BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang sempurna dibanding
dengan makhluk lainnya. Manusia diberi kelebihan akal oleh Allah untuk
dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil dalam menjalani
kesalahan dan lupa. Oleh sebab itu, pengawasan perlu ada dalam kehidupan
manusia, baik pengawasan dari dalam diri sendiri maupun dari luar.
segera agar terhindar hal-hal yang tidak di harapkan. Sistem pengawasan yang
dari organisasi ini berada pada jalan yang salah atau terjadi penyimpangan,
dan perbaikan. Kalau dapat sanksi dan peringatan itu di umumkan. Kalau
pengawasan harus jujur dan objektif artinya tidak memihak dan satu-satunya
koreksi.
sendiri tentang keyakinan bahwa Allah SWT selalu mengawasi kita, sehingga
3
takut untuk melakukan kecurangan. juga kesadaran dari luar diri kita, dimana
ada orang yang juga mengawasi kinerja kita. Seorang pemimpin harus mampu
mendukung jalannya pengawasan dengan baik, maka setiap elemen yang ada
secara berdaya guna (efisien) dan hasil guna (efektif), sesuai dengan rencana
2
Usman Effendi, Asas Manajemen,(Jakarta,PT Raja Grafindo Persada,2014) cet-1
h.205
3
M.Manulang, Dasar-Dasar Manajemen,(Yogyakarta:Gajah Muda Uiversitya Press,2002), h.173
4
yang tidak lurus, mengoreksi yang salah, dan membenarkan yang hak.
Pertama, control yang berasal dari diri sendiri yang bersumber dari
tauhid dan keimanan kepada Allah SWT. Seseorang yang yakin bahwa Allah
َ ِثَاَل ثَ ٍة إِاَّل هُ َو َرابِ ُعهُ ْم َواَل خَ ْم َس ٍة إِاَّل هُ َو َسا ِد ُسهُ ْم َواَل أَ ْدن َٰى ِمن ٰ َذل
ك َواَل أَ ْكثَر
ِّإِاَّل هُ َو َم َعهُ ْم أَ ْينَ َما َكانُوا ۖ ثُ َّم يُنَبِّئُهُم بِ َما َع ِملُوا يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ۚ إِ َّن هَّللا َ بِ ُكل
apa yang ada di langit dan di bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga
jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan dia berada bersama
kepada mereka pada hari kiamat apa yang Telah mereka kerjakan.
Allah, dimana dengan adanya ketakwaan kepada Allah, maka akan ada rasa
4
Kementrian Agama RI , Al-Qur’an dan terjemahannya, (Cv.Gema Risalah Press Bandung;1993)
5
takut untuk melakukan suatu kecurangan dalam pekerjaan dan merasa diri
tersebut dilakukan dari luar diri sendiri. System pengawasan ini dapat terdiri
peraturan.5
didirikan oleh seorang kiyai sebagai figure sentral yang berdaulat menerapkan
keagamaan. merupakan salah satu dari sekian pesantren yang telah mengiringi
adanya lembaga pondok pesantren setidaknya para remaja saat ini bisa lebih
terdidik, dan lebih terjaga dari pergaulan luar yang negatif seperti pergaulan
bebas.
abdi masyarakat mampu berdiri sendiri, bebas, dan teguh dalam kepribadian,
adalah dalam hal menaati suatu peraturan. Santri yang tinggal di dalam
mampu mendidik Santri supaya memiliki akhlak yang mulia dengan karakter
Pondok Pesantren tersebut. Badan ini didirikan oleh pesantren yang secara
6
Matsuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Suatu Kajian Tentang Unsure Dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren,(Jakarta:1994),
h.24
7
latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melihat
strategi apa yang digunakan oleh Pondok Pesantren Daarul Musthofa Jati
B. Identifikasi Masalah
maksimal.
Daarul Musthofa.
Musthofa.
8
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Musthofa Bekasi .
Musthofa Bekasi
F. Manfaat Penelitian
Pesantren Daarul Musthofa Bekasi. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah
1. Kegunaan teoritik
akan datang terhadap objek yang sejenis atau aspek lainnya yang belum
2. Kegunaan praktik
Penelitian ini merupakan salah satu syarat bagi peneliti untuk mendapatkan
gelar sarjana strata satu (S1). Selain itu, adanya penelitian ini diharapkan
pengawasan Santri.
10
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bagian bab ini akan diisi pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
manfaat penelitian.
Bab ini merupakan bagian skripsi yang menekankan pada riset terdahulu dan
aspek teoretik. Bab ini berisi tentang penelitian terdahulu dan kerangka teori.
