Bab Ii New
Bab Ii New
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti dan Judul Penelitian Variabel Yang Alat Analisis Hasil Penelitian
(Variabel Y)
2 Muhammad Kepemimpinan kepala Kepemimpinan Observasi Kepemimpinan kepala
pendidikan
(Variabel Y)
4 Nurhayani, 2013 Kepemimpinan kepala Kepemimpinan Wawancara Kepemimpinan kepala
(Variabel Y)
2.2 Konsep Manajemen
7
8
kualitas secara efektif dan efisien, perlu didukung oleh Sumber Daya Manusia
yang belum menjalankan tugas sesuai peran dan fungsinya sebagai pemimpin
outcome pendidikan.
2.3.1 Manajer
lainnya.
tinggi.
fungsional.
10
2.3.2 Manajemen
(controlling).
1
Mantja, 2007. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan dan Manajemen Pendidikan dan Supervisi
Pengajaran. Malang: Elang Mas, hlm. 68
11
a. Bidang Kurikulum
dapat berjalan dengan baik dan teratur dengan tolak ukur tujuan yang hendak
1) Perencanaan
3) Pelaksanaan
b. Bidang Kesiswaan
terhadap peserta didik agar kegiatan belajar mengajar dengan efektif dan efisien
subjek bukan obyek, sehingga siswa harus didorong untuk dapat berperan serta
mereka.
dengan kondisi siswa yang sangat beragam baik fisik, status ekonomi, minat
dan bakat, sehingga potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang secara
paling berharga, dan sumber daya manusia ini akan berperan secara optimal jika
dikelola dengan baik. Kultur dan organisasi yang ada di sekolah serta perilaku
dari para personil di sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompeensi
yaitu yaitu guru atau pengajar tetap atau tidak tetap. Sedang tenaga non edukatif
atau administrative meliputi pegawai tata usaha tetap dan tidak tetap.
d. Bidang Keungan
3
Sutomo, 2007, Manajemen Sekolah. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri Semarang, hlm. 32
13
kegiatan belajar mengajar. Dana yang sudah ada dikelola dengan maksimal
dikaitkan dengan rencana jangka pendek maupun jangka panjang, baik untuk
merupakan salah satu tugas dalam manajemen keuangan antara lain membuat
langsung dan tidak langsung pada pencapaian tujuan. Dalam manajmen ini akan
merencanakan dan membuat program sarana baik secara fisik seperti gedung,
membeler dan peralatan sekolah yang lain yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar juga membuat program untuk perawatan sarana yang sudah ada
Dalam dunia pendidikan tidak bisa terlepas dari pihak lain yang nantinya
Hal ini berarti bahwa sekolah merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan masyarakat. Hubungan yang serasi dan seimbang akan dapat
maka tidak hanya sekolah saja yang bertanggungjawab, tetapi masyarkat secara
kelompok.4
orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu
4
Turi, O.L, 2009. Budaya Kepemimpinan Lokal dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Kendari: Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan Universitas Jakarta, hlm. 9
16
Firman Allah SWT sebagaimana tertera dalam Q.S. Ali Imron ayat
Artinya :
orang yang dipimpin, keduanya saling tergantung sehingga salah satu tidak
mungkin ada tanpa yang lain. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT
yang baik. Dan bantahlah mereka dengan (bantahan) yang lebih baik.
Sungguh, Tuhanmu, ialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari
bimbingan.
17
berikut:5
kelompok”.
5
Wahjosumiddjo, 2002. Kepemimpinan dan Motivasi. Ghalia Indonesia. Hlm. 21
18
sifat sebagai barikut : (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4)
berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang
“Sekolah” kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu
seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu
dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid
bersama”.
orang lain untuk memenuhi tugas dan tuntutan tak terbatas, sumber daya
kepemimpina.
para guru, murid, dan warga sekolah untuk selalu meningkatkan dan
mempangaruhi semua komponen sekolah (guru, murid dan staf) agar mau
9
Rahman (at all). 2006.Peran Strategis Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Jatinangor Alqaprint. Hlm 106
20
standar kepala sekolah atau madrasah bahwa untuk diangkat sebagai kepala sekolah
atau madrasah seseorang wajib memenuhi standar kepala sekolah atau madrasah
kompetensi sosial.
terakreditasi;
tahun;
ditetapkan Pemerintah.
3. Kompetensi Kepribadian
sekolah/madrasah
4. Kompetensi Sosial
5. Kompetensi Manajerial
perencanaan
22
f. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal.
i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan
tindak lanjutnya.
6. Kompetensi Supervisi
profesionalisme guru.
