Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

RESONATOR PIPA UDARA


(M – 5)

Nama : Bhenika Febyana

NPM : 200110200317

Partner : Diki, Adyasha, Geiska, Azzahra, Cheery,


Habib, Syafi’i, Ivander
NPM : 182, 312, 313, 327, 336, 342,347, 354

Fakultas / Departemen : Peternakan / Peternakan


Kelas / Kelompok :E/6

Tanggal : 28 Oktober 2020

Hari / Jam : Rabu / 12.45-14.30

Nama Asisten : Mayer Simanjuntak

LABORATORIUM FISIK A DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
FAK ULTAS MATEMATIK A DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
2020

LEMBAR PENGESAHAN

Fisika Dasar

Resonator Pipa Udara

M-5

NAMA : Bhenika Febyana


NPM : 200110200317
PARTNER : Diki, Adyasha, Geiska, Azzahra, Cheery,
Habib, Syafi’i, Ivander
NPM : 182, 312, 313, 327, 336, 342,347, 354
DEPARTEMEN/FAKULTAS : Peternakan / Peternakan
JADWAL PRAKTIKUM : 28 Oktober 2020

KOLOM NILAI
Speaken Lap. Pendahuluan Praktikum Lap. Akhir

Jatinangor, 28 Oktober 2020


Asisten

Mayer Simanjuntak
NPM
ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum mengenai “Resonator Pipa Udara” pada Rabu,
84 Oktober 2020, bersama delapan orang partner dalam kelompok fisika dasar 6
dengan bimbingan asisten Mayer Simanjuntak. Salah satu tujuan dilakukannya
praktikum ini adalah untuk mengetahui hubungan frekuensi suara dengan volume
air pada botol berukuran sedang dan kecil serta mengamati hasil dari frekuensi
menggunakan aplikasi Spectroid. Semakin kecil ruang udara pada botol atau
semakin besar volume air pada botol maka frekuensi semakin kecil sehingga suara
yang dihasilkan semakin nyaring. Hal tersebut diakibatkan pergerakan gelombang
pada ruang kecil akan semakin cepat pantulannya. Resonansi sangat penting dalam
dunia music kare na musik adalah salah satu bidang seni yang banyak menerima
kontribusi ilmu fisika. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda
karena ada benda lain yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau
kelipatan bilangan bulat dari frekuensi itu. Salah satu elemen penting sebagai dasar
dari berbagai alat musik yaitu pipa udara terbuka atau ada yang menyebut pipa
organa. Pipa Organa dibedakan menjadi 2 yaitu pipa dengan kedua ujung terbuka
yang jika udara didalamnya digetarkan (ditiup misalnya) akan timbul beberapa
kemungkinan bentuk gelombang berdiri dimana amplitude gelombang adalah
tekanan local pada udara dan pipa udara tertutup atau lebih tepat disebut pipa udara
setengah tertutup karena hanya satu ujungnya saja yang tertutup.

Kata Kunci : resonansi, tinggi kolom udara, panjang gelombang, kecepatan


rambat bunyi, frekuensi

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Resonansi sangat penting dalam dunia musik. Dawai tidak dapat
menghasikan nada yang nyaring tanpa adanya kotak resonansi. Resonansi
adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain yang
bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat
dari frekuensi itu. Resonansi menghasilkan pola stasioner yang terdiri atas
perut dan simpul gelombang dengan panjang gelombang tertentu. Pada
saat gelombang berdiri terjadi pada senar maka senar akan bergetar pada
tempatnya. Pada saat frekuensinya sama dengan frekuensi resonansi,
hanya diperlukan sedikit usaha untuk menghasilkan amplitudo besar. Hal
inilah yang terjadi pada senar yang dipetik.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan daripada penulisan Laporan Akhir Praktikum ini diantaranya
 Secara Umum
1. Praktikan dapat memahami konsep pipa udara terbuka dan
konsep pipa udara tertutup.
2. Praktikan dapat mengetahui hubungan tinggi kolom pipa udara
dengan frekuensi bunyi.
 Secara Khusus
1. Praktikan dapat menentukan Panjang gelombang dan frekuensi
dari tinggi kolom pipa udara.
2. Praktikan dapat menentukan kecepatan rambat diudara dan
membandingkannya dengan teori.

