Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FISIKA DASAR

GERAK BERGULIR DI BIDANG MIRING


(M – 3)

Nama : Bhenika Febyana

NPM : 200110200317

Partner : Diki, Adyasha, Geiska, Azzahra, Cheery,


Habib, Syafi’i, Ivander
NPM : 182, 312, 313, 327, 336, 342,347, 354

Fakultas / Departemen : Peternakan / Peternakan


Kelas / Kelompok :E/6

Tanggal : 8 Oktober 2020

Hari / Jam : Kamis / 15.10-16.40

Nama Asisten : Darling Josua Manalu

LABORATORIUM FISIK A DASAR


PUSAT PELAYANAN BASIC SCIENCE
FAK ULTAS MATEMATIK A DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
2020

LEMBAR PENGESAHAN

Fisika Dasar

Gerak Bergulir Di Bidang Miring

M-3

NAMA : Bhenika Febyana


NPM : 200110200317
PARTNER : Diki, Adyasha, Geiska, Azzahra, Cheery,
Habib, Syafi’i, Ivander
NPM : 182, 312, 313, 327, 336, 342,347, 354
DEPARTEMEN/FAKULTAS : Peternakan / Peternakan
JADWAL PRAKTIKUM : 8 Oktober 2020

KOLOM NILAI
Speaken Lap. Pendahuluan Praktikum Lap. Akhir

Jatinangor, 8 Oktober 2020


Asisten

Darling Josua Manalu


NPM
ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum mengenai “Gerak Bergulir di Bidang


Miring” pada Kamis, 8 Oktober 2020, bersama delapan orang partner
dengan bimbingan asisten Darling Josua Manalu, yang mana membahas
mengenai konsep benda menggelinding di bidang miring. Praktikum kali
ini selain betujuan agar mahasiswa memahami konsep benda bidang
miring juga untuk mengetahui pengaruh sudut terhadap percepatan dan
menentukan percepatan benda yang bergerak pada bidang miring. Adapun
alat yang di gunakan dalam praktikum ini yaitu papan yang berfungsi
sebagai lintasan yang digunakan untuk peluncuran benda silinder, silinder
kayu atau besi padat yang fungsinya sebagai parameter yang diukur
,stopwatch yang berfungsi untuk mengukur waktu,mistar metrik untuk
mengukur jarak benda silinder dan penggaris sudut atau busur untuk
menentukan sudut yang akan digunakan. Praktikum ini dilakukan dengan
cara mengukur jarak/tinggi, sudut, waktu, dan diameter dari benda berupa
silinder kayu yang mana digelindingkan terlebih dahulu di papan bidang
miring. Dalam praktikum ini dilakukan sebuah variasi pada sudut dan titik.
Variasi sudut ini dilakukan sebanyak 2 kali dengan sudut yang berbeda da
diusahakan tidak melebihi 40° karena akan sangat curam sehingga dalam
penghitungan waktunya akan sulit, sedangkan variasi titk dilakukan pada
5 titik yang berbeda. Kemudian setiap masing-masing titik di lakukan
percobaan sebanyak 5 kali. Pada praktikum ini akan dihasilkan 50 data
yang mana selanjutnya akan dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan beberapa rumus. Hasil akhir dari praktikum ini yaitu
menunjukan pengaruh sudut terhadap percepatan dan menentukan
percepatan benda yang bergerak di bidang miring.

Kata kunci: bidang miring,sudut,percepatan,waktu,pengukuran

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran merupakan suatu kegiatan mebandingkan besaran dengan
besaran sejenis yang sudah memiliki kuantifikasi yang ditetapkan sebagai satuan.
Pengukuran yang akan dilakukan pada praktikum “Gerak Bergulir di Bidang Miring”
adalah pengukuran berulang, dengan menghitung rata-rata dan standar deviasinya,
karena semakin banyak pengukuran yang dilakukan maka nilai kesalahan relative
(KSR) akan semakin minim atau kecil.
Mekanika merupakan cabang ilmu fisika yan mempelajari keadaan status
benda, baik dalam keadaan diam atau bergerak akibat pengaryh gaya-gaya yang
bekerja. Pada bidang miring berlaku kinematika dan dinamika, kinematika cabang
mekanika klasik yang menggambarkan gerak titik-titik, benda dan sistem kelompok
benda tanpa pertimbangan penyebab gerak sedangkan dinamika adalah gerak suatu
benda dengan meninjau kecepatan, percepatan, dan kelajuan yang disertai penyebab
gerak, namun pada bidang miring juga berlaku gerak translasi dan gerak rotasi.