7. Kompetensi Kewirausahaan
c. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok
dengan guru dalam situasi yang kondusif. Perilaku kepala sekolah harus dapat
mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan
penuh pertimbangan terhadap guru baik secara individu maupun sebagai kelompok.
pemberdayaan guru dan peningkatan mutu proses dan produk pembelajaran. Kepala
sekolah adalah orang yang bertanggungjawab apakah guru dan staf sekolah dapat
bekerja secara optimal kultur sekolah dan kultur pemebelajaran dibangun oleh gaya
Burlingame, Coombs, dan Thruston (1987) dalam Danim (2003:197), bahwa kepala
sekolah untuk jenjang dan jenis sekolah apapun merupakan orang yang memiliki
tanggungjawab utama yaitu apakah guru dan staf dapat bekerja sesuai dengan tugas
25
pokok dan fungsinya. Tugas-tugas kepala sekolah bersifat ganda, yang satu sama
komunitas sekolah
pihak eksternal
sekolah
k. Menerima masukan dari guru dan staf untuk persoalan yang tidak dapat
diselesaikan
10
Sudarwin, Danim. Tugas Kepala Sekolah, Jakarta, Bumi Aksara , 2003. Hlm.197
26
Adapun peran kepala sekolah menurut Mulyasa (2007: 98) yang dikenal
hanya dituntut sebagai educator dan administrator, melainkan juga harus berperan
sebagai manajer dan supervisor yang mampu menerapkan manajmen yang bermutu.
Indikasinya ada pada iklim kerja dan proses pembelajaran yang kondusif, kreatif
dan berprestasi.
kegiatan yang ada di sekolah. Kepala sekolah mempunyai kegiatan pokok yang
evaluasi.
dipahami oleh setiap kepala sekolah. Dengan mengetahui dan memahami tahap-
tahap proses perbaikan pengajaran akan membantu para kepala sekolah untuk
11
Mulyasa. E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Professional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 98
27
pengajaran yaitu:
dalam tahap ini perlu dubentuk struktur yang tepat, mengusahakan dan
dalam hal ini perlu merencanakn evaluasi dan penggunaan alat ukur
Istilah supervisi berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua akar kata,
yaitu: super yang artinya “di atas” dan vision mempunyai arti “melihat” maka
pengertian itulah maka supervisi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
pengawas dan kepala sekolah, karena sebagai pejabat yang berkedudukan di atas
12
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hlm 207
13
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar supervise. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004. Hlm. 4
28
organisasi P&K, yang berlaku sekarang ini adalah kepala sekolah, penilik
sekolah, dan para pengurus tingkat kabupaten atau kota madya, serta staf kantor
pengajaran, program itu pada hakikatnya adalah perbaikan hal belajar dan
mengajar.14
perkembangan anak.
situasi pembelajaran (belajar mengajar) yang lebih baik. Hal ini sejalan
14
Piet. A. Sahertian. Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2000. Hlm. 17
15
Syaiful Sagala. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta. 2009.
Hlm. 194
29
5. Jadi pada hakikatnya, supervisi adalah sebagai bantuan dan bimbingan atau
mutu pembelajaran.
baru pendidikan.
7. Sebagaimana Alfonso (1981), Neagley dan Evans (1980), dan Marks Stroops
PERILAKU
SUPERVISI/PEMBINAAN
PROFESIONAL
30
BAGAN 2.2
(1) perilaku supervisor dalam memberi layanan kepada guru yang disebut
supervisor terhadap guru; dan (3) upaya guru membantu peserta didik
mempersiapkan segala sesuatunya dengan cermat, persiapan yang cermat itulah yang
dapat membantu guru mencari dan memecahkan masalah belajar peserta didik.
mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dan berkualitas khususnya
pengalaman belajar.
Membantu dalam menilai kemajuan murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
Tujuan di sini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: tujuan umum
tujuan pendidikan.
masing- masing.
kemampuanya.
mengajar guru ke arah yang lebih baik yang pada akhirnya akan
kualitas pengajaran, hal ini sesuai dengan pernyataan dari Franseth Jane
mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru. Ada analisa yang lebih luas
fungsi supervisi:
anggota staf
sebagai berikut:
d. Dan lain-lain.
d. Dan lain-lain.
yang ada.
Dari beberapa penjelasan fungsi di atas, maka menjadi jelas juga bahwa
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, agar mereka dapat mengajar
lebih baik lagi dan profesional. Sehingga yang pada akhirnya diharapkan
pendidikan ialah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan
korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Untuk itu kepala sekolah
berkelanjutan.
2. Prinsip Demokratis
makna yang menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan
3. Prinsip Kooperatif
mengembangkan potensi-potensinya.
a) Ilmiah
b) Kooperatif
mengajar.
konstruktif.
d) Realistik
e) Progresif
f) Inovatif
dengan cara memahami dan menguasai dengan seksama tugas dan tanggung
jawab guru sebagai tenaga kependidikan yang profesional, karena jika sikap
negatif lainnya akan melumpuhkan kreatif guru. Sikap korektif tersebut harus
diganti dengan sikap kreatif, dimana setiap orang mampu menumbuhkan dan
Menurut WJS Purwo Darminto bahwa teknik adalah cara yang dipakai dalam
Pada umumnya alat dan teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua macam
alat atau teknik (John Minor Gwyn, 1963: 326-327), yaitu: teknik individual dan
teknik kelompok.
1. Teknik Individual
40
perorangan. Bila masalah yang dihadapi adalah masalah yang bersifat pribadi,
apalagi khusus atau secret, maka teknik yang digunakan sebaiknya adalah teknik
a. Kunjungan Kelas
seorang guru yang sedang mengajar yang berfungsi sebagai alat untuk
perlu diperbaiki.
baik.
b. Observasi Kelas
berlangsung antar guru yang satu dengan yang lain, pengaturan dan
sekolah/ supervisor.
2. Teknik Kelompok
bersama.
guru-guru tentang mengajar yang baik, setelah seorang guru yang baik
sebelumnya.
seorang guru.
berbeda. Sudah banyak hal yang diketahui oleh para guru, tetapi apa
merupakan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan, bukan suatu tujuannya
yang hendak dicapai. Namun hanya sebagai alat yang dapat dianggap efektif
sebagai ukuran baik buruk suatu benda, kadar, taraf ,derajat atau kualitas.
mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang telah
ditentukan oleh instansi, standar mutu tersebut meliputi bahan baku, proses
yang lebih baik daripada dalam negeri. Konsep kualitas sendiri seringkali dianggap
sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas
desain atau kesesuaian. Akan tetapi aspek ini bukanlah satu-satunya aspek kualitas.
TQM merupakan konsep yang jauh lebih luas, yang tidak hanya menekankan pada
aspek hasil tetapi juga kualitas manusia kualitas prosesnya. Bahkan Stephen Uselac
18
John Wiley, “The Portable MBA
45
menegaskan bahwa kualitas bukan hanya mencakup produk dan jasa, tetapi juga
c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap
meruapkan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa
mendatang).
pendidikan, yaitu:
kesopanan.
a. Kurikulum
dari pola pemikiran yang memandang sekolah sebagai suatu sistem. Sekolah terdiri
dari berbagai komponen yang saling membutuhkan dan berinteraksi antara satu
apabila setiap anak didik berkembang secara optimal sesuai kemampuannya serta
ada beberapa metode yang digunakan dalam peningkatan mutu pendidikan adalah
manajemen mutu terpadu yang biasa disebut dengan Total Quality Manajemen
(TQM).
manajemen mutu terpadu adalah suatu sistem manajemen yang berfokus kepada
terus menerus.
menyeluruh bukan suatu bidang atau program terpisah dan merupaka bagian
terpadu strategi tingkat tinggi. Sistem ini bekerja secara horizontal, melibatkan
lembaga pendidikan merupakan industry jasa bukan sebagai proses produksi. Oleh
karena itu, manajemen mutu terpadu merupakan input, proses dan output untuk
semua perangkat sekolah dari kepala sekolah, guru, karyawan, dan tenaga
kebersihan harus benar-benar memiliki kultur pelayanan terbaik siswa dan orangtua
siswa sehingga mereka puas, tidak hanya diakhir setelah putra-putrinya lulus tetapi
sejak awal mereka masuk ke halaman sekolah merasa aman, nyaman dan
20
Mulyasa, E. 2003. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm. 224
48
terlindungi, terhargai dan terlayani, oleh perangkat sekolah yang berada di front
line.
ditetapkan bersama antara sekolah dengan komite sekolah, mencapai hasil belajar
sesuai dengan target yang direncanakan, serta sesuai pula dengan harapan orangtu
siswa, pemerintah, siswa, para pengguna lulusan baik sekolah maupun perguruan
tinggi tempat siswa melanjutkan studinya, maupun dunia kerja. (Rosyada, 2007:
268)
dari mutu lulusannya tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu
d. Para pemakai tenaga kerja yang perlu untuk merekrut staf terampil,
21
Rosyada, Dede. 2007. Paradigma Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT. Rencana Prenada Media Grup. Hlm: 268
49
aman dan menantang. Usaha ini akan membawa dampak yang positif bagi
tumbuhnya sikap terbuka dari guru-guru, guru-guru juga harus di dorong agar
kreatif serta memiliki kerja tinggi. Tinggi rendahnya mutu pendidikan (sekolah)
kepala sekolah.
mengidentifikasi dan merumuskan hasil kerja yang ingin dicapi oleh sekolah dan
50
mengidentifikasi serta merumuskan cara atau metode untuk mencapai hasil yang
diharapkan.
yang berlaku. Pelanggan dalam hal ini adalah pelanggan internal (tenaga
pemakai lulusan).22
pelayanan pendidikan berarti semua perangkat sekolah dari kepala sekolah, guru
dan karyawan dan tenaga kebersihan melakukan berbagai bidang yaitu kurikulum,
22
Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hlm 226
51
staf dengan sarana atau alat dan sumber yang lain dan mengkoordinasikan
kepada guru dengan melihat langsung kegiatan belajar mengajar di kelas, serta
Kepemimpinan
kepala sekolah
dalam
menjalankan
peran dan
fungsi sebagai
EMASLIM
52
Kompetensi
Peningkatan
manajerial
mutu sekolah
kepala sekolah
Bagan 2.3
Kerangka Pikir