2
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Rumus Pengolahan Data
1. Data Kolom Udara (m)
𝑡 ± Δ𝑡
2. Panjang Gelombang (m)
2𝐿
𝜆ₙ = 𝑛+1
3. Kecepatan Rambat Bunyi (m/s)
𝑣 = 𝑓ₙ . 𝜆ₙ
4. KSR dan KP
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−𝑣𝑙𝑖𝑡
KSR = | | × 100% ;
𝑣𝑙𝑖𝑡

KP = 100% - KSR ;
𝑣𝑙𝑖𝑡 = 340 m/s²

2.1 Alat-alat Percobaan dan Fungsi


1. Botol Kaca Ukuran Sesar dan Kecil
 Berfungsi sebagai media praktikum.
2. Mistar
 Berfungsi alat untuk mengukur benda berbidang datar dan
berdimensi kecil.
3. Aplikasi Spectroid
 Berfungsi sebagai alat untuk mengukur frekuensi nada pada
botol.
4. Air
 Berfungsi sebagai media praktikum.

2.3 Prosedur Percobaan


1. Unduh dan pasanglah aplikasi spectroid pada ponsel pintar android atau
iphone. Pelajari dan jelaskan cara kerja aplikasi tersebut. Teslah dengan
bersiul dan catat berapa Hertz frekuensi yang terukur dari siulan anda.

3
2. Kumpulkan beberapa botol kaca kosong mulai yang besar, menengah,
dan kecil.
3. Tiup bibir botol, ukur dan catat frekuensi nada dasarnya dengan aplikasi
spectroid (f0).
4. Berdasarkan dimensi (Panjang botol), bila botol dianggap sebagai
kolom udara tertutup, maka tentukan panjang gelombang bungi 𝜆˳.
5. Dari frekuensi nada dasar yang terukur (langkah no.3) dan panjang
gelombang pada nada dasar (langkah no.4) tentukanlah kecepatan
rambat bunyi di udara dan sesatannya. Kecepatan bunyi di udara ini
disebut kecepatan sonik dan kecepatan melebihi kecepatan bunyi di
udara disebut kecepatan supersonik.
6. Ulangi untuk ukuran botol yang lain, dan botol yang diisi air sebagian.
7. Buatlah jurnal artikel untuk melaporkan kegiatan eksperimen tersebut.

4
BAB III
HASIL DAM PEMBAHASAN
3.1 Data Percobaan
1. Untuk Tinggi Botol 0,123 m
Tinggi Frekuensi
Tinggi Air
No Nada Kolom Spectroid
(m)
Udara (m) (Hz)
1 Dasar 0,0615 0,0615 1.803
2 Ke-1 0,051 0,072 4.046
3 Ke-2 0,048 0,075 6.207
4 Ke-3 0,036 0,087 7.125

2. Untuk Tinggi Botol 0,161 m


Tinggi Frekuensi
Tinggi Air
No Nada Kolom Spectroid
(m)
Udara (m) (Hz)
1 Dasar 0,085 0,085 1.308
2 Ke-1 0,071 0,090 3.225
3 Ke-2 0,054 0,107 4.301
4 Ke-3 0,039 0,122 5.209

3.2 Pengolahan Data


A. Pipa Organa Terbuka
1. Data Kolom Udara
1.1 Botol Ke-1 Dengan Tinggi 0,123 m
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡udara) m
1 1
dengan Δ𝑡= 2 skala terkecil alat ukur = 2 𝑥 0,1 = 0,05 cm

1.1.1 Nada Dasar


(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,0615±0,0005)m

5
1.1.2 Nada Ke-1
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,0720±0,0005)m
1.1.3 Nada Ke-2
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,0750±0,0005)m
1.1.4 Nada Ke-3
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,0870±0,0005)m
1.2 Botol Ke-2 Dengan Tinggi 0,161 m
1.2.1 Nada Dasar
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,0850±0,0005)m
1.2.2 Nada Ke-1
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,0900±0,0005)m
1.2.3 Nada Ke-2
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,1070±0,0005)m
1.2.4 Nada Ke-3
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,1220±0,0005)m

2. Panjang Gelombang
2𝐿
𝜆ₙ = 𝑛+1

2.1 Botol Ke-1 Dengan Tinggi 0,123 m


2.1.1 Nada Dasar
2𝐿
𝜆₀ = 0+1 = 2𝐿 = 2(0,0615) = 0,1230 m

2.1.2 Nada Ke-1


2𝐿
𝜆₁ = 1+1 = 𝐿 = 0,0720 m

2.1.3 Nada Ke-2


2𝐿 2 2
𝜆₂ = 2+1 = 3 𝐿 = 3 (0,075) = 0,0500 m

2.1.4 Nada Ke-3


2𝐿 2 2
𝜆₃ = 3+1 = 4 𝐿 = 4 (0,087) = 0,0435 m

6
2.2 Botol Ke-2 Dengan Tinggi 0,161 m
2.2.1 Nada Dasar
2𝐿
𝜆₀ = 0+1 = 2𝐿 = 2 (0,085) = 0,1700 m

2.2.2 Nada Ke-1


2𝐿
𝜆₁ = 1+1 = 𝐿 = 0,0900 m

2.2.3 Nada Ke-2


2𝐿 2 2
𝜆₂ = 2+1 = 3 𝐿 = 3 (0,107) = 0,0713 𝑚

2.2.4 Nada Ke-3


2𝐿 2 2
𝜆₃ = 3+1 = 4 𝐿 = 4 (0,122) = 0,0610 m

3. Kecepatan Rambat Bunyi


𝑣 = 𝑓ₙ . 𝜆ₙ
3.1 Botol Ke-1 Dengan Tinggi 0,123 m
3.1.1 Nada Dasar
𝑣 = 𝑓₀ . 𝜆₀
𝑣 = 1.803 (0,1230)
𝑣 = 221,769 m/s
3.1.2 Nada Ke-1
𝑣 = 𝑓₁ . 𝜆₁
𝑣 = 4046 (0,0720)
𝑣 = 291,312 m/s
3.1.3 Nada Ke-2
𝑣 = 𝑓₂ . 𝜆₂
𝑣 = 6.207 (0,0500)
𝑣 = 310,350 m/s
3.1.4 Nada Ke-3
𝑣 = 𝑓₃ . 𝜆₃
𝑣 = 7.125 (0,0435)
𝑣 = 309,938 m/s

7
3.2 Botol Ke-2 Dengan Tinggi 0,161 m
3.2.1 Nada Dasar
𝑣 = 𝑓₀ . 𝜆₀
𝑣 = 1.308 (0,1700)
𝑣 = 222,36 m/s
3.2.2 Nada Ke-1
𝑣 = 𝑓₁ . 𝜆₁
𝑣 = 3.225 (0,0900)
𝑣 = 290,25 m/s
3.2.3 Nada Ke-2
𝑣 = 𝑓₂ . 𝜆₂
𝑣 = 4.301 (0,0713)
𝑣 = 306,66 m/s
3.2.4 Nada Ke-3
𝑣 = 𝑓₃ . 𝜆₃
𝑣 = 5.209 (0,0610)
𝑣 = 317,75 m/s

