Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

EDUKASI ASI EKSLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI

Disusun Oleh :

ERMAYANI
1902115

DosenPembimbing : Etri Yanti, S.Kp, M.Biomed.

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA
PADANG
2020/202
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Edukasi ASI Ekslusif dan Teknik Menyusui


Sasaran : Ibu menyusui
Tempat :
Hari/tanggal : Senin/ 22 Maret 2021
Waktu : 13:00 WIB – 14:00 WIB

A. Latar Belakang
Berdasarkan pernyataan bersama UNICEF, WHO dan IDAI di
Jakarta-Indonesia pada 7 Januari 2005, ada beberapa kebijakan tentang
pemberian makan pada bayi yaitu 1) memberikan air susu ibu (ASI) segera
setelah lahir pada satu jam pertama, 2) Hanya memberikan ASI saja
sampai umur enam bulan, 3) Memberikan Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) setelah bayi umur enam bulan, dan 4) Tetap memberikan ASI
sampai anak umur dua tahun atau lebih .
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa ASI merupakan hal yang
penting diberikan pada bayi sejak dia lahir sampai dia berusia dua tahun
atau lebih. Pemberian ASI kepada bayi merupakan cara pemberian
makanan yang terbaik, terutama disaat bayi berumur kurang dari enam
bulan. Hal ini disebabkan karena ASI mengandung banyak manfaat yang
dibutuhkan bayi pada enam bulan pertama masa kehidupannya seperti
aspek gizi, imunologik, psikologi, kecerdasan, neurologis, ekonomis dan
penundaan kehamilan.
Sebuah penelitian yang dilakukan Demsa (2006) tentang
kelangsungan hidup bayi di perkotaan dan pedesaan Indonesia
menemukan hasil bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan
kelangsungan hidup bayi adalah faktor waktu pemberian ASI. Pada
penelitian ini juga disebutkan bahwa bayi yang tidak mendapatkan ASI
mempunyai risiko kematian sebesar 26.19 kali dibandingkan bayi yang
segera mendapatkan ASI.
Penelitian lain menunjukkan bahwa durasi pemberian ASI sangat
mempengaruhi ketahanan hidup bayi di Indonesia. Pada studi tersebut
terbukti bahwa bayi yang mendapatkan ASI selama 6 bulan, memiliki
ketahanan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberi
ASI dengan durasi 4-5 bulan saja. Sementara lain bayi yang mendapatkan
ASI dengan durasi 4-5 bulan mempunyai ketahanan hidup 2.6 kali (1/0.38)
lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI dengan durasi
kurang dari 4 bulan
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan
klien dan keluarga dapat mengetahui dan memahami tentang asi
ekslusif dan teknik menyusui
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan :
a) Klien dan Keluarga dapat menjelaskan pengertian cara
menyusui yang benar
b) Klien dan Keluarga dapat Menyebutkan posisi posisi menyusui
c) Klien dan Keluarga dapat menjelaskan tanda bayi cukup asi
d) Klien dan Keluarga dapat mempraktekkan cara menyusui yang
benar
e) Klien dan Keluarga dapat menjelaskan upaya untuk
memperbanyak ASI
C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik : Asi Eklusif dan Teknik Menyusui


2. Sasaran dan Target : Klien dan Keluarga.
3. Materi : (Terlampir)
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi / demonstrasi dan tanya jawab
5. Waktu
Hari / Tanggal : Senin/ 22 Maret 2021
Pukul : 13:00WIB – 14:00WIB
6. Media dan Alat
a. Leaflet dan lembar balik
D. Setting tempat

media

: Dosen

: Moderator

: Presenter : Observer

: Audien : Fasilitator

E. Kegiatan Penyuluhan

NO. KEGIATAN PENYULUHAN AUDIEN WAKTU


1. Pendahuluan 1. Mengucapan salam 1. Menjawab salam 5 menit
pembuka 2. Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri 3.Berpartisipasi aktif
3.Menjelaskan tujuan dari 4. Memperhatikan
penyuluhan
4. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 1. Menggali pengetahuan 1. Mengemukakan pendapat 50 menit
pasienatau keluarga
tentang Asi Eklusif dan
cara Menyusui
2. Memberikan 2. Memperhatikan
reinforcement positif
3. Menjelaskan tentang 3. Mendengarkan dan
pengertianasi eklusif memperhatikan dan
cara menyusui yang mempraktekkan
benar, macam macam
posisi menyusui, fungsi
menyusui, akibat tidak
menyusui dengan benar,
mempraktekkan langkah
langkah menyusui yang
benar
4. Memberi kesempatan 4. Bertanya
peserta untuk bertanya.
5. Memberikan
reinforcement positif 5. Mendengarkan

3. Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Memberikan kesimpulan 5 menit


yang telah disampaikan dari materi penyuluhan yang
2. Memberikan telah disampaikan
reinforcement 2. Menjawab salam
3. Mengucapkan salam
F. URAIAN TUGAS
1. Moderator : Ermayani
Tugas
1. Memimpin pelaksana penyuluhan, memotivasi anggota
untuk mengikuti penyuluhan dengan tertib dan semangat.
2. Sebagai katalisator,yaitu mempermudah komunikasi dan
interaksi dengan menciptakan suasana untuk memotivasi
anggota.
3. Mengarahkan proses penyuluhan ke arah pencapaian
tujuan.
4. Menciptakan suasana yang mendukung.
2. Presenter : Ermayani
Tugas
1. Menjelaskan materi penyuluhan.
2. Menjawab pertanyaan audiens.
3. Fasilitator : Ermayani
Tugas
1. Menyediakan sarana dan prasarana.
2. Mencegah terjadinya hambatan dalam
penyuluhan.
3. Memotivasi audien untuk mengajukan
pertanyaan.

