Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
ERMAYANI
1902115
A. Latar Belakang
Berdasarkan pernyataan bersama UNICEF, WHO dan IDAI di
Jakarta-Indonesia pada 7 Januari 2005, ada beberapa kebijakan tentang
pemberian makan pada bayi yaitu 1) memberikan air susu ibu (ASI) segera
setelah lahir pada satu jam pertama, 2) Hanya memberikan ASI saja
sampai umur enam bulan, 3) Memberikan Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) setelah bayi umur enam bulan, dan 4) Tetap memberikan ASI
sampai anak umur dua tahun atau lebih .
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa ASI merupakan hal yang
penting diberikan pada bayi sejak dia lahir sampai dia berusia dua tahun
atau lebih. Pemberian ASI kepada bayi merupakan cara pemberian
makanan yang terbaik, terutama disaat bayi berumur kurang dari enam
bulan. Hal ini disebabkan karena ASI mengandung banyak manfaat yang
dibutuhkan bayi pada enam bulan pertama masa kehidupannya seperti
aspek gizi, imunologik, psikologi, kecerdasan, neurologis, ekonomis dan
penundaan kehamilan.
Sebuah penelitian yang dilakukan Demsa (2006) tentang
kelangsungan hidup bayi di perkotaan dan pedesaan Indonesia
menemukan hasil bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan
kelangsungan hidup bayi adalah faktor waktu pemberian ASI. Pada
penelitian ini juga disebutkan bahwa bayi yang tidak mendapatkan ASI
mempunyai risiko kematian sebesar 26.19 kali dibandingkan bayi yang
segera mendapatkan ASI.
Penelitian lain menunjukkan bahwa durasi pemberian ASI sangat
mempengaruhi ketahanan hidup bayi di Indonesia. Pada studi tersebut
terbukti bahwa bayi yang mendapatkan ASI selama 6 bulan, memiliki
ketahanan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberi
ASI dengan durasi 4-5 bulan saja. Sementara lain bayi yang mendapatkan
ASI dengan durasi 4-5 bulan mempunyai ketahanan hidup 2.6 kali (1/0.38)
lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI dengan durasi
kurang dari 4 bulan
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan
klien dan keluarga dapat mengetahui dan memahami tentang asi
ekslusif dan teknik menyusui
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan :
a) Klien dan Keluarga dapat menjelaskan pengertian cara
menyusui yang benar
b) Klien dan Keluarga dapat Menyebutkan posisi posisi menyusui
c) Klien dan Keluarga dapat menjelaskan tanda bayi cukup asi
d) Klien dan Keluarga dapat mempraktekkan cara menyusui yang
benar
e) Klien dan Keluarga dapat menjelaskan upaya untuk
memperbanyak ASI
C. Pelaksanaan Kegiatan
media
: Dosen
: Moderator
: Presenter : Observer
: Audien : Fasilitator
E. Kegiatan Penyuluhan
4. Observer : Ermayani
Tugas
1. Mengamati kegiatan penyuluhan apakah telah sesuai
dengan rencana serta segala faktor pendukung dan faktor
penghambat jalannya penyuluhan.
2. Mencatat dan membuat laporan penyuluhan.
G. KriteriaEvaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Peserta diharapkan duduk menghadap ke arah penyaji
2. Media dan alat memadai
3. Setting sesuai dengan kegiatan
b. Evaluasi Proses
1. Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung.
2. Peserta dapat berperan serta aktif dalam menjawab pertanyaan
yang diajukan.
3. Peserta dapat mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
dengan tertib dan kooperatif.
c. Evaluasi Hasil
Penyuluhan dikatakan berhasil jika :
1. Klien dan Keluarga dapat menjelaskan 80% materi tentang
pengertian cara menyusui yang benar
2. Klien dan Keluarga dapat Menyebutkan 80% materi tentang
posisi menyusui
3. Klien dan Keluarga dapat menjelaskan 80% materi tentang tanda
bayi cukup asi
4. Klien dan Keluarga dapat mempraktekkan cara menyusui yang
benar
5. Klien dan Keluarga dapat menjelaskan 80% materi tentang upaya
untuk memperbanyak ASI
MATERI
ASI EKSLUSIF
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2009). ASI
Eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6
bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai
bayi berusia 2 tahun (Kristiyansari, 2009). ASI Eksklusif adalah pemberian hanya
ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. ASI Eksklusif dianjurkan sampai 6
bulan pertama kehidupan (Depkes RI, 2005). ASI adalah cairan putih yang
dihasilkan oleh kelenjar payudara Ibu melalui proses menyusui (Khasanah, 2011).
Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu
dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004)
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi
ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu
diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam,
sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik
sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi
tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam
hari (Saryono, 2008; h. 30)
2. Posisi menyusui
1) Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini
membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar
kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala
badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya
(Saryono
,2008; h. 34).
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar,
memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang
kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang
bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal
untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).
3) Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari
pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba
pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan
sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).
3. Fungsi menyusui yang benar
5. Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih banyak
6. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
2) Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-200 gr
setiap minggu)
3) Puting dan payudara tidak luka atau nyeri
4) Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil 6-8 kali sehari dan buang
air besar berwarna kuning 2 kali sehari
5) Apabila selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan dan
dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya.
7. Langkah-langkah menyusui yang benar
3) Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi).
4) Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas
5) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan
sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan
menjaga kelembaban puting susu).
6) Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu
7) Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu
tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi menghadap
payudara
8) Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
9) Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang
lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan areolanya
10) Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi
dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi
11) Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat kepala
bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian besar areola
ke mulut bayi)
12) Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau
menyangga payudara lagi
cara yang benar
14) Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.
15) Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada
puting susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya
16) Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi : Bayi digendong tegak dengan bersandar
pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa
(bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15 menit) ATAU Bayi ditengkurapkan
dipangkuan
Cara menyendawakan bayi
1) Untuk Bayi
2) Untuk Ibu