4. KSR dan KP
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−𝑉𝑙𝑖𝑡
Dengan rumus : KSR = | | × 100% ;
𝑉𝑙𝑖𝑡

KP = 100% - KSR ;
𝑉𝑙𝑖𝑡 = 340 m/s²
4.1 Pipa Organa Terbuka
4.1.1 Botol Ke-1 Dengan Tinggi 0,123 m
4.1.1.1 Nada Dasar
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | | × 100%
340
221,769−340
KSR = | | × 100%
340

KSR = 0,347%
2. KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,347%
8
KP = 99,653%
4.1.1.2 Nada Ke-1
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | | × 100%
340
291,312−340
KSR = | | × 100%
340

KSR = 0,143%
2. KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,143%
KP = 99,857%
4.1.1.3 Nada Ke-2
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | | × 100%
340
310,350−340
KSR = | | × 100%
340

KSR = 0,087%
2. KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,087%
KP = 99,913%
4.1.1.4 Nada Ke-3
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | | × 100%
340
309,938−340
KSR = | | × 100%
340

KSR = 0,088%
2. KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,088%
KP = 99,912%
4.1.2 Botol Ke-1 Dengan Tinggi 0,161 m
4.1.2.1 Nada Dasar
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | | × 100%
340
222,36−340
KSR = | | × 100%
340

KSR = 0,346 %
2. KP = 100% - KSR

9
KP = 100% - 0,346%
KP = 99,654%
4.1.2.2 Nada Ke-1
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | | × 100%
340
290,25−340
KSR = | | × 100%
340

KSR = 0,146%
2. KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,146%
KP = 99,854%
4.1.2.3 Nada Ke-2
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | | × 100%
340
306,66−340
KSR = | | × 100%
340

KSR = 0,098%
2. KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,098%
KP = 99,902%
4.1.2.4 Nada Ke-3
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | | × 100%
340
317,75−340
KSR = | | × 100%
340

KSR = 0,065%
2. KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,065%
KP = 99,935%

B. Pipa Organa Tertutup


1. Data Kolom Udara
1.1 Botol Ke-1 Dengan Tinggi 0,123 m
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡udara) m

10
1 1
dengan Δ𝑡= 2 skala terkecil alat ukur = 2 𝑥 0,1 = 0,05 cm

1.1.1 Nada Dasar


(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,0615±0,0005)m
1.1.2 Nada Ke-1
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,0720±0,0005)m
1.1.3 Nada Ke-2
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,0750±0,0005)m
1.1.4 Nada Ke-3
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,0870±0,0005)m
1.2 Botol Ke-2 Dengan Tinggi 0,161 m
1.2.1 Nada Dasar
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,085±0,0005)m
1.2.2 Nada Ke-1
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,090±0,0005)m
1.2.3 Nada Ke-2
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,107±0,0005)m
1.2.4 Nada Ke-3
(𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 ± Δ𝑡𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎)𝑚= (0,122±0,0005)m

2. Panjang Gelombang
4𝐿
𝜆ₙ = 2𝑛+1

2.1 Botol Ke-1 Dengan Tinggi 0,123 m


2.1.1 Nada Dasar
4𝐿
𝜆₀ = 2(0)+1 = 4𝐿 = 4(0,0615) = 0,246 m

2.1.2 Nada Ke-1


4𝐿 4 4
𝜆₁ = 2(1)+1 = 3 𝐿 = 3 (0,0720) = 0,096 m

2.1.3 Nada Ke-2


4𝐿 4 4
𝜆₂ = 2(2)+1 = 5 𝐿 = 5 (0,075) = 0,060 m

11
2.1.4 Nada Ke-3
4𝐿 4 4
𝜆₃ = 2(3)+1 = 7 𝐿 = 7 (0,087) = 0,049 𝑚

2.2 Botol Ke-2 Dengan Tinggi 0,161 m


2.2.5 Nada Dasar
4𝐿
𝜆₀ = 2(0)+1 = 4𝐿 = 4(0,085) = 0,340 m

2.2.6 Nada Ke-1


4𝐿 4 4
𝜆₁ = 2(1)+1 = 3 𝐿 = 3 (0,090) = 0,120 𝑚

2.2.7 Nada Ke-2


4𝐿 4 4
𝜆₂ = 2(2)+1 = 5 𝐿 = 5 (0,107) = 0,086 𝑚

2.2.8 Nada Ke-3


4𝐿 4 4
𝜆₃ = 2(3)+1 = 7 𝐿 = 7 (0,122) = 0,070 𝑚

3. Kecepatan Rambat Bunyi


𝑣 = 𝑓ₙ . 𝜆ₙ
3.1 Botol Ke-1 Dengan Tinggi 0,123 m
3.1.1 Nada Dasar
𝑣 = 𝑓₀ . 𝜆₀
𝑣 = 1.803(0,246)
𝑣 = 443,538 m/s
3.1.2 Nada Ke-1
𝑣 = 𝑓₁ . 𝜆₁
𝑣 = 4.046(0,096)
𝑣 = 388,416 m/s
3.1.3 Nada Ke-2
𝑣 = 𝑓₂ . 𝜆₂
𝑣 = 6.207(0,060)
𝑣 = 372,420 m/s
3.1.4 Nada Ke-3
𝑣 = 𝑓₃ . 𝜆₃

12
𝑣 = 7.125(0,049)
𝑣 = 349,125 m/s
3.2 Botol Ke-2 Dengan Tinggi 0,161 m
3.2.1 Nada Dasar
𝑣 = 𝑓₀ . 𝜆₀
𝑣 = 1.308(0,340)
𝑣 = 444,720 m/s
3.2.2 Nada Ke-1
𝑣 = 𝑓₁ . 𝜆₁
𝑣 = 3.225(0,120)
𝑣 = 387 m/s
3.2.3 Nada Ke-2
𝑣 = 𝑓₂ . 𝜆₂
𝑣 = 4.301(0,086)
𝑣 = 369,886 m/s
3.2.4 Nada Ke-3
𝑣 = 𝑓₃ . 𝜆₃
𝑣 = 5.209(0,070)
𝑣 = 364,630 m/s

4. KSR dan KP
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−𝑉𝑙𝑖𝑡
Dengan rumus : KSR = | | × 100% ;
𝑉𝑙𝑖𝑡

KP = 100% - KSR ;
𝑉𝑙𝑖𝑡 = 340 m/s²
4.1 Pipa Organa Terbuka
4.1.1 Botol Ke-1 Dengan Tinggi 0,123 m
4.1.1.1 Nada Dasar
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | | × 100%
340
443,538−340
KSR = | | × 100%
340

13
KSR = 0,304%
2. KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,304%
KP = 99,696%
4.1.1.2 Nada Ke-1
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | | × 100%
340
388,416−340
KSR = | | × 100%
340

KSR = 0,142%
2. KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,142%
KP = 99,858%
4.1.1.3 Nada Ke-2
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | | × 100%
340
372,420−340
KSR = | | × 100%
340

KSR = 0,095%
2. KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,095%
KP = 99,905%
4.1.1.4 Nada Ke-3
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | | × 100%
340
349,125−340
KSR = | 340
| × 100%

KSR = 0,027%
2. KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,027%
KP = 99,973%
4.1.2 Botol Ke-1 Dengan Tinggi 0,161 m
4.1.2.1 Nada Dasar
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | | × 100%
340

14
444,720−340
KSR = | | × 100%
340

KSR = 0,308%
2. KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,308%
KP = 99,692%
4.1.2.2 Nada Ke-1
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | | × 100%
340
387−340
KSR = | | × 100%
340

KSR = 0,138%
2. KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,138%
KP = 99,862%
4.1.2.3 Nada Ke-2
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | | × 100%
340
369,886−340
KSR = | | × 100%
340

KSR = 0.088%%
2. KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,088%
KP = 99,912%
4.1.2.4 Nada Ke-3
𝑉𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛−340
1. KSR = | 340
| × 100%
364,630−340
KSR = | | × 100%
340

KSR = 0,072%%
2. KP = 100% - KSR
KP = 100% - 0,072%
KP = 99,928%

15
3.1 Analisis Data
Pada praktikum M-5 ini digunakan dua botol kaca yang merupakan
pipa organa tertutup, yang dimana digunakan ukuran botol yang berbeda,
yaitu ukuran sedang dan kecil. Ukuran botol yang berbeda digunakan untuk
mengukur dan membandingkan perbedaan frekuensi dari tiap botol kosong
dan berisi air. Frekuensi merupakan banyaknya gelombang yang terbentuk
dalam tiap detiknya. Untuk mengukur frekuensi udara pada setiap botol di
percobaan ini, digunakan aplikasi spectroid pada ponsel pintar. Setelah
didapati frekuensinya dari kedua ukuran botol dengan kondisi kosong dan
berisi air yang berbeda-beda, selanjutnya menentukan kolom udara, panjang
gelombang, cepat rambat bunyi, dan KSR & KP dari data yang berbeda
berdasarkan rumus pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup.
Setelah mendapatkan frekuensi dari kedua ukuran botol yang berbeda,
selanjutnya ditentukan panjang gelombang dari kolom udara yang berbeda
berdasarkan rumus pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup.
Pada pipa organa terbuka digunakan rumus :
2 1
𝜆 0 = 2𝐿 , 𝜆1 = 𝐿 , 𝜆2 = 𝐿 , 𝜆3 = 𝐿
3 2
Pada pipa organa tertutup digunakan rumus :
4 4 4
𝜆0 = 4𝐿 , 𝜆1 = 𝐿 , 𝜆2 = 𝐿 , 𝜆 3 = 𝐿
3 5 7
Setelah didapat semua data hasil perhitungan panjang gelombang,
maka cepat rambat bunyi dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
𝑣 = 𝑓. 𝜆0 , 𝑣 = 𝑓. 𝜆1 , 𝑣 = 𝑓. 𝜆2 , 𝑣 = 𝑓. 𝜆3
Dari rumus-rumus diatas didapati hasil perhitungan data sebagai
berikut :

1. Pipa Organa Terbuka

a. Untuk tinggi botol 0,123 𝑚


1) Nada dasar
𝜆0 = 0,123 𝑚
𝑣 = 221,769 𝑚/𝑠
2) Nada ke-1
16
𝜆0 = 0,72 𝑚
𝑣 = 291,769 𝑚/𝑠
3) Nada ke-2
𝜆0 = 0,05 𝑚
𝑣 = 310,350 𝑚/𝑠
4) Nada ke-3
𝜆0 = 0,0435 𝑚
𝑣 = 309,938 𝑚/𝑠
b. Untuk tinggi botol 0,161 𝑚
1) Nada dasar
𝜆0 = 0,17 𝑚
𝑣 = 222,36 𝑚/𝑠
2) Nada ke-1
𝜆0 = 0,09 𝑚
𝑣 = 290,25 𝑚/𝑠
3) Nada ke-2
𝜆0 = 0,0713 𝑚
𝑣 = 306,66 𝑚/𝑠
4) Nada ke-3
𝜆0 = 0,061 𝑚
𝑣 = 317,75 𝑚/𝑠
2. Pipa Organa Tertutup

a. Untuk tinggi botol 0,123 𝑚


1) Nada dasar
𝜆0 = 0,246 𝑚
𝑣 = 443,538 𝑚/𝑠
2) Nada ke-1
𝜆0 = 0,096 𝑚
𝑣 = 388,416 𝑚/𝑠
3) Nada ke-2
𝜆0 = 0,060 𝑚
𝑣 = 372,420 𝑚/𝑠
4) Nada ke-3
𝜆0 = 0,049 𝑚
𝑣 = 349,125 𝑚/𝑠
b. Untuk tinggi botol 0,161 𝑚
1) Nada dasar
𝜆0 = 0,34 𝑚