Selain itu, bab ini juga berisi tentang teoretik dalam prespektif Islam.
Dalam bab ini dijelaskan secara rinci tentang metode dan teknik yang
pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahap-
tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik validitas data, dan teknik
analisis data.
Bab ini merupakan inti dari penelitian. Kondisi riil di lapangan dan hasil
penelitian akan dipaparkan dalam bab ini. Bab ini menyampaikan profil utuh
dari obyek yang diteliti sekaligus permasalahan yang dihadapinya. Bab ini
11
BAB V : PENUTUP
Bab ini merumuskan ulang dan menyimpulkan dari jawaban rumusan masalah
penelitian dan saran atau rekomendasi praktis terkait dengan temuan penelitian
penelitian.
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Sistem
1. Pengertian sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa yunani yaitu “systema” yang
sistem yang konsisten akan melahirkan sebuah tatanan kehidupan yang baik
dan rapi. Begitu sebaliknya, sistem yang tidak dilaksanakan atau ditolak
batasan sistem, mempunyai tujuan yang jelas, dan mempunyai input, proses,
7
Priyono, Pengantar Manajemen, (Sidoarjo: Zifatama, 2007), hal. 19
8
Sri Mulyani, Metode Analisis dan Perancangan Sistem, (Bandung : Abdi Sistematika, 2016), hal.4
13
mencapai tujuan dengan mengelola data dan energi atau barang dalam
jangka waktu tertentu guna menghasilkan informasi, energi dan hal benda.9
subsistem.
3) Bagian atau unit yang ada memiliki hubungan satu sama lain.
9
Sagala Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung : Alfabeta, 2009), hal. 9
10
Syah Dawyan, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Faza Media, 2006), hal. 45
11
Ibid, hal. 46.
14
sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil produktif.
B. Pengertian Pengawasan
1. Pengertian Pengawasan
12
Kementrian Agama RI , Al-Qur’an dan terjemahannya, (Cv.Gema Risalah Press Bandung;1993)
15
telah dibuat tercapai secara efektif dan efisien. Menurut Weihrich dan
yang mengukur dan melakukan koreksi atas kinerja. Hal tersebut merupakan
ditentukan sebelumnya.15
13
Hetty Fitria Rahmawati, Peranan Pengawasan dalam Meningkatkan Kedisiplinan Kerja Pegawai Di Kantor
Informasi dan Komunikasi Kabupaten Karanganyar,(Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, 2007), hal. 42
14
Nurma Yunita, Sistem Pengawasan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Jauhar Terhadap Etika Santri Kecamatan Mandau
Kabupaten Bengkalis, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2015), hal. 13
15
Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2012), hal. 125
16
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal.179
16
2. Jenis-Jenis Pengawasan
antaranya :
17
Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Galia Indonesia, 1990), hal. 173
18
Usman Effendi, Asas Manajemen,(Jakarta,PT Raja Grafindo Persada,2014) cet-1 h.205
17
berupa :
19
Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta : Galia Indonesia, 1990), hal.176
18
istimewa.
19
2. Pengawasan langsung
laporan di tempat. Namun, ada yang perpendapat bahwa cara inilah yang
dapat dipererat serta, kesukaran dalam praktik dapat dilihat langsung dan
praktik dapat dilihat langsung dan tidak dapat dikacaukan oleh pendapat
tertulis.20
hal yang positif sekaligus negatif agar tidak salah berrkesimpulan dan
dengan pondok saja atau kedua kata ini digabung menjadi pondok
pesantren.
funduq (arab) yang berarti ruang tidur atau wisma sederhana, karena
pelajar yang jauh dari tempat asalnya.adapun kata pesantren berawal dari
keislaman kepada santri, melalui metode dan teknik yang khas. Pesantren
Kata pondok berasal dari kata funduq (bahasa arab) yang artinya
pesantren berasal dari kata santri yang diimbuhi awalan pe- dan akhiran
–an yang berarti menunjukkan tempat. Maka artinya adalah tempat para
santri.
21
Kompri, Manajemen dan Kepemimpinan Pondok Pesantren, hal.2.
22
yang terjadi di beberapa pondok justru hanya sebagai tempat tidur semata
beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat karismatik serta
dimana para santrinya tinggal dipondok yang dipimpin oleh kiai. Para
moral keagamaan.22
islam dan didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat
permanen.
2) Tujuan khusus
Mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam
23
Kompri, Manajemen dan Kepemimpinan Pondok Pesantren, hal.3.
24
lepas dari sosok seorang kiai. Kiai merupakan aktor utama, kiailah
kiai.
24
Kompri, Manajemen dan Kepemimpinan Pondok Pesantren, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2018) hal.33-35.
25