Laprak M3 Bhenika Febyana 200110200317
Laprak M3 Bhenika Febyana 200110200317
NPM : 200110200317
LEMBAR PENGESAHAN
Fisika Dasar
M-3
KOLOM NILAI
Speaken Lap. Pendahuluan Praktikum Lap. Akhir
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran merupakan suatu kegiatan mebandingkan besaran dengan
besaran sejenis yang sudah memiliki kuantifikasi yang ditetapkan sebagai satuan.
Pengukuran yang akan dilakukan pada praktikum “Gerak Bergulir di Bidang Miring”
adalah pengukuran berulang, dengan menghitung rata-rata dan standar deviasinya,
karena semakin banyak pengukuran yang dilakukan maka nilai kesalahan relative
(KSR) akan semakin minim atau kecil.
Mekanika merupakan cabang ilmu fisika yan mempelajari keadaan status
benda, baik dalam keadaan diam atau bergerak akibat pengaryh gaya-gaya yang
bekerja. Pada bidang miring berlaku kinematika dan dinamika, kinematika cabang
mekanika klasik yang menggambarkan gerak titik-titik, benda dan sistem kelompok
benda tanpa pertimbangan penyebab gerak sedangkan dinamika adalah gerak suatu
benda dengan meninjau kecepatan, percepatan, dan kelajuan yang disertai penyebab
gerak, namun pada bidang miring juga berlaku gerak translasi dan gerak rotasi.
4
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Rumus yang Digunakan
1. Waktu
∑𝑡 ∑( 𝑡̅ −𝑡)²
𝑡̅ = , ∆𝑡̅ = √ , 𝑡̅ ± ∆𝑡̅
𝑁 𝑁(𝑁−1)
1 ∆𝑑 ̅
𝑟̅ = 𝑑̅ , ∆𝑟̅ = | ̅ | . 𝑟̅ , 𝑟̅ ± ∆𝑟̅
2 𝑑
3. Kecepatan
2𝑔ℎ 1
𝑣=√ 1 ,𝑘=
1+2 2
5
Untuk sebagai prnyangga bidang atau papan bidang mirirng pada
praktikum
3. Stopwatch
Mengukur waktu yang ditempuh silinder.
4. Mistar
Alat pengukur untuk silinder.
5. Penggasris sudut
Sebagai alat untuk mengukur sudut yang dibentuk oleh sistem.
6. Silinder kayu/besi padat
Sebagai benda yang akan diluncurkan pada bidang miring.
2.2 Prosedur
1. buatlah system seperti pada gambar dibawah ini
6
2. Sediakan stopwatch sebagai alat ukur waktu saat benda silinder bergulir
pada bidang miring
3. Ukur dimensi silinder dengan mistar, radius tebal silinder dengan
pengukuran berulang lalu catat hasil data (rata- rata dan standar devisiasi)
4. Tentukan posisi awal bagian papan yang lebih tinggi (titik A) dan
posisi akhir dilantai (titik B)
5. Gulirkan silinder / roda dari titik A ke titik B dan ukur perpindahannya
menggunakan stopwatch lalu lakukan pengukuran berulang sebanyak 5
kali hitung rata-rata dan standar devisiasi nya
6. Variasikan (ubah) posisi titik A, sehingga lebih pendek (dari posisi pada
langkah nomor 4, ukur dan catat jaraknya, untuk jarak yang baru ini
lakukan kembali langkah seperti nomor 5.
7. Variasikan lagi posisi titik A lebih dekat ke B, dua atau tiga variasi
tambahan.
8. Buatlah grafik kecepatan (sumbu vertikal) terhadap waktu
(sumbu horizontal) dari data pada langkah nomor 4 – 7 dan dengan
metode kuadrat terkecil hitunglah percepatan (dari slopel kemiringan
grafik) yang dihasilkan dari data terserbut.
9. Hasil pada nomor 8 bandingkanlah dengan percepatan yang dihitung dari
2
persamaan 𝑎 = g sin ∝ dan hitunglah kesalahan relatifnya (relative
3
error).
10. Jika benda yang bergulir berbentuk bola apakah bisa percepatannya
2
dihitung dengan persamaan 𝑎 = 3 g sin ∝ ? Jelaskan alasannya!
11. Jika sudut kemiringan berubah lebih curam atau lebih landau,
kesimpulannya?
12. Dokumentasikan kegiatan praktikum anda pada laporan berbentuk format
jurnal distandarkan dan dibantu oleh asisten praktikum.
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data dan Hasil Percobaan
3.1.1 Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan 1
8
3.1.2 Tabel 3.2 Data Hasil Percobaan 2
9
1. Variasi Titik 1
Tabel 3.3 Data pengolahan waktu variasi ke 1
No t (s) 𝑡̅ (s) ∑(𝑡̅ − t)2 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅
1 0,9 0,00194
2 0,99 0,00212
3 0,98 0,944 0,0013 (0,944±0,022)
4 0,97 0,00068
5 0,88 0,0041
Ʃ 4,72 0,01012
10
Rata-rata waktu pada variasi 1
4,2
𝑡̅ = = 0,84 s
5
4. Variasi Titik 4
11
Tabel 3.6 Data pengolahan waktu variasi ke 4
No t (s) 𝑡̅ (s) ∑(𝑡̅ − t)2 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅
1 0.67 0,008464
2 0,75 0,029584
3 0,74 0,578 0,026244 (0,578±0,070)
4 0,75 0,029584
5 0,65 0,005184
Ʃ 2,89 0,09906
12
Rata-rata waktu pada variasi 5
3,16
𝑡̅ = = 0,632 s
5
b) Menghitung Jari-jari
Tabel 3.8 Data pengolahan jari-jari silinder
Percobaan
𝑑 ( 𝑑̅ − 𝑑)²
ke-
1 3,2 0,0196
2 3,3 10,89
3 3,5 12,25
4 3,3 10,89
5 3,4 11,56
∑ 16,7 45,6096
𝑑̅ = 3,34 cm = 0,0334 m
Mencari Sesatan rata-rata diameter
∑( 𝑑̅−𝑑)²
∆𝑑̅ = √ 𝑁(𝑁−1)
13
45,6096
∆𝑑̅ = √ 5(5−1)
𝑟̅ = 1,67 cm = 0,0167 m
c) Menghitung Kecepatan
Catatan : Nilai g = 9,8 m/s²
1
𝑘=
2
1. Variasi Titik 1
Nilai h dititik 1 yaitu 0,26
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+2
2(9,8)(0,26)
𝑣=√ 1 = 1,84 m/s
1+2
14
2. Variasi Titik 2
Nilai h dititik 2 yaitu 0,225
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+
2
2(9,8)(0,225)
𝑣=√ 1 = 1,71 m/s
1+2
3. Variasi Titik 3
Nilai h dititik 3 yaitu 0,192
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+2
2(9,8)(0,192)
𝑣=√ 1 = 1,58 m/s
1+2
4. Variasi Titik 4
Nilai h dititik 4 yaitu 0,158
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+2
2(9,8)(0,158)
𝑣=√ 1 = 1,44 m/s
1+2
5. Variasi Titik 5
Nilai h dititik 5 yaitu 0,125
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+2
2(9,8)(0,125)
𝑣=√ 1 = 1,28 m/s
1+2
15
2 1
𝑎𝑓 = 3 (9,8). 2
𝑎𝑓 = 3,27 m/s²
3,27 − 1,33
𝐾𝑆𝑅 = | | . 100%
3,27
194
𝐾𝑆𝑅 =
327
16
𝐾𝑆𝑅 = 0,59 %
2. 𝐾𝑃 = 100 % − 𝐾𝑆𝑅
𝐾𝑃 = 100 % − 0,59 %
𝐾𝑃 = 99,41 %
g) Grafik
1.5
Kecepatan (Y)
1
y = 1.3291x + 0.5599
R² = 0.8384
0.5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Waktu (X)
17
1. Variasi Titik 1
Tabel 3.10 Data pengolahan waktu variasi ke 1
No t (s) 𝑡̅ (s) ∑(𝑡̅ − t)2 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅
1 0,72 0,002704
2 0,89 0,013924
3 0,69 0,772 0,006724 (0,772±0,038)
4 0,83 0,003364
5 0,73 0,001764
Ʃ 3,86 0,02848
18
Rata-rata waktu pada variasi 1
3,29
𝑡̅ = = 0,658 s
5
4. Variasi Titik 4
19
Tabel 3.13 Data pengolahan waktu variasi ke 4
No t (s) 𝑡̅ (s) ∑(𝑡̅ − t)2 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅
1 0,73 0,007056
2 0,59 0,003136
3 0,62 0,646 0,000676 (0,646±0,023)
4 0,65 0,00016
5 0,64 0,000036
Ʃ 3,23 0,011064
5. Variasi Titik 5
Tabel 3.14 Data pengolahan waktu variasi ke 5
No t (s) 𝑡̅ (s) ∑(𝑡̅ − t)2 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅
1 0,52 0,006084
2 0,64 0,001764
3 0,62 0,598 0,000484 (0,598±0,020)
4 0,6 0,000004
5 0,61 0,000144
Ʃ 2,99 0,00848
20
Rata-rata waktu pada variasi 5
2,99
𝑡̅ = 5 = 0,598 s
𝑑̅ = 3,34 cm = 0,0334 m
Mencari Sesatan rata-rata diameter
∑( 𝑑̅−𝑑)²
∆𝑑̅ = √ 𝑁(𝑁−1)
21
45,6096
∆𝑑̅ = √ 5(5−1)
𝑟̅ = 1,67 cm = 0,0167 m
c) Menghitung Kecepatan
Catatan : Nilai g = 9,8 m/s²
1
𝑘=
2
1. Variasi Titik 1
Nilai h dititik 1 yaitu 0,27,5
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+
2
2(9,8)(0,275)
𝑣=√ 1 = 1,89 m/s
1+
2
22
2. Variasi Titik 2
Nilai h dititik 2 yaitu 0,24
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+
2
2(9,8)(0,24)
𝑣=√ 1 = 1,77 m/s
1+
2
3. Variasi Titik 3
Nilai h dititik 3 yaitu 0,221
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+2
2(9,8)(0,221)
𝑣=√ 1 = 1,70 m/s
1+2
4. Variasi Titik 4
Nilai h dititik 4 yaitu 0,193
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+2
2(9,8)(0,193)
𝑣=√ 1 = 1,59 m/s
1+2
5. Variasi Titik 5
Nilai h dititik 5 yaitu 0,175
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+2
2(9,8)(0,175)
𝑣=√ 1 = 1,51 m/s
1+
2
23
𝑎𝑓 = 4,62 m/s²
4,62 − 1,99
𝐾𝑆𝑅 = | | . 100%
4,62
263
𝐾𝑆𝑅 =
462
𝐾𝑆𝑅 = 0,57 %
24
4. 𝐾𝑃 = 100 % − 𝐾𝑆𝑅
𝐾𝑃 = 100 % − 0,57 %
𝐾𝑃 = 99,43 %
g) Grafik
2
Kecepatan (Y)
1.5
y = 1.9872x + 0.378
1 R² = 0.7716
0.5
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Waktu (X)
25
terhadap dua variasi sudut, lima variasi tinggi/jarak dengan setiap variasi
tinggi/jarak dilakukan perhitungan waktu bergulir sebanyak lima kali.
Diawali dengan menghitung besr jari-jari silinder, kecepatan silinder bergulir
dengan g = 9,8 m/s2, percepatan dengan menggunakan formula modul dan
metode kuadrat terkecil. Kemudian digambarkan grafik kecepatan (sumbu
vertikal) terhadap waktu (sumbu horizontal). Hasil data yang diperoleh
sebagai berikut :
1. Pengolahan data terhadap 𝜃 = 30°
Didapatkan hasil perhitungan waktu variasi ke-1 sampai dengan ke-5 :
1. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,944 ± 0,022) s
2. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,84 ± 0,015) s
3. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,806 ± 0,025) s
4. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,578 ± 0,070) s
5. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,632 ± 0,039) s
Kemudian didapatkan jari- jari silinder (𝑟̅ ± ∆𝑟̅ ) m = (0,0167 ± 0,0076)
m. Kecepatan terhadap lima variasi tinggi/jarak :
1. 1,84 m/s
2. 1,71 m/s
3. 1,58 m/s
4. 1,44 m/s
5. 1,28 m/s
Dengan perhitungan percepatan dengan menggunakan formula
modul dan menggunakan metode kuadrat terlkecil yaitu 3,27 m/s2
dan 1,33 m/s2. KSR = 0,59%, KP = 99,41%. Serta y = 1,3291x +
0,5599 R² = 0,8384 yang didapat dari grafik.
2. Pengolahan data terhadap 𝜃 = 35°
Didapatkan hasil perhitungan waktu variasi ke-1 sampai dengan ke-5 :
1. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,772 ± 0,039) s
26
2. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,658 ± 0,055) s
3. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,632 ± 0,025) s
4. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,578 ± 0,070) s
5. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,598 ± 0,020) s
Kemudian didapatkan jari- jari silinder (𝑟̅ ± ∆𝑟̅ ) m = (0,0167 ± 0,0076)
m. Kecepatan terhadap lima variasi tinggi/jarak :
1. 1,89 m/s
2. 1,77 m/s
3. 1,70 m/s
4. 1,59 m/s
5. 1,51 m/s
Dengan perhitungan percepatan dengan menggunakan formula modul dan
menggunakan metode kuadrat terlkecil yaitu 4,62 m/s2 dan 1,99 m/s2. KSR
= 0,57%, KP = 99,43%. Serta y = 1,9872x + 0,378, R² = 0,7716 yang
didapat dari grafik.
Dari hasil data yang diperoleh diatas kita dapat mengetahui bahwa
semakin besar sudut semakin cepat percepatan yang dialami oleh benda
yang bergulir. Lalu semaki kecil nilai KRS itu mengartikan semakin kecil
kesalahan relatif pada percobaan yang dilakukan. Sebaliknya semakin
besar nilai KP itu mengartikan tingkat kebenaran yang besar. Dari tingkat
kesalahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa data hasil praktikum yang
didapat penulis hamper mendekati akurat karena kesalahan perhitungan
dan human error yang dihasilkan sangat rendah.
Analisa Pertanyaan :
Jika alat yang digunakan adalah bola (pejal atau siliner), tentu
2
persamaan 𝑎𝑓 = 𝑔 sin 𝑎 (persamaan 6) tidak dapat digunakan, karena
3
27
𝑔 sin 𝜃
𝑎𝑓 = 𝐼 dimana I merupakan momen inersia, yang mana momen
+1
𝑚𝑅2
inersia untuk silinder pejal dan untuk bola pejal atau berongga itu
2
berbeda. Momen inersia untuk bola pejal adalah 𝐼 = 5 . 𝑚𝑅2 sedangkan
2
momen inersia untuk bola berongga adalah 𝐼 = 3 . 𝑚𝑅2 .
28
BAB IV
KESIMPULAN
3.1 Telah dipahami konsep bidang miring.
3.2 Telah ditentukan percepatan benda yang bergerak dibidang miring
Untuk sudut 30˚ memiliki percepatan sebesar 3,27 m/ dengan
menggunakan formula modul dan memiliki percepatan sebesar
1,33 m/ dengan menggunakan metode kuadrat terkecil. Kemudian
untuk sudut 35˚ mempunyai percepatan yaitu 4,62 m/ dengan
menggunakan formula modul dan memiliki percepatan 1,99 m/
dengan menggunakan metode kuadrat terkecil.
3.3 Telah diketahui pengaruh sudut terhadap percepatan
Semakin besar sudut makan percepatannya akan semakin cepat.
Berdasarkan hasil percobaan sudut 30˚ hanya mengalami percepatan
sebesar 3,27 m/ dengan menggunakan formula modul dan memiliki
percepatan sebesar 1,33 m/ denganmenggunakan metode kuadrat
terkecil. Sedangkan, sudut 35˚ mengalami percepatan yang lebid cepat
dibandingkan sudut 30° yaitu 4,62 m/ dengan menggunakan formula
modul dan memiliki percepatan 1,99 m/ dengan menggunakan metode
kuadrat terkecil.
29
Daftar Pustaka
Dasar, T. (2019). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar I. Jatinangor: Universitas
Padjadjaran.
Douglasc, G. (1998). Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Fostor, B. (2003, Desember Selasa). Fisika Terpadu. Bandung: Penerbit Erlangga.
Pristiadi, U. (2007). Fisika. Jakarta: Azkapress.
30
LAMPIRAN
1. Alat dan Bahan
Gambar 5 Stopwatch
31
2. Kegiatan yang Sama Dilakukan Sebanyak Lima Kali
Gambar 6 Sitem Bidang Miring Gambar 7 Mengukur tinggi Gambar 8 Mengukur Sudut
32