17
𝑣 = 444,720 𝑚/𝑠
2) Nada ke-1
𝜆0 = 0,12 𝑚
𝑣 = 387 𝑚/𝑠
3) Nada ke-2
𝜆0 = 0,086 𝑚
𝑣 = 369,886 𝑚/𝑠
4) Nada ke-3
𝜆0 = 0,07 𝑚
𝑣 = 364,630 𝑚/𝑠

Didapat bahwa variasi panjang botol kaca dan air mempengaruhi


frekuensi yang dihasilkan. Semakin panjang botol kaca yang digunakan
maka frekuensi yang dihasilkan semakin kecil. Panjang botol kaca
berbanding terbalik dengan frekuensi. Hal ini dikarenakan semakin panjang
botol kaca yang digunakan maka semakin besar ruang tempat gelombang
bergerak sehingga membuat pergerakan gelombang (kecepatan cepat
rambat) semakin lambat. Sedangkan panjang botol kaca selaras dengan
panjang gelombang (lamda), sehingga semakin panjang botol kaca maka
semakin besar panjang gelombang (lamda) yang dihasilkan. Dalam
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa kecepatan rambat gelombang bunyi
ditentukan oleh panjang botol kaca (L), panjang gelombang (λ) dan
frekuensi (f). Adanya ketidakpastian data pada praktikum ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya akibat peniupan ujung botol
yang kekuatannya tidak konsisten. Kesalahan lain dapat terjadi pada
penggunaan aplikasi spectroid dimana praktikan tidak tepat dalam
penggunaan aplikasinya.

18
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda
lain yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan
bilangan bulat dari frekuensi itu. Pada pipa organa terbuka dan tertutup yang
apabila udara didalamnya digetarkan (ditiup misalnya) akan timbul
beberapa kemungkinan bentuk gelombang berdiri dimana amplitude
gelombang adalah tekanan local pada udara.
4.2 Hubungan tinggi kolom udara denagn frekuensi bunyi yaitu semakin rendah
kolom udara dan semakin tinggi volume air maka frekuensi bunyi yang
dihasikan akan semakin tinggi.
4.4 Dapat menentukan Panjang gelombang dan frekuensi dari tinggi kolom pipa
udara menggunakan rumus :
2𝐿
𝜆ₙ = 𝑛+1 dimana L adalahtinggi kolom udara
f n = (n + 1)f0 (untuk pipa organa terbuka)
f n = (2n + 1)f0 (untuk pipa organa tertutup)
4.4 Kecepatan rambat bunyi di udara dapat ditentukan dengan rumus :
𝑣 = 𝑓ₙ . 𝜆ₙ
Cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh ketinggian kolom udara pada botol
dan frekuensi bunyi. Semakin besar ketinggian kolom udara pada botol,
Maka cepat rambat bunyi di udara semakin besar. Begitupun sebaliknya.
Cepat rambat bunyi juga dapat dipengaruhi oleh suhu ruang dan massa
molekul gas di udara.

19
Daftar Pustaka
Jeroanayam. (2019). Wangsit Pejuan SBMPTN Pelajaran Fisika. Serang: Wangsit
Education.
Kanginan, M. (2006). Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Suharyanto, d. (2009). Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: PPDPN.
Wibawa, I. S. (2007). Penutur Praktikum Fisika Dasar. Bali: Graha Media.

20
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Mistar Gambar 1.2 Botol Kaca Gambar 1.3 Botol Kaca Sedang Isi Air

Gambar 1.4 Botol Kecil Isi Air Gambar 1.5 Tampilan Spectroid

21

Anda mungkin juga menyukai