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan daripada penulisan Laporan Akhir Praktikum ini diantaranya
 Secara Umum
1. Mahasiswa mampu memahami konsep bidang miring
 Secara Khusus
2. Menentukan percepatan benda yang bergerak pada bidang miring.
3. Mengetahui pengaruh sudut terhadap percepatan pada bidang miring.

4
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Rumus yang Digunakan
1. Waktu
∑𝑡 ∑( 𝑡̅ −𝑡)²
𝑡̅ = , ∆𝑡̅ = √ , 𝑡̅ ± ∆𝑡̅
𝑁 𝑁(𝑁−1)

2. Jari – jari silinder


∑𝑑 ∑( 𝑑−𝑑)² ̅
𝑑̅ = , ∆𝑑̅ = √
𝑁 𝑁(𝑁−1)

1 ∆𝑑 ̅
𝑟̅ = 𝑑̅ , ∆𝑟̅ = | ̅ | . 𝑟̅ , 𝑟̅ ± ∆𝑟̅
2 𝑑
3. Kecepatan
2𝑔ℎ 1
𝑣=√ 1 ,𝑘=
1+2 2

4. Percepatan dengan formula modul


2
𝑎𝑓 = 𝑔 sin 𝑎
3
5. Percepatan dengan kuadrat terkecil
𝑁Σ (𝑥. 𝑦) − ΣxΣy
𝑎𝑡 =
𝑁Σ𝑥 2 − (Σ𝑥 )2
6. Kesalahan relatif
𝑎𝑓 − 𝑎𝑡
𝐾𝑆𝑅 = | | . 100%
𝑎𝑓
𝐾𝑃 = 100 % − 𝐾𝑆𝑅
2.2 Alat-alat Percobaan dan Fungsi
1. Papan
 Digunakan sebagai bidang miring benda bergulir.
2. Penyangga

5
 Untuk sebagai prnyangga bidang atau papan bidang mirirng pada
praktikum
3. Stopwatch
 Mengukur waktu yang ditempuh silinder.
4. Mistar
 Alat pengukur untuk silinder.
5. Penggasris sudut
 Sebagai alat untuk mengukur sudut yang dibentuk oleh sistem.
6. Silinder kayu/besi padat
 Sebagai benda yang akan diluncurkan pada bidang miring.

2.2 Prosedur
1. buatlah system seperti pada gambar dibawah ini

6
2. Sediakan stopwatch sebagai alat ukur waktu saat benda silinder bergulir
pada bidang miring
3. Ukur dimensi silinder dengan mistar, radius tebal silinder dengan
pengukuran berulang lalu catat hasil data (rata- rata dan standar devisiasi)
4. Tentukan posisi awal bagian papan yang lebih tinggi (titik A) dan
posisi akhir dilantai (titik B)
5. Gulirkan silinder / roda dari titik A ke titik B dan ukur perpindahannya
menggunakan stopwatch lalu lakukan pengukuran berulang sebanyak 5
kali hitung rata-rata dan standar devisiasi nya
6. Variasikan (ubah) posisi titik A, sehingga lebih pendek (dari posisi pada
langkah nomor 4, ukur dan catat jaraknya, untuk jarak yang baru ini
lakukan kembali langkah seperti nomor 5.
7. Variasikan lagi posisi titik A lebih dekat ke B, dua atau tiga variasi
tambahan.
8. Buatlah grafik kecepatan (sumbu vertikal) terhadap waktu
(sumbu horizontal) dari data pada langkah nomor 4 – 7 dan dengan
metode kuadrat terkecil hitunglah percepatan (dari slopel kemiringan
grafik) yang dihasilkan dari data terserbut.
9. Hasil pada nomor 8 bandingkanlah dengan percepatan yang dihitung dari
2
persamaan 𝑎 = g sin ∝ dan hitunglah kesalahan relatifnya (relative
3

error).
10. Jika benda yang bergulir berbentuk bola apakah bisa percepatannya
2
dihitung dengan persamaan 𝑎 = 3 g sin ∝ ? Jelaskan alasannya!
11. Jika sudut kemiringan berubah lebih curam atau lebih landau,
kesimpulannya?
12. Dokumentasikan kegiatan praktikum anda pada laporan berbentuk format
jurnal distandarkan dan dibantu oleh asisten praktikum.

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data dan Hasil Percobaan
3.1.1 Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan 1

Sudut h (m) t (s) 𝑡̅ (s)


0,9
0,99
0,26 0,98 0,944
0,97
0,88
0,82
0,86
0,225 0,83 0,84
0,8
0,89
0,84
0,72
30° 0,192 0,79 0,806
0,87
0,81
0.67
0,75
0,158 0,74 0,578
0,75
0,65
0,59
0,61
0,125 0,65 0,632
0,54
0,77

8
3.1.2 Tabel 3.2 Data Hasil Percobaan 2

Sudut h (m) t (s) 𝑡̅ (s)


0,72
0,89
0,275 0,69 0,772
0,83
0,73
0,73
59
0,24 0,83 12,34
0,62
0,52
0,57
0,65
35° 0,221 0,6 0,632
0,72
0,62
0,73
0,59
0,193 0,62 0,646
0,65
0,64
0,52
0,64
0,175 0,62 0,598
0,6
0,61

3.2 Pengolahan Data


3.2.1 Pengolahan Data Sudut 30°
a) Menghitung Waktu
Dengan menggunakan rumus :
∑𝑡 ∑( 𝑡̅ −𝑡)²
𝑡̅ = , ∆𝑡̅ = √ , 𝑡̅ ± ∆𝑡̅
𝑁 𝑁(𝑁−1)

9
1. Variasi Titik 1
Tabel 3.3 Data pengolahan waktu variasi ke 1
No t (s) 𝑡̅ (s) ∑(𝑡̅ − t)2 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅
1 0,9 0,00194
2 0,99 0,00212
3 0,98 0,944 0,0013 (0,944±0,022)
4 0,97 0,00068
5 0,88 0,0041
Ʃ 4,72 0,01012

 Rata-rata waktu pada variasi 1


4,72
𝑡̅ = = 0,944 s
5

 Mencari ∆𝑡̅ pada variasi 1


∑(𝑡̅ − t)2
∆ 𝑡̅ = √
𝑁(𝑁 − 1)
0,01012
∆ 𝑡̅ = √ = 0,022 s
5(5−1)

 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅ s = (0,944 ± 0,022) s


2. Variasi Titik 2
Tabel 3.4 Data pengolahan waktu variasi ke 2
No t (s) 𝑡̅ (s) ∑(𝑡̅ − t)2 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅
1 0,82 0,0004
2 0,86 0,0004
3 0,83 0,84 0,0001 (0,84±0,015)
4 0,8 0,0016
5 0,89 0,0025
Ʃ 4,2 0,005

10
 Rata-rata waktu pada variasi 1
4,2
𝑡̅ = = 0,84 s
5

 Mencari ∆𝑡̅ pada variasi 1


∑(𝑡̅ − t)2
∆ 𝑡̅ = √
𝑁(𝑁 − 1)
0,005
∆ 𝑡̅ = √ = 0,015 s
5(5−1)

 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅ s = (0,84 ± 0,015) s


3. Variasi Titik 3
Tabel 3.5 Data pengolahan waktu variasi ke 3
No t (s) 𝑡̅ (s) ∑(𝑡̅ − t)2 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅
1 0,84 0,001156
2 0,72 0,007396
3 0,79 0,806 0,000256 (0,806±0,025)
4 0,87 0,004096
5 0,81 0,000016
Ʃ 4,03 0,01292

 Rata-rata waktu pada variasi 1


4,03
𝑡̅ = = 0,806 s
5
 Mencari ∆𝑡̅ pada variasi 1
∑(𝑡̅ − t)2
∆ 𝑡̅ = √
𝑁(𝑁 − 1)
0,01292
∆ 𝑡̅ = √ = 0,025 s
5(5−1)

 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅ s = (0,806 ± 0,025) s

4. Variasi Titik 4
11
Tabel 3.6 Data pengolahan waktu variasi ke 4
No t (s) 𝑡̅ (s) ∑(𝑡̅ − t)2 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅
1 0.67 0,008464
2 0,75 0,029584
3 0,74 0,578 0,026244 (0,578±0,070)
4 0,75 0,029584
5 0,65 0,005184
Ʃ 2,89 0,09906

 Rata-rata waktu pada variasi 1


2,89
𝑡̅ = = 0,578 s
5

 Mencari ∆𝑡̅ pada variasi 1


∑(𝑡̅ − t)2
∆ 𝑡̅ = √
𝑁(𝑁 − 1)
0,09906
∆ 𝑡̅ = √ = 0,070 s
5(5−1)

 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅ s = (0,578 ± 0,070) s


5. Variasi Titik 5
Tabel 3.7 Data pengolahan waktu variasi ke 5
No t (s) 𝑡̅ (s) ∑(𝑡̅ − t)2 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅
1 0,59 0,001764
2 0,61 0,000484
3 0,65 0,632 0,000324 (0,632±0,039)
4 0,54 0,008464
5 0,77 0,019044
Ʃ 3,16 0,03008

12
 Rata-rata waktu pada variasi 5
3,16
𝑡̅ = = 0,632 s
5

 Mencari ∆𝑡̅ pada variasi 5


∑(𝑡̅ − t)2
∆ 𝑡̅ = √
𝑁(𝑁 − 1)
0,03008
∆ 𝑡̅ = √ = 0,039 s
5(5−1)

 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅ s = (0,632 ± 0,039) s

b) Menghitung Jari-jari
Tabel 3.8 Data pengolahan jari-jari silinder
Percobaan
𝑑 ( 𝑑̅ − 𝑑)²
ke-
1 3,2 0,0196
2 3,3 10,89
3 3,5 12,25
4 3,3 10,89
5 3,4 11,56
∑ 16,7 45,6096

1. Mencari Diameter Silinder


 Mencari rata-rata diameter
∑𝑑
𝑑̅ =
𝑁
16,7
𝑑̅ =
5

𝑑̅ = 3,34 cm = 0,0334 m
 Mencari Sesatan rata-rata diameter
∑( 𝑑̅−𝑑)²
∆𝑑̅ = √ 𝑁(𝑁−1)

13
45,6096
∆𝑑̅ = √ 5(5−1)

∆𝑑̅ = 1,51 cm = 0,0151 m

2. Menghitung Jari-jari Silinder


 Menghitung rata-rata jari-jari
1
𝑟̅ = 2 𝑑̅
1
𝑟̅ = 2 (3,34)

𝑟̅ = 1,67 cm = 0,0167 m

 Menghitung sesatan rata-rata jari-jari


∆𝑑̅
∆𝑟̅ = | 𝑑̅ | . 𝑟̅
1,51
∆𝑟̅ = |3,34| . 1,67
151
∆𝑟̅ = 200

∆𝑟̅ = 0,76 cm = 0,0076 m


→ (𝑟̅ ± ∆𝑟̅ ) m = (0,0167 ± 0,0076) m

c) Menghitung Kecepatan
Catatan : Nilai g = 9,8 m/s²
1
𝑘=
2
1. Variasi Titik 1
Nilai h dititik 1 yaitu 0,26
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+2
2(9,8)(0,26)
𝑣=√ 1 = 1,84 m/s
1+2

14
2. Variasi Titik 2
Nilai h dititik 2 yaitu 0,225
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+
2
2(9,8)(0,225)
𝑣=√ 1 = 1,71 m/s
1+2

3. Variasi Titik 3
Nilai h dititik 3 yaitu 0,192
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+2
2(9,8)(0,192)
𝑣=√ 1 = 1,58 m/s
1+2

4. Variasi Titik 4
Nilai h dititik 4 yaitu 0,158
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+2
2(9,8)(0,158)
𝑣=√ 1 = 1,44 m/s
1+2

5. Variasi Titik 5
Nilai h dititik 5 yaitu 0,125
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+2
2(9,8)(0,125)
𝑣=√ 1 = 1,28 m/s
1+2

d) Menghitung Percepatan Dengan Formula Modul


𝑎 = 30°
2
𝑎𝑓 = 𝑔 sin 𝑎
3
2
𝑎𝑓 = (9,8) sin (30°)
3

15
2 1
𝑎𝑓 = 3 (9,8). 2
𝑎𝑓 = 3,27 m/s²

e) Menghitung Percepatan Dengan Menggunakan Metode Kuadrat


Terkecil
Tabel 3.9 Data pengolahan percepatan metoe kuadrat terkecil
x y
No x² y² x.y
(waktu) (kecepatan)
1 0,944 1,84 0,891136 3,3856 1,73696
2 0,84 1,71 0,7056 2,9241 1,4364
3 0,806 1,58 0,649636 2,4964 1,27348
4 0,578 1,44 0,334084 2,0736 0,83232
5 0,632 1,28 0,399424 1,6384 0,80896
Ʃ 3,8 7,85 2,97988 12,5181 6,08812

 Menghitung nilai percepatan dengan menggunakan metode


kuadrat terkecil
𝑁Σ (𝑥. 𝑦) − ΣxΣy
𝑎𝑡 =
𝑁Σ𝑥 2 − (Σ𝑥 )2
5(6,08812) − (3,8)(7,85)
𝑎𝑡 =
5(2,97988) − (3,8)2
3053
𝑎𝑡 =
2297
𝑎𝑡 = 1,33 𝑚/𝑠 2

f) Menghitung Kesalahan Relatif


𝑎𝑓 − 𝑎 𝑡
1. 𝐾𝑆𝑅 = | | . 100%
𝑎𝑓

3,27 − 1,33
𝐾𝑆𝑅 = | | . 100%
3,27
194
𝐾𝑆𝑅 =
327

16
𝐾𝑆𝑅 = 0,59 %

2. 𝐾𝑃 = 100 % − 𝐾𝑆𝑅
𝐾𝑃 = 100 % − 0,59 %
𝐾𝑃 = 99,41 %

g) Grafik

Grafik Kecepatan Terhadap Waktu


2

1.5
Kecepatan (Y)

1
y = 1.3291x + 0.5599
R² = 0.8384
0.5

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Waktu (X)

y (kecepatan) Linear (y (kecepatan))

3.2.2 Pengolahan Data Sudut 35°


a) Menghitung Waktu
Dengan menggunakan rumus :
∑𝑡 ∑( 𝑡̅ −𝑡)²
𝑡̅ = , ∆𝑡̅ = √ , 𝑡̅ ± ∆𝑡̅
𝑁 𝑁(𝑁−1)

17
1. Variasi Titik 1
Tabel 3.10 Data pengolahan waktu variasi ke 1
No t (s) 𝑡̅ (s) ∑(𝑡̅ − t)2 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅
1 0,72 0,002704
2 0,89 0,013924
3 0,69 0,772 0,006724 (0,772±0,038)
4 0,83 0,003364
5 0,73 0,001764
Ʃ 3,86 0,02848

 Rata-rata waktu pada variasi 1


3,86
𝑡̅ = = 0,772 s
5

 Mencari ∆𝑡̅ pada variasi 1


∑(𝑡̅ − t)2
∆ 𝑡̅ = √
𝑁(𝑁 − 1)
0,02343
∆ 𝑡̅ = √ = 0,038 s
5(5−1)

 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅ s = (0,772 ± 0,039) s


2. Variasi Titik 2
Tabel 3.11 Data pengolahan waktu variasi ke 2
No t (s) 𝑡̅ (s) ∑(𝑡̅ − t)2 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅
1 0,73 0,005184
2 0,59 0,004624
3 0,83 0,658 0,029584 (0,658±0,055)
4 0,62 0,001444
5 0,52 0,019044
Ʃ 3,29 0,05988

18
 Rata-rata waktu pada variasi 1
3,29
𝑡̅ = = 0,658 s
5

 Mencari ∆𝑡̅ pada variasi 1


∑(𝑡̅ − t)2
∆ 𝑡̅ = √
𝑁(𝑁 − 1)
0,05988
∆ 𝑡̅ = √ = 0,055 s
5(5−1)

 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅ s = (0,658 ± 0,055) s


3. Variasi Titik 3
Tabel 3.12 Data pengolahan waktu variasi ke 3
No t (s) 𝑡̅ (s) ∑(𝑡̅ − t)2 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅
1 0,57 0,003844
2 0,65 0,000324
3 0,6 0,632 0,001024 (0,632±0,025)
4 0,72 0,007744
5 0,62 0,000144
Ʃ 3,16 0,01308

 Rata-rata waktu pada variasi 1


3,16
𝑡̅ = = 0,632 s
5
 Mencari ∆𝑡̅ pada variasi 1
∑(𝑡̅ − t)2
∆ 𝑡̅ = √
𝑁(𝑁 − 1)
0,01308
∆ 𝑡̅ = √ = 0,025 s
5(5−1)

 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅ s = (0,632 ± 0,025) s

4. Variasi Titik 4
19
Tabel 3.13 Data pengolahan waktu variasi ke 4
No t (s) 𝑡̅ (s) ∑(𝑡̅ − t)2 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅
1 0,73 0,007056
2 0,59 0,003136
3 0,62 0,646 0,000676 (0,646±0,023)
4 0,65 0,00016
5 0,64 0,000036
Ʃ 3,23 0,011064

 Rata-rata waktu pada variasi 1


3,23
𝑡̅ = 5 = 0,646 s

 Mencari ∆𝑡̅ pada variasi 1


∑(𝑡̅ − t)2
∆ 𝑡̅ = √
𝑁(𝑁 − 1)
0,011064
∆𝑡̅ = √ = 0,023 s
5(5−1)

 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅ s = (0,646 ± 0,023) s

5. Variasi Titik 5
Tabel 3.14 Data pengolahan waktu variasi ke 5
No t (s) 𝑡̅ (s) ∑(𝑡̅ − t)2 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅
1 0,52 0,006084
2 0,64 0,001764
3 0,62 0,598 0,000484 (0,598±0,020)
4 0,6 0,000004
5 0,61 0,000144
Ʃ 2,99 0,00848

20
 Rata-rata waktu pada variasi 5
2,99
𝑡̅ = 5 = 0,598 s

 Mencari ∆𝑡̅ pada variasi 5


∑(𝑡̅ − t)2
∆ 𝑡̅ = √
𝑁(𝑁 − 1)
0,00848
∆𝑡̅ = √ 5(5−1) = 0,020 s

 (𝑡̅ ± ∆𝑡)̅ s = (0,598 ± 0,020) s

b) Menghitung Jari-jari Silinder


Tabel 3.15 Data pengolahan jari-jari silinder
Percobaan
𝑑 ( 𝑑̅ − 𝑑)²
ke-
1 3,2 0,0196
2 3,3 10,89
3 3,5 12,25
4 3,3 10,89
5 3,4 11,56
∑ 16,7 45,6096

1. Mencari Diameter Silinder


 Mencari rata-rata diameter
∑𝑑
𝑑̅ =
𝑁
16,7
𝑑̅ =
5

𝑑̅ = 3,34 cm = 0,0334 m
 Mencari Sesatan rata-rata diameter
∑( 𝑑̅−𝑑)²
∆𝑑̅ = √ 𝑁(𝑁−1)

21
45,6096
∆𝑑̅ = √ 5(5−1)

∆𝑑̅ = 1,51 cm = 0,0151 m

2. Menghitung Jari-jari Silinder


 Menghitung rata-rata jari-jari
1
𝑟̅ = 2 𝑑̅
1
𝑟̅ = 2 (3,34)

𝑟̅ = 1,67 cm = 0,0167 m

 Menghitung sesatan rata-rata jari-jari


∆𝑑̅
∆𝑟̅ = | 𝑑̅ | . 𝑟̅
1,51
∆𝑟̅ = |3,34| . 1,67
151
∆𝑟̅ = 200

∆𝑟̅ = 0,76 cm = 0,0076 m


→ (𝑟̅ ± ∆𝑟̅ ) m = (0,0167 ± 0,0076) m

c) Menghitung Kecepatan
Catatan : Nilai g = 9,8 m/s²
1
𝑘=
2
1. Variasi Titik 1
Nilai h dititik 1 yaitu 0,27,5
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+
2
2(9,8)(0,275)
𝑣=√ 1 = 1,89 m/s
1+
2

22
2. Variasi Titik 2
Nilai h dititik 2 yaitu 0,24
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+
2
2(9,8)(0,24)
𝑣=√ 1 = 1,77 m/s
1+
2

3. Variasi Titik 3
Nilai h dititik 3 yaitu 0,221
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+2
2(9,8)(0,221)
𝑣=√ 1 = 1,70 m/s
1+2

4. Variasi Titik 4
Nilai h dititik 4 yaitu 0,193
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+2
2(9,8)(0,193)
𝑣=√ 1 = 1,59 m/s
1+2

5. Variasi Titik 5
Nilai h dititik 5 yaitu 0,175
2𝑔ℎ
𝑣=√ 1
1+2
2(9,8)(0,175)
𝑣=√ 1 = 1,51 m/s
1+
2

d) Menghitung Percepatan Dengan Formula Modul


𝑎 = 35°
2
𝑎𝑓 = 𝑔 sin 𝑎
3
2
𝑎𝑓 = (9,8) sin (35°)
3
2 1
𝑎𝑓 = (9,8). √2
3 2

23
𝑎𝑓 = 4,62 m/s²

e) Menghitung Percepatan Dengan Menggunakan Metode Kuadrat


Terkecil
Tabel 3.16 Data pengolahan percepatan metoe kuadrat terkecil
x y
No x² y² x.y
(waktu) (kecepatan)
1 0,772 1,89 0,59598 3,5721 1,45908
2 0,658 1,77 0,43296 3,1329 1,16466
3 0,632 1,7 0,39942 2,89 1,0744
4 0,646 1,59 0,41732 2,5281 1,02714
5 0,598 1,51 0,3576 2,2801 0,90298
Ʃ 3,306 8,46 2,20329 14,4032 5,62826

 Menghitung nilai percepatan dengan menggunakan metode


kuadrat terkecil
𝑁Σ (𝑥. 𝑦) − ΣxΣy
𝑎𝑡 =
𝑁Σ𝑥 2 − (Σ𝑥 )2
5(5,62826) − (3,306)(8,46)
𝑎𝑡 =
5(2,20329) − (3,306)2
0,17254
𝑎𝑡 =
0,086814
𝑎𝑡 = 1,99 𝑚/𝑠 2

f) Menghitung Kesalahan Relatif


𝑎𝑓 − 𝑎 𝑡
3. 𝐾𝑆𝑅 = | | . 100%
𝑎𝑓

4,62 − 1,99
𝐾𝑆𝑅 = | | . 100%
4,62
263
𝐾𝑆𝑅 =
462
𝐾𝑆𝑅 = 0,57 %

24
4. 𝐾𝑃 = 100 % − 𝐾𝑆𝑅
𝐾𝑃 = 100 % − 0,57 %
𝐾𝑃 = 99,43 %

g) Grafik

Grafik Kecepatan Terhadap Waktu


2.5

2
Kecepatan (Y)

1.5
y = 1.9872x + 0.378
1 R² = 0.7716
0.5

0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Waktu (X)

y (kecepatan) Linear (y (kecepatan))

3.2.3 Analisis Data


Mekanika merupakan cabang ilmu fisika yan mempelajari keadaan status
benda, baik dalam keadaan diam atau bergerak akibat pengaryh gaya-gaya
yang bekerja. Pada bidang miring berlaku kinematika dan dinamika,
kinematika cabang mekanika klasik yang menggambarkan gerak titik-titik,
benda dan sistem kelompok benda tanpa pertimbangan penyebab gerak
sedangkan dinamika adalah gerak suatu benda dengan meninjau kecepatan,
percepatan, dan kelajuan yang disertai penyebab gerak, namun pada bidang
miring juga berlaku gerak translasi dan gerak rotasi.
Pada percobaan “Gerak Bergulir di Bidang Miring” dilakukan pengolahan
data menggunakan rumus-rumus yang telah disediakan sebagaimana pada 2.1

25
terhadap dua variasi sudut, lima variasi tinggi/jarak dengan setiap variasi
tinggi/jarak dilakukan perhitungan waktu bergulir sebanyak lima kali.
Diawali dengan menghitung besr jari-jari silinder, kecepatan silinder bergulir
dengan g = 9,8 m/s2, percepatan dengan menggunakan formula modul dan
metode kuadrat terkecil. Kemudian digambarkan grafik kecepatan (sumbu
vertikal) terhadap waktu (sumbu horizontal). Hasil data yang diperoleh
sebagai berikut :
1. Pengolahan data terhadap 𝜃 = 30°
Didapatkan hasil perhitungan waktu variasi ke-1 sampai dengan ke-5 :
1. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,944 ± 0,022) s
2. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,84 ± 0,015) s
3. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,806 ± 0,025) s
4. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,578 ± 0,070) s
5. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,632 ± 0,039) s
Kemudian didapatkan jari- jari silinder (𝑟̅ ± ∆𝑟̅ ) m = (0,0167 ± 0,0076)
m. Kecepatan terhadap lima variasi tinggi/jarak :
1. 1,84 m/s
2. 1,71 m/s
3. 1,58 m/s
4. 1,44 m/s
5. 1,28 m/s
Dengan perhitungan percepatan dengan menggunakan formula
modul dan menggunakan metode kuadrat terlkecil yaitu 3,27 m/s2
dan 1,33 m/s2. KSR = 0,59%, KP = 99,41%. Serta y = 1,3291x +
0,5599 R² = 0,8384 yang didapat dari grafik.
2. Pengolahan data terhadap 𝜃 = 35°
Didapatkan hasil perhitungan waktu variasi ke-1 sampai dengan ke-5 :
1. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,772 ± 0,039) s

26
2. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,658 ± 0,055) s
3. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,632 ± 0,025) s
4. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,578 ± 0,070) s
5. (𝑡̅ ± ∆𝑡̅) s = (0,598 ± 0,020) s
Kemudian didapatkan jari- jari silinder (𝑟̅ ± ∆𝑟̅ ) m = (0,0167 ± 0,0076)
m. Kecepatan terhadap lima variasi tinggi/jarak :
1. 1,89 m/s
2. 1,77 m/s
3. 1,70 m/s
4. 1,59 m/s
5. 1,51 m/s
Dengan perhitungan percepatan dengan menggunakan formula modul dan
menggunakan metode kuadrat terlkecil yaitu 4,62 m/s2 dan 1,99 m/s2. KSR
= 0,57%, KP = 99,43%. Serta y = 1,9872x + 0,378, R² = 0,7716 yang
didapat dari grafik.
Dari hasil data yang diperoleh diatas kita dapat mengetahui bahwa
semakin besar sudut semakin cepat percepatan yang dialami oleh benda
yang bergulir. Lalu semaki kecil nilai KRS itu mengartikan semakin kecil
kesalahan relatif pada percobaan yang dilakukan. Sebaliknya semakin
besar nilai KP itu mengartikan tingkat kebenaran yang besar. Dari tingkat
kesalahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa data hasil praktikum yang
didapat penulis hamper mendekati akurat karena kesalahan perhitungan
dan human error yang dihasilkan sangat rendah.
Analisa Pertanyaan :
Jika alat yang digunakan adalah bola (pejal atau siliner), tentu
2
persamaan 𝑎𝑓 = 𝑔 sin 𝑎 (persamaan 6) tidak dapat digunakan, karena
3

pada dasarnya persamaan tersebut adalah sebagaim berikut :

27
𝑔 sin 𝜃
𝑎𝑓 = 𝐼 dimana I merupakan momen inersia, yang mana momen
+1
𝑚𝑅2

inersia untuk silinder pejal dan untuk bola pejal atau berongga itu
2
berbeda. Momen inersia untuk bola pejal adalah 𝐼 = 5 . 𝑚𝑅2 sedangkan
2
momen inersia untuk bola berongga adalah 𝐼 = 3 . 𝑚𝑅2 .

Kemiringan sudut pada sistem gerak bergulir ini sangat berpengaruh


terhadap percepatan dimana jika sudut kemiringan lebih tumpul (lebih
curam) maka percepatan benda bergulir akan lebih cepat jika
dibandingkan dengan sudut kemiringan lancip (lebih landai) yang
percepatannya akan lebih lambat.

28
BAB IV
KESIMPULAN
3.1 Telah dipahami konsep bidang miring.
3.2 Telah ditentukan percepatan benda yang bergerak dibidang miring
Untuk sudut 30˚ memiliki percepatan sebesar 3,27 m/ dengan
menggunakan formula modul dan memiliki percepatan sebesar
1,33 m/ dengan menggunakan metode kuadrat terkecil. Kemudian
untuk sudut 35˚ mempunyai percepatan yaitu 4,62 m/ dengan
menggunakan formula modul dan memiliki percepatan 1,99 m/
dengan menggunakan metode kuadrat terkecil.
3.3 Telah diketahui pengaruh sudut terhadap percepatan
Semakin besar sudut makan percepatannya akan semakin cepat.
Berdasarkan hasil percobaan sudut 30˚ hanya mengalami percepatan
sebesar 3,27 m/ dengan menggunakan formula modul dan memiliki
percepatan sebesar 1,33 m/ denganmenggunakan metode kuadrat
terkecil. Sedangkan, sudut 35˚ mengalami percepatan yang lebid cepat
dibandingkan sudut 30° yaitu 4,62 m/ dengan menggunakan formula
modul dan memiliki percepatan 1,99 m/ dengan menggunakan metode
kuadrat terkecil.

29
Daftar Pustaka
Dasar, T. (2019). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar I. Jatinangor: Universitas
Padjadjaran.
Douglasc, G. (1998). Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Fostor, B. (2003, Desember Selasa). Fisika Terpadu. Bandung: Penerbit Erlangga.
Pristiadi, U. (2007). Fisika. Jakarta: Azkapress.

30
LAMPIRAN
1. Alat dan Bahan

Gambar 1 Papan Gambar 2 Silinder Gambar 3 Penggaris Sudut Gambar 4 Mistar

Gambar 5 Stopwatch

31
2. Kegiatan yang Sama Dilakukan Sebanyak Lima Kali

Gambar 6 Sitem Bidang Miring Gambar 7 Mengukur tinggi Gambar 8 Mengukur Sudut

Gambar 9 Menghitung waktu gulir

32

Anda mungkin juga menyukai