4. Observer : Ermayani
Tugas
1. Mengamati kegiatan penyuluhan apakah telah sesuai
dengan rencana serta segala faktor pendukung dan faktor
penghambat jalannya penyuluhan.
2. Mencatat dan membuat laporan penyuluhan.
G. KriteriaEvaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Peserta diharapkan duduk menghadap ke arah penyaji
2. Media dan alat memadai
3. Setting sesuai dengan kegiatan
b. Evaluasi Proses
1. Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung.
2. Peserta dapat berperan serta aktif dalam menjawab pertanyaan
yang diajukan.
3. Peserta dapat mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
dengan tertib dan kooperatif.
c. Evaluasi Hasil
Penyuluhan dikatakan berhasil jika :
1. Klien dan Keluarga dapat menjelaskan 80% materi tentang
pengertian cara menyusui yang benar
2. Klien dan Keluarga dapat Menyebutkan 80% materi tentang
posisi menyusui
3. Klien dan Keluarga dapat menjelaskan 80% materi tentang tanda
bayi cukup asi
4. Klien dan Keluarga dapat mempraktekkan cara menyusui yang
benar
5. Klien dan Keluarga dapat menjelaskan 80% materi tentang upaya
untuk memperbanyak ASI
MATERI
ASI EKSLUSIF
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2009). ASI
Eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6
bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai
bayi berusia 2 tahun (Kristiyansari, 2009). ASI Eksklusif adalah pemberian hanya
ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif dianjurkan sampai 6
bulan pertama kehidupan (Depkes RI, 2005). ASI adalah cairan putih yang
dihasilkan oleh kelenjar payudara Ibu melalui proses menyusui (Khasanah, 2011).

ASI merupakan makanan yang disiapkan untuk bayi mulai masa


kehamilan payudara sudah mengalami perubahan untuk memproduksi ASI.
Makanan-makanan yang diramu menggunakan teknologi modern tidak bisa
menandingi keunggulan ASI karena ASI mempunyai nilai gizi yang tinggi
dibandingkan dengan makanan buatan manusia ataupun susu yang berasal dari
hewan sapi, kerbau atau kambing.

Kandungan ASI Menurut Suradi (2004) kandungan ASI terdiri dari : 1)


Lemak Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar 50% kalori ASI
berasal dari lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5-4,5%. Walaupun kadar
lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam
ASI lebih dulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang
terdapat dalam ASI. Kadar kolestrol ASI lebih tinggi dari pada susu sapi, sehingga
bayi mendapat
TEKNIK / CARA MENYUSUI YANG BENAR

Cara menyusui yang benar :

posisi, upaya memperbanyak dan tanda bayi cukup ASI

1. Cara menyusui yang benar

Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu
dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004)

Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi
ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu
diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam,
sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik
sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi
tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam
hari (Saryono, 2008; h. 30)

2. Posisi menyusui

1) Posisi Dekapan

Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar
kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala
badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya
(Saryono

,2008; h. 34).

2) Posisi Football hold

Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar,
memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang
kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang
bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal
untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).

3) Posisi Berbaring

Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari
pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba
pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan
sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).
3. Fungsi menyusui yang benar

1) Puting susu tidak lecet

2) Perlekatan menyusu pada bayi kuat

3) Bayi menjadi tenang

4) Tidak terjadi gumoh

4. Akibat tidak menyusui dengan benar

1) Puting susu menjadi lecet

2) ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI

3) Bayi enggan menyusu

4) Bayi menjadi kembung

5. Tanda bayi menyusu dengan benar

1. Bayi tampak tenang

2. Badan bayi menempel pada perut ibu

3. Mulut bayi terbuka lebar

4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu

5. Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih banyak
6. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan

7. Puting susu tidak terasa nyeri


8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

9. Kepala bayi agak menengadah

6. Tanda bayi mendapat ASI dalam jumlah cukup

1) Bayi akan terlihat puas setelah menyusu

2) Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-200 gr
setiap minggu)
3) Puting dan payudara tidak luka atau nyeri

4) Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan buang
air besar berwarna kuning 2 kali sehari
5) Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan dan
dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya.
7. Langkah-langkah menyusui yang benar

1) Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes

2) Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu

3) Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi).
4) Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas

5) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan
sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan
menjaga kelembaban puting susu).
6) Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu
7) Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu
tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi menghadap
payudara
8) Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus

9) Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang
lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan areolanya
10) Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi
dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi
11) Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat kepala
bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian besar areola
ke mulut bayi)
12) Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau
menyangga payudara lagi
cara yang benar

cara yang salah


13) Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui

14) Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

15) Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada
puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya

cara menyusui yang benar

16) Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi : Bayi digendong tegak dengan bersandar
pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa
(bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15 menit) ATAU Bayi ditengkurapkan
dipangkuan
Cara menyendawakan bayi

8. Upaya memperbanyak ASI

1) Untuk Bayi

a. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama


menyusui antra 10-15 menit disetiap payudara
b. Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah

c. Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan


mendengarkan suara menelan yang aktif.
d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap
kali menyusui.

2) Untuk Ibu

a. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum

b. Makan makanan yang bergizi

c. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya


dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi
penempelan.
d. Susukan bayinya sesering mungkin (Anggraini, 2010; h. 22)
DAFTAR PUSTAKA

Cadwell, K. (2011). Buku Saku Manajemen Laktasi. Jakarta: EGC.


Maritalia, D. (2012). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Nugroho, T. (2011). ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika
Purwanti, H.S. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif Buku Saku Bidan.
Jakarta: EGC.
Roesli, U. (2008). Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai