etiologi patent ductus arteriosus.
d. Mahasiswa memahami patofisiologis patent ductus arteriosus.
e. Mahasiswa memahami phatway patent ductus arteriosus.
f. Mahasiswa memahami manifestasi klinis patent ductus arteriosus.
g. Mahasiswa memahami komplikasi patent ductus arteriosus.
h. Mahasiswa memahami pemeriksaan diagnostik patent ductus arteriosus.
i. Mahasiswa memahami penatalaksanaan patent ductus arteriosus.
j. Mahasiswa memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan patent ductus
arteriosus.
A. DEFINISI PDA
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah suatu saluran yang berasal dari arcus aorta ke
IV pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis aorta desendens.pada bayi normal
ductus tersebut menutupi secara fungsional 10-15 jam setelah lahir dan secara anatomis
ligament arteriosis pada usia 2-3 minggu.bila tidak menutup ductus arteriousus persistens
(ductus arteriousus persistens:PDA)Buku Ajar Kardiologi FKUI 2001:227).
Patent Ductus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriousus (arteri
yang menghubungkan aorta dan pulmonal).pada minggu pertama kehidupan yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi kepada arteri pulmonal
yang bertekanan rendah (Suriadi Rita yuliani,2001: 235).
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya ductus arterious setelah
lahir,yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi)
kedalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah).Bets & Sowden,2002: 375).
B. KLASIFIKASI PDA
Klasifikasi PDA ditentukan berdasarkan perubahan anatomi jantung bagian kiri,
tahanan arteri pulmonal, saturasi oksigen, dan perbandingan perbandingan sirkulasi pulmonal
dan sistemik.
Perbandingan
Hipertrofi Tekanan Sirkulasi
Ventrikel dan Arteri Saturasi Pulmonal-
Tingkat Atrium Kiri Pulmonal Oksigen Sistemik
30-60
II Minimal mmHg Normal 1,5-2,5
>60 mmHg,
Signifikan + tetapi masih
hipertrofi ventrikel di bawah
kanan yang tahanan Kadang
III minimal sistemik sianosis >2,5
Lebih tinggi
Hipertrofi daripada
biventrikel + tahanan
IV atrium kiri sistemik Sianosis <1,5
b. Tingkat II
Pasien sering menderita infeksi saluran napas, tetapi pertumbuhan fisik masih sesuai
dengan umur. Peningkatan aliran darah ke sirkulasi pulmonal dapat terjadi sehingga timbul
hipertensi pulmonal ringan. Umumnya pada pasien yang tidak tertangani dengan baik pada
tingkat ini PDA akan berkembang menjadi tahap III atau IV.
c. Tingkat III
Infeksi saluran napas makin sering terjadi. Pertumbuhan anak biasanya terlambat; pada
pemeriksaan, anak tampak kecil tidak sesuai umur dengan gejala-gejala gagal jantung. Nadi
memiliki amplitudo yang lebar. Jika melakukan aktivitas, pasien akan mengalami sesak
napas yang disertai dengan sianosis ringan. Pada pasien dengan duktus berukuran besar,
gagal jantung dapat terjadi pada minggu pertama kehidupan. Pada foto polos dada dan EKG
ditemukan hipertrofi ventrikel kiri dan atrium kiri serta hipertrofi ventrikel kanan ringan.
Suara bising jantung dapat didengar di antara sela iga 3 dan 4.
d. Tingkat IV
Keluhan sesak napas dan sianosis semakin nyata. Tahanan sirkulasi paru lebih tinggi
daripada tahanan sistemik sehingga aliran darah di duktus berbalik dari kanan ke kiri. Foto
polos dada dan EKG menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri, atrium kiri, dan ventrikel kanan.
Kondisi pasin ini disebut sindrom Eisenmenger.
C. ETOLOGI PDA
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara
pasti,tetapi ada beberapa factor yang diduga mempunyai pengaruh ada peningkatan kejadian
penyakit jantung bawaan:
1.Faktor Pre-natal:
D. PATOFISIOLOGI PDA
Duktus arteriosus secara fungsional akan menutup sehari sampai beberapa hari
setelah lahir, bila tidak menutup maka terjadi pirau kiri ke kanan, yaitu aliran dari sirkulasi
sistemik ke sirkulasi pulmonal. Aliran darah pulmoner yang berlebihan ini memicu
terjadinya edema paru dan penurunan komplian paru. Kelebihan volume yang berlangsung
lama ke sirkulasi pulmuner akan mengakibatkan dilatasi vaskular pulmoner. Secara
mikroskopi terlihat penebalan pada bagian medial muskular dari arteri dan vena pulmoner,
terjadi pula muskulaisasi dari arteriol. Pada beberapa kasus PDA berkembang menjadi
hipertensi pulmoner berat dan penyakit vaskular pulmoner yang ireversible [ CITATION
Uta13 \l 1057 ]
Besarnya aliran darah ke sirkulasi pulmoner melalui DA ditentukan oleh :
1. Diameter internal begian paling sempit dari DA, semakin sempit diameternya maka
semakin kecil aliran pirau yang terjadi.
2. Panjang dari DA, semakin panjang DA semakin kecil aliran pirau yang terjadi.
3. Hubugan antara resistensi vaskular pulmoner dengan resistensi pembuluh darah sistemik,
jika resistensi pembuluh darah sistemik tinggi dan atau resistensi vaskular pulmoner
rendah maka aliran pirau yang terjadi melalu DA meningkat.
Pirau kiri ke kanan yang besar melalui PDA menghasilkan dilatasi ventrikel kiri dan
atrium kiri. Arteri dan vena pulmoner juga melebar, bahkan aorta asenden dapat melebar pada
PDA yang cukup besar [ CITATION Uta13 \l 1057 ]
1. Foto Thorak :atrium dan ventrikel kiri membesar secara siknitifikan (kardiomegali)
gambaran vaskuler paru meningkat
2. Ekhokardiografi : rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada bayi
cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh peningkatan
volume atrium kiri sebagai akibat dari pintu kiri kanan
3. Pemeriksaan dengan dopler berwarna :digunakan untuk mengevaluasi aliran darah
dan arahnya.
4. Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan pada PDA kecil tidak
ada abnormalitas, hipertropi ventrikel pada PDA yang lebih besar.
H. KOMPLIKASI PDA
1. Edokarditis
2. Obstruksi Pembuluh Darah Pulmonal
3. CHF
4. Hepatomegali
5. Enterokolitis Nekrosis
6.Gangguan Paru Yang Terjadi bersamaan (sindrom gawat nafas atau dysplasia
bronkkopulmoner)
7. Perdarahan Gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit
8. Hiperkalemia (penurunan keluarnya urin)
9. Aritmia
10 .Gagal Tumbuh (betz & sowden, 2002 :376-337, Suriadi, Rita,Yuliani,,2001;236)
I. PENATALAKSANAAN PDA
1.1 Pengkajian
1. Identitas pasien, meliputi:
Nama : untuk membedakan pasien satu dengan pasien yang lain karena banyak orang yang
namanya sama
Umur : pada usia anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut dapat terserang
Suku/bangsa : untuk mengetahui darimana asal dan letak geografis tempat tinggal pasien
2. Keluhan Utama
Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung dari jenis defek yang
terjadi baik pada ventrikel maupun atrium, tapi biasanya terjadi sesaknafas, cemas ,suhu tubuh
meningkat, lemas ,jantung berdebar - debar.
3. Riwayat Kesehatan
Prenatal History
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi virus Rubella), mungkin ada
riwayat pengguanaan alkohol dan obat-obatan serta penyakit DM pada ibu.
Intra natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
Riwayat Neonatus
Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami kelainan defek jantun
4. Pemeriksaan Fisik
4. Hidung : bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung
6. Mulut : bibir tampak kering, gigi bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan pada gusi
9. Abdomen :
c) Perkusi : timpani
11. Ekstremitas :
a) Ekstremitas atas : terpasang infus RL pada tangan kiri, tidak terdapat oedem
b) Ektremitas bawah : tidak terdapat luka, tidak terjadi kelumpuhan, terdapat oedem pada
pergelangan kaki
5. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
foto thorak
ecg
echo
6. Pola fungsi kesehatan
Keletihan/kelelahan
Dispnea
Perubahan tanda vital
Riwayat hipertensi
Endokarditis
Penyakit katup jantung.
Anoreksia
Pembengkakan ekstremitas bawah/edema
e) Pola persepsi dan konsep diri
Kelemahan
Pening
f) Pola peran dan hubungan dengan sesama
Intervensi
Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan di lakukan perawat kepada pasien.
Implementasi
Evaluasi
Evaluasi dapat di lakukan tiap shift , tiap hari atau sesuai waktu yang di tentukan dalam rencana
keperawatan.
KASUS
An. By umur 1 tahun di bawa orang tuanya ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas dan
merasa letih dan lemas. Ibu klien mengatakan anaknya sering mengalami sesak nafas terutama
saat ia beristirahat dan Saat menetek/minum, bayi Nampak berkeringat banyak di dahi, napas
terengah-engah. Minum tidak bisa banyak dan tidak lama dan anaknya selalu rewel dan gelisah.
Ibu klien mengatakan saat lahir anaknya premature dan riwayat keluarga ayahnya ada yang
menderita PDA.orang tua klien sangat gelisah dan emosinya tidak stabil karena cemas akan
keadaan anaknya sehingga menyebabkan kedua orang tua tidak ikut berpartisipasi dalam
pengobatan anaknya. Saat pemeriksaan fisik di temukan adanya bunyi tambahan saat bernafas
dan adanya otot bantu nafas inspirasi dan, edema tungkai, sianosis serta adanya suara jantung
tambahan (machinery mur-murpersisten).TTV : Tekanan Darah : 110/70 mmHg ( normalnya
99/65 mmHg) , Nadi : 130 x/menit (normalnya 110x/menit) , Frekuensi jantung (detak
jantung): 160 x/menit , RR : 50 x/menit (normalnya 30-40 x/menit), Suhu : 380 C (normalnya
360 C – 370 C
) Pemeriksaan penunjang: HB 8,5gr Hb/Dl (12gr Hb/dl, BB: 10 kg BB
sebelumnya 12 kg, leukosit 10.000/mm3 (normalnya 9000 – 12.000/mm) Albumin 45%
(normalnya 55%), Limfosit 40% (normalnya 35%).
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Biodata :
a. Pasien
Nama : An.By
Umur : 1 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Pekerjaan : Belum bekerja
Status Pernikahan : Belum menikah
Alamat : Jalan kenari II
Tanggal Masuk RS : 01-Oktober- 2018
Jam MRS : 07.00
DiagnosaMedis : Patent Ductus Arteriosus
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. Ar
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jalan Kenari II
Hubungan dengan : Ibu
klien
2. Keluhan utama :
Pasien mengeluh sesak nafas
3. Riwayat Kesehatan :
1) Riwayat Penyakit Sekarang :
4) Kebiasaan :
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah
Kopi Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah
Alkohol Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah
5) Obat-obatan
a. Lamanya : ibu pasien mengatakan anaknya tidak mengkonsusmsi obat-obatan
tertentu
b. Macam : tidak ada
3) Riwayat Penyakit Keluarga :
Ibu pasien mengatakan bahwa ada riwayat keluarga ayahnya ada yang menderita PDA
2) Selama Sakit
DS : ibu mengatakan selama sakit anaknya hanya duduk dan tidak semangat
bermain karna cepat letih dan terlihat lesu sertasering sesak napas.
DO : anak tampak lemah, letih, lesu
: RR: 50 x/menit
: Nadi: 130 x/menit
Kemampuan ambulasi & ADL (Indeks Barthel):
b. Selama Sakit
Data Subyektif
Onset : Ibu pasien mengatakan nyeri dirasakan anaknya sejak 3 hari yang lalu
Paliatif : Ibu pasien mengatakan nyeri yang dirasakan anaknya timbul jika
beristirahat dan saat mentek / minum.
Provocatif : Ibu pasien mengatakan nyeri yang dirasakan itu kadang membuat anaknya
sering terbangun saat istirahat
Quality : ibu pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditekan sehingga
rasanya sesak didada
Region : ibu pasien mengatakan nyeri yang dirasakan anaknya ada di sekitar dada
sebelah kiri.
4. Nutrisi
a. Sebelum Sakit
DS : ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya minum/ menetek dengan
baik tidak ada masalah dengan nutrisinya
Selama Sakit
DS : ibu pasien mengatakan selama sakit anaknya Minum tidak bisa banyak dan
tidak lama dan anaknya selalu rewel dan gelisah. karena mengalami sesak
nafas dan pada saat minum nafasnya terengah-engah.
b. Selama Sakit
DS : ibu pasien memngatakan selama sakit hanya menetek 3 kali sehari, itupun
tidak bisa banyak dan tidak lama dan anaknya selalu rewel dan gelisah.
karena mengalami sesak nafas dan pada saat minum nafasnya terengah-
engah.
1. Oksigenasi
a. Sebelum Sakit
DS :ibu pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada masalah dengan pola
pernafasannya
b. Selama Sakit
DS : ibu pasien mengatakan selama sakit anaknya sering mengeluh sesak nafas
terutama saat istirahat dan metetek
2. Eliminasi Fekal/Bowel
a. Sebelum Sakit
DS : ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya tidak ada masalah dengan
eliminasiya , anaknya bisa BAB 1x sehari, tidak mengalami konstipasi ,
BABnya juga lancar
b. Selama Sakit
DS : ibu pasien mengatakan selama sakit BABnya lancer tidak mengalami
konstipasi
DO : kosistensi feses lembek, berwarna kuning.
1. Eliminasi urin
a. Sebelum Sakit
DS : ibu pasin mengatakan sebelum sakit anaknya tidak ada masalah dalam
buang air kecil, biasanya pasien BAK 5x sehari.
b. Selama Sakit
DS : ibu pasien mengatakan selama sakit anaknya hanya BAK 3x kali sehari
b. Selama Sakit
DS : ibu pasien mengatakan bahwa selama sakit ia tidak bisa bernafas dengan
baik karena sering sesk nafas, sehngga istirahat ankanya terganggu dan
makan minumnya juga bergangu.
5. Pemeriksaan Fisik :
1) Keadaan Umum :
Kesadaran : compos mentis
GCS :9
Vital Sign : TD :110/70 mmHg
Nadi : Frekuensi : 130 x/mnt
Irama : irreguler
Kekuatan/isi : lemah
9) Genetalia :
DS : ibu pasien mengatakan bagian kemaluan normal, tidak ada masalah saat
BAK
DO : tidak ada lesi, skotum ada 2, tidak ada kelainan pada lubang penis
10) Rectum :
DS : ibu pasien mengatakan tidak ada masalah saat BAB.
DO : terdapat lubang anus, tidak ada hemoroid.
11) Ektremitas :
DS : ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada masalah pada pergerakanya
hanya lemas saat sakit
DO : Pasien tampak lemah, pasen tampak gelisah,
4444 4444
4444 4444
1). Psikologis :
3). Budaya :
a. Aktivitas ibadah sehari-hari ibu pasien mengatakan bahwa anaknya belum bisa sholat karena masih
kecil.
Ibu pasien mengatakan bahwa ananknya pasti akan sembuh, ia percaya kepada tuhan akan
memberikan kesembuhan kepada anaknya.
6. Pemeriksaan Penunjang :
(Hasil pemeriksaan laboratorium,radiology, EKG,EEG dll)
Pemeriksaan Laboratorium :
35%
Limfosit 40% % Tidak Normal
1) Terapi Medis :
Jenis Terapi Nama Obat Dosis Rute Implikasi Keperawatan
KASUS
An. By umur 1 tahun di bawa orang tuanya ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas dan
merasa letih dan lemas. Ibu klien mengatakan anaknya sering mengalami sesak nafas terutama
saat ia beristirahat dan Saat menetek/minum, bayi Nampak berkeringat banyak di dahi, napas
terengah-engah. Minum tidak bisa banyak dan tidak lama dan anaknya selalu rewel dan gelisah.
Ibu klien mengatakan saat lahir anaknya premature dan riwayat keluarga ayahnya ada yang
menderita PDA.orang tua klien sangat gelisah dan emosinya tidak stabil karena cemas akan
1. ANALISA DATA
RR : 50 x/menit (normalnya
30-40 x/menit)
DO.pasien tampak
sesak(dispnea)
Terpasang O2 4 lpm
Terpasang infuse RL 15
tpm
2. Prioritas Diagnosa
2.Penurunan curah jantung b.d Perubahan frekuensi jantung ditandai dengan adanya suara
jantung tambahan (machinery mur-murpersisten).
2. RENCANA TINDAKAN
Nama klien : An. B No. Registrasi : 15130181
Umur : 5 minggu Diagnosa medis : Patent Ductus Arteriosus
Ruang rawat : Bangsal Anak Alamat : Maguwoharjo
3.CATATAN PERKEMBANGAN
13.55 WIB
Manajemen energi S:ibu pasien
a. Meningkatkan tirah baring mengatakan pasien
atau pembatasan kegiatan sudah tidur 1 jam
DS : ibu pasien mengatakan O:pengunjung pasien
pasien sudah tidur 1 jam dibatasi hanya 2
b. Membatasi stimuli orang setiap hari.
lingkungan untuk A:Tujuan belum
memfasilitasi relaksasi tercapai
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KEDUA
NO Dx tanggal Jam implementasi Evaluasi Ttd/paraf
1. 1 14 oktober 08.00 Perawatan Jantung 14 oktober 2018
09:00
Manajemen energy 11.20 WIB
S:ibu pasien
a.Meningkatkan tirah baring mengatakan pasien
atau pembatasan kegiatan sudah tidur 2 jam
DS : ibu pasien mengatakan O:pasien sudah tidak
pasien sudah lemas
A:Tujuan sudah
tercapai
P:intervensi
dihentikan
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KEDUA
NO Dx tanggal Jam Implementasi Evaluasi Ttd/paraf
1 15 oktober 08:00 Perawatan Jantung 15 oktober 2018
2018
a.Monitor TTV secara rutin 11:00 WIB
DO: suhu 37 c, RR 30 x/menit, S:ibu mengatakan anaknya
nadi 116x/menit, TD 90/70 kelihatan tenang saat
mmHg. digendong dan dipeluk
sambil dielus elus
b.Melakukan terapi relaksasi O: suhu 360C
(memeluk bayi dan memberikan N:106x/ menit,
sentuhan lembut pada punggung RR:26x/menit
bayi)
1. Diagnosa keperawatan
Diagnose yang muncul secara teori meliputi :
a. Penurunan curah jantung b.d malfirmasi jantung
b. Gangguan pertukaran gas b.d oksegenasi pulmonal
c. Intoleransi aktifitas b.d kesehimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh
dan suplai oksigen ke sel.
d. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai
oksigen dan zat nutrisi ke jaringan .
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat
makan dan peningkatan kebutuhan kalori.
f. Resiko infeksi b.d menurunya status kesehatan.
g. Perubahan peran orang tua b.d hospitalisasi anak , kekhawatiran terhadap
penyakit anak
Dari kasus An. By diagnose yang dapat kami tegakkan adalah :
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Perubahan frekuensi jantung
ditandai dengan adanya suara jantung tambahan (machinery mur-
murpersisten).
35
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi ditandai dengan dispnea.
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman status terkini ditandai dengan gelisah
36
BAB V
PENUTUP
37
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, G., Butcher, H., Dochterman, J., & Wagner, C. (2013). Nursing Intervention
Classification (NIC) 6th Edition. Singapore: Mosby Elsevier.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Nanda Internasional Inc. Diagnosis Keperawatan :
Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcome
Classification 5th Edition. Singapore: Mosby Elsevier.
Nursalam, Susilaningrum, R., & Utami, S. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak.
Jakarta: Salemba Medika.
Rosdahl, C. B., & Kowalski, M. T. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar Edisi 10. Jakarta:
EGC.
Suriadi, & Yuliani, R. (2006). Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Sagung Seto.
Utama, H. (2013). Lima Rahasia Penyakit Kardiovaskuler. